Sanitasi kolam biasanya dilakukan dengan menjaga kebersihan kolam dan air yang digunakan. Kolam sebaiknya dikeringkan secara berkala, bahkan jika perlu dilanjutkan dengan perlakuan bahan kimia atau pengapuran.
Disamping itu sampah atau lumpur harus segera dibersihkan agar tidak mengganggu kehidupan ikan di kolam. Pengeringan kolam biasanya dilakukan setelah selesai masa panen, yaitu selama 2 - 5 hari. Maksudnya untuk memutus siklus hidup organisme penyakit atau parasit yang ada di kolam. Pada kolam dengan dasar tanah, proses pengeringan kolam sering dikombinasikan dengan pengapuran. Pengapuran kolam dapat memberikan keuntungan ganda, yaitu mencegah keasaman kolam dan membunuh telur atau spora penyakit maupun parasit yang tidak mati selama proses pengeringan kolam. Dosis kapur yang digunakan adalah 200 gram per meter persegi dan dibiarkan selama 1 (satu) minggu.
Untuk memberikan efek pengapuran yang optimal sebaiknya tanah dasar kolam digali dahulu sedalam 20 cm, kemudian baru ditaburi kapur dan diaduk hingga benar-benar tercampur. Pembuatan bak pengendap lumpur untuk menyaring air yang masuk sangat membantu dalam penyediaan air bersih, terutama jika usaha pemeliharaan ikan dilakukan dalam skala besar. Air yang digunakan untuk mengairi kolam sebaiknya diperoleh dari sumber yang bersih, bebas dari pencemaran industri maupun sampah. Kadar bahan organik yang terkandung dalam air sebaiknya jangan terlalu tinggi.
Penggunaan obat-obatan dalam sanitasi kolam bertujuan untuk membunuh penyakit atau parasit ikan yang mungkin masih hidup atau terbawa oleh saluran air ke kolam. Tentunya harus juga diperhitungkan agar obat-obatan yang dimasukkan ke kolam tidak membahayakan kehidupan ikan. Obat yang biasa digunakan untuk mencegah serangan penyakit atau parasit adalah Kalium Permanganat (KMnO4) dengan dosis berkisar antara 3 - 20 gram untuk setiap meter kubik air. Selama pemberian senyawa kimia ini, air kolam harus dibiarkan tergenang selama sehari dengan cara menutup saluran pemasukkan dan pengeluaran air. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas Kalium Permanganat dalam membunuh semua organisme berbahaya yang terdapat dikolam.
Untuk mencegah serangan jamur, terutama pada kolam penetasan biasanya digunakan Methylen Blue. Jamur biasanya akan menyerang telur-telur ikan terutama bila temperatur air terlalu rendah. Methylen Blue juga dapat digunakan untuk mencegah serangan jamur pada induk maupun anak-anak ikan yang dipelihara.Benih penyakit atau parasit dapat masuk ke kolam karena terbawa air, tumbuhan air atau benda maupun binatang lain yang sengaja dimasukkan sebagai hiasan. Selain itu, benih penyakit atau parasit dapat pula terbawa oleh binatang jasad renik makanan ikan, seperti jentik nyamuk (cuk), kutu air (cladocera, daphnia), cacing sutera.
Pada umumnya, penyakit atau parasit ikan dapat bertahan hidup di perairan yang ada ikannya, terutama di perairan yang kondisi lingkungannya buruk. Oleh sebab itu agar tidak menjadi sumber penyebab menularnya penyakit atau parasit, makanan alami sebaiknya diambil dari suatu tempat yang benar-benar bersih. Perlakuan karantina, baik terhadap makanan alami, benda maupun organisme yang dimasukkan merupakan cara lain untuk mencegah penularan benih penyakit atau parasit. Diharapkan setelah dikarantina selama 1 - 2 minggu, benih penyakit atau parasit akan mati karena tidak menjumpai ikan sebagai salah satu inang dalam siklus hidupnya. Dengan tujuan serupa, air yang akan digunakan sebagai media budidaya sebaiknya dibiarkan dahulu dalam udara terbuka selama beberapa hari.
Pencegahan Penyakit dengan Sanitasi Ikan
Selain sanitasi kolam, upaya pencegahan terhadap serangan penyakit maupun parasit dapat pula dilakukan dengan cara meningkatkan sanitasi terhadap ikan. Beberapa pengusaha besar sering menggunakan teknik karantina untuk mencegah serangan penyakit atau parasit, sedangkan untuk petani kecil umumnya hanya melaksanakan sanitasi saja. Adapun caranya sebagai berikut:
- Jangan mendatangkan atau memasukkan ikan dan air dari suatu daerah yang telah diketahui terkena wabah penyakit atau parasit.
- Ikan-ikan yang telah memperlihatkan gejala serangan penyakit atau parasit, sebaiknya segera diasingkan dan segera diobati secara terpisah. Sedangkan ikan-ikan yang telah parah sebaiknya dimusnahkan saja dengan cara mengubur atau membakarnya.
- Jangan membuang air bekas pengangkutan ikan ke dalam kolam, selokan atau sungai, karena dikhawatirkan mengandung bibit penyakit atau parasit yang dapat menyebar ke daerah lain.
- Peralatan yang digunakan untuk menangkap atau menangkut ikan harus dijaga jangan sampai mengandung organisme yang membahayakan ikan. Sebaiknya, setelah digunakan, peralatan tersebut direndam dalam larutan Kalium Permanganat dengan dosis 1 gram per 50 liter air, atau dalam larutan kaporit 0,5 gram per meter kubik air.
- Sebaiknya ikan-ikan yang akan dipindahkan atau dimasukkan ke kolam , terlebih dahulu direndam dalam larutan Kalium Permanganat dengan dosis 20 gram per meter kubik air selama 30 menit. Selama perendaman ikan harus selalu diamati apabila terlihat gejala keracunan, ikan segera diangkat dan dimasukkan ke dalam air bersih. Setelah direndam, ikan segera diangkat dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan. Apabila dianggap perlu, perendaman dengan KMnO4 dapat dulang setelah 3 - 4 hari kemudian.
Referensi:
- Afrianto, D. dan E. Liviawati.1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.Kanisius. Jakarta.
- Amri, K., dan Khairuman.2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi.Agro Media Pustaka.Jakarta.
- Amri, K. dan Khairuman.2002. Menanggulangi Penyakit Pada Ikan Mas Agromedia. Jakarta.
- Hisomudin, dkk., “Permasalahan Maskoki dan Solusinya”, Penebar Swadaya, 2003
- Hikmat, K. 2002. Mas Siikan Panjang Umur.Agromedia. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar