Minggu, 21 Februari 2021

Budidaya Ikan Sidat - di Lahan Terbatas

Banyaknya permintaan ikan sidat untuk konsumsi di warung makan maupun konsumsi rumah tangga, dimanfaatkan oleh seorang warga di Kebumen, Jawa Tengah, sebagai usaha yang menggiurkan. Saefun Mustofa membudidayakan ikan sidat di area pekarangan rumah. Dalam sebulan ia mampu menghasilkan puluhan jutaan rupiah. Saefun Mustofa, tinggal di Desa Sidoluhur, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, JawaTengah. Semula Saefun hanyalah seorang nelayan, kini ia terbilang sukses mengembangkan usaha budidaya ikan sidat di pekarangan rumahnya. Bahkan kini hasil budidaya ikan sidat miliknya mulai dilirik oleh warga Jepang yang datang ke Indonesia.

Budidaya ikan sidat milik Mustofa ini dimulai sejak tahun 2012, dengan modal awal sekitar Tiga juta Rupiah. Setelah menjalani usahnya selama lima tahun, Mustofa kini mulai memetik hasilnya. Dengan memiliki kolam semi permanen berukuran empat kali tiga meter, budidaya ikan sidat sukses dikembangkannya, bahkan kini, Mustofa mulai memanfaatkan sungai-sungai kecil saluran irigasi persawahan, untuk mengembangkan pertumbuhan ikan sidat.


Ketua kelompok delta sidat Saefun Mustofa mengatakan, proses pembudidayaanya sangat sederhana. “Pembudidayaannya ikan sidat sederhana saja, cukup menggunakan kolam yang seluruh permukaannya ditutup dengan tumbuhan eceng gondok, dengan ketinggian air berkisar 30 sentimeter. Kemudian diberi makan berupa cacing atau daging keong yang telah dicacah, “ ujar Saefun Mustofa.

Saat mencapai ukuran standar ekspor yaitu berat 2,5 ons maka ikan sidat akan dipanen. Harga sidat untuk ukuran 2,5 ons bisa mencapai Rp.75.000 per ekor. Sementara untuk sidat ukuran konsumsi warung ataupun untuk rumah tangga berkisar Rp 150.000 per kilogram. Pemesanan ikan sidat kini datang dari Solo, Bali, Jakarta dan beberapa daerah lainnya.

Sidat yang mempunyai nama latin anguilla sp adalah spesies sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Meskipun bentuknya tidak enak dilihat, tapi siapa sangka konsumen asing atau para wisatawan macanegara menganggap cita rasa sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Selain pekarangan milik sendiri, lahan sempit juga terdapat diberbagai tempat diperkotaan. Dikompleks-kompleks perumahan terdapat rumah-rumah sempit yang tidak dimanfaatkan karena terlalu sempit. Hanya sebagian kecil dimanfaatkan untuk pembanguan pos roda atau ditanami oleh mereka yang rumahnya berada didekat tanah sempit tersebut. Tanah sempit ini selain ditanami tanaman-tanaman umur pendek, juga dapat digunakan untuk budidaya ikan. Salah satu ikan yang cocok dibudidayakan dilahan dilahan sempit itu adalah belut.

Karena lahan sempit, wadah yang cocok digunakan adalah drum/tong, toren atau kolam terpal. Wadah budidaya tersebut mudah dibongkar dan dipindahkan, jika lokasi yang digunakan harus diahli fungsikan untuk kepentingan umum yang lain.

Didaerah perkotaan, juga sering ditemukan tanah ditengah pemungkiman yang kosong atau belum dimanfaatkan oleh pemiliknya. Tanah-tanah ini biasanya sempit, hanya cocok untuk membangun satu unit rumah sederhana ukuran 12 x 6 m atau 15 x 7 m. Tanah ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produksi, seperti pertanian dan perikanan skala rumah tangga dengan menyewakan lahan tersebut.

Untuk usaha perikanan budidaya, belut merupakan jenis ikan yang cocok dibudidayakan dilahan sempit tersebut. Budidaya belut dilahan sempit dengan sistem sewa sangat cocok, karena waktu budidaya yang pendek, 3-6 bulan, serta menggunakan wadah budidaya yang mudah dibongkar dan dipindahkan, ketika pemilik tanah hendak menggunakan tanahnya atau usaha hendak dipindahkan. Penggunaan drum/tong, toren, dan kolam terpal cocok untuk lahan sempit yang disewa.

Lahan Kritis
Lahan keritis yang dimaksud disini adalah lahan yang tidak terlalu ideal untuk kegiatan pertanian maupun perikanan, misalnya lahan tandus atau lahan berpasir. Lahan menjadi tandus karena curah yang rendah sehingga hanya tanaman tertentu dapat tumbuh. Pasokan air sangat terbatas karena tanah tidak mampu menahan dan menyimpan air.

Lahan tandus sulit digunakan untuk budidaya ikan, selain karena terbatasnya sumber air, juga tanah yang tidak cocok untuk pembangunan kolam yang nasional. Namun, untuk budidaya ikan yang tidak konvensional dapat dilakukan dilahan tandus. Ikan-ikan yang tahan hidup pada perairan yang minim oksigen dapat dibudidayakan dilahan tandus dengan menggunakan wadah budidaya berupa kolam terpal, kolam beton, drum/tong, dan toren.

Untuk mengatasi perubahan suhu yang ekstrim atau drastis karena panas matahari dapat dilakukan penanaman pohon-pohon yang mampu hidup dilahan tandus. Pepohonan dapat menjadi pelindung bagi wadah budidaya sehingga suhu media dan air didalam wadah diharapkan lebih stabil.

Lahan kritis lain yang tidak cocok untuk aktivitas budidaya ikan, terutama dengan kolam konvensional adalah tanah porous, yaitu tanah yang kandungan pasirnya besar sehingga tidak cocok untuk membangun kolam konvensional.

Tanah-tanah tersebut dapat dijadikan lokasi budidaya ikan tetapi wadah yang digunakan tidak memanfaatkan tanah untuk menmpung air, melainkan wadah yang diletakkan diatas atau di dalam tanah, seperti kolam beton, kolam terpal, drum/tong, dan toren. Belut merupakan jenis ikan yang cocok untuk dibudidayakan dilahan yang kritis.

Hitung Potensi Usaha Budidaya Sidat Skala Rumahan

Ikan sidat adalah nama lain dari unagi dalam istilah Jepang, potensi usaha budidaya ikan sidat mulai menjadi incaran investor asing. Ikan sidat berasal dari Indonesia, terutama dari perairan Samudera Indonesia. Berdasarkan penelitian, dari 18 spesies sidat yang ada di dunia ternyata 12 spesies ada di Indonesia. Hal ini dianggap sebagai daerah asal-usul (home land) ikan sidat dari jenis Anguilidae, atau
ikan sidat dunia.

Melihat fakta di atas, budidaya ikan sidat bisa dijadikan sebagai bisnis. Budidaya ikan sidat tidak harus di tempat yang luas dengan fasilitas lengkap. Namun, budidaya ikan sidat bisa menjadi bisnis rumahan.

Ada dua jenis kolam dalam membudidayakan ikan sidat yang populer di Indonesia yaitu kolam beton dan kolam terpal. Pada kolam beton, siapkan kolam beton kira-kira berukuran panjang 2×2 meter dengan tinggi 0,8 meter. Kemudian isikan dengan air setinggi 0,4 meter dengan debit air sekitar 15 liter/menit. Kemudian, pada kolam terpal perlu disiapkan kerangka kolam dapat menggunakan besi ataupun kayu, untuk sisinya buat pagar dari bambu atau kayu. Letakan alas sebelum memasang terpal,
alas dapat berupa sekam padi ataupun karpet, yang terpenting hindari dari benda tajam agar terpal tidak sobek, kemudian pasang terpal dan ikat pada kerangkanya.

Jenis kolam
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, kolam beton lebih praktis dalam pembuatannya dibandingkan dengan kolam terpal. Namun kolam terpal memiliki suhu yang cenderung lebih stabil dan memudahkan ketika panen. 

Ikan berlendir ini memiliki bentuk memanjang seprti ular dan belut dengan panjang bisa mencapai 6 meter. Ikan sidat memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan rasa daging yang lezat sehingga banyak disajikan di berbagai restoran khususnya restoran Jepang.

Di jepang sendiri ikan sidat dihidangkan dengan cara dibakar yang disajikan di atas nasi. Namun di Jepang ikan sidat sudah menjadi ikan yang langka, di negaranya hanya mampu diproduksi sekitar 30 persen dan sisanya 70 persen hasil dari impor dari negara negara lain termasuk dari di Indonesia.

Permintaan ikan sidat di dalam negeri sebenarnya cukup tinggi, hanya saja jumlah petani sidat di
Indonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu harga ikan sidat Indonesia menjulang tinggi.Hal ini tentu menjadi peluang bisnis rumahan yang sangat potensial karena tingginya permintaan dari negara
sakura tersebut.

Permintaan ikan sidat sebenarnya bukan saja berasal dari Jepang, negara – negara seperti China, Taiwan, Hongkong dan Korea merupakan beberapa negara yang memiliki jumlah konsumen terbesar ikan sidat di dunia. Di Indonesia sendiri, sudah banyaknya restauran Jepang yang menyediakan menu ikan sidat maka permintaan akan ikan sidat semakin meningkat dan sampai sekarang belum terpenuhi jumlahnya. Sehingga kesempatan untuk mendulang rupiah dari bisnis budidaya ikan sidat rumahan
ini masih sangat terbuka lebar.

Secara umum, harga ikan sidat masih belum terjangkau untuk masyarakat kebanyakan karena harga perkilogramnya mencapai Rp. 300.000 – Rp. 600.000/kg. Harga yang cukup mahal tentunya untuk saku orang Indonesia namun justru sangat menguntungkan karena dengan harga yang tinggi maka keuntungan dari bisnis budidaya rumahan ikan sidat ini akan semakin tinggi.

Namun demikian, kendala yang biasanya terjadi pada budidaya ikan sidat ini adalah karena belum adanya teknologi yang dapat membudidayakan ikan sidat khusunya pada tahap pembenihan.

Secara biologis, cara hidup ikan sidat memang unik, ikan sidat lahir di laut namun besar di air tawar sehingga orang – orang masih kesulitan untuk mendapatkan benih. Selama ini, benih ikan sidat diperoleh dari tangkapan yang berasal dari alam sehingga jumlahnya belum banyak sehingga budidaya ikan sidat jenis masih sangat terbatas.

Suhu dan pH Air Budidaya Ikan Sidat

Suhu kolam ikan sidat harus diperhatikan secara cermat, suhu kolam yang paling baik untuk membudidayakan ikan sidat berkisar 28 – 30 derajat celcius. Sebaiknya saat mencari lokasi budidaya usahakan yang sedikit teduh untuk mendapatkan hasil ikan sidat yang berkualitas bagus.

Suhu kolam memiliki pengaruh besar pada tingkat kematian ikan sidat dikarenakan hal ini dapat menyebabkan ikan tidak nafsu makan dan sangat mudah untuk terserang penyakit. Salah satu ciri suhu kolam yang tidak teratur adalah bergerombolnya ikan di salah satu sisi kolam. Untuk menjaga kestabilan suhu pada kolam, gunakan tanaman eceng gondok dan gunakan juga sekampadi sebagai alas kolam. Eceng gondok berfungsi sebagai penetral pada saat suhu panas, sedangkan sekam padi berfungsi sebagai isolator saat suhu sedang dingin.

Perhatikan tingkat pH
air untuk membudidayakan ikan sidat, sebab ikan ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di air dengan tingkat pH 7 – 8. Mengukur pH air yang paling mudah adalah dengan cara memasukan kertas lakmus ke dalam air, kemudian diamkan beberapa saat dan perhatikan perubahan warnanya.
Jika kertas lakmus berubah warna menjadi merah itu menunjukan kadar pH dalam air tersebut terlalu
asam (acid). Kemudian jika kertas lakmus berubah warna menjadi hijau, itu menunjukan kadar pH dari air tersebut terlalu basa (alkali). Terakhir jika kertas lakmus berubah warna menjadi kuning, itu menunjukan kadar PH dalam air adalah netral dan ini adalah kondisi yang baik untuk ikan sidat.

Kandungan Oksigen dan Asupan Nutrisi Ikan Sidat
Kandungan oksigen dalam air mempengaruhi proses penyerapan makanan oleh ikan sidat. Jika kandungan oksigen dalam air kurang, akan menyebabkan kolam memiliki aroma bau tak sedap, untuk membudidayakan ikan sidat dibutuhkan kandungan oksigen 1 – 2,5 ppm. Hal yang dapat mempengaruhi kandungan oksigen meliputi suhu, tekanan air, dan kemurnian air. Agar cepat panen dan mendapatkan kualitas yang bagus, sebaiknya pembudidaya harus cermat dalam menciptakan lingkungan untuk penangkaran.

Nutrisi untuk ikan sangat penting untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, pada umumnya ikan
sidat membutuhkan nutrisi seperti lemak, karbohidrat, protein, mineral dan juga vitamin. Ini menjadi penting untuk kamu cermati karena 50 – 70% biaya budidaya adalah untuk pakan dan nutrisi. 

Referensi
  1. Effendie. 2000. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta. 6-31 hlm.
  2. Sarwono, B. 2000. Budidaya Belut dan Sidat. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
  3. Subyakto, S. 2012. Budidaya Sidat Janjikan Omzet yang Menggiurkan. http://article.wn.com/view/


1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus