Jumat, 19 Februari 2021

Budidaya Ikan Sidat - Cara Praktis

Saat ini budidaya ikan sidat sedang berkembang, usaha ini menjanjikan keuntungan cukup tinggi. Tidak heran bila banyak petani budidaya yang tertarik dengan jenis ikan ini. Untuk pasar lokal memang daya serap ikan pindat cukup rendah, tapi permintaan ikan ini dari pasar luar sangat tinggi, khususnya negara Jepang yang warganya menjadikan ikan pindat sebagai konsumsi sehari-hari.Di Jepang ikan sidat dikenal dengan nama udanon atau unagi. Ikan ini biasanya dimasak dengan cara dibakar dan disajikan dengan nasi. Kebutuhan ikan sidat di Jepang sangat tinggi, keberadaan ikan sidat yang semakin langka hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan. Sedangkan 70% sisanya di datangkan dari negara tetangga salah satunya Indonesia.

Saat ini kebutuhan ikan sidat di Indonesia juga mulai meningkat, tetapi hal itu tidak diimbangi dengan jumlah petani yang membudidayakan ikan ini. Oleh karena itulah budidaya ikan sidat menjadi salah satu peluang budidaya yang cukup menjanjikan.

Membudidayakan ikan sidat sebenarnya tidak jauh berbeda dengan budidaya ikan lainnya. Anda bisa menggunakan kolam biasa ataupun menggunakan kolam terpal. Kebanyakan pemula lebih memilih budidaya ikan sidat dengan kolam terpal, alasannya adalah untuk menghemat modal.

Secara teknis proses budidaya ikan ini cukup mudah. Namun ada beberapa tahap yang harus diperhatikan agar proses budidaya berjalan dengan lancar. Berikut adalah beberapa langkah penting untuk membudiyakan ikan sidat.

Proses Pendederan Ikan Sidat Tahap 1


Proses pendederan biasanya dibagi menjadi dua tahap, pada tahap pertama fokus pada proses adaptasi ikan sidat. Proses ini untuk membantu bibit ikan sidat agar bisa menyesuaikan diri dari habitat alami ke habitat buata (kolam. Selain itu diharapkan bibit ikan juga bisa memakan pakan buatan yang sebelumnya makanannya berupa pakan heteroogen.

Tujuan dari pendederan tahap 1 untuk mendukung proses pembesaran glass eel sampai benih ikan sidat memiliki ukuran elver. Bila sudah melewati pedederan tahap 1 maka bibit ikan dianggap sudah bisa lanjut ke pendederan tahap 2.

Glass eel atau bibit ikan sidat biasanya terdapat dua jenis yakni jenis A. bicolor yang bisa didapatkan di pantai selatan Pulau Jawan dan jenis A. marmorata yang biasa didapatkan di daerah Poso Sulawesi Tengah dan Tetelu. Benih ikan yang bisa ditebar minimal mempunyai berat 0,17 gram per ekor.

Untuk ukuran kolam bisa disesuaikan dengan jumlah ikan yang dibudidayakan, agar bibit bisa berkembang dengan baik sebaiknya dalam 1 liter air hanya terdapat 6 ekor ikan. Proses pendederan harus dilakukan secepat mungkin ketika bibit ikan sudah sampai di tempat pemeliharaan.

Proses pemindahan ini untuk mengurangi tingkat stress dari bibit ikan setelah berada dalam transportasi pemindahan benih ikan sidat. Cara menebarkan bibit bisa dilakukan dengan membiarkan plastik tempat bibit masuk ke kolam. Biarkan wadah plastik terbuka dan ikan menyebar dengan sendirinya.
Proses Pendederan Ikan Sidat Tahap 2

Setelah bibit ikan mencapai berat yang diinginkan maka akan dipindakan ke kolam berikutnya untuk melewati masa pendederan tahap 2. Pendederan tahap 2 dilakukan sampai bibit ikan sidat mencapai berat 10 gram/ekor. Caranya adalah dengan melakukan perawatan rutin seperti pembersihan kolam dan pemberian pakan. Bila ikan sudah mencapi berat yang diinginkan selanjutnya benih dipindahkan ke dalam kolam lain untuk dibesarkan.
Tahap Pembesaran Ikan Sidat

Selanjutnya adalah proses terakhir dalam budidaya ikan sidat yakni membesarkan ikan sampai ukuran yang layak untuk dikonsumsi atau sekitar 200 gram/ekor. Bila ikan sudah mencapai bobot tersebut berarti sudah siap untuk dilepas di pasaran.


Untuk tempat pemeliharaab ikan sidat bisa menggunakan kolam dari beton atau terpal dengan ukuran 2 x 5 x 1,8 m³ dengan jumlah air media sekitar 5 m³. Kedua jenis kolam tersebut sama-sama bisa digunakan untuk budidaya ikan sidat jadi mau pakai terbal atau beton tidak masalah.

Untuk air di dalam kolam sebaiknya menggunakan sistem aerasi dengan kondisi air mengalir. Untuk air yang digunakan bisa memakai air yang disimpan dengan tandon kemudian dialirkan dengan paralon ke dalam kolam. Usahakan agar volume pergantian air di dalam kolam mencapi 300% setiap hari. Jaga suhu air di dalam kolam pada kisaran 29-31 °C. Untuk menjaga suhu tersebut, Anda bisa menutup kolam dengan terpal atau menggunakan ayaman bambu.

Biasanya dalam waktu 5 bulan dari pembibitan tahap awal, ikan sidat sudah mulai bisa dipanen. Hal ini juga dipengaruhi oleh bibit yang digunakan. Sebaik baik dan besar ukuran ikan maka akan semakin cepat juga proses pemanenan. Hasil dari budidaya ikan sidat juga cukup memuaskan, asumsi bila Anda menanam 1 ton benih ikan sidat maka akan menghasilkan sekitar 5 ton ikan sidat siap panen.




Referensi
  1. Sasongko, A., Joko Purwanto, Siti Mu’minah, Usni Arie. 2007. SIDAT. Panduan Agribisnis, Penangkapan, Pendederan, dan Pembesaran.
  2. Ciptanto, Sapto. 2010. Top 10 Ikan Air Tawar. Lily Publisher : Yogyakarta
  3. Topan, M. dan Riawan, Nofiandi. 2015. Budidaya Belut dan Sidat. Agromedia Pustaka: Jakarta Selatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar