Rabu, 27 Oktober 2021

Ikan Gabus - Lebih Jauh Tentang

Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok. Bahkan di Kalimantan pernah dilaporkan gabus memangsa anak bebek. Ini masuk akal karena di sungai dan di rawa-rawa Kalimantan terdapat jenis gabus berukuran besar (gabus toman/aruan dan sejenisnya).
Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya sebagai aruan, haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong, bogo, licingan, kutuk (Jawa); dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris, belut juga disebut dengan berbagai nama, seperti common snakehead, snake-head murrel, chevron snakehead, striped snakehead juga aruan. Name ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang menyebutnya Ophiocephalus striatus. Kelas: Pisces Subkelas: Actinopterygii Ordo: Perciformes Famili: Channidaeae Genus: Channa Species: Channa sriata/ Ophiocephalus striatus

Ada beberapa jenis gabus. Channa striata merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui dan memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain adalah gabus toman Channa micropeltesdan Channa pleuropthalmus. Gabus toman merupakan jenis gabus yang berukuran tubuh besar, mencapai panjang 1 meter dengan berat 5 kg.

Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi- gigi besar dan tajam.

Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan) ke wilayah Indonesia Timur.

Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera dan Kalimantan, ikan gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan.

Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui "berjalan" di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau—mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa "labirin".

Pengendalian
Biasanya ikan ini menyambar mangsa di permukaan sehingga jika masuk ke kolam ikan yang lain kehadirannya dapat segera diketahui. lkan gabus yang akan menyambar mangsa biasanya berdiam diri di sekitar tanaman air (sehingga tidak terlihat oleh mangsanya) dan secara tiba-tiba meluncur cepat ke arah mangsanya dan langsung menelannya. Mulutnya yang besar memungkinkan untuk itu. Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara tumbuhan di tepi air.
Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijaga oleh induknya. Ini merupakan saat yang paling baik untuk menangkap/mengusir gabus dari kolam.

Untuk mencegah masuknya gabus ke kolam, pada saat pengolahan, dasar kolam harus benar-benar kering sampai retak-retak sehingga tidak memungkinkan gabus bertahan hidup. Biarkan dasar kolam dijemur sinar matahari selama beberapa hari. Pada bagian saluran pemasukan, dipasang saringan dari ijuk yang sangat rapat sehingga benih dan telur gabus tidak ikut masuk ke kolam bersama aliran air. Jika di dalam kolam sudah terdapat ikan gabus, harus segera ditangkap.

Biasanya populasinya tidak begitu banyak. Gabus dapat dipancing dengan mengggunakan umpan berupa ikan kecil, anak kodok atau eating. Cara pemancingannya cukup unik, yaitu dengan menggerak-gerakkan umpan di permukaan air. Umpan yang bergerak biasanya disambar gabus karena disangka mangsanya. Gabus yang tertangkap dapat dikonsumsi karena memang rasanya enak dan menjadi makanan favorit di beberapa daerah baik dalam bentuk segar maupun kering/asin.

Ikan inipun mudah sekali didapat, bisa dibeli di pasar, bahkan di warung-warung sekitar tempat tinggal. Namun apakah mereka tahu asal-usul ikan tersebut. Tentu saja tidak semua orang tahu, termasuk cara budidayanya .Inilah yang akan dikupas dalam artikel ini.

Soal asal usul. Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan ini perlu dikembangkan.

Lalu soal cara budidaya ikan gabus. Ternyata ikan inipun tidak susah. Tidak perlu dengan pemijahan buatan, cukup dengan pemijahan alami. Tentu saja hal ini disebabkan karena ikan gabus sudah akrab dengan perairan kita. Salah satu instansi perikanan yang sudah berhasil adalah Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel inipun diambil dari salah satu leafletnya.

Namun sebelum mengupas tentang cara budidayanya, alangkah lebih baiknya kita tahu dulu tentang biologinya, terutama habitat, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa daerah pedalaman, hidup di dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan kecil yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember.

Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan kedalam : Kelas : Pisces; Ordo : Labyrinthycy; Famili : Chanidae; Genus : Channa; Spesies : Channa striata; sinonim dengan Ophiochephalus striatus. Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggeri disebut Snaka Head Fish.

Beda Jantan dan Betina 
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.

Perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman


Ikan toman merupakan jenis ikan predator dari suku ikan gabus (Chinnidae). Ikan ini merupakan jenis ikan terbesar dari marga ikan gabus sehingga sering disebut dengan Giant Snakehead. Ciri-ciri umum yang dapat kita temukan pada ikan ini adalah berkepala besar dan bermulut besar serta bergigi runcing tajam. Tubuh ikan toman berbentuk bulat, panjang seperti torpedo dengan ekor membulat.

Ikan Toman dewasa berwarna hitam kebiruan, dengan perut putih atau keputihan. Anak-anaknya berwarna kemerahan, dengan garis hitam dan jingga di sisi tubuhnya. Ikan toman dapat tumbuh sampai mendekati 1,5 m panjangnya.
ikan toman (snakehead) raksasa berwarna terkadang berwarna merah atau hijau kehitaman, dengan garis-garis lateral yang oranye dan hitam muncul setelah umur ikan toman sekitar dua bulan.

Sebagian ikan toman ini juga mengalami perubahan garis-garis di sisik tubuhnya dan dan malah mengembangkan pola kebiruan – hitam dan putih pada tubuh atasnya. Ikan toman bisa tumbuh hingga mencapai berat 44 kg serta jenis ikan ini merupakan jenis ikan yang paling agresif dari 30 spesies snakeheads lainya.

Ikan toman juga memiliki kemampuan untuk melompat ke darat dan menghirup udara langsung dari sekitarnya, meskipun mereka hanya mampu melakukan hal ini di daerah berlumpur atau rawa, maka tidak heran jika ikan ini juga di juluki dengan nama ” Mudfish”.

Kemampuannya untuk bertahan hidup di luar air itu ditunjang dengan adanya paru-paru primitif terletak tepat di belakang insang. Selain itu ikan toman juga dapat hidup di lingkungan dimana kandungan oksigen dalam air sangat rendah, dengan muncul ke permukaan dan mengambil sedikut udara.

Ciri-ciri IKAN GABUS
Berdasarkan wikipedia, Ikan gabus adalah ikan predator yang dapat ditemui di perairan air tawar. Nama lain dari ikan gabus adalah bocek dari riau, aruan, haruan (Mly.,Bjn), kocolan (Btw.), bogo (Sd.), bayong, bogo, licingan (Bms.), kutuk (Jw.), kabos (Mhs.) dan lain-lain. Di luar negeri, ikan jenis ini biasa disebut dengan common snakehead, striped snakehead, serta aruan. Nama ilmiah dari ikan gabus adalah Channa striata.


IKAN GABUS memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.

Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan).

Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar, rawa-rawa, danau, kolam, sawah dan lain sebagainya atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui "berjalan" di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau mencari tempat lain yang masih berair.


Referensi
  1. Makmur, S.M.F. Rahardjo, dan Sutrisno Sukimin. 2003. Biologi Reproduksi lkan Gabus (Channa striato Btoch) di Daerah Banjiran Sungai Musi Sumatera Selatan. Jurnal Iktiotogi Indonesia, 3.7:57-67.
  2. Ardianto, D. 2015. Buku Pintar Budidaya Ikan Gabus. Yogyakatra: FlashBooks
  3. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi. 2006. Famili Channidae. Inventarisasi Keragaman Ikan Lokal Air Tawar Provinsi Jambi. 98 hlm.
  4. Brotowijoyo, M.D. 1995. Pengantar Lingkungan dan Budidaya Air. Liberty. Yogyakarta
  5. https://www.kompasiana.com/trieatmoko91/54f94b15a33311e9018b4a27/bagi-anda-yang-ingin-budidaya-ikan-gabus-maka-terlebih-dulu-kenali-ikan-gabus-ini









Tidak ada komentar:

Posting Komentar