Rabu, 27 Oktober 2021

Ikan Gabus - Budidaya dalam Drum Plastik

Ikan gabus (Channa striata) atau yang lebih dikenali sebagai striped snakehead, anggota genus Channa, merupakan ikan konsumsi yang populer di Asia (Wee, 1982). Peningkatan kebutuhan terhadap ikan gabus tentunya akan mempengaruhi ketersediaan stok di perairan umum. Salah satu cara untuk menjaga ketersediaannya adalah dengan mengembangkan kegiatan budidaya. Budidaya ikan gabus telah dilakukan di sungai dan waduk menggunakan karamba (Adamson, 2010; Poulsen et al., 2008), juga di rawa lebak menggunakan karamba dan sistem pagar (Muthmainnah, 2013).Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok. Bahkan di Kalimantan pernah dilaporkan gabus memangsa anak bebek. Ini masuk akal karena di sungai dan di rawa-rawa Kalimantan terdapat jenis gabus berukuran besar (gabus toman/aruan dan sejenisnya).

Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus
Ikan gabus (Channa striata) atau yang lebih dikenali sebagai striped snakehead, anggota genus Channa, merupakan ikan konsumsi yang populer di Asia (Wee, 1982). Ikan ini memiliki nilai ekonomi yang terus meningkat dan memiliki pasaran yang tinggi karena rasanya enak dan ketersediaannya sepanjang tahun. Selain dimanfaatkan dalam bentuk ikan segar karena memiliki daging yang tebal dan rasa yang khas, juga telah diolah sebagai bahan pembuatan kerupuk dan pempek, serta sebagai ikan asin dan ikan asapan. Daging ikan ini juga dimanfaatkan sebagai bahan terapi pengobatan setelah pembedahan (Gam et al.,2006). 

Menurut Bloch (1793), klasifikasi ikan gabus sebagai berikut : 
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii 
Ordo : Perciformes 
Famili : Channidae 
Spesies : Channa striata

Gambar 2. Ikan Gabus (Channa striata) (Bloch, 1793)

Secara morfologis, bentuk tubuh ikan memanjang, permukaan tubuh dan kepala ditutupi oleh sisik tebal dan permukaannya kasar. Sirip punggung panjang yang dasarnya mencapai pangkal ekor, permulaan sirip ini di atas atau sedikit di belakang sisip dada. Kepala berbentuk seperti kepala ular. Antara dasar sirip punggung dan linea lateralis terdapat 4 - 5 baris sisik, Dorsal 38 - 43, Anal 23 - 27, Linea lateralis (Lt) 52 - 57. Pada sisi badan mempunyai pita warna berbentuk > mengarah ke depan. Sirip dada lebih pendek dari pada bagian kepala di belakang mata. Umumnya bagian punggung tubuh berwarna gelap dan bagian perut (abdominal) berwarna putih. Sirip ekor berbentuk bundar (rounded) (Saanin,1986; Pulungan et al., 1986; Kottelat et al., 1993 dan Pulungan 2000). Komposisi kimia dari ikan gabus menurut Sayuti dalam Rizki (2005) adalah kadar air sebanyak 75,01%, protein 17,06%, lemak 0,44% dan abu 1,43%. Sugito dan Hayati (2006), menambahkan ikan gabus mempunyai kandungan protein yang tinggi (17%), kandungan lemak yang rendah (1%) dan memiliki daging yang putih.

Ikan gabus merupakan ikan labirin yang mampu bertahan di luar air, karena mempunyai alat pernafasan tambahan yang berupa lipatan kulit tipis yang berliku- liku seperti labirin (Soeseno, 1988). Ikan ini biasa hidup di sungai, danau, dan kolam/tambak, serta biasa membuat sarang di daerah rawa-rawa atau diantara belukar yang terdapat pada tepi tambak dan sungai. Di Indonesia, ikan gabus penyebarannya sangat luas, mulai dari Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Flores, Ambon dan Halmahera (Weber dan Beaufort 1922). Di beberapa daerah, ikan gabus dikenal pula dengan nama ikan rayong(Sunda), Kuto (Madura), Bace (Aceh), Sepungkat (Palembang), dan di Bajarmasin dengan nama ikan Haruan (Weber & Beaufort 1922).

Ikan gabus merupakan ikan karnivor yang cukup buas. Di tambak pedalaman, yang salinitasnya lebih rendah/tawar, ikan gabus merupakan hama yang amat merugikan karena kebuasannya melebihi ikan kakap. Ikan ini tidak hanya memangsa ikan bandeng, tetapi juga ikan-ikan liar lainnya (Soeseno 1988). Ikan gabus sangat kaya akan albumin yaitu salah satu jenis protein penting. Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 %. Menurut Astuti (2008), albumin berada di dalam darah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengatur keseimbangan air dalam sel, mengeluarkan produk buangan, dan memberi gizi pada sel untuk pembentukan jaringan sel baru sehingga mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah pasca operasi atau pembedahan dan luka. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beragam penyakit, dari kekurangan gizi, diabetes, autis, hingga HIV-AIDS.

Habitat dan Kebiasan Hidup Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan ikan labirin yang mampu bertahan di luar air, karena mempunyai alat pernafasan tambahan yang berupa lipatan kulit tipis yang berliku- liku seperti labirin (Soeseno, 1988). Ikan ini biasa hidup di sungai, danau, dan kolam/tambak, serta biasa membuat sarang di daerah rawa-rawa atau diantara belukar yang terdapat pada tepi tambak dan sungai. 

Di Indonesia, ikan gabus penyebarannya sangat luas, mulai dari Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Flores, Ambon dan Halmahera (Weber & Beaufort 1922). Di beberapa daerah, ikan gabus dikenal pula dengan nama ikan rayong (Sunda), Kuto (Madura), Bace (Aceh), Sepungkat (Palembang), dan di Bajarmasin dengan nama ikan Haruan (Weber & Beaufort 1922).

Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera dan Kalimantan, ikan gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini sering kali ditemui berjalan di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa labirin.

Pemijahan ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember. Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang diantara tumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan berwarna merah jingga bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama untuk mencari makanan.

Budidaya Ikan Gabus dalam Drum Plastik
Budidaya Ikan Gabus menjadi salah satu usaha ternak yang dapat dilakukan oleh kita saat memiliki lahan yang cukup luas. Tetapi, karena perkembangan teknologi terbaru dapat membuat inovasi yang memungkinkan kita untuk melakukan budidaya ikan gabus tanpa memiliki lahan yang luas untuk membuat kolam ikan gabus.

Bisnis Ikan gabus sekarang memang belum terkenal dan gaung budidaya ikan gabus belum seterkenal budidaya ikan lele. Namun, potensi perkembangan budidaya ikan gabus masih terbuka lebar. Karena harga jual ikan gabus masih sangat tinggi. Hal ini dikarenakan permintaan ikan gabus untuk konsumsi juga sangat tinggi dan hasil tangkapan ikan gabus dari alam semakin berkurang karena populasi ikan gabus di alam juga berkurang. Bisnis ternak ikan gabus zaman sekarang adalah bisnis ternak gabuscepat berkembang yang banyak di lirik orang. Komoditas ini sangat populer di Indonesia karena lele gampang di olah.

Drum / tong plastik mudah di dapat dari industri sekitar. Drum yang digunakan biasanya adalah drum biru yang biasanya digunakan untuk menyimpan bahan baku. Setelah drum di cuci bersih dan di sesuaikan bentuknya maka bisa digunakan untuk ternak Ikan Gabus.

Biasanya yang menggunakan drum atau tong biru ini untuk budidaya adalah para peternak ikan lele. Namun kita dapat memanfaatkannya untuk membudidayakan ikan gabus, karena habitat dan kebutuhan hidup ikan gabus hampir sama dengan ikan lele. Jadi, apabila tong dapat digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele, maka dapat pula digunakan sebagai tempat budidaya ikan gabus pula.

Hal yang perlu diperhatikan ketika berternak ikan gabus jika memakai drum / tong plastik ini adalah:

1. Wajib menjaga kualitas air. Air yang terlalu kotor dapat memunculkan jamur dan akhirnya akan membunuh Ikan Gabus yang Anda ternak didalam drum plastik tersebut.

2. Makanan Ikan Gabus sebaiknya tidak sampai kekurangan karena sifat Ikan Gabus ini adalah menjadi kanibal ketika kekurangan makanan. Pemberian pelet adalah solusi praktis bagi Anda yang tidak ingin pusing mencari bahan makanan Ikan Gabus.

3. Gunakan drum yang bahannya terbuat dari plastik untuk memulai budidaya ikan gabus dalam drum. Jangan memilih tong atau drum yang terbuat dari besi. Hal itu dikarenakan drum besi bisa membunuh Ikan Gabus karena sisa karat pada drum / bahan kimia tersebut akan mencemari air sehingga ikan gabus dapat keracunan air karat.

4. Lapis jaring besar di drum sebelum dimasukkan air. Hal ini untuk mempermudah panen. Ketika mau panen, Anda cukup menarik jaring tersebut dari tong saja maka Ikan gabus akan terangkat semua.

Kelebihan Ternak Ikan Gabus di Drum / Tong Plastik
Ternak Ikan Gabus di drum / tong plastik punya banyak kelebihan yang pastinya menjadi perhitungan calon peternak sebelum memulai.

Berikut uraian kelebihan dari ternak Ikan Gabus di drum / tong daripada di kolam:
1. Hemat Tempat
Peternak Ikan gabus memilih menggunakan tong atau drum untuk menggantikan kolam adalah hemat tempat. Hal ini disebabkan tempat luas menjadi keterbatasan dalam memulai usaha ternak ikan gabus. Jadi, solusi paling rasional dan murah serta mudah adalah menggunakan drum atau tong sebagai media budidaya ikan gabus.

2. Hemat Waktu
Menggunakan drum atau tong untuk memulai bisnis ternak ikan gabus menghemat waktu dan tenaga dibandingkan harus membuat kolam tanah ataupun kolam semen. Kita hanya perlu membeli tong bekas di tempat penjualan barang-barang bekas disekitar kota kita serta membelah atau menggergajinya dengan ukuran yang sesuai untuk membudidayakan ikan gabus

3. Mudah Panen
Tidak seperti menggunakan kolam tanah atau kolam semen, cara panen ikan gabus di dalam tong sangatlah mudah. Dengan melapisi bagian dalam drum plastik menggunakan jaring ukuran besar maka cara panen ikan gabus di dalam drum plastik akan semakin mudah. Kita hanya tinggal membuang air didalam drum plastik dengan cara membuka saluran pembuangan air, kemudian mengangkat jaring yang sudah kita tambahkan di dalam drum plastik tersebut maka semua ikan gabus akan terangkat. Lebih mudah kan dalam pemanenan??!!

Selain kelebihan ternyata ada juga kekurangan dari ternak ikan gabus dengan metode drum plastik ini

Kekurangan Ternak Ikan Gabus dengan Menggunakan Drum / Tong
1. Harus Menjaga Kualitas Air
Sering kali bagi pemula yang memulai ternak ikan gabus di dalam drum, menjaga kualitas air yang digunakan sebagai media pembesaran ikan gabus adalah hal yang membosankan. Namun, menjaga kualitas air wajib diperhatikan. Apabila kualitas air didalam tong rendah, akan mengakibatkan kematian ikan gabus tersebut

2. Rasio Kematian Ikan gabus lebih Tinggi
Beberapa peternak ikan gabus menggunakan drum, yang mengawali budidaya ikan gabus menggunakan kolam tanah atau kolam semen, mengatakan bahwa ikan gabus lebih mudah mati apabila diternak di dalam drum. Ketika ikan gabus sudah berumur 1,5 bulan ke atas, seringkali peternak mendapati kematikan ikan gabus tersebut padahal pakan sudah diberikan secara cukup.

Ternyata, penyebabnya adalah kekurangan kadar oksigen yang terlarut di dalam air akibat dari sesaknya tempat. Maksimal benih yang disarankan dalam satu drum plastik besar adalah tidak lebih dari 200 ekor ikan gabus.

Beberapa langkah langkah proses budidaya ikan gabus menggunakan drum. Silahkan simak berikut ini:

1. Membuat Kolam Drum
Bila kamu menggunakan drum untuk kolam ikan gabus, usahakan drum yang berbahan plastik biru. Seperti contoh diatas ini. Perlu diingat jangan gunakan drum yang berbahan besi, itu akan membunuh ikan gabus. Tau sendirilah, besikan mudah berkarat jika terkena air dan terdapat bahan kimia lainnya, sehingga membuat ikan gabus cepat mati dan keracunan.

Kemudian gunakan Drum yang modelnya posisi rebahan memanjang dengan tanah. Bilah sudah, kemudian ukur dengan diameter 6 cm dan tinggi 90 cm.

Untuk pembuatan kolam dari drum itu tidak terlalu sulit. Berikut langkah pembuatan kolam ikan gabus dari drum:
Pertama yang harus dilakukan, membuat bukaan kolam dengan cara membentuk persegi panjang pada salah satu sisi drum. Untuk lebih mudah memotongnya, gunakan gerindra listrik.
Selanjutnya membuat saluran pembuangan pada dasar drum. Saluran inilah yang nantinya menjadi saluran pembuangan. Kamu bisa membuat saluran ini dengan satu buah keni dan satu pipa vertikal setinggi permukaan air kolam ikan gabus.
Lubang pada bagian pembuangan harus diberi penutup. Hal ini supaya benih ikan gabus dapat masuk dalam saluran sampai mati.
Nah setelah itu, letakan drum pada tempat yang terkena sinar matahari yang cukup

2. Membuat penutup kolam
Buatlah penutup untuk kolam ikan. Ini bertujuan untuk menghindari ikan gabus agar tidak lompat keluar drum. Penutupnya bisa terbuat dari jaring atau kawat ram. Setelah itu, kamu bisa memanfaatkan bekas dari dinding drum yang telah dibuka, kemudian lubnag kecil kecil dan memasangnya untuk penutup kolam.

3. Persiapan air
Pada umumnya ikan gabus tidak terlalu rewel masalah air. Namun lebih baik untuk menjaga kualitas air. Usahakan air harus bersih, dan bila ada air sumur gunakan lah itu sangat baik. Apabila kamu menggunakan air ledeng. Sebaiknya kamu endapkan terlebih dahulu, selama beberapa hari.

4. Benih ikan gabus
Ikan gabus ini termasuk ikan yang pertumbuhannya lambat. Nah agar bisa menutupi kebutuhan konsumen yang banyak. Kamu harus pilih bibit dengan ukuran sekitar 10-12cm supaya tidak menunggu lama. Ukuran bibit ini berumur sekitar 3-4 bulan sebelum menetas.

5. Kepadatan tebar ikan gabus
Untuk melakukan budidaya ikan gabus dalam drum, kamu harus lakukan tebar ikan dengan kepadatan akhir 15-20 ekor terlebih dahulu. Kamu bisa lakukan ini secara bertahap, dengan jumlah ikan sedikit demi sedikit.

6. Pakan Ikan Gabus
Untuk memberikan pakan ikan gabus, direkomendasikan menggunakan pakan berupa pelet. Kamu bisa menggunakan pelet dari ikan lele.

Pemberian pakan ini dilakukan 3-5 kali dalam sehari. Ikan gabus ini termasuk ikan paling rakus makan. Usahakan berikan pakan sedikit demi sedikit dengan melihat pakan ikan di genangan apakah sudah habis apa belum.

Selain pelet, kamu bisa gunakan cacing tanah. Ikan gabus juga suka dengan cacing tanah. Langsung saja ditaburkan.

7. Mengganti air
Di bagian ini penting banget, lakukan pergantian air secara berkala yaa. Kapasitas drum sendiri memang sangat terbatas, sehingga kita harus melihat volume air yang pas dengan drum.
Lakukan pergantian air secara berkala dalam waktu seminggu sekali. Dan juga kamu dapat melakukan minimalisir proses pergantian air dengan melihat perilaku si ikan gabus. Bila air terlalu pekat itu waktunya melakukan pergantian air pada drum.


Analisa Budidaya Ikan Gabus
Untuk budidaya ikan bukanlah hal mudah. Kamu harus memperhatikan ikan gabus dalam pertumbuhannya supaya tidak merugi dikemudian hari.

Untuk kalian pemula sebaiknya perhatikan dulu cara budidaya ikan gabus dengan baik:
  • Kolam ikan. Pastikan ukurannya jangan terlalu sempit. Minim 2 m x 5 m dengan ketinggian air perkiraan 150 cm.
  • Benihkan ikan gabus berukuran tiga sampai empat cm.
  • Pakan ikan gabus diproduksi di palet pabrik. Pakan pelet ini biasanya tersedia di toko binatang peliharaan atau toko pemancingan. Pakan sudah siap sekitar dua atau tiga kilogram.
  • Padatkan benih ikan gabus lalu ditebarkan 15 ekor/per m2. Sehingga di perhitungkan 100 x 15 = 1500 ekor.
  • Untuk panen membutuhkan waktu sekitar lima sampai enam bulan ( bila terlambat sampai tujuh bulan pada musim kemarau)
  • Untuk penyortiran budidaya ada bulan ke empat dan lima.
Referensi
  1. Andy O, S. Bin 2005. Modul Praktikum Biologi Perikanan. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Hassanuddin. Makasar. 168 hal.
  2. Ardianto, D. 2015. Buku Pintar Budidaya Ikan Gabus. Yogyakatra: FlashBooks
  3. Cholik, F., Jagatraya, A.G., R.P. Poernomo, R.P., & Jauzi, A. 2005. Ikan Gabus (Channa striata). Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Kerja sama Masyarakat Perikanan Nusantara dengan Taman Akuarium Air Tawar, TMII. 415 hlm.
  4. Suryanti, Y., Priyadi, A., & Suhenda, N. 1997. Pemberian Pakan Buatan Untuk Ikan Gabus (Chana striatus) dalam Keramba di Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Pusat Riset Perikanan Budidaya. III(3): 35—40.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar