Jumat, 25 Maret 2022

Ikan Hias Mas Koki - Asal Muasal

Berdasarkan asal mulanya, ikan hias yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga golongan. Pertama, ikan hias asli atau ikan hias yang telah ada di Indonesia yang merupakan keturunan dari nenek moyangnya. Golongan kedua adalah ikan hias yang sengaja di datangkan dari luar negeri ke Indonesia untuk memenuhi tujuan tertentu dan telah mampu hidup maupun berkembang biak di negara kita. Golongan terakhir adalah ikan hias yang merupakan hasil persilangan dari jenis ikan hias yang telah ada dan menghasilkan jenis ikan hias yang baru.
Menurut catatan beberapa pakar perikanan, jumlah ikan hias asli yang mempunyai nilai ekonomis dan telah berhasil dibudidayakan mencapai sekitar 60 jenis. Diantaranya yang termasuk populer adalah ikan macan, belasak, sumatera, cupang, sepat reli, sepat biru dan ikan marbel. Sedangkan jenis ikan yang didatangkan dari luar diantaranya adalah ikan paradise, adu siam, ambasis, manfish, rabiosa, zebra dan maskoki beserta jenis turunannya.

Mengenai asal-usul maskoki sendiri ada pendapat yang menyatakan bahwa maskoki pertamakali diternakkan oleh masyarakat Cina antara taun 960-1279 dengan nama latinnya Catassius auratus. Pada masa itu bentuk mas koki tidak berbeda dengan ikan mas (Cyprinus carpio) yang banyak diternakkan oleh petani ikan dinegara kita. Perbedaannya, C. auratus tidak mempunyai misai dan warna tubuhnya seperti emas. Popularitas maskoki mulai menanjak pada masa pemerintahan dinasti Ming (1368-1644), karena sejak saat itu mulai bermunculan maskoki dengan bentuk tubuh yang unik dan banyak dijual ke negara lain, terutama ke jepang. Dinegara Matahri terbit inilah maskoki perkembangan yang pesat sehingga diperoleh bermacam-macam bentuk yang lebih bervariasi seperti yang terdapat pada saat ini dan ari negara sakura ini pula maskoki mulai tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Beberapa model maskoki yang telah dikenal dan digemari oleh masyarakat dunia adalah :
  • Ras bulldog dengan mata yang melotot
  • Spencer dengan jambul dikepala dan warna sisik yang menarik
  • Mutiara dengan tubuh seperti bola tenis yang bertotol -totol berkilauan sehingga menyerupai mutiara
  • Lion Head dengan wajah agak menyerupai singa
  • Red head dengan bintik merah dibagian kepala
  • Buble ayes dengan selaput mata yang agak menggelembung seperti balon
  • Veil tail dengan sirip punggung dan ekor yang agak panjang berumbai
Maskoki, selain mempunyai bentuk tubuh yang beragam, juga memiliki warna kulit yang bervariasi mulai dari merah, kuning, hijau,hitam sampai keperak-perakan. Warna tubuh maskoki menentukan keindahan ikan hias tersebut sehingga sering dijadikan sebagai salah satu komponen penting dalam proses seleksi kualitas maskoki. Warna tubuh maskoki ada yang terdiri atas satu macam warna saja dan adapula yang merupakan gabungan dari beberapa warna.

Sejak ratusan tahun yang lalu, maskoki yang sering dijuluki gold fish atau golden fish telah dikenal orang sebagai ikan hias yang sangat indah. Padahal masa itu keindahan warna dan keanekaragaman bentuk tubuh maskoki telah dikenal oleh bangsa eropa. Berdasarkan catatan sejarah yang ada, dikatakan bahwa pada sekitar tahun 1755, seorang Raja Perancis bernama Louis XV telah memberikan maskoki yang sangat indah sebagai hadiah kepada salah seorang rekannya. Hal ini berarti maskoki yang pada saat itu telah dikenal dianggap sebagai ikan hias yang sangat berharga dan mempunyai kedudukan terhormat diantara berbagai jenis ikan hias, sehingga mampu menembus lingkungan kerajaan

Ikan mas koki, asal usul dan klasifikasinya, sebenarnya ikan koki berasal dari cina dan masih satu kerabat dengan ikan mas(cyprinus carpio L). Pada awalnya, bentuk tubuh koki sama dengan ikan mas, hanya tidak memliki sepasang sungut (berbel) dimulutnya. Setelah mengalami proses yang panjang, tubuh koki menjadi ganjil dan lucu-lucu seperti sekarang ini. Ikan koki pertama kali di budidayakan pada tahun 960-1279 yaitu pada masa pemerintahan dinasti Sung.

Saat itu, ikan yang dipelihara adalah dari jenis crician carp (carassius auratus) yang merupakan nenek moyang koki. Berbeda dengan koki yang bertubuh buntek, bentuk crician carp memanjang, mirip ikan mas yang dipelihara di Indonesia sekarang ini. Baru pada tahun 1368-1644, pada masa pemerintahan dinasti ming, bersamaan dengan mulai dikenalnya dengan teknik budidaya ikan air tawar, koki mula di kembangkan.

Setelah mulai kawin silang dan proses yang panjang, diduga ikan ini akhirnya mengalami mutasi yang diawali dari warna tubuh dan sirip ekor. Dengan begitu ikan mas koki, asal usul dan klasifikasinya sangt kita butuhkan. Hasil mutasi ini akhirnya merambah ke negeri jepang. Di negeri matahari terbit ini perubahan koki menarik perhatian orang untuk terus mengembangkannya.

Lewat teknik kawin silang antar-individu yang berlainan ras, terciptalah ikan koki yang ada sekarang ini, yang terdiri dari berbagai macam bentuk dan warna. Ada yang warnanya hitam, biru, kuning, ada yang bentuk kepalanya mirip kepalanya mirip kepala singa. Ada yang ekornya seperti kipas, ada yang matanya seperti teleskop dan bola. Menurut penelitian ikan mas koki, asal usul dan klasifikasinya yang akurat.

Dijepang ternyata perkembangan koki lebih pesat dari pada di negeri asalnya. Ikan ini menjadi ikan hias yang popular dikalangan masyarakat jepang sehingga banyak diternak dan dikembangkan. Dari negeri sakura inilah akhirnya koki dikembangkan dan diperdagangkan kemana-mana, hingga akhirnya menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia.
Di jepang, ada 3 kawasan yang menjadi penghasil koki hingga saat ini, yaitu provinsi nara, provinsi aichi, dan Tokyo. Saat ini jepang merupakan Negara pemasok koki terbesar di dunia.

Klasifiksi Ikan Mas Koki
Ikan mas koki, asal usul dan klasifikasinya, berdasarkan ilmu taksonomi, perbandingan klasifikasi ikan koki dengan ikan mas sebagai berikut;
  1. Koki mempunyai badan pendek, gempal, dan bulat.
  2. Bentuk kepalanya lucu. Pada beberapa jenis, bagian atas kepala dan pipi ditutupi oleh daging yang menebal.
  3. Matanya besar dan lebar, tetapi iris matanya tidak dapat membuka dan menutup.
  4. Lensa mata tidak dapat berkonsentrasi luas sehingga pandangannya dekat dan terbatas. Hal ini menyebabkan koki hanya mengandalkan penciuman dalam mencari makanan.
  5. Bentuk mata setiap jenis koki khas sehingga dapat digunakan untuk mengitifikasi setiap jenis koki.
  6. Indra penciumannya berada di lubang hidung yang berbentuk sangat sederhana, dibagian dalam hidung inilah terdapat indra tunas pembau yang tidak berhubungan sama sekali dengan organ pernapasan.
Bentuk organ pernapasannya adalah lembaran insang yang dilindungi oleh tutup insang (operculum) disamping tubuhnya. Pada umumnya, ikan koki mempunyai 5 sirip, yaitu sirip dada(pectora fin), sirip perut (ventral fin), sirip dubur (anal fin), sirip ekor (caudal fin), dan sirip punggung (dorsal fin) tetapi beberapa jenis koki, seperti lion head dan celes tial, tidak mempunyai sirip punggung ini.

Sirip koki mempunyai fungsi sebagai alat keseimbangan dan alat gerak di bantu oleh kontraksi otot tubuh dan otot ekor. Sirip perut dan sirip dada bekerja sama dengan gelembung udara berfungsi sebagai pengontrol gerak ke atas dan kebawah. Sementara itu, sirip punggung dan sirip belakang yang terletak didepan sirip ekor yang berdekatan dengan lubang kelamin berfungsi untuk menjaga agar tubuh tidak berguling ke samping.

Di sisi tubuh koki terdapat gurat sisi yang berfungsi sebagai indra arus. Gurat sisi terletak di bawah sisik-sisik perut koki yang memanjang dari tutup insang hingga pangkal ekor. Sisik koki berderet rapi, mengilap, dan menutupi tubuh seperti genteng rumah. Umumnya, warna sisik koki adalah merah, metalik, kekuning-kuningan, hijau kehitaman, atau gabungan dari warna-warna itu.

Warna ini di tentukan oleh banyak sedikitnya pigmen quanin yang tekandung di dalam sisi ikan koki.
Pembentukan quanin di pengaruhi oleh factor genetis, lingkungan hidup, jenis makanan, dan kebersihan lingkungan.

Koki jantan dan betina memiliki ciri fisik yang berbeda. Mengetahui kelamin induk sangat dibutuhkan saat pemijahan. Ini hanya ikan mas koki, asal usul dan klasifikasinya secara umum yang mudah kita ingat. Kegagalan pemijahan yang dilakukan pemula sering terjadi karena salah pemasangan induk. Kebanyakan, pemula menemui kesulitan dalam membedakan kelamin koki jantan dan betina.

Membedakan kelamin koki dapat dilakukan dengan jalan melihat saja, meraba atau memegang, dan memencet sedikit perutnya. Namun, untuk lebih memastikannya, cara-cara di atas dapat di gabungkan. Untuk lebih jelasnya, cirri-ciri koki jantan dan betina sebagai berikut;
  • Cara paling paten yang sering dilakukan adalah dengan memperhatikan sirip dadanya.
  • Sedapat mungkin hindari cara membedakan dengan memijit perutnya karena jika terlalu sering dilakukan atau memijitnya terlalu keras, ikan koki akan stress.
Sifat Asli Ikan Mas Koki
Ikan mas Koki, ssal Usul dan klasifikasinya, Ikan koki tergolong ikan yang rakus. Ikan ini menyukai pakan apa saja (omnivore), termasuk tanaman air, terutama yang berdaun lebar dan lunak. Dalam mencari pakan, ikan koki lebih mengandalkan indra penciumannya daripada matanya karena jangkauan penglihatannya sangat pendek. Koki lebih suka menyantap pakan yang ada di dasar perairan. Jika dasar perairan di penuhi kotoran, air akan menjadi keruh karena koki mengaduk-ngaduknya saat mencari pakan.

Pemberian pakan pada koki harus dilakukan secara benar. Pola dan cara pemberian pakan yang salah dapat menjadi boomerang bagi para peternak. Pemberian pakan yang berlebihan akan menimbulkan sisa pakan dan kotoran yang banyak. Sisa pakan dan kotoran ini dapat menjadi sarang penyakit. Menghindari sisa pakan yang berlebihan dapat dilakukan dengan cara memberikan pakan(terutama untuk pakan tambahan) yang berbau menyengat sehingga tercium oleh koki. Sebaiknya, pemberian pakan yang kurang akan membuat ikan koki tega memangsa anaknya sendiri jika kelaparan. Untuk menghindari kejadian ini, setelah penetasan, induk koki harus segera di pisahkan.

Ketika berenang, ikan koki suka bergerombol. Sebetulnya, hal ini bisa berakibat fatal jika salah satu ikan-ikan itu terjangkit penyakit. Dengan mudah penyakit tersebut akan menular ke koki lainnya, baik melalui kontak langsung maupun melalui perantara air. Selain itu, kebiasaan bergerombol juga mengakibatkan luka. Luka ini sangat rawan menjadi sumber penyakit dan penularannya.

Koki tergolong ikan yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya (adaptif). Namun, dalam memindahkan koki sebisa mungkin hindari perbedaan kondisi lingkungan yang mencolok karena dapat menimbulkan stress yang akhirnya mengakibatkan kematian. Ikan koki lebih cocok hidup di perairan beriklim tropis atau idealnya pada kisaran suhu 27-30 derajat c dengan Ph dan kesadahan normal.

Kondisi lingkungan yang ideal menjadi factor penting dapat memaksimalkan pertumbuhan dan produktifitas koki.

Referensi
  1. Amri,K.,dan Khairuman.2008. Buku Pintar Budidaya Ikan Konsumsi. Agro Media Pustaka.Jakarta.
  2. Bachtiar, Y. 2004. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar untuk Ekspor. Agromedia Pustaka. Jakarta. 108 hlm.
  3. Hikmat, K. 2002. Mas Siikan Panjang Umur.Agromedia. Jakarta.
  4. Hisomudin, dkk., “Permasalahan Maskoki dan Solusinya”, Penebar Swadaya, 2003
  5. Kottelat, M., Whitten, A J., Kartikasari, S N., Wirjoatmodjo, S. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi.Periplus. Jakarta.
  6. Santoso, B. 2008. Petunjuk Praktis Budidaya: Ikan Mas. Kanisius, Yogyakarta. 77p.
  7. Susanto. 2004. Budidaya Mas. Kanisius. Jakarta.
  8. Zonneveld, N., E. A. dkk. 1991. Prinsip – Prinsip Budidya Ikan , hal :48-66. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar