Jumat, 29 Januari 2021

Pembenihan - Ikan Patin Siam


Ikan patin siam (Pangasinodon hypophthalmus) merupakan ikan introduksi dari Thailand pada tahun 1972. Ikan ini proses domestikasinya mudah dan cepat di perairan Indonesia sehingga budidayanya berkembang dengan pesat. Penyebaran kegiatan budidayanya meliputi pembesaran di kolam, sungai, danau, atau waduk buatan di pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa.
Untuk budidaya di kolam sudah bisa dilakukan dilahan-lahan marginal yang tidak produktif untuk tanaman seperti lahan gambut dan rawa-rawa. Hal ini karena patin siam mempunyai kelebihan bisa hidup dan berkembang di perairan-perairan yang ekstrim, yaitu yang memiliki pH dan kandungan oksigen yang sangat rendah. Produksi patin siam semakin meningkat setiap tahun dan masih ditujukan untuk pemenuhan konsumsi masyarakat. Seiring dengan kegiatan pembesarannya yang semakin meningkat di masyarakat, maka meningkat pula kebutuhan akan benih patin siam.
PEMELIHARAAN INDUK


Induk dipilih dari ikan patin yang sehat dan tidak cacat, dengan ukuran 3-5 kg dan umur lebih dari 2 tahun untuk induk betina, sedangkan untuk induk jantan dengan ukuran 1,5 - 3.0 kg dan umur diatas
1 tahun. Ukuran induk betina yang ideal adalah 4-5 kg, karena mudah ditangani dan produktivitasnya tinggi.

Induk dipelihara dengan kepadatan 0.7- 1 Kg/m2 untuk di kolam dan 6-7 kg/m3 di karamba. Pakan yang diberikan pellet dengan kadar protein minimal 30 % sebanyak 1-3 % / bobot biomassa / hari. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali per hari pada pagi dan sore hari.

SELEKSI INDUK


Pengecekan tingkat kematangan gonad induk dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Induk betina : bagian perutnya terlihat membuncit dan lunak, serta daerah sekitar lubang genitalnya berwarna kemerah-merahan. Contoh telur diambil dengan menggunakan kateter, dan diamati tingkat kematangannya secara visual dalam larutan sera. Ikan yang dipilih untuk dipijahkan adalah yang memiliki telur dengan diameter 1-1.2 mm, seragam, berwarna opaque, dan posisi inti ditengah.

Induk jantan : bagian perut terlihat biasa, bentuk alat kelamin menonjol dan berwarna kemerahan. Bila dipijit bagian perut ke arah lubang genital akan mengeluarkan cairan sperma berwarna putih susu.


PEMIJAHAN
Pemijahan dilakukan secara buatan dengan penyuntikan hormon. Jenis hormon yang digunakan adalah ovaprim dengan dosis 0,5 cc/kg induk.


Induk terlebih dahulu ditimbang beratnya untuk menentukan hormon yang digunakan. Penyuntikan dilakukan dua kali dengan interval waktu 6 jam, Penyuntikan pertama 1/3 dari dosis dan kedua 2/3 dosis. Penyuntikan dilakukan secara intra muscular di bagian kiri/kanan belakang sirip punggung. Untuk mengurangi stress pada induk maka dilakukan pembiusan pada induk dengan menggunakan benzocaine dengan dosis 100 ppm yaitu 100 cc larutan stok dilarutkan dalam 100 liter air. Pembiusan dilakukan pada seleksi, penyuntikan, dan stripping induk.

Waktu ovulasi terjadi 6 - 8 jam setelah penyuntikan ke kedua (kisaran suhu 270-310C). Hal itu ditandai dengan keluarnya telur bila dilakukan pengurutan pada bagian perut kearah lubang genital. Telur dan sperma dikeluarkan dengancara pengurutan perut kemudian ditampung di dalam mangkuk/waskom. Pembuahan buatan dimulai dengan cara mencampurkan telur dengan sperma yang telah diencerkan dengan larutan sodium chlorida 0.9 %, ditambahkan air bersih, kemudian diaduk dengan bulu ayam selama ± 3 menit secara perlahan-lahan sampai tercampur merata, selanjutnya telur ditetaskan dalam akuarium atau corong penetasan.


PENETASAN TELUR DI AKUARIUM

Telur yang sudah dibuahi ditetaskan dalam akuarium yang berukuran (60x50x40)cm3. Wadah dibersihkan dan dikeringkan, diisi air setinggi 25 - 30 cm. Bila suhu air terlalu rendah, maka perlu dipasang pemanas air (Water heatertermostat). Padat penebaran telur dalam akuarium sebanyak 25 cc / akuarium atau 6-10 butir / cm2. Penetasan telur berlangsung selama 20-26 jam pada kisaran suhu 27 -
300C.


PENETASAN TELUR DI CORONG

Setelah proses pembuahan buatan, selanjutnya dilakukan penghilangan daya rekat telur dengan menambahkan larutan tanah merah (suspensi) secukupnya, diaduk perlahan, kemudian dibilas 3 x sampai bersih. Selanjutnya dimasukan ke dalam corong penetasan dengan kepadatan 500 - 750 cc / corong. Penetasan berlangsung 18 – 22 jam pada suhu 270 – 300C


PANEN LARVA


Setelah telur menetas seluruhnya, dillarva dihitung dengan cara sampling volumetric. Kemudian dipindahkan ke wadah pemeliharaan larva yang telah disiapkan dan diisi air bersalinitas 2 ppt. Wadah pemeliharaan bisa berupa akuarium, fiber, atau bak kayu yang dilapisi karpet plastic. Pemindahan larva dilakukan 6 - 8 jam setelah menetas (penetasan di akuarium) dan 2 – 3 jam setelah menetas (penetasan di corong), dengan cara disifon atau dengan menggunakan serok halus dan ditampung dalam ember/ waskom, kemudian ditebar dalam akuarium/fiberglass dengan kepadatan 40 ekor/liter. Padat tebar bisa lebih tinggi sampai 70 ekor/liter, tergantung pada keterampilan dan kemampuan teknis pemelihara larva

PEMELIHARAAN LARVA

Naupli Artemia sp. diberikan pada larva umur 2 - 8 hari, sedangkan moina atau cacing rambut diberikan setelah larva berumur 7 hari. Frekuensi pemberian artemia dilakukan 5 kali per hari yaitu pada pukul 07.00, 11.00, 15.00, 19.00, dan 23.00 WIB, sesuai takaran yang ditentukan. Penyifonan dilakukan setiap hari pada pagi hari sebelum pemberian pakan dan penggantian air sebanyak 30-50% / 2 hari. Lama pemeliharaan larva 12 - 15 hari, dan setelah larva berumur 6 hari penurunan salinitas dilakukan secara bertahap sampai bersalinitas 0 ppt pada hari ke 10. Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari dan ditebar di kolam pendederan. Pemeliharaan larva di hatchery bisa dilakukan hanya 7 hari, yaitu sampai selesai pemberian artemia. Untuk selanjutnya larva umur tujuh hari bisa didederkan di kolam.

PENDEDERAN BENIH DI KOLAM


Persiapan kolam meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam, pembuatan caren (kemalir), pengapuran, pemupukan, dan pengisian air, dan inokulasi Moina sp.


Pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam dengan dosis 500/m2, tepung ikan BS dengan dosis 50 gram/m2, dedak dengan dosis 100 gram/m2. Sedangkan pengapuran dengan menggunakan kapur hidup (CaO) dengan dosis 25-100 gr/m2.

Persiapan kolam dilakukan selama 2 hari dan pengisian air dilakukan secara bertahap sampai ketinggian 90 cm. Inokulasi Moina sp hidup dengan padat tebar 2 kg untuk kolam seluas 500 m2 dilakukan sehari setelah pemupukan. Kolam didiamkan selama 3-4 hari agar ekosistem kolam mencapai keseimbangan dan Moina sp. dapat berkembang biak. Pengukuran kualitas air yang meliputi parameter Oterlarut, pH, dan suhu air sebagaipersiapan akhir.

Penebaran ini dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Benih yang ditebar berukuran 1 - 1.5 cm dengan padat penebaran 100-200 ekor/ m2.Pemeliharaan berlangsung selama 3 - 4 minggu sampai benih berukuran 2-3 inci. Pakan yang diberikan adalah pellet yang dihancurkan dengan kandungan protein 28%sebanyak 30% dan menurun sampai 15%/berat biomassa/hari. Frekuensi pemberian pakan 2 - 3 kali/hari, pada pagi, siang dan sore hari. Pengukuran contoh ikan dan kualitas air dilakukan seminggu sekali. 

Pengelolaan air kolam pemeliharaan dilakukan bila kondisi air kolam menurun, yaitu dengan cara pergantian air sebanyak 20-30%. Pengukuran contoh ikan dilakukan untuk pendugaan jumlah pakan yang diberikan, pengontrolan kondisi ikan serta penentuan waktu panen.

PEMANENAN

Pemanenan dilakukan setelah 3-4 minggu pemeliharaan di kolam. Wadah dan alat yang digunakan adalah hapa halus untuk penampungan ikan, waring halus untuk pengambilan ikan, saringan aluminium untuk seleksi ikan serta pompa air dengan diameter 2 dan 3 inci. Pemanenan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Keberhasilan yang sudah didapat bisa hilang percuma, karena kesalahan dalam handling sewaktu pemanenan dan setelah pemanenan. Sebaiknya pemanenan benih dilakukan pagi hari antara jam 07.00 - 09.00 WIB dengan cara dijaring sebagian, sedangkan sisanya ditangkap dengan menggunakan seser/serok halus setelah kolam dikeringkan.

Benih yang tertangkap ditampung dalam hapa dan diberok selama 1 (satu) hari sebelum dilakukan seleksi. Benih hasil seleksi ditampung dalam wadah pemberokan dan diberigaram dengan dosis 3-5 ppt untuk pencegahan penyakit karena penanganan selama panen.

Sumber : 
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam - Jambi Desa Sungai Gelam RT. 23 Bumi Perkemahan Pramuka Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi. 



1 komentar:

  1. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q.ME
    paling diminati di Indonesia, ::))
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-Q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    ~sakong
    ~aduQ
    ~capsa susun
    ~perang baccarat (new game)
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile :d
    Whatshapp : +85515373217 :* (f)

    BalasHapus