Budidaya ikan kerapu secara umum tidaklah mudah, karena berbagai faktor teknis menjadi kendala dalam produksi massal. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan usaha budidaya ikan kerapu adalah timbulnya penyakit (Yuasa, dkk., 2000). Penyakit pada ikan kerapu salah satunya disebabkan oleh virus. Iridovirus merupakan salah satu penyebab penyakit “ kerapu tidur “ atau Grouper Sleepy Disease Iridovirus (GSDIV). Infeksi iridovirus diketahui sebagai suatu penyakit yang mematikan pada budidaya ikan laut. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh penyakit ini sangat tinggi, karena iridovirus mulai menginfeksi pada ukuran fingerling sampai ukuran siap jual (Koesharyani dkk.,
1998). Penyakit GSDIV yang disebabkan oleh iridovirus ini, pertama kali ditemukan di Indonesia, menyerang ikan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina) pada jaring tancap di wilayah Sumatera utara (Rukyani dkk., 1993). Peristiwa tersebut menyebabkan kematian 80 % ikan yang berukuran 100 – 1000 gr / ekor. Kasus kematian ikan akibat infeksi iridovirus juga dilaporkan terjadi di negara Taiwan, Thailand dan Jepang dengan kematian mencapai 80 – 90 % (Danayadol et al., 1997; Chou et al., 1998).
Infeksi iridovirus pada ikan dapat menyebabkan kematian massal hanya beberapa hari setelah ikan yang terinfeksi menunjukkan gejala klinis (Mahardika, dkk., 2004b). Menurut Chua et al. (1994), penyebab infeksi iridovirus pada 10 tempat budidaya di negara Singapura, telah menyebabkan kematian sebanyak 50% pada ikan Brown Spotted Groupe (E. tauvina) dalam waktu dua minggu, dengan kematian 10 ekor / hari. Pada tahun 2000, terjadi kematian 100 % pada ikan kerapu Epinephelus coioides dan ikan kerapu Epinephelus bleekeri di Balai Besar Riset Penelitian Budidaya laut (BBRPBL) daerah Gondol – Bali, Ikan tersebut baru dua minggu didatangkan dari tambak penampungan di Lamongan (Mahardika dkk., 2001).
Penyakit Iridovirus atau Grouper Sleepy Disease Iridovirus, merupakan penyakit pada ikan kerapu yang disebabkan oleh virus dari family Iridoviridae, genus Ranavirus
Iridovirus merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang ikan air tawar atau air laut, utamanya Ikan Kerapu (Epinephelus sp.). Iridovirus menyebabkan kerugian yang besar bagi para pembudidaya. Gejala klinis ditandai dengan ikan sangat lemah, anoreksia, dan pembesaran bola mata.
Bio – Ekologi Paogen :
• Virus berdiameter 160-200 nm. Replikasi virus terjadi di dalam sitoplasma sel yang terinfeksi, dan secara in vitro dapat tumbuh dengan baik pada kultur jaringan yang berasal dari ikan kerapu.
• Penularan terjadi secara horizontal dan air terkontaminasi merupakan media penularan yang paling potensial.
• Inang rentan meliputi beberapa jenis ikan kerapu, menginfeksi tubuh ikan secara sistemik dan organ yang menjadi target infeksi antara lain ginjal dan limfa.
• Menyebabkan kematian yang cukup tinggi (20-50%) hanya dalam jangka waktu beberapa hari
• Virus tidak hanya menyerang organ hemapoetik (ginjal dan limpa) tetapi menyerang semua organ seperti hati, jantung, timus, lambung dan usus
Gejala Klinis :
• Gejala klinis seperti nafsu makan yang berkurang, pergerakan renang yang lemah dan tidak berorientasi serta berdiam diri di dasar bak dengan keadaan berbaring pada salah satu sisi tubuh.
• Warna tubuh ikan menjadi gelap dan mengalami anemia akut, hal ini terlihat dari warna insang yang pucat dan kadar hematocrit yang rendah (< 25%).
• Serangan iridovirus memunculkan gejala pembengkakan pada organ limpa dan menyebabkan kematian ikan.
Diagnosa :
Polymerase Chain Raection (PCR).
Gambar 1. Ikan kerapu yang terinfeksi iridovirus, warna tubuh gelap dan mengalami anemia akut.
Gambar 2. Ikan kerapu yang terinfeksi iridovirus, organ limfa mengalami pembengkakan.
Pengendalian :
• Pengendalian secara spesific belum ada, namun untuk pencegahan penyakit virus dapat dilakukan dengan sanitasi pada semua peralatan dan tahapan budidaya.
• Minimalisir “stress” selama proses transportasi.
• Mengurangi kepadatan.
• Di Jepang, pencegahan melalui vaksin telah berhasil dengan baik.
Referensi:
- Donna Oc, Buku Saku Penyakit Ikan; milis-ipkani@googlegroups.com
- Wiwin Wiyani; Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang Direktorat Jenderal Perikanan BudidayaKementerian Kelautan dan Perikanan,
- http://etd.repository.ugm.ac.id/home/158009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar