Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan susunan bahan tertentudan gizi sesuai keperluan. Dalam budi daya patin secara insentif, pemberian pakan buatan merupakan hal yang mutlak dibutuhkan karena mampu menunjangpertumbuhan patin secara optimal. Sebenarnya, pakan buatan yang terjamin dalam hal kualitas maupun kandungan nutrisinya adalah pakan buatan pabrik.Namun, penggunaan pelet buatan pabrik cenderung memakan biaya yang relatiftinggi. Oleh karena itu, dalam pemberian pelet buatan pabrik dibutuhkan manajemen yang baik dan harus benarbenar sesuai dengan kebutuhan ikan agar tidak boros atau berlebihan. Pakan yang diproduksi oleh pabrik dikenal dalam bentuk pelet dengan kandungan protein yang bermacam- macam, tergantung dari pabrik yang memproduksinya atau jenis ikan yangakan mengonsumsi pelet tersebut. Ukuran pelet tersebut juga bervariasi, tetapi ada 2 macam pelet yang beredar di pasaran, yaitupelet terapung dan pelet tenggelam.
Seperti namanya, ketika diberikan pada ikan pelet terapung memang akan mengapung di atas air kolam sebelumakhirnya tenggelam. Sementara itu, pelet tenggelam akan langsung tenggelam atau hanya akan melayang beberapa saat di dalam air, kemudian langsung tenggelam. Namun, umumnya bentuk pelet yang diberikan adalah pelet terapung. Keuntungan pemberian pakan pelet terapung adalah mudah dalam mengontrol jumlah jumlah pakan yang diberikan. Selain itu, pemberian pakan pelet yang terapung dapat mengurangi pakan yang tidak termakan dan memudahkan memperoleh pakan dengan gizi seimbang.
Pelet buatan pabrik untuk pakan ikanbanyak dijual dengan berbagai merek. Merek-merek pakan tersebut, di antaranya Charoen Pokph and, Comfeed, Matahari Sakti, Cargill, Sinta, Prima Feed dan lainlain. Pakan buatan pabrik diberi nomor atau kode sesuai dengan ukuran dan besarnya ikan yang akan diberi pakan.
Penggunaan pakan buatan sendiri merupakan alternatif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir membengkaknya biaya pakan. Namun, kandungan gizi yang dibutuhkan oleh patin harus benar-benar diperhatikan.
Ada beberapa prinsip pemberian pakan yang mesti diperhatikan setiap peternak ikan patin atau belut. Prinsip ini mengacu kepada tiga hal, yaitu komposisi, jumlah, dan waktu pemberian. Pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Kesalahan pemberian pakan dapat berakibat buruk bagi ikan hingga mengakibatkan kematian. Bagi ikan patin, pakan yang baik setidaknya memiliki kandungan protein 20%. Selain membelinya dari pabrik, Anda pun dapat membuatnya sendiri.
Pakan ikan patin dapat dibuat dengan komposisi tepung ikan 30%, tepung kedelai 25%, bungkil kelapa 25%, dan dedak halus 20%. Jumlah pakan yang diberikan berkisar 3—4% dari bobot total ikan patin. Diberikan secara bertahap, yakni pada pagi, siang, sore, dan malam hari.
Makanan Ikan Patin Alami, Alternatif dan Tambahan
Makanan Ikan Patin – Saat ini, ikan patin merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang banyak diminati. Dagingnya yang tebal dan gurih, dan bisa disajikan dengan berbagai menu yang bervariasi membuat para pemburu kuliner berlomba mencarinya. Dengan alasan ini, patin menjadi ikan yang dibudidayakan secara besar-besaran. Tetapi ada satu permasalahan dalam memelihara ikan patin, yaitu soal makanan ikan patin.
Dilihat dari makanannya, ikan patin termasuk dalam golongan binatang omnivora karena ikan patin makan biji-bijian dan binatang-binatang kecil yang hidup disekitarnya. Tetapi pada saat masih larva, ikan patin hanya makan makanan dari binatang- binatang kecil sehingga ikan ini juga disebut karnivora. Lalu apa yang harus diketahui tentang makanan ikan patin, bila ingin beternak ikan patin?
Macam Jenis Pakan Ikan Patin Alami dan Tambahan
A. Pakan Alami Ikan Patin
Ikan patin merupakan ikan asli dari perairan di Indonesia. Ikan ini berbentuk panjang dengan warna kulit putih keperakan dan tidak mempunyai sisik. Ikan patin ini mempunyai ukuran kepala yang lebih kecil dibanding ukuran badannya. Dengan bentuk mulut menghadap ke bawah, ikan ini masuk golongan ikan catfish yang biasa hidup di dasar perairan.
Habitat asli dari ikan patin ini adalah di sungai-sungai besar, muara sungai dan juga di danau. Ikan ini juga termasuk ikan nokturnal yang terbiasa mencari makan di malam hari dan menyukai tempat-tempat yang gelap, agak dalam dan teduh. Lalu apa saja jenis pakan ikan patin yang alami? Berikut uraiannya.
1. Ikan-ikan kecil
Pakan alami ikan patin dihabitatnya adalah ikan kecel. Ikan patin sangat menyukai ikan-ikan kecil yang ada di sekitarnya untuk dijadikan makanannya. Pada habitat aslinya, ikan-ikan kecil ini biasa hidup di sekitar ikan patin berada. Keberadaan ikan-ikan kecil ini sebagai binatang yang hidup dan bergerak, membuat ikan patin tertarik dan memburunya. Makanan ikan patin dari jenis ikan ini sangat baik untuk pertumbuhan ikan patin karena mengandung protein tinggi.
2. Serangga
Sebagaimana ikan- ikan kecil di atas, serangga juga bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan patin karena banyak mengandung protein. Serangga ini juga bisa didapatkan dari lingkungan di sekitar ikan patin hidup. Ada berbagai macam serangga yang biasa menjadi makanan ikan patin, yaitu nyamuk, laba-laba air, belalang dan sejenisnya.
Ikan patin biasanya lebih senang tinggal di dasar air dan hanya sesekali muncul ke permukaan saat dilihat ada makanan yang tersedia. Ikan patin memangsa serangga saat dia berenang ke atas dan begitu melihat ada serangga, maka akan langsung disambarnya. Kebiasaan berburu makanan ini dilakukan pada malam hari atau saat hari sudah gelap.
3. Moluska
Salah satu jenis pakan ikan patin alami yaitu Moluska. Molusca atau moluska adalah sejenis hewan invertebrata yang tidak mempunyai tulang belakang. Molusca juga disebut hewan lunak. Termasuk dalam golongan molusca adalah siput, kerang, dan keong mas. Ikan patin sangat menyukai makanan dari jenis binatang ini. Tetapi karena molusca termasuk binatang bercangkang, ikan patin tidak bisa makan makanan ini secara alami, karena harus melepaskan cangkangnya terlebih dahulu.
Pada ikan patin yang hidup bebas di perairan / sungai-sungai, ikan patin memangsa molusca dengan caranya sendiri. Biasanya, molusca mengalami masa pergantian cangkang dan melepaskan diri dari cangkangnya untuk menempati cangkang baru. Saat itulah biasanya ikan patin bergerak dan memangsanya.
4. Artemia
Arthemia termasuk sejenis zooplankton yang biasa hidup melayang-layang dipermukaan air. Arthemia sangat cocok diberikan kepada ikan patin yang masih berukuran larva, karena ukurannya yang sangat kecil. Biasanya makanan jenis ini diberikan saat larva patin masih berusia 7 hari. Karena ukurannya yang sangat kecil, diperlukan cara khusus untuk menangkap binatang ini.
Bagi peternak ikan patin sekarang tidak perlu repot karena arthemia sudah banyak dijual di toko pakan ternak. Makanan ikan patin ini biasanya dijual dalam bentuk beku dan dikemas di kaleng dengan berbagai ukuran. Kelebihan dari arthemia ini adalah, bianatang ini berkulit keras dan tahan dalam keadaan kering. Selain itu, arthemia mengandung protein yang cukup tinggi.
5. Cacing sutra
Cacing sutra memiliki nama lain tubifer sp. Sesuai dengan namanya, cacing ini memiliki tubuh yang lembut dan berbentuk halus panjang menyerupai rambut. Dengan ukurannya yang sangat kecil, cacing sutra ini biasanya diberikan saat larva patin berumur sekitar 7-15 hari. Pemberian cacing sutra ini dilakukan dengan cara menebar pada tempat pembudidayaan ikan patin.
Cacing jenis ini biasanya banyak dijumpai di saluran air yang dangkal dan berlumpur halus. Cacing sutra merupakan pakan alami ikan patin agar cepat besar. Selain mendongkrak agar cepat besar, disisi lain cacing ini bagus untuk pertumbuhan ikan patin karena hanya makan makanan dari bahan organik. Seperti halnya arthemia, cacing sutra juga bisa didapatkan di toko-toko penjual pakan ikan / ternak dalam bentuk kemasan kaleng yang sudah dibekukan.
6. Kutu air
Kutu air adalah sejenis binatang kecil yang tinggal di air dan berukuran sangat kecil hanya beberapa milimeter. Sesuai ukurannya, kutu air juga cocok diberikan pada saat ikan patin masih berbentuk larva patin. Kutu air bisa dijumpai di perairan dangkal. Tetapi sekarang sudah banyak orang yang membudidayakan kutu air sebagai pakan ikan, sehingga tidak susah untuk mendapatkannya.
Pada dasarnya, pemberian makanan alami pada pembudidayaan ikan patin sangat dianjurkan dengan berbagai pertimbangan. Makanan alami tidak mengotori lingkungan dan tempat hidup ikan karena merupakan makhluk hidup. Kebersihan lingkungan tempat tinggal ikan patin harus diperhatikan karena berpengaruh pada kesehatan ikan. Dan tentunya juga berpengaruh pada hasil pembudidayaan ikan patin.
Selain itu, pemberian makanan alami pada ikan patin juga dapat menghemat biaya, karena makanan ikan patin ini dapat dengan mudah dibudidayakan sehingga ketersediaan pakan juga tidak mengalami kesulitan. Alasan lain adalah, karena makanan alami ini berupa makhluk hidup yang bergerak, sangat disenangi ikan patin karena ada tantangan untuk menangkapnya.
Pakan Ikan Patin Tambahan / Alternatif
Untuk mendapatkan hasil yang bagus pada pembudidayaan ikan patin, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain faktor lingkungan yang harus bersih dan sehat, faktor makanan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan ikan patin. Makanan yang diberikan harus mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan, seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu, tidak cukup hanya dengan diberikan makanan alami. Dalam hal ini pemberian makanan tambahan sangat diperlukan. Pemberian makanan tambahan juga harus memperhatikan berbagai unsur seperti kelengkapan nutrisi yang terkandung dalam makanan tambahan tersebut dan juga kebersihannya. Makanan tambahan yang bisa diberikan adalah:
1. Pelet
Pelet adalah bentuk makanan buatan yang dibuat dari berbagai bahan. Untuk makanan ikan patin, pelet biasanya terbuat dari campuran ikan asin, bekatul, dedak halus, ampas singkong, ampas tahu dan daun pepaya. Bahan-bahan tersebut dicampur jadi satu dengan cara digiling sampai halus dan tercampur rata, kemudian dijemur.
Penjemuran ini dimaksudkan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat didalam campuran bahan-bahan tersebut. Semakin sedikit kandungan air yang ada, akan membuat pelet bertahan lebih lama. Untuk itu, disarankan agar pelet dijemur sampai benar-benar kering sehingga bisa digunakan dalam waktu yang lama.
Setelah kering, pelet bisa dibentuk dalam bentuk butiran-butiran kecil sehingga memudahkan untuk diberikan pada ikan patin. Pada produksi makanan ternak, pelet ada bermacam-macam bentuk. Ada yang berbentuk butiran-butiran kecil, tetapi juga ada yang dibuat dalam bentuk cair. Untuk yang berbentuk butiran, juga ada yang sifatnya terapung dan ada yang bisa tenggelam.
Para peternak ikan biasanya memilih jenis pelet yang terapung karena bisa untuk mengontrol saat pelet diberikan. Ikan patin mempunyai kebiasaan tidak akan mau makan kalau sudah merasa kenyang. Jadi sisa makanan akan dibiarkan saja. Dengan memberikan pelet yang terapung, bisa diketahui apakah ikan patin masih mau makan atau tidak.
Pelet merupakan makanan tambahan yang banyak dipilih oleh para peternak ikan patin. Selain kandungan gizi yang lengkap yaitu mengandung karbohidrat, protein dan lemak, pelet juga lebih murah harganya dibanding dengan makanan alami ikan patin. Dari segi biaya, dapat melakukan penghematan, karena ikan patin termasuk ikan yang sangat rakus pada makanan.
2. Ikan rucah
Ikan rucah sebaiknya diberikan kepada ikan patin sebagai makanan tambahan. Ikan rucah ini dapat berupa jenis ikan apa saja, yang diberikan dengan cara mencacahnya menjadi potongan-potongan kecil. Hal ini untuk menyesuaikan bentuk mulut pati yang kecil yang hanya bisa menyantap makanan dalam ukuran yang kecil.
Yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan berupa ikan rucah ini adalah kebersihan ikan. Ikan yang dipilih haruslah ikan yang sehat dan bebas dari penyakit. Karena bila ikan yang diberikan tidak sehat / terkontaminasi bahan kimia, dikawatirkan akan berpengaruh pada kesehatan ikan patin yang memakannya. Apabila didapati ikan tidak sehat/ busuk, sebaiknya dibuang saja.
2. Limbah peternakan ayam / burung puyuh
Yang dimaksud limbah disini adalah ayam atau burung puyuh yang tidak lolos sortir saat akan akan dijual. Bisa juga ayam atau burung puyuh yang sudah mati. Tetapi sebelum diberikan kepada ikan patin, bangkai-bangkai ini terlebih dahulu dibakar untuk membunuh kuman atau bakteri yang terdapat di dalamnya. Pemberian makanan tamabahan ini cukup dilakukan 2-3 hari sekali.
Peternak ikan patin biasanya mendapatkan limbah ayam dan burung puyuh dari para peternak. Para peternak ini saling bekerja sama untuk mendapatkan keuntungan. Peternak ayam tidak mengalami kerugian karena ternaknya yang sudah mati tetap laku terjual. Sementara peternak ikan patin diuntungkan karena mendapatkan makanan bagi ternaknya dengan harga murah.
3. Sisa telur
Di peternakan ayam, biasanya ada telur yang tidak berhasil pada proses pengeraman dan gagal menetas. Telur-telur ini bisa diberikakan pada ikan patin. Pemberiannya cukup diberikan secara langsung ke kolam setelah terlebih dahulu dikupas dari cangkangnya. Selain telur yang gagal menetas, telur pecah juga bisa dijadikan makanan tambahan bagi ikan patin.
4. Keong Mas
Keong mas merupakan jenis molusca yang biasanya banyak dijumpai di sawah dan perairan yang sedikit berlumpur. Untuk menjadikannya sebagai santapan tambahan bagi ikan patin, keong mas harus terlebih dahulu dikeluarkan dari cangkangnya dengan cara direbus. Selain direbus, untuk mengeluarkan keong mas dari cangkangnya bisa dengan cara memecahkan cangkang dan mengeluarkan dagingnya.
Pemberian makanan tambahan berupa keong mas bisa dalam bentuk matang dengan cara merebus terlebih dahulu. Tetapi ini akan membutuhkan waktu lama apalagi pada budidaya ikan patin dalam jumlah besar, yang tentunya menyita banyak waktu. Biasanya para peternak lebih memilih memberikan keong mas mentah dengan cara mengeluarkan dari cangkang dengan cara dipukul karena lebih praktis.
Molusca juga merupakan makanan yang disukai ikan patin. Karena tekstur dagingnya yang lunak dan tanpa tulang, memudahkan ikan patin saat memakannya. Seperti diketahui, bentuk mulut ikan patin cenderung kecil sehingga daging molusca yang ukurannya relatif kecil sesuai dengannnya. Disamping itu, tekstur daging molusca yang berlendir membantu ikan patin menelan makanannya dengan mudah.
5. Belatung
Belatung merupakan jenis ulat yang biasanya terdapat pada bangkai hewan yang sudah membusuk. Dalam dunia medis, belatung bisa dijadikan tollok ukur untuk menentukan waktu kematian dari hewan tersebut. Karena belatung muncul setelah beberapa hari dari saat kematian. Belatung juga digolongkan sebagai parasit yang merugikan dan bisa menularkan penyakit.
Meskipun hewan jenis ini terlihat menjijikkan dan bersifat merugikan, namun ulat jenis ini juga bisa dijadikan pakan tambahan bagi ikan patin. Karena belatung inu mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi. Seperti diketahui, protein merupakan zat makanan yang diperlukan tubuh untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Jadi belatung merupakan salah satu yang dianjurkan sebagai makanan tambahan untuk ikan ini.
Pakan Ikan Patin Buatan
Budidaya ikan tawar kususnya patin harus membutuhkan anggaran untuk biaya pakan. Maka dari itu untuk menghemat pengeluaran kita harus bisa membuat pakan buatan ikan patin sendiri. Disisi lain untuk proses membuatnya tergolong mudah, akan tetapi harus ada mesin “Kubota” atau mesin pembuat pakan ikan. Nah, bahan serta langkah yang harus siapkan antara lain:
1. Bahan
- 41 Kg Tepung Ikan
- Jagung yang Telah Dijadiakan Tepung
- 38 Kg Dedak Padi
- 10 Kg Tepung Tapioka
- 1-2 Kg Suplemen Vitamin Mix
- 1-2 Kg Molase
2. Langkah-Langkah Pembuatan
Bahan yang kita sudah siapkan diaduk dengan mesin atau alat lainnya. Jika sudah diaduk maka dari bahan di atas menghasilkan 100 kg pakan ikan berukuran panjang 1-1.5 cm dengan diameter 1 mili.
Langkah terakhir pakan yang sudah jadi tersebut taburkan kedalam karamba yang ada ratusan bibit ikan patin.
Cukup mudahkan membuat pakan buatan ikan patin dan tergolong mengurangi biaya pengeluaran pakan dalam proses budidaya.
Pentingnya Tambahan Pakan Untuk Ikan Patin
Makanan tambahan memang harus diberikan, apalagi bila ikan patin sudah memasuki usia dewasa. Karena ikan patin termasuk ikan yang rakus pada makanan. Sedangkan di usia dewasa, makanan yang dibutuhkan semakin banyak. Apabila tidak diimbangi dengan memberikan makanan tambahan, dikawatirkan kebutuhan nutrisi yang diperlukan tidak terpenuhi.
Selain untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya, pemberian makanan tambahan juga bertujuan untuk menekan biaya pakan yang yang harus dikeluarkan. Karena makanan ikan patin yang berupa makanan alami ataupun makanan beku yang dijual, harganya relatif mahal. Dengan memberikan makanan tambahan yang berasal dari lingkungan sekitar, diharapkan bisa menghemat biaya.
Makanan tambahan yang dipilih sebaiknya dengan mempertimbangkan ketersediaan dana. Para peternak ikan patin harus bisa memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitarnya untuk budidaya ikan patin ini. Misalnya, bila lokasi budidaya ikan patin dekat dengan peternakan ayam, maka peternak bisa memanfaatkan limbah dari peternakan ayam ini sebagai makanan tambahan ikan patin.
Demikian juga bila lokasinya dekat dengan peternakan ikan lele atau mujair dan sejenisnya, peternak bisa memberikan makanan tambahan berupa ikan rucah. Dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitarnya, peternak ikan patin mendapatkan beberapa keuntungan. Dari segi biaya, bisa menekan dana untuk pengadaan makanan ikan patin. Apabila budidaya ikan patin dalam jumlah besar, tentu semakin banyak pula dana yang bisa ditekan.
Selain itu, dengan memanfaatkan makanan tambahan yang ada di sekitar lokasi budidaya patin, peternak tidak perlu merasa kesulitan mencari sediaan makanan tambahan karena sudah ada di sekitarnya. Jadi para peternak bisa merasa aman, karena ketersediaan makanan tambahan bagi ikan patin tercukupi dan selalu ada.
Memelihara ikan patin memang membutuhkan ketelatenan terlebih pada saat ikan patin masih kecil / berukuran larva. Peternak harus benar-benar memahami makanan apa saja yang harus diberikan pada fase / usia tertentu. Peternak juga harus memahami sifat-sifat ikan patin dan tahu kapan waktu yang tepat untuk memberikan makanan.
Pemberian makanan pada ikan patin dewasa tidak serumit pada saat ikan masih kecil. Karena pada dasarnya ikan patin adalah binatang pemakan segala. Ikan patin tidak terlalu pemilih dalam soal makanan. Tetapi sebagai peternak, harus memahami makanan apa saja yang baik bagi ikan patin. Karena kualitas ikan patin yang dibudidayakan sangat ditentukan oleh kualitas makanan ikan patin yang diberikan. Nah jika ditarik kesimpulan kami sarankan untuk membuat pakan patin sendiri, agar menghemat biaya.
Referensi
- FAO, 1980, Fish Feed Technology. United Nations Development Programme, FAO United Nations, Rome, 395 P
- Afrianto, Eddy; dan Evi L. 2005. Pakan ikan: pembuatan, penyimpanan, pengujian, pengembangan. Yogyakarta: Kanisius.
- Hernawati. 2000. Teknik analisis nutrisi pakan, kecernaan pakan dan evaluasi energi pada tenak. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi. FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
- Murtidjo, B. A. 2001. Pedoman meramu pakan ikan. Yogyakarta: Kanisius. Nasution, Emma Z. 2006. Studi pembuatan pakan ikan dari campuran ampas tahu, ampas ikan, darah sapi potong, dan daun keladi yang disesuaikan dengan standar mutu pakan ikan. Jurnal Sains Kimia. Vol.10. No. 1.
- Prasetya, B. 2015. Panduan praktis pakan ikan konsumsi. Jakarta: Penebar Swadaya.
- Setyono, B. 2012. Pembuatan pakan buatan. Kepanjen, Malang: Unit Pengelola Air Tawar.
- Zaenuri, R.; Bambang S.; dan Alexander T. S. H. 2014. Kualitas pakan ikan berbentuk pelet dari limbah pertanian. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol.1. No. 1, 31-36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar