Senin, 26 April 2021

Pakan Ikan Buatan - Formulasi Dua Bahan Baku

Dalam kegiatan budidaya ikan/udang, juga budidaya perikanan lainnya, baik pada tahap kegiatan pembenihan maupun pembesaran, pakan buatan merupakan salah satu faktor produksi yang penting untuk menunjang keberhasilan kegiatan tersebut. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan pakan buatan sangat besar bila dibandingkan dengan biaya produksi lainnya yaitu mencapai 50 – 60% dari total biaya produksi.Pakan buatan yang dibutuhkan harus mempunyai formula yang lengkap, mengandung bahan-bahan yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan sintasan kultivan yang pada ahirnya dapat meningkatkan produktifitas dan keuntungan. Hal ini dapat diperoleh dari pakan buatan yang dibuat dengan cermat dan perhitungan kandungan nutrien yang teliti dari bahan-bahan penyusunnya.

Penghitungan Formulasi Pakan.
Energi yang hilang dari tubuh ikan sebagai faeses, urine, ekskresi insang dan panas.. Energi yang hilang sebgai panas sulit untuk diukur.yakni :
1). Metabolisme standar, yaitu energi yang digunakan ikan pada kondisi tidak bergerak pada air yang tenang.
2). Aktifitas fisik sukarela, yaitu enrgi yang digunakan ikan untuk mencari makan, mempertahankan posisi dll.
3). Energi yang dikeluarkan berkenaan dengan aktifitas system pencernaan.

Pengetahuan Gizi.
Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk hidupnya yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel -sel yang rusak dan untuk tumbuh. Zat gizi yang dibutuhkan adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.

a. Protein
Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan/udang, baik untuk pertumbuhan maupun untuk menghasilkan tenaga. Protein nabati (asal dari tumbuhan), lebih sulit dicernakan dari pada protein hewani (asal dari hewan), hal ini disebabkan karena protein nabati terbungkus dalam dinding selulosa yang memang sukar dicerna.

Pada umumnya ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewan ternak di darat (unggas, dan mamalia). Selain itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh pada kebutuhan protein. Ikan carnívora membutuhkan protein lebih banyak daripada ikan herbivora, sedangkan ikan omnivora berada diantara keduanya. Pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 20 – 60%, dan optimum 30 -36%,.

b. Lemak.
Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensiilnya yaitu asam-asam lemak tak jenmuh atau PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) antara lain asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Asam lemak esensiil ini banyak terdapat di tepung kepala udang, cumi-cumi dll. Kandungan lemak angat dipengaruhi oleh factor usuran ikan, kondisi lingkungan dan adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi antara 4 – 18%.

c. Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku nabati. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 – 50%. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilose) ikan karnivora biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 12 % sedangkan untuk omnivore kadar karbohidratnya dapat mencapai 50%.

d. Vitamin.
Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya hádala nafsu makan hilang, kecepatan tumbuh bekurang, warna abnormal, keseimbangan hilang, gelisah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang sempurna, pembentukqn le ndir terganggu dll. Kebutuhan akan vitamin Sangay dipengaruhi ukuran ikan, umur, kondisi lingkungan dan suhu air.

e. Mineral
Mineral ádalah bahan an organik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhan jeringan tubuh, proses metabolismo dan mempertahankan keseimbangan osmosis. Mineral yang penting untuk pembentukan tulang gigi dan sisik hádala kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium, kalium, klor, boron, aluminium, seng, arsen dll. Makanan alami biasanya telah cukup mengandung mineral, bahkan beberapa dapat diserap langsung dari dalam air. Namur pada umunya, mineral-mineral itu didapatkan dari makanan. Oleh karena itu, beberapa macam mineral yang penting perlu kita tambahkan pada proses pembuatan pakan.

Selain kandungan gizi, ada beberapa bahan tambahan dalam meramu pakan buatan. bahan-bahan ini cukup sedikit saja, diantaranya : antioksidan, perekat dan pelezat. Sebagai antioksidan atau zat anti tengik dapat ditambahkan fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin, BHT, BHA dan lain-lain dengan pemnggunaan 150 -200 ppm. Beberapa bahan dapat berfungsi sebagai perekat seperti agar-agar gelatin, kanji, tepung terigu dan tepung sagu, dengan pemakaian maksimal 10% bahan perekat ini menjadi penting pada pembuatan pakan udang. Sebab pakan udang harus mempunyai ketahanan yang tinggi, agar tidak cepat hancur dalam air. Sebagai pelezat, pada umumnya diberi garam dapur sebanyak 2%.. Untuk pakan ikan bandeng bahan perekat diberikan sekitar 5%,.

Menyusun Formulasi Pakan dengan Dua Bahan Baku

Komposisi bahan dalam pakan buatan disusun berdasarkan kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan maupun udang. Komposisi ini sering disebut formulasi pakan. Formulasi yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan dan secara ekonomis murah serta mudah diperoleh sehingga dapat meinberikan keuntungan.

Penyusunan formulasi pakan terutama memperhatikan penghitungan nilai kandungan protein karena zat gizi ini merupakan komponen utama untuk pertumbuhan mbuh ikan. Setelah diketahui kandungan protein dari pakan yang akan dibuat maka langkah selanjutnya adalah perhitungan untuk komponen zat-zat gizi lainnya.

Terdapat berbagai cara atau metode untuk menyusun formulasi pakan, tetapi yang paling umum dan mudah dilakukan adalah dengan metode empat persegi pearson's, metode persamaan aljabar, dan metode lembaran kerja (worksheet). Berikut ini diberikan beberapa contoh cara menghitung/menyusun formulasi pakan dengan cara/mecode tersebut. Contoh-contoh ini dapat diperluas sendiri tergantung keinginan atau ketersediaan bahan baku.

Formulasi dengan 2 Bahan Baku

Contoh
Bagaimanakah cara menyusun formulasi pakan untuk nila dengan bahan baku tepung ikan petek dan dedak. Pakan itu diharapkan mengandung protein 30% atau cerdapat 30 g protein pada setiap 100 g formulasi pakan.

Penyelesaian dengan metode empat persegi pearson's
1. Lihatlah/carilah berbagai referensi yang berkaitan dengan kandungan protein dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan, yaitu tepung ikan petek dan dedak. Dari referensi dapat diketahui bahwa kandungan protein tepung ikan petek adalah 60% dan dedak 9,6%.
2. Gambarlah sebuah bujur sangkar dan letakkan nilai kandungan protein yang diinginkan tepat 30 % di tengah-tengah garis diagonal bujur sangkar tersebut (lihat gambar).
3. Pada sisi kiri bujur sangkar cantumkan 2 jenis bahan baku yang tersedia berikut nilai kandungan proteinnya. Pada sisi kiri atas adalah bahan baku yang memiliki nilai kandungan protein lebih tinggi (yaitu tepung ikan), sedangkan pada sisi kiri bawah adalah yang memiliki nilai kandungan protein lebih rendah (yaitu dedak). Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.



Tepung ikan
(60%)
Dedak
(9,6%)

4. Lakukan perhitungan dengan melakukan pengurangan untuk setiap kandungan protein bahan baku antara nilai yang lebih besar dengan nilai kandungan protein yang diinginkan (yang ada di tengah-tengah garis diagonal). Hasilnya merupakan bagian dari masing-masing komponen bahan baku pakan tersebut (lihat gambar).


Tepung ikan bagian tepung ikan
(60 %) (30 – 9,6 = 20,4)

dedak Bagian dedak
(9,6 %) (60 – 30 = 30,0)

5. Lakukan penjumlahan masing-masing komponen bahan baku tersebut, yaitu 20,4 + 30,0 = 50,4.
6. Nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1) Jumlah bahan baku tepung ikan petek yang diperlukan adalah 20,4/50,4 x 100 g = 40,48 g atau 40,48%.
2) Jumlah bahan baku dedak yang diperlukan adalah 30,0/50,4 x 100 g = 59,52 g atau 59,52%

Catatan
Untuk membuktikan kebenaran nilai kandungan protein sebesar 30% atau 30 g protein setiap 100 g fbrmulasi pakan dari bahan baku tepung ikan petek sebesar 40,48 g dan dedak 59,52 g adalah sebagai berikut.
a. Jumlah protein dari tepung ikan petek adalah 40,48 g x 60% = 24,29 g
b. Jumlah protein dari dedak adalah 59,52 g x 9,6% = 5,71 g
c. Total jumlah protein per 100 g formulasi pakan adalah 24,29 g + 5,71 g = 30,0 g

Penyelesaian dengan metode persamaan aljabar
1. Lihatlah/carilah berbagai referensi yang berkaitan dengan kandungan protein dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan, yaitu tepung ikan petek dan dedak. Dari referensi dapat diketahui bahwa kandungan protein tepung ikan petek adalah 60% dan dedak 9,6%.

2. Jadikan variabel uncuk masing-masing baban baku yang akan digunakan yaitu
X = jumlah berat (gram) tepung ikan per 100 gram formulasi pakan
Y = jumlah berat (gram) dedak per 100 gram formulasi pakan

3. Berdasarkan dua variabel tersebut diperoleh persamaan 1
X + Y = 100 (persamaan 1)

4. Berdasarkan nilai kandungan protein setiap bahan baku dan nilai protein yang diinginkan diperoleh persamaan 2
0,6 X + 0,096 Y = 30 (persamaan 2)
0,6 adalah nilai 60% (60/100) dari kandungan protein tepung ikan pecek; 0,096 adalah nilai 9,6% (9,6/100) dari kandungan protein dedak; 30 adalah jumlah protein yang diinginkan untuk setiap 100 g formulasi pakan.

5. Untuk mendapatkan nilai salah satu variabel, dibuat persamaan 3 dengan dasar dari persamaan 1
0,6 X + 0,6 Y = 60 (persamaan 3) (masing-masing dikalikan 0,6 sehingga akan ada 2 persamaan mengandung nilai variabel yang sama yaitu 0,6 X) Lakukan pengurangan dari persamaan 3 yang baru diperoleh dengan persamaan 2 sehingga dapat diperoleh nilai Y yaitu jumlah gram dedak untuk setiap 100 g formulasi pakan.
0,6X + 0,6 Y = 60 (persamaan 3)
0,6 X + 0,096 Y = 30 (persamaan 2)
0,504 Y = 30
Y = 30/0,504
= 59,52

6. Masukkan nilai Y yang diperoleh dalam persamaan 1 sehingga dapat diperoleh nilai X yaitu jumlah gram tepung ikan petek untuk setiap 100 g formulasi pakan.
X + 59,52 = 100
X = 100 - 59,52
= 40,48

Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk menyusun formulasi pakan yang mengandung protein 30% atau 30 g protein untuk setiap 100 g formulasi pakan diperlukan bahan dari dedak (Y) sebanyak 59,52 g dan tepung ikan petek (X) sebanyak 40,48 g.


Referensi:
  1. Abidin Nur, Zaenal Arifin. 2004. Nutrisi dan Formulasi Pakan Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan . Balai Besar Pengembangan Budidaya Air payau Jepara.
  2. Abidin Nur, 2005. Study And Analysis Of Feed and Nutrients For Sustainable Aquaculture Development : A country revew for Indonesia, Centre For Brackiswater Aquacultur Development Jepara, Central Java-Indonesia.
  3. Anonim. 2009. Manajemen Pakan., Upaya Meramu Pakan Ikan Tanpa Minyak dan Tepung Ikan. Informasi Teknologi-http :/www.dkp.go.id.
  4. IBM Suastika Jaya, 2010. Petunjuk Praktis Memproduksi Pakan Murah untuk Budidaya Ikan Air Tawar.
  5. Yoyo W, Rina H, Irma MH dan Yukisaya N. 2007. Nutrisi dan Bahan Pakan ikan Budidaya. Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Freshwater Aquaculture Development Project, Jepan nternational Cooperation Agency.
  6. http://ikannila.com/Sahwan M. F., 1999. PAKAN IKAN DAN UDANG (Formulasi, Pembuatan, Analisis Ekonomi). Penebar Swadaya, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar