Senin, 19 Juli 2021

Penyakit Ikan - Viral Nervous Necrosis (VNN)


Dalam kegiatan budidaya laut, salah satu agen penyebab penyakit infektif yang menyerang ikan laut adalah virus Viral Nervous Necrosis (VNN). VNN telah menginfeksi lebih dari 20 jenis ikan laut, diantaranya berbagai jenis ikan kerapu, kakap, bawal bintang. Penyakit ini bisa menyerang ikan stadia larva, benih, pembesaran hingga induk dan dapat menyebabkan kematian massal. Virus ini sering menyerang organ mata (retina) dan otak, sehingga sering mengakibatkan gangguan pada sistem syaraf. VNN juga ditemukan menyerang organ reproduksi pada ikan laut.

Untuk menghindari kerugian usaha, bagi para pembudidaya sangat penting untuk mengetahui dan mengenal ciri-ciri ikan yang terserang penyakit ini. Sehingga dapat diambil tindakan segera untuk pengendaliannya, baik untuk pencegahan maupun pengobatan.

Ada beberapa gejala klinis yang dapat ditemukan pada ikan laut yang terserang VNN yakni pergerakan tidak terarah, hilang keseimbangan, atau berenang terbalik; berenang berputar-putar (seperti spiral); hiperaktif, sering menghentakkan kepala ke permukaan air secara sporadik; lemah, akibat kehilangan nafsu makan; warna tubuh pucat, hingga kematian. Ikan yang mati merupakan sumber penularan yang potensial bagi ikan lain. Virus ini bersifat sangat ganas dan menular dengan cepat sehingga sangat sulit dikontrol. Bila menemukan ciri-ciri diatas, sebaiknya pembudidaya waspada dan mengambil tindakan pengendalian segera serta menghubungi laboratorium yang dapat melakukan pemeriksaan penyakit ikan.

Cara yang efektif untuk mengobati VNN belum ditemukan hingga kini, maka penyakit ini merupakan permasalahan yang serius pada budidaya marikultur. Namun demikian sebagaimana pepatah orang bijak, mencegah lebih baik daripada mengobati, ada beberapa tindakan pencegahan terhadap serangan VNN yang dapat dilakukan, antara lain adalah : seleksi induk dan larva bebas VNN, disinfeksi telur, mengurangi penanganan/handling yang dapat menyebabkan stres, mengurangi kepadatan larva/benih, meningkatkan volume pergantian air baru (pemeliharaan di bak), penerapan biosekuriti, pemberian feed aditif (vitamin C, multivitamin, imunostimulan), vaksinasi VNN.

Hasil diagnosa dan pemeriksaan sampel VNN di Laboratorium Penguji Balai Perikanan Budidaya Laut Batam dalam dua tahun terakhir tidak ditemukan adanya kasus kematian ikan budidaya akibat VNN. Dari jumlah sampel VNN pada tahun 2015 sebanyak 87 sampel, ditemukan 7 sampel positif VNN dan di tahun 2016 (hingga oktober) sebanyak 58 sampel, semua negatif VNN.


Viral Nerveus Necrosis (VNN) (istilah alternatif: virus encephalopathy dan retinopathy(VER) adalah penyakit yang terdaftar oleh The Office International des Epizooties (OIE), menjadi masalah utama didalam produksi perikanan laut didunia. Identifikasi virus penyebab VNN ini adalah anggota family Nodaviridae diperoleh dengan menyelidiki asam nukleat dan protein struktural dari larva virus Pseudocaranx dentex. Keluarga Nodaviridae terdapat dua jenis yaitu jenis Alphanodavirus dan Betanodavirus, kedua jenis ini sangat ganas dalam menginfeksi ikan. Betanodaviruses (family Nodarideae) adalah agen penyebab serangan viral nerveus necrosis (VNN) pada budidaya ikan laut.

Penyakit Viral Nervous Necrosis (VNN) atau Viral Encephalopathy and Retinopathy (VER) disebabkan oleh RiboNucleicAcid (RNA) virus yang masuk dalam kelompok “non-enveloped nodavirus”

Bio - Ekologi patogen :
• Mrupakan penyakit yang serius pada budidaya laut karena dapat menginfeksi lebih dari 20 jenis ikan laut
• Penularan dapat terjadi secara vertikal dan horizontal.
• Terutama mempengaruhi system syaraf ikan, dan organ target yang selama ini diyakini memiliki prevalensi partikel virus tertinggi adalah otak dan retina mata. Namun secara empirisme, pada organ reproduksi (gonad/ovari dan sperma) juga memiliki prevalensi relatif tinggi.
• Umumnya menginfeksi fase larva/juvenile dan dapat mengakibatkan kematian total (100%) dalam tempo 1 – 2 minggu; namun dapat pula menginfeksi kerapu dewasa (200 – 2.000 gram/ekor) dan menyebabkan kematian massal.

Gejala klinis :
• Pergerakan tidak terarah, berenang seperti spiral, hiperaktif
• Hilang keseimbangan atau berenang terbalik
• Sering menghentakkan kepala ke permukaan air secara sporadic
• Hilang nafsu makan, ikan kelihatan lemah
• Warna tubuh pucat

Diagnosa :
Polymerase Chain Raection (PCR)

Gambar 1. Benih ikan kerapu yang menderita penyakit VNN, hilang keseimbangan dan berenang terbalik

Gambar 2. Ikan kerapu yang menderita penyakit VNN, terjadi pembengkakan organ gelembung renang

Pengendalian :
• Seleksi induk dan larva (bebas VNN) dengan PCR
• Higienis terhadap seluruh sarana dan selama proses produksi
• Desinfeksi telur dengan iodine atau ozone, kemudian setiap batch larva kemudian dipelihara dalam wadah yang berbeda
• Minimalisir penanganan induk selama proses pembenihan
• Mengurangi kepadatan larva dari 15 – 30 ekor/L, menjadi <15 ekor/L
• Meningkatkan jumlah pergantian air baru
• Pemeliharaan dalam ”air hijau” secara ekstensif juga dapat mengurangi prevalensi juvenil/ikan terhadap infeksi VNN.

Referensi
  1. Donna Oc, 2017, Buku Saku Penyakit Ikan; milis-ipkani@googlegroups.com
  2. Wiwin Wiyani; 2017, Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang Direktorat Jenderal Perikanan BudidayaKementerian Kelautan dan Perikanan,
  3. Ghufran M. Kordi H. Panggulangan K,. 2004, .Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Bina Adiaksara. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar