Sabtu, 09 Mei 2020

Ikan Mas Unggul - Rajadanu

Hasil gambar untuk Ikan Mas Unggul - Rajadanu
Ikan mas merupakan salah satu komoditas potensial untuk mendukung peningkatanproduksi perikanan budidaya, yaitu dengan menghasilkan ikan mas yang unggul dalamaspek pertumbuhan. Salah satu cara untuk menghasilkan ikan mas yang unggul dalampertumbuhan adalah dengan cara persilangan atau hibridisasi. 

Dalam penelitian ini,persilangan dilakukan secara resiprok dari 4 strain ikan mas (Rajadanu, Subang, Majalayadan Kuningan) sehingga didapatkan 16 kandidat strain baru. Selanjutnya dilakukan ujipertumbuhan hasil persilangan 4 strain ikan mas. Parameter yang diamati adalahpertumbuhan panjang dan bobot, pertambahan biomass, dan sintasan. Dari hasil penelitianini didapatkan kesimpulan bahwa pertambahan biomass, pertumbuhan panjang, danpertumbuhan bobot tertinggi didapatkan oleh hasil persilangan Subang dan Rajadanu,sedangkan sintasan terbaik dimiliki oleh hasil persilangan Kuningan dan SubangPenyediaan benih ikan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar .Benih ikan bermutu yang dihasilkan oleh Balai-Balai Penelitian perlu dikembangkan penyebarluasannya di daerah.

Hasil kajian adaptasi ikan mas strain Rajadanu yang dilaksanakan oleh IPPTP Mataram, kerjasama dengan Balitkanwar Sukamandi pada TA. 1996/1997 diketahui daya adaptasi dan laju pertumbuhannya lebih baik dari Majalaya yang sudah lama dikenal di NTB. Selain itu dari segi rasa tidak berbeda dengan Majalaya. Melihat kenyataan tersebut Balai Benih Ikan (BBI) Batukumbung mengembangkan pembenihan Rajadanu dan pada awal Pebuari 1998 benih Rajadanu telah berhasil diproduksi.

Kajian Pembesaran Rajadanu hasil pembenihan tersebut telah dilaksanakan di kolam BBI Batukumbung dan di sawah (minapadi) di desa Teratak Lombok Tengah TA. 1999/2000, menunjukkan bahwa daya adaptasi Rajadanu yang dipelihara di kolam cukup tinggi dengan kelangsungan hidup (SR) mencapai 75%, produktivitas sebesar 5.050 t/ha, masa pemeliharaan 3 bulan. Pada pemeliharaan di sawah (minapadi legowo), tingkat kelangsungan hidup mencapai 73%, dengan produktivitas rata-rata 204 kg/ha, masa pemeliharaan 60 hari.

Ikan mas strain Rajadanu

BIOLOGI IKAN MAS RAJADANU
Rajadanu termasuk bangsa (ordo) Cypriniformes, sub bangsa Cyprinoidei, suku (family) Cyprinoidea, sub suku Cyprininae, marga (genus) Cyprinus dan jenis (species) Cyprinus carpio, strain Rajadanu.


Ciri-ciri morfologi:
Bentuk badan memanjang dengan perbandingan panjang total dan tinggi badan 3,5 : 1.
Badan bersisik penuh dengan ukuran sisik normal.
Punggung berwarna hijau keabu-abuan, makin kearah perut warna sisik semakin memutih dan sampai perut berwarna putih.
POTENSI BIOLOGI
1. Sifat reproduksi induk:
  1. Kematangan induk : betina : umur 1,5 – 2 tahun, dengan bobot 2-3 kg; jantan : umur 0,5 -1 tahun dengan bobot 0,6 - 1 kg.
  2. Diameter telur :1,3 – 1,6 mm
  3. Fekunditas/ kg induk: 148.000 151.000 butir.
  4. Derajat penetasan : 85 – 93 %
  5. Panjang larva : 4 – 7 mm.
2. Kebiasaan makan
Ikan mas Rajadanu termasuk pemakan segala (omnivora). Makanannya berupa jasad hewan atau tumbuhan yang biasanya hidup didasar perairan. Hewan dasar tersebut seperti Cacing, Siput, dll. Ikan mas Rajadanu makan dengan cara mengambil lumpur, menghisap bagian-bagian yang dapat dicerna dan sisanya akan dikeluarkan. Ikan mas Rajadanu memberikan daya adaptasi dan laju pertumbuhan yang tinggi dengan pemberian pakan buatan.

3. Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan fungsi dari metoda budidaya yang di terapkan, padat penebaran, mutu dan jumlah pakan, mutu air serta kompetisi. Hasil kajian di kolam BBI Batukumbung, benih ukuran 5-8 cm (5-10 gram) dengan kepadatan 10 ekor/m2, diberikan pakan komersial 3-5% dari berat individu dalam waktu 3 bulan dapat mencapai 73,29 gram per ekor. Sementara hasil kajian minapadi dengan cara tanam jajar legowo, benih ukuran 5-8 cm dengan kepadatan 5000 ekor/ha, dalam waktu 60 hari pemeliharaan dapat mencapai 33,87 gram per ekor.

Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi berhasil melakukan inovasi riset terhadap ikan Mas Unggul yang dinamai Ikan Mas Mustika atau Mas Rajadanu Super Tahan Infeksi KHV.

Ikan mas Mustika ini merupakan hasil perakitan melalui metode seleksi famili dan marka molekuler MHC II melalui uji tantang. Pembentukan populasi tersebut dilakukan melalui seleksi pada karakter ketahanan terhadap KHV menggunakan marka molekuler MHC II spesifik pada alel Cyca-DAB1*05.

Hasil identifikasi marka MHC II menunjukkan bahwa persentase individu ikan mas Rajadanu tahan KHV yang membawa marka MHC II meningkat dari populasi tetua hingga turunan ketiga," kata peneliti Ikan Mas BRPI SUkamandi, Suharyanto

Pada generasi tetua ini, katas Suharyanto, persentase MHC II sebesar 60,00%, meningkat pada turunan F0 sebesar 85,70%, pada F1 sebesar 93,30%, pada F2 sebesar 86,25%, dan kemudian pada turunan F3 persentase MHC II sudah mencapai 100,00%.

Sementara untuk seleksi dilakukan dari tahun 2010-2015 dengan respons seleksi kumulatif sebagai indikator keberhasilan program pemuliaan ketahanan penyakit KHV menunjukkan peningkatan performa ketahanan KHV berdasarkan sintasan hasil uji tantang yang diperoleh yakni sebesar 68,12%.

Populasi dasar yang digunakan pada kegiatan seleksi dibentuk dari populasi ikan mas Rajadanu koleksi di BRPI Sukamandi (Sebelumnya bernama Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar (LRPTBPAT) Sukamandi).

"Hasil pengujian keragaan pertumbuhan pada uji lapang (uji multilokasi dan multisistem) menunjukkan bahwa pertumbuhan dan tingkat ketahanan terhadap penyakit KHV ikan mas MUSTIKA lebih tinggi dari pada ikan mas yang berasal dari UPR Lokal (Gambar 2)," paparnya.

Berdasarkan hasil penngujian benih ikan mas MUSTIKA tersebar di Cirata (Cianjur), Jatiluhur (Purwakarta), Darma (Kuningan), Sukamandi (Subang) dan Cijambe (Subang) pada pemeliharaan fase pembesaran didapatkan data Daya tahan terhadap infeksi KHV tinggi (SR uji tantang 98,89%), Pertumbuhan relatif cepat (SGR 3,01-3,62 % bobot/hari), efisiensi pakan tinggi (FCR 1,24-2,38), produktivitas pembesaran tinggi (lebih tinggi 5-67%), toleransi terhadap cekaman lingkungan tinggi, dan proporsi daging 21% lebih tinggi dibandingkan dengan ikan mas asal UPR/masyarakat.

Dampak dari testimoni tersebut, papar Suharyanto berakibat meningkatnya permintaan kebutuhan induk/ calon induk dan larva/benih mas MUSTIKA terutama institusi/ dinas terkait maupun para UPR/ pembenih yang ada di sentra sentra budidaya ikan mas di Cianjur, Ciamis, Pasaman, dan Lombok.

Hasil pengujian keragaan toleransi terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophilla pada dosis LD50 3,9x108 CFU/mL menunjukkan bahwa benih ikan mas MUSTIKA memiliki ketahanan yang lebih tinggi (mortalitas 19% pada jam ke 24 dan sintasan 29% pada jam ke 168) dibandingkan ikan mas dari UPR (mortalitas 39% pada jam ke 24 dan sintasan 27% pada jam ke 168).

"Diharapkan dengan terbentuknya strain baru ikan mas MUSTIKA dapat meningkatkan produktifitas budidaya ikan mas secara nasional dan sekaligus juga dapat meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan para pembudidaya maupupun pengusaha atau industri yang menggunakan bahan baku ikan mas," pungkasnya

Sumber : 
  1. Lembar informasi pertanian (Liptan) IP2TP Mataram No. 06/Liptan/2000
  2. Syahputra, 2017; http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jra/article/view/2282

1 komentar:

  1. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    BalasHapus