Senin, 28 Maret 2022

Ikan Hias Mas Koki - Pemilihan Indukan


Pada proses budidaya ikan hias mas koki, untuk membedakan antara maskoki jantan dan betina tidaklah sulit. Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dipilih. Pertama dengan melihat bentuk organ reproduksinya dan kedua melalui tanda yang ada pada siripnya. Untuk mengenali perbedaan organ reproduksinya, maskoki harus ditangkap dan dibuat terlentang. Bila organ reproduksinya berbentuk oval dan kecil, maskoki tersebut berkelamin jantan. Namun, bila organ reproduksinya berbentuk bulat dan sedikit menonjol, dapat dipastikan maskoki berjenis kelamin betina. Adapun mengenali jenis kelamin melalui siripnya dengan memperhatikan sirip keseimbangan di bagian depan yang juga berfungsi sebagai sirip insang. Bila tulang siripnya besar dan pada bagian pangkalnya ada beberapa benjolan kecil berwarna putih maka dipastikan maskoki ini berjenis kelamin jantan karena betina tidak ada tanda tersebut. Tulang sirip insang jantan lebih tebal dibandingkan dengan tulang sirip insang betina.



Untuk mendapatkan calon induk yang berkualitas dapat dengan membeli dari peternak besar yang produksinya berkualitas baik. Sekalipun harganya mahal, tetapi kualitas anak yang dihasilkan memuaskan. Bila menghendaki yang berharga sedikit lebih murah maka pilihlah calon induk yang umurnya muda. Namun, tidak dianjurkan memilih induk yang diperjualbelikan di pedagang ikan hias karena biasanya induk tersebut sudah tidak produkif lagi, kurang subur, atau telurnya sulit menetas. Penyebabnya adalah umur induk sudah melampaui batas produktivitas atau induk pernah terserang penyakit pada organ reproduksinya. Menyilangkan dua strain yang berbeda tidak dianjurkan karena anak yang dlihasilkan tidak berkualitas dan sulit untuk dipasarkan. Namun, perkawinan silang dapat saja dilakukan dalam kurun waktu yang lama untuk menghasilkan bentuk tubuh yang lebih menarik atau variasi warna yang fantastik. Contoh perkawinan silang yang menghasilkan bentuk tubuh lebih menarik yaitu crown pearlscale atau maskoki mutiara jambul. Sementara contoh perkawinan silang yang menghasilkan variasi warna menawan yaitu panda dragon eyes atau maskoki owo hitam putih.



Keberhasilan perkawinan dan hasil yang didapat sangat dipengaruhi oleh kondisi induknya. Dengan demikian pemilihan induk mas koki yang memenuhi syarat adalah sangat penting. Adapun syarat-syarat induk mas koki yang untuk dijadikan indukan adalah:
  1. Umurnya telah cukup dewasa dan matang kelamin;
  2. Sehat dan tidak mengalami stress;
  3. Tubuhnya tidak luka;
  4. Tidak sedang terserang penyakit atau parasit;
  5. Tubuhnya normal dan tidak cacat.
Di kalangan petani ikan hias umur induk mas koki yang dikatakan dewasa masih simpang siur. Tetapi berdasarkan pengalaman, mas koki yang telah mencapai umur 7 bulan sudah cukup dewasa untuk dikawinkan. Namun, para pakan perikan menganjurkan agar menggunakan induk jantan yang telah mencapai umur 2 tahun, sedangkan untuk betina telah mencapai umur 2 - 3 tahun. Untuk harga induk mas koki yang sudah cukup umur berkisar antara Rp 150.000 setiap pasangnya, tergantung dari jenis, ras, warna, ukuran dan kondisi ikan (meliputi keutuhan sirip, sisik, mata serta aktivitasnya). Untuk induk yang berasal dari luar negeri harganya jauh lebih mahal, yaitu berkisar antara Rp 500.000 sampai Rp 700.000 setiap pasangnya.

Agar tidak salah memilih induk yang cukup umur dan memenuhi syarat, sebaiknya minta bantuan sama penjualnya. Jangan memilih induk yang terlalu besar, karena dikhawatirkan sudah terlalu tua dan jarang mau bertelur lagi. Keindahan mas koki terletak pada bentuk dan warna tubuhnya, oleh karena itu kedua hal tersebut sering dijadikan parameter dalam pemilihan induk.

Berikut ini disajikan beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai patokan dalam pemilihan induk, yaitu:

1. Bentuk Kepala
JIka mas koki termasuk golongan berjambul, sebaiknya dipilih induk yang memiliki ukuran kepala agak besar. Apabila tidak memiliki jambul, induk yang dipilih sebaiknya mempunyai ukuran kepala yang relatif kecil. Jambul mas koki sebaiknya dipilih yang besar, tinggi, lebar dan lebar.

2. Bentu Badan
Bentuk badan mas koki yang disukai oleh pembeli adalah mendekati bujur sangkar, kecuali jenis mas koki mutiara yang berbentuk bola.

3. Bentuk Sirip Ekor
Sirip ekor yang dianggap baik oleh penggemar mas koki adalah bentuk ekor yang sempurna, tidak sobek-sobek, terdiri dari empat bagian dan posisinya mekar. Selain terdiri dari empat bagian, ukuran sirip ekor harus serasi dengan besarnya tubuh ikan.

4. Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh mas koki saat berenang harus wajar dan stabil. Jangan memilih induk yang gerakannya malas atau sulit bergerak. Mas koki yang gerakannya menyentak-nyentak atau miring, jangan digunakan sebagai indukan.

5. Warna Tubuh
Pada mas koki yang hanya memiliki satu warna dominan, maka warna tersebut harus cerah dan tidak kusam. Bila tubuhnya terdiri dari kombinasi sejumlah warna, masing-masing warna harus mempunyai perbandingan yang seimbang.

Selain Umur, bentuk dan warna tubuh, penentuan jenis kelamin induk mas koki juga harus dilakukan dengan cermat. Jangan sampai terjadi kedua induk memiliki jenis kelamin yang sama. Mas koki yang telah berumur 7 bulan sudah dapat dibedakan jenis kelaminnya secara skunder, yaitu:

Ambillah seekor mas koki yang telah cukup umur dan kemudian perhatikan jari-jari pertama dari sirip dadanya (pectoral fin). Apabila jari-jari tersebut agak keras dan terdapat bintik-bintik putih yang tersusun secara teratur di sepanjang tulang jari-jari tersebut, sudah dapat dipastikan kalau mas koki itu berjenis kelamin jantan. Sedangkan mas koki betina, jari-jari pertama dari sirip dadanya relatif lebih lunak dan tidak berbintik-bintik (polos).

Induk mas koki betina mempunyai perut yang lebih besar bila dibandingkan dengan mas koki jantan.

Cara lain untuk menentukan jenis kelamin mas koki adalah dengan melihat bentuk tubuhnya. Mas koki dengan punggung yang agak melengkung biasanya berjenis kelamin betina. Sedangkan mas koki jantan mempunyai punggung yang agak mendatar dan tubuhnya lebih panjang bila dibandingkan dengan tubuh mas koki betina.

Untuk memastikan induk betina sudah siap dikawinkan, dapat diuji dengan meraba perut bagian bawah. Jika perut yang gendut tersebut masih terasa agak keras, berarti belum siap untuk dikawinkan karena telurnya masih belum benar-benar matang. Sebaliknya apabila perut terasa agak lunak berarti telur induk mas koki betina telah siap untuk dikawinkan. Ciri lain induk mas koki betina yang telah siap untuk dikawinkan adalah perut yang membesar telah membentuk huruf "U", gerakan berenangnya agak lamban dan lubang kloakanya berwarna agak kemerahan.

Maskoki sudah matang kelamin pada umur 5-6 bulan, tetapi telur yang dihasilkan berjumlah sedikit, berukuran kecil, dan burayaknya berkualitas rendah. Selain itu, burayak menjadi rentan terhadap serangan penyakit dan perkembangan tubuhnya lambat. Dengan demikian, umur maskoki yang ideal untuk dijadikan induk adalah 1,5-3,5 tahun agar burayak yang dihasilkan cepat besar dan tahan terhadap serangan penyakit. Untuk mengetahui maskoki betina sudah matang kelamin, perhatikan bentuk perut dan organ reproduksinya. Bila kloakanya tampak melebar, perut membesar, dan perut terasa lembek bila dipegang maka dapat dipastikan maskoki betina tersebut sudah matang kelamin dan siap bertelur. Sementara tanda maskoki jantan matang kelamin bila benjolan kecil berwarna putih pada sirip insang terlihat jelas.

Bentuk fisik calon induk yang baik harus sempuma. Tubuh induk ideal di antaranya bulat pendek, sirip punggung lebar dan berdiri tegak, serta ekor terbelah dua simetris sama lebar. Untuk strain yang berjambul, bentuk jambul harus besar, tinggi, dan berwarna cemerlang. Sementara untuk strain bufterfly, kedua mata hams seimbang sama besar, bentangan ekor harus lebar, dan belahan di ekor harus simetris sama besar. Lain halnya untuk strain ryukin, kepala harus kecil dan membentuk segitiga. Selain itu, sirip punggung harus tegak dan lebar, ekor hams panjang dengan belaban ekor simetris sama besar. Adapun untuk strain ranchu, jambul yang menyerupai brokoli harus menutupi seluruh muka. Selain itu, tubuh strain ranchu harus bulat gempal, punggung bungkuk, dan pangkal ekor tegak. Dengan mengetahui syarat-syarat tersebut, agaknya maskoki yang bertubuh cacat tidak baik untuk dijadikan induk.

Sebelum dikawinkan sebaiknya mas koki betina dipisahkan selama kurang lebih satu bulan. Tujuan pemisahan ini adalah untuk menimbulkan rangsangan yang cukup besar untuk melakukan perkawinan. pada unit perkolaman yang mempunyai saluran air saling berhubungan satu sama lain (sistem seri), sebaiknya induk betina ditaruh pada kolam bagian hulu. Sebelum menjalani perkawinan sebaiknya kedua induk mas koki di amati secara cermat untuk menghindari terjangkitnya penyakit atau parasit yang kemungkinan besar akan menggagalkan usaha perkawinan. Induk yang terserang penyakit atau parasit cenderung menghasilkan keturunan yang kurang sehat karena kemungkinan besar akan terjangkit penyakit atau parasit yang sama. Induk yang nyata terserang penyakit sebaiknya cepat-cepat diobati sampai benar-benar sembuh sebelum dikawinkan. Sedangkan bagi induk yang tidak mengalami serangan sebaiknya diberikan perlakuan tertentu untuk mencegah terjadinya penularan, misalnya dengan perendaman pada larutan Kalium permanganat atau tetrasiklin.

Beberapa minggu sebelum dan selama perkawinan, induk mas koki sebaiknya diberikan makanan berupa jentik nyamuk atau pellet. Usahakan agar jangan memberikan makanan berupa cacing air (tubifex), karena diduga akan tertutupnya lubang kloaka sehingga telur tidak dapat dikeluarkan dan akhirnya akan menyebabkan kematian induk mas koki.

Pemeliharaan yang terpisah juga memudahkan perawatan karena pakan yang diberikan untuk calon induk betina berlainan dengan calon induk jantan. Dalam pemeliharaan sepuluh ekor calon induk yang terdiri dan lima ekor calon induk betina dan lima ekor calon induk jantan dibutuhkan dua buah akuarium berukuran 100 cm x

70 cm x 50 cm. Sementara lamanya perawatan tergantung dan umur calon induk itu sendiri karena calon induk yang baik berumur minimal 1,5 tahun. Namun, bila hanya menunggu sampai matang kelamin, perawatan dilakukan selama 2-3 bulan.

Pakan yang baik untuk calon induk betina berupa jentik nyamuk (Mosquito larvacide) yang sudah disucihamakan. Sebagai pakan tambahan, berikan pelet yang mengandung mineral kalsium, protein minimal 30%, fiber 2%, dan vitamin (A, D3, B1, seita E). Untuk calon induk jantan dapat diberi cacing super (blood worm) segar dan pelet yang kandungannya sama untuk betina. Pemberian pakan sebaiknya diatur 5-6 kali sehari. Pagi hari pukul 06.30 diberikan pakan segar dengan jumlah sekali makan habis agar tidak tersisa. Selanjutnya, pukul 10.00 dan pukul 13.000 diberikan pelet dengan takaran sekali makan habis. Pemberian pelet diulangi lagi pada pukul 17.00 dengan takaran yang sama. Agar kebersihan air terjaga, setiap kali pemberian pakan tersebut sebaiknya kotoran dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, pakan diberikan lagi pada pukul 20.00 berupa pakan segar dalam jumlah yang lebih banyak sebagai persediaan jika maskoki lapar di malam hari.

Untuk membedakan antara maskoki jantan dan betina tidaklah sulit. Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dipilih. Pertama dengan melihat bentuk organ reproduksinya dan kedua melalui tanda yang ada pada siripnya. Maskoki sudah matang kelamin pada umur 5-6 bulan, tetapi umur maskoki yang ideal untuk dijadikan induk adalah 1,5-3,5 tahun agar burayak yang dihasilkan cepat besar dan tahan terhadap serangan penyakit. Pakan yang baik untuk calon induk betina berupa jentik nyamuk (Mosquito larvacide) yang sudah disucihamakan. Sebagai pakan tambahan, berikan pelet yang mengandung mineral kalsium, protein minimal 30%, fiber 2%, dan vitamin (A, D3, B1, seita E). Pemberian pakan sebaiknya diatur 5-6 kali sehari.

Referensi:
  1. Adijaya, S.Dian, “Agar Kemolekannya Dinikmati Lebih Lama”, Trubus, Agustus 2003.
  2. Hisomudin, dkk., “Permasalahan Maskoki dan Solusinya”, Penebar Swadaya, 2003
  3. Hikmat, K. 2002. Mas Siikan Panjang Umur.Agromedia. Jakarta.
  4. Hisomudin, dkk., “Permasalahan Maskoki dan Solusinya”, Penebar Swadaya, 2003
  5. Santoso, B. 2008. Petunjuk Praktis Budidaya: Ikan Mas. Kanisius, Yogyakarta. 77p.
  6. Susanto. 2004. Budidaya Mas. Kanisius. Jakarta.
  7. Zonneveld, N., E. A. dkk. 1991. Prinsip – Prinsip Budidya Ikan , hal :48-66. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar