Ikan sidat (Anguilla spp.) termasuk kedalam ordo Anguilliformes dan merupakan ikan katadromous. Sugeha dan Suharti (2008) menyatakan bahwa terdapat 22 spesies dan sub spesies ikan sidat yang ditemukan di dunia. Di Indonesia ditemukan sembilan spesies dan sub spesies meliputi: Anguilla bicolor bicolor, A. bicolor pacifica, A. nebulosa nebulosa, A. interioris, A. borneensis, A. celebesensis, A. marmorata, A. obseura dan A. megastoma. Fahmi (2015a) melaporkan bahwa A. marmorata, A. bicolor bicolor dan A. bicolor pasifica merupakan spesies yang memiliki sebaran yang lebih luas dan keragaman genetik yang tinggi.
Ikan sidat (Anguilla spp.) merupakan jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu komoditi ekspor di dunia. Di beberapa belahan dunia (Amerika, Eropa dan Asia Timur), ikan sidat populer sebagai makanan bernutrisi tinggi dengan harga yang mahal serta dieksploitasi secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Roy (2013) saat ini di Jepang, sidat telah dikategorikan menjadi hewan langka. Kementrian Lingkungan Hidup Jepang mengindikasikan spesies sidat di negara itu telah menurun hingga 90%. Salah satu media Jepang, Yomiuri Shimbun, pada tahun 2011 melaporkan bahwa sidat masuk dalam red list yang harus dilindungi oleh pemerintah Jepang. Keadaan ini bertolak belakang dengan Indonesia, ketersediaan benih sidat masih sangat tinggi terutama jenis A. marmorata dan A. bicolor.
Pemenuhan kebutuhan konsumsi sidat dunia sebagian besar bergantung melalui kegiatan budidaya. Namun pasokan benih masih bergantung pada penangkapan dari alam, hal ini menyebabkan kuantitas dan kualitas benih ikan sidat yang didapatkan tidak stabil. Glass eels merupakan larva ikan sidat yang secara morfologi sudah menyerupai ikan sidat dewasa namun belum memiliki pigmen tubuh (Ndobe, 2010). Fase glass eels ini adalah fase penentu keberhasilan budidaya. Menurut Roy (2013), Glass eels untuk saat ini belum dapat dibudidayakan secara mandiri karena tingkat kematian yang cukup tinggi, kebanyakan petani memulai budidaya dengan menggunakan glass eels yang ukurannya sudah mendekati tahap elver. Hal ini sejalan dengan pendapat (Haryono, 2008) yang mengatakan bahwa kendala utama dalam budidaya sidat yang dihadapi adalah tingginya mortalitas pada saat glass eels sampai elver yang mencapai 70-80%.
Ikan sidat termasuk dalam genus Anguilla, famili Anguillidae, Di wilayah Pasifik Barat (sekitar perairan Indonesia) dikenal ada tujuh spesies ikan sidat yaitu : Anguilla celebensis dan Anguilla borneensis, yang merupakan jenis endemik di perairan sekitar pulau Kalimantan dan Sulawesi, Anguilla interioris dan Anguilla obscura yang berada di perairan sebelah utara Pulau Papua, Anguillabicolor pasifica yang dijumpai di perairan Indonesia bagian utara (Samudra Pasifik), Anguilla bicolor pasifica yang berada di sekitar Samudra Hindia (di sebelah barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa), sedangkan Anguilla marmorata merupakan jenis yang memiliki sebaran sangat luas di seluruh perairan tropis.
Ikan Sidat bentuknya mirip belut hanya saja berukuran lebih besar dan memiliki semacam telinga atau sirip di bagian kepalanya, ditambah sirip tipis diatas punggungnya. Sidat termasuk kedalam jenis ikan yang hidup di air tawar dan air laut. Siklus hidupnya yang luar biasa dimulai ketika telur-telur sidat yang terbawa arus ke sungai menetas menjadi larva dan tumbuh menjadi sidat dewasa dan tetap hidup di sungai sampai mencapai usia matang untuk melakukan pemijahan. Saat inilah sidat dewasa akan kembali ke laut dan melakukan pemijahan, dan luar biasanya pemijahan tersebut dilakukan di kedalaman laut hingga mencapai lebih dari 6000 m. Setelah memijah dan bertelur, sidat akan mati. Telur-telur yang jumlahnya bisa mencapai jutaan dalam sekali proses pemijahan itu akan naik ke permukaan laut dan terbawa arus ke sungai lalu menetas disana dan berulanglah siklus hidup ikan sidat tersebut.
Parameter Ikan Sidat
Suhu | pH | Salinitas | Jumlah Telur | Umur Indukan | |
---|---|---|---|---|---|
Perkawinan | 18 -20 C | 7-8 | 6-7 | > 4 tahun | |
Telur | 23-25 C | 7-8 | 6-7 | 3jt-5jt/ kg | |
Pembesaran | 25-29 C | 7-8 | 6-7 |
Perbedaan Jantan dan Betina Ikan Sidat
Ikan ini toleran terhadap salinitas, temperatur dan tekanan yang berbeda-beda.”Jenis kelamin bayinya atau dinamakan impun semua berjenis laki-laki. Jadi kita tidak bisa mengetahui kapan ikan sidat berubah berjenis betina,”
Perbedaan fisik antara jantan dan betina dapat terlihat setelah ikan sidat sudah mencapai ukuran dewasa dimana pejantan mempunyai mata lebih lebar dari betina pada ukuran panjang, berat dan usia yang sama. Setelah matang gonad Jantan berumur 3-4 tahun dan betina berumur 4-5 tahun
Tahapan Pemijahan
Melakukan budidaya pada ikan sidat mampu dilakukan secara intensif dan budidaya ini telah relatif terkenal di berbagai Negara di belahan dunia misalnya Negara-negara di benua eropa dan juga di Asia. Untuk mampu melakukan teknik budidaya dengan baik, perawatan induk perlu dilakukan.
Indukan ikan sidat ini wajib dirawat pada sebuah tempat yang terbuka. Proses pemijahan akan lebih gampang dilakukan bila ikan sidat ini berada pada tempat yang terbuka. Induk ikan sidat ini harus dibudidayakan di kolam yang baik supaya nantinya ikan sidat ini bisa melakukan perkembangbiakan secara maximal.
Langkah pemijahan ikan sidat ini pada dilakukan pada jaring apung yang memiliki empat kolam menggunakan berukuran 7x7 meter, lalu sediakan pula jaring yang memiliki berukuran 7x7x2,5 meter menggunakan mata jaring yang berukuran 2,5 inchi. Supaya ikan ini tidak sampai lolos dari jaring, maka berikan penutup dari hapa di sekeliling tepian kolam menggunakan lebar 60 cm.
Pastikan kolam pemijahan yang anda siapkan harus bersih, apabila kolam ini terlihat kotor karena adanya bekas makan atau kotoran yang tercampur dalam air, segeralah bersihkan kolam tersebut dan mengganti airnya menggunakan yang baru.
Proses Pembenihan Ikan SidatUntuk mengawali proses perkawinan induk ikan sidat harus dilakukan pemilihan indukan yang sehat dan tanpa cacat. Sebelum bertelur, indukan yg telah melewati proses penyortiran harus melalui proses puasa selama sebulan penuh baru kemudian mampu dilepaskan pada kolam untuk dilakukan pemijahan. Sebaiknya tiap pasang indukan dilepaskan di kolam terpisah selama proses bertelur ini. Perlu disiapkan kolam khusus menggunakan alas batu kerikil & bukannya ijuk.
Perlu diperhatikan bahwa di daerah asal aslinya, ikan sidat dewasa bertelur di laut bukannya di perairan air tawar. Sehingga hal ini membuat langkah pemijahan ikan sidat pada kolam akan sedikit rumit. Paling tidak, Anda harus sanggup menyediakan kolam pemijahan yang menyerupai habitat aslinya. Selain itu wajib diperhatikan sifat alami ikan sidat adalah ikan predator. Telur-telur pada kolam pemijahan wajib dipastikan terpisah dan tidak diganggu oleh ikan sidat dewasa hingga menetas dan benih ikan sidat ini bisa dilepas di kolam perawatan.
Proses Pembesaran Benih Ikan SidatProses penetasan ikan sidat yang berkualitas bisa dilakukan jika anda memilih indukan unggul ikan sidat yang bagus. Benih ikan sidat atau yang biasa dikenal dengan Anguila Bicolor memiliki berat 15 sampai 20 gram dan memiliki ekor dengan panjang 20 sampai 30 cm. Memperoleh benih ini juga tidak terlalu sulit karena bisa digunakan ikan sidat hasil tangkapan para nelayan umum.
Dengan menyiapkan kolam penetasan dan pemeliharaan yang tepat, ikan sidat ini akan bisa melakukan panen secara bertahap pada saat mencapai pemeliharaan 4 bulan. Setiap ikan yang anda panen bisa memiliki ukuran kakaban 180 sampai dengan 200 gram.
Secara Umum, pembudidayaan ikan sidat ada 3 tahapan, yaitu :
1. Tahap Pendederan I,
2. Tahap Pendederan II
3. Tahap Pembesaran.
Adanya tahap budidaya ini dimaksudkan untuk mempercepat laju pertumbuhan ikan sidat. Sampai saat ini belum ada rekayasa teknologi pembenihan ikan sidat. Sehingga stok benih ikan sidat masih harus mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Benih Ikan sidat ini warnanya masih transparan sehingga disebut glass eel. Bentuknya sudah panjang mirip ikan sidat tapi dalam ukuran mini.
Tahap Pendederan I.
Tahap pendederan merupakan tahap pengenalan dan sekaligus adaptasi awal benih ikan sidat dari alam supaya dapat dipelihara dalam ekosistem buatan dan pakan yang homogen atau pakan buatan. Pemeliharan pada tahap ini bertujuan untuk memelihara glass ell sampai menjadi benih ikan sidat berukuran elver.
Setelah tahap pendederan I dilakukan maka elver sudah bisa masuk ke tahap pendederan selanjunya yaitu tahap pendederan II.
Glass ell yang dipelihara umumnya dari jenis A. bicolor dan A. marmorata. Glass ell untuk jenis A. bicolor berasal dari pantai selatan Jawa sedangkan A. marmorata berasal dari Poso Sulawesi Tengah dan Tatelu. Berat glass ell yang ditebar berukuran 0,17 gr/ekor dengan kepadatan untuk setiap tempat pemeliharaan 6 ekor / liter air.
Penebaran glass ell dilakukan sesegera mungkin setelah glass ell diterima di tempat pemeliharaan. Dirsarankan untuk melakukan transportasi pada malam hari untuk mengurangi stress oleh tingginya suhu lingkungan selama transportasi apabila dilakukan pada siang hari. Sebelum ditebar ke dalam tempat pemeliharaan glass ell harus diaklimatisasi terlebih dahulu.. Perlakuan tersebut bisa dilakukan dengan cara menempatkan plastik packing sehingga mengapung di atas air media pemeliharaan. Tahap
Pendederan II
Merupakan tahap persiapan untuk menghasilkan sidat ukuran fingerling (10 gr/ekor) dan selanjutnya siap di pelihara pada tahapan pembesaran.Tahap Pembesaran
Tahapan terakhir dari kegiatan budidaya ini adalah pembesaran. Tahapan pembesaran bertujuan untuk memperoleh ikan sidat ukuran konsumsi (> 200 gr/ekor).
Tempat pemeliharaan yang digunakan adalah bak beton dengan dimensi 2 x 5 x 1,8 m3 dengan air media yang digunakan hanya 5 m3. Bak pemeliharaan dilengkapi dengan sistem aerasi sedang, sistem air mengalir. Air media pemeliharaan berasal dari tandon air sumur artesis yang dialirkan memalui paralon ke dalam bak pemeliharaan. Volume pergantiian air sebanyak 300 % per hari. Pada bagian atas bak ditutupi oleh terpal untuk menjaga suhu air pada kisaran 29 - 31 derajat Celcius .
Waktu yang diperlukan di dalam budidaya ikan sidat tergantung ukuran benih yang ditabur. Untuk benih ukuran 200 gram untuk menghasilkan panen ukuran > 500 gram memerlukan waktu maksimal lima bulan.
Tingkat produktivitasnya juga cukup bagus. Untuk satu ton benih, diperkirakan bisa menghasilkan 5 ton ikan sidat. Sekarang, semakin banyak investor yang berkeinginan membudidayakan ikan sidat, sebab, budidaya ikan sidat dipastikan menguntungkan.
- Sasongko, A., Joko Purwanto, Siti Mu’minah, Usni Arie. 2007. SIDAT. Panduan Agribisnis, Penangkapan, Pendederan, dan Pembesaran.
- .........., 2011, https://EspaňolFranҫais. 19/11/2911. Cultured Aquatic Species Information Programme. FAO Fiheries and Aquaculture.
- Budimawan. 2003. Karakteristik Rekruitmen Juvenil Ikan Sidat (Anguilla sp.) di Beberapa Estuaria. Prosiding Forum Nasional Sumberdaya Perikanan Sidat Tropik, 11 April, UPT Baruna Jaya, BPPT, Jakarta. 35- Dannewitz, J. 2003. Genetic and Ecological Consequences of Fish Releases. 39 hlm.
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
BalasHapushanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^