Varietas majalaya merupakan ikan mas yang paling banyak dibudidayakan karena memiliki keunggulan-keunggulan baik secara fisik, fisiologis maupun genetik. Ikan ini pertama dikembangkan di daerah Majalaya, Bandung, merupakan hasil seleksi Bapak H. Ayub. Informasi pertama adanya varietas ini berasal dari Bapak H. Ajin sebagai petugas perikanan Kecamatan Majalaya. kemudian pada tahun 1974 varietas ini mulai diteliti oleh Lembaga Peneltian Perikanan Darat (kini Balai Penelitian Perikanan Air Tawar) dan dikembangkan oleh Pangkalan Budidaya Air Tawar (kini Balai Budidaya Air Tawar) serta Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Varietas majalaya mulai dikenal luas oleh masyarakat pada tahun 1975 melalui budidaya intensif kolam air deras dan saat ini tersebar dihampir setiap seluruh wilayah Indonesia sebagai ikan konsumsi. Pelepasan varietas ikan ini diajukan berdasarkan hasil-hasil penelitian ke-tiga institusi tersebut di atas.
CIRI-CIRI MORFOLOGI
Bentuk badan
Relatif pendek, dengan perbandingan panjang dan tinggi badan 2,5 – 2,9:1
Sisik
Badan bersisik penuh dengan ukuran sisik normal
Warna
Bagian punggung dan pipi hijau, bagian perut putih
POTENSI BIOLOGI
- Sifat Reproduksi Induk
- Indek Ovi Somatik : rata-rata sekitar 17%
- Diameter telur : sekitar 1,4 – 1,6 mm
- Fekunditas : 84.000 – 110.000 butir/kg induk
- Panjang larva : 4 – 7 mm
Jantan : 9 bulan
Betina : 18 bulan
Sifat Benih
Laju pertumbuhan harian (%)
Laju pertumbuhan harian pada berbagai tingkat ukuran dan teknik budidaya dengan pemberian pakan komersial (protein 26-28%), sebanyak 3-5% dari bobot ikan per hari dengan frekuensi 3 kali per hari adalah sebagai berikut:
Di kolam
- Pendederan (4,0 sampai 20 g) : 5,8%
- Pembesaran (20 sampai 120 g) : 1,95%
- Pembesaran (115 sampai 412 g) : 1,07%
Pembesaran (100 sampai 450 g) : 1,5-2,0%
Di keramba jaring apung
Pembesaran (20 sampai 100 g) : 2,5-4,0%
STATUS DAN PROSPEK
Berdasarkan keungggulan sifat-sifat genetis dan disukai oleh masyarakat luas, varietas majalaya menjadi salah satu jenis ikan konsumsi penting bagi perikanan budidaya air tawar. Pemeliharaan oleh petani dilakukan pada berbagai skala dan tingkat teknologi, mulai dari yang bersifat ekstensif di kolam-kolam tanah sampai yang bersifat intensif di kolam air deras maupun keramba jaring apung.
Permintaan pasar akan ketersediaan ikan mas belum pernah surut ini dikarenakan tingkat kepopulerannya yang memang sangat tinggi. Sampai saat ini sudah terdapat sekitar 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak.
Di indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Dari sekian banyak strain ikan mas di jawa barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang jawa barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Di indonesia ikan gurame menjadi ikan konsumsi terfavorit karena rasanya yang lezat.
Pembenihan ikan mas majalaya di mnc tv tunas mina lestari. Meskipun demikian ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini. Makanan dalam budidaya ikan mas juga bermacam macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan pabrik.
Cara budidaya dan pemijahan ikan mas koki secara alami ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan. Long tail taishusanshoku nishikigoi.Kelebihan itu warisan beberapa ras unggulan yang menjadi indukan seperti ikan mas rajadanu wildan kuningan sutisna dan majalaya. Dari hal yang disebutkan di atas jelas bahwa budidaya ikan mas di indonesia memiliki peluang yang besar yang belum teroptimalkan karena minimnya informasi tentang budidaya ikan mas. Lazimnya ikan mas mencapai ukuran panen berbobot 200 gram pada.Varietas majalaya merupakan galur murni yang potensial yang menghasilkan keturunan unggul, khususnya melalui persilangan dengan betina ikan mas varietas sinyonya.
Budidaya ikan mas di Indonesia sudah cukup lama terbelenggu serangan penyakit Koi Herpes Virus (KHV) dan bakteri Aeromonas hydrophila. Serangan penyakit tersebut membuat produksi ikan primadona air tawar ini tertekan. Pembudidaya tidak bisa meningkatkan skala usaha karena terancam kematian masal akibat serangan penyakit ini.
Namun kini hal yang dinanti para pembudidaya ikan mas telah hadir. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi melalui surat keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 24/KEPMEN-KP/2015 tentang pelepasan ikan mas mantap, pada 16 April 2015 telah merilis indukan ikan mas tahan KHV.
Dijelaskan Perekayasa Ikan Mas dari BBPBAT Sukabumi, Adi Sucipto, ikan mas ini telah teruji tahan terhadap penyakit KHV dan bakteri Aeromonas hydrophila. Keunggulan lainnya, kata Adi, ikan mas varietas ini pertumbuhan dan konversi pakan yang bagus. Meski memiliki banyak keunggulan, diakui Adi harga jual relatif sama dengan induk ikan mas lainnya.
Hingga kini, lanjut Adi, ikan mas tahan penyakit ini sudah disebarkan ke daerah Jawa Barat, Jambi, Aceh, Sumatera Barat, dan Papua. “Respon pasar sejauh ini bagus. Namun demikian, kami masih harus terus lakukan pemantauan atas produk yang telah kami pasarkan,” jelas Adi.
Sudah Teruji
Adi menjelaskan, dari hasil uji tantang ketahanan ikan mas ini terhadap KHV dan bakteri Aeromonas hydrophyla, maka pembudidaya kini dapat meningkatkan skala produksi. Dan yang tak kalah menarik lagi dari data uji tantang tersebut, pembudidaya memperoleh gambaran presentasi ikan yang hidup jika terjadi serangan penyakit. “Tidak ada metode khusus dalam pemeliharaan induk ikan mas tahan penyakit. Artinya, manajemen pemeliharaannya adalah sama dengan ikan mas yang lain,” ucapnya.
Dipaparkan Adi, uji tantang terhadap KHV juga dilakukan pada ikan mas majalaya MHC⁺ F2 dan kontrol yang berasal dari masyarakat dengan ukuran ikan sekitar 100 gram per ekor. Hasil uji tantang menunjukkan, ikan Majalaya MHC⁺ F2 (kelangsungan hidup 100%) lebih tahan terhadap serangan KHV dibandingkan ikan kontrol (kelangsungan hidup 8,33%) (lihat Gambar 2). Uji tantang dilakukan pada 3 – 24 April 2014 melalui injeksi sebanyak 0,1 ml/ ekor pada konsentrasi 10-2 CFU.
Kajian ikan mas tahan penyakit ini diinisiasi pada 2009 dan secara berkesinambungan dilanjutkan hingga 2014, khususnya pada strain majalaya. Menurut Adi, hasil kajian ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Krzystof L Rakus seperti yang tertuang dalam buku “Major Histocompatibility (MH) Polymorpism of Common Carp: Link with Disease Resistance”.
Dalam kajian ini, kata Adi, para perekayasa di BBPBAT Sukabumi berupaya meningkatkan ketahanan tubuh induk dan benih ikan mas melalui pemberian imunostimulan dan vitamin C, seleksi menggunakan marka Cyca-DABI*05 untuk ketahanan terhadap penyakit bakterial, memperbaiki kualitas lingkungan pemeliharaan, serta terus mencari teknik pemeliharaan yang diduga mampu mengeliminir serangan. Tujuan dari kegiatan pemuliaan ini adalah untuk menghasilkan indukan ikan mas yang tahan penyakit.
Berdasarkan keungggulan sifat-sifat genetis dan disukai oleh masyarakat luas, varietas majalaya menjadi salah satu jenis ikan konsumsi penting bagi perikanan budidaya air tawar. Pemeliharaan oleh petani dilakukan pada berbagai skala dan tingkat teknologi, mulai dari yang bersifat ekstensif di kolam-kolam tanah sampai yang bersifat intensif di kolam air deras maupun keramba jaring apung.
Varietas majalaya merupakan galur murni yang potensial yang menghasilkan keturunan unggul, khususnya melalui persilangan dengan betina ikan mas varietas sinyonya.
Adi memaparkan, respon imun pada ikan mas, terkait dengan adanya Molekul Major Histocompatibility Complex (MHC) kelas I dan MHC kelas II. “Molekul MHC I secara spesifik terlibat dalam mengeliminir infeksi virus melalui mekanisme sitotoksik, sedangkan MHC II akan mengaktifkan sel-sel fagosit untuk memproduksi antibodi dan mengaktivasi karakter-karakter imun yang terlibat dalam mengeliminasi parasit, bakteri, dan menetralkan virus,” paparnya
Varietas majalaya merupakan galur murni yang potensial yang menghasilkan keturunan unggul, khususnya melalui persilangan dengan betina ikan mas varietas sinyonya.
Adi memaparkan, respon imun pada ikan mas, terkait dengan adanya Molekul Major Histocompatibility Complex (MHC) kelas I dan MHC kelas II. “Molekul MHC I secara spesifik terlibat dalam mengeliminir infeksi virus melalui mekanisme sitotoksik, sedangkan MHC II akan mengaktifkan sel-sel fagosit untuk memproduksi antibodi dan mengaktivasi karakter-karakter imun yang terlibat dalam mengeliminasi parasit, bakteri, dan menetralkan virus,” paparnya
Referensi :
- Surya, 2019; http://www.bibitikan.net/mengenal-ikan-mas-majalaya/
- ..........,2019; https://infoakuakultur.com/cara-budidaya-ikan-mas-majalaya/
BalasHapusUntuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802