Selasa, 27 September 2022

Ikan Bawal - Hama dan Penyakit

Ikan bawal merupakan salah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat di bandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Ikan bawal ini tidaklah sulit di budidayakan, dan juga tidak memakan waktu yang sangat lama. Ikan ini bisa di budidayakan di kolam semen, kolam tanah, kolam terpal dan juga kolam lainnya. Namun, salah satu kendala yang akan di hadapi saat budidaya ikan bawal ini adalah hama dan juga penyakit. Hama dan penyakit ini adalah hambatan atau kendala utama yang akan di hadapi dalam proses pembenihan, pembesaran dan juga lainnya. Oleh karena itu, harus di lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan maksimal.

Hama dan Penyakit Ikan
Masalah terbesar yang sering dianggap menjadi penghambat budidaya ikan adalah munculnya serangan penyakit. Serangan penyakit yang disertai gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi sangat lambat (kekerdilan), mortalitas meningkat, konversi pakan manjadi sangat tinggi dan menurunnya hasil panen (produksi).

HAMA
Hama dapat menggangu ikan peliharaan sebagai pemangsa (predator), peyaing (kompotitor), dan perusak sarana budi daya. Sebagai pemangsa hama memangsa ikan sebagai makananya, pemangsa relatif lebih besar dari pada ikan. Cara menyereng ikan hama ada yang menggigit, mengisap dan mencabik cabik ikan.

Burung
Burung atau ungags merupakan predator benih ikan yang termasuk kelompok jenis predator yang rakus. Binatang ini belum puas memangsa jika perutnya belum benar – benar kenyang. Benih yang berwarna cerah yang sering di serang oleh burung dikarenakan mudah terlihat. Pengendalian burung dengan cara pemassangan tali penghalang pada kolam dan pengusiran.

Kodok
Kodok merupakan hewan amfibi bertubuh pendek, gempal atau kurus, bertubuh bungkuk dan berkaki empat. Kodok menjadi hama predator ikan yang sangat berbahaya dikarenakan bisa hidup di air dan darat. Kodok aktif mencari makan malam hari, biasanya makanannya larva ikan, benih ikan dan ikan kecil. Cara pengendaliannya memotong rumput – rumputan di area kolam agar kodok tidak bisa memproduksi telurnya dan pemasangan net di pinggir kolam agar kodok tidak masuk ke dalam kolam.

Ular
Ular hewan reftil tidak berkaki dan tubuh panjang memiliki sisik tergolong kedalam reftil bersisik (squamata). Ular memakan mangsanya bulat – bulat, artinya tanpa dikunyah. Ular merupakan predator langsung memakan mangsanya sampai isi perutnya penuh dan banyak terdapat di kolam tanah. Cara pengedalian hama ular yaitu dengan pembersihan rumput menangkap ular – ular jika terlihat dan persipan kolam yang optimal.

Biawak
Biawak memakan larva dan benih ikan didalam kolam hingga perutnya penuh. Biawak memangsa ikan kapan pun dan paling berani keluar untuk mencari makan terutama memakan ikan di kolam. Cara pencegahan biawak adalah dengan cara memasang net pada pinggir kolam untuk mencegah biawak masuk kedalam kolam.

Belut
Belut merupakan hama pemakan ikan yang hidup di air berama ikan, hewan ini bersembunyi di dasar kolam yang berlumpur atau membuat lubang di tangguul – tanggul kolam. mencari makan.

Kini – kini (Larva Capung)
Kini – kini merupakan predator yang berbahaya bagi pembudidaya. Kini-kini besar memangsa benih ikan dengan jalan menghisap darah ikan. Kini-kini memiliki alat khusus berupa rahang yang kuat dan serta tangan yang digunakan untuk memotong mangsanya, setelah dipotong akan memudahkan untuk dimakan dengan cepat. Cara pencegahan kini-kini pembersihan pematang dan pengapuran pada saat persiapan kolam.

Ucrit (larva Cybister)
Menurut Khairul Amri dan Toguan (2007) menyatakan Larva kumbang air atau ucrit ini merupakan pemangsa serangga air ketika masih stadia larva. Larva kumbang merupakan penyerang hama yang ganas, biasanya menyerang benih ikan yang 1 – 3 cm. cara menangkap benih ikan, larva ucrit menjepit benih ikan dengan taringnya lalu ikan dilumpuhkan dengan ujung ekor kemudian benih ikan sementara taringnya merobek-robek tubuh ikan dan setelah di robek-robek ikan di makan dikit demi sedikit. Cara pencegahan adanya Ucrit yaitu menggurangi bahan organik, pemasangan penyaring pada inlet untuk mencegah masuknya induk ucrit dan bisa menggunakan penyemprotan minyak tanah.

Notonecta
Noronecta serangga yang berbentuk bulat seperti beras dan bagian perutnya berwarna putih. Serangga ini menusuk benih ikan dan menghisap cairan tubuh (darah) ikan yang di mangsa. Cara mencegah adanya notonecta dengan memasang saringan inlet untuk mencegah telur dan induknya masuk ke kolam.

PENYAKIT

Penyebab utama terjadinya kegagalan produksi ikan budidaya biasanya disebabkan oleh karena adanya hama dan penyakit yang menyerang dalam wadah budidaya ikan. Karena ikan yang sakit tidak akan mengalami pertumbuhan berat badan yang optimal dan hal ini sangat merugikan bagi para pembudidaya. Penyakit ikan terdiri dari virus , bakteri dan terutama parasit.

Parasit
Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab dan terbagi atas 2 kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal ) dan luar (eksternal) . Penyakit internal meliputi genetic, sekresi internal, imunodefesiensi, saraf dan metabolic. Sedangkan penyakit eksternal meliputi penyakit pathogen (parasit, jamur, bakteri , virus) dan non pathogen (lingkungan dan nutrisi ).

gambar parasit pada ikan

Penyakit parasit merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering menyerang ikan terutama pada usaha pembenihan. Serangan parasit bisa mengakibatkan terganggunnya pertumbuhan, kematian bahkan penurunan produksi ikan. Berbagai organisme yang bersifat parasit mulai dari protozoa, crusstacea dan annelida.

Di perairan bebas, terdapat berbagai macam parasit dengan variasi yang luas tetapi jumlahnya sedikit. Sedangkan dalam kegiatan budidaya, parasit terdapat dengan variasi yang sedikit tetapi jumlahnya banyak. Umumnya setiap parasit mempunyai siklus hidup yang rumit, yang kemungkinan merupakan hal penting dalam pengobatan ikan yang terserang parasit. Studi siklus hidup parasit merupakan hal penting untuk menentukan tindakan penanganan yang lengkap. Ujicoba infeksi dengan parasit umumnya sulit dilakukan karena parasit sulit diinkubasi atau dipelihara pada media buatan. Pada siklus hidupnya, parasit memerlukan inang. Beberapa inang sebagai tempat hidup /berkembang biak parasit meliputi :

Definite host : Inang, dimana parasit hidup sampai dewasa (ex ; cestoda)Intermediate host ; Inang, dimana parasit hidup sampai tahap larva (digenea) Tempory host : Inag, dimana parasit hidup secara singkat , kemudian meninggalkan inang (isopoda). Reservoir host : Inang sebagai sumber parasit untuk inang yang lain (cyste digenea).

Faktor – Faktor Munculnya Parasit
Dalam perairan ada beberapa hal yang dapat menggakibatkan munculnya parasit di kolam budidaya antara lain yaitu :Kepadatan tebar tinggi, kontak langsung dan adanya inang (Stocking density).
Grading yang dapat menyebabkan luka (Physical trauma handling).
Air Kolam yang kualitasnya air buruk.
Seleksi dalam mencarai warna dan bentuk yang bagus bisa mengakibatkan lemah (Selective breeding)
Lingkungan yaitu perubahan temperatur.
Predator bisa sebagai inang penular.
Sistem budidaya kolam tanah merupakan media bagi sebagaian siklus hidup parasit.
Species baru masuknya spesies ikan yang baru bisa mengakibatkan masuknya parasit baru.

Macam- Macam Parasit Ikan
KAPANG/FUNGI
Kapang pada ikan bisa terdapat sebagai parasit sekunder ataupun agen patogenik penyebab penyakit.Sebagai parasit sekunder umumnya tumbuh menyusul proses peradangan kulit. Sebagai agen patogenik penyebab penyakit umumnya merupakan kapang yang terdapat didalam tubuh dan merupakan endoparasit murni. Kapang yang sering menimbulkan penyakit adalah :Ichthyosporidium hoferi.

Kapang ini termasuk dalam kelas Phycomycetes.Beberapa species ikan merupakan induk semang dari jenis kapang ini (73 species ikan, 21 diantaranya adalah ikan laut ).

gambar parasit Ichthyosporidium hoferi.

Tanda-tanda 
Ikan yang terserang kapang jenis ini adalah : Ikan berenang dengan limbung

Proses terjadinya Pernyakit : Ikan memakan sesuatu yang mengandung kapang, setelah kapang termakan, sebagian dari dinding kista kapang dihancurkan oleh getah gastrointestinal, kemudian sebagian dari stadium infektifnya menembus dinding saluran pencernaan. Setelah itu biasanya merusak hati.

Tanda – tanda yang ditemui pada ikan yang mati adalah :
Adanya sejumlah banyak kista kista kecil berbentuk bundar di dalam hati. Hal ini menyebabkan hati tidak berfungsi.

Pengobatan : Belum ditemukan obat yang tepat untuk mengobati penyakit ini. Hanya beberapa ahli menyarankan penggunaan antibiotik.

GANGGANG
Umumnya ganggang tidak tumbuh pada ikan dan menimbulkan penyakit. Namun pada kondisi tertentu ganggang hijau kadang terlihat pada sirip atau penutup insang dari ikan mas yang sudah tua.

PROTOZOA

Ciliata
Salah satu parasit dari Ciliata yang tersebar luas menyebabkan penyakit pada ikan adalah: Ichthiopthirius multifiliis, penyebab penyakit white spot disease, suatu penyakit yang ditandai dengan bercak-bercak putih yang terdiri dari parasit-parasit berkapsel. Prasit ini terjadi pada musim hujan ketika temperatur turun menjadi 20 – 24 °C (Ghufran, 2004).

Parasit ini biasanya menempel pada lapisan lendir kulit dan sirip ikan serta sering menyebabkan perdarahan pada sirip dan insang ikan.

Ciri ciri ikan yang terserang parasit ini adalah :Adanya bintik-bintik putih pada tubuh ikan terutama pada kulit, sirip dan insang.
Ikan menggosok-gosok tubuh pada dinding dan dasar kolam.

Siklus hidup pada ikan :
  • Fase parasiter : Parasit hidup pada ikan kira-kira 7-8 hari, disebut trophont
  • Fase Pre Cyste : Sesudah 7-8 hari melepaskan diri dari tubuh ikan disebut tomont
  • Fase Cyste Membelah diri dan terbungkus oleh lapisan lendir selama 3-28 hari
  • Fase Post Cyste : berupa benih-benih yang keluar dari cyste, disebut theront
Hidup pada kulit dan insang ikan selama 7 hari, pada suhu air 24 – 27 ° C. Fase hidup dalam tubuh ikan ini disebut sebagai trophont. Ukurannya berkisar antara 60 – 370 mikron.

Setelah dewasa, parasit ini akan meninggalkan tubuh ikan dan masuk dalam lingkungan air sebagai sebuah sel tunggal besar bernama tomont.

Tomont akan berenang dalam air selama 12 – 18 jam. Selanjutnya membentuk kista dengan dinding lengket sehingga memungkinkannya melekat pada benda-benda yang berada dalam akuarium, seperti batu karang, koram, atau kaca. Kista ini berukuran 200 – 400 mikron.

Sel didalam kista kemudian membelah diri dan menghasilkan 200 parasit yang disebut tomite. Proses pembelahan sel tersebut berlangsung sekitar 3 – 28 hari. Masing-masing sel hasil pembelahan ini berukuran 25 – 60 mikron. Setiap sel akan membentuk bulu getar yang selanjutnya akan menembus kulit kista dan berenang dalam air. Parasit pada fase ini disebut sebagai theront. Dengan ukuran sedemikian kecil theront tidak akan dapat dilihat dengan mudah dengan mata telanjang.

Theront hanya hidup beberapa jam saja dalam air apabila tidak mendapatkan ikan sebagai inangnya. Begitu mendapatkan ikan, theront dalam waktu 5 menit akan membenamkan dirinya pada kulit dan insang, kemudian hidup dan tumbuh disana.

Pencegahan jenis penyakit ini adalah dengan melakukan menjaga kualitas air tetap baik.

Pengobatan jenis penyakit ini biasanya lebih berhasil pada fase pre-cyste dan post cyste, yaitu dengan : Dengan larutan Methilene blue

Campurkan serbuk methilene blue sebanyak 1 gr dengan 100 ml air, aduk hingga rata. Ambil larutan sebanyak 2 – 4 cc campurkan lagi dengan air sebanyak 4 liter. Rendam ikan selama 24 jam. Setelah 24 jam pindahkan ikan ke air bersih dan beri pakan yang cukup. Selang 1 hari ulangi pengobatan sebanyak 3 – 5 kali.Pengobatan dengan garam dapur (NaCl)

Siapkan air sebanyak 100 cc, campurkan 1-3 gr garam dapur, aduk hingga merata. Rendam ikan dalam larutan tsb selama 5 – 10 menit.

Setelah itu angkat ikan dan pindahkan ikan ke wadah lain yang berisi air bersih. Pengobatan diulangi sebanyak 3 – 5 kali.

Chilodonella cyprini, biasanya menyerang kulit dan insang air tawar.Trichodina

Trichodina termasuk protozoa, jenis protozoa ini berbentuk seperti setengah bola dengan bagian tengah (dorsal) cembung, sedangkan mulut pada bagian ventral. Pada bagian mulut dilengkapi alat penghisap dengan dilengkapi suatu alat dari chitine yang melingkari mulut. Alat chitine ini berbentuk seperti jangkar (anchor). Gejala adanya serangan parasit ini adalah pendarahan pada kulit ikan, pucat, ikan berlendir banyak.







Referensi
  1. Arie, U. 2000. Budidaya Bawal Air Tawar Untuk Konsumsi dan Hias. Penebar Swadaya. Jakarta. 80 hal.
  2. Djarijah AS. 2001. Budidaya Ikan Bawal. Kanisius: Yokyakarta.
  3. Gusrina. 2008. Budidaya ikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional. Hal 167-249.
  4. Kemala, Dira. 2010. Analisis Kelayakan Pengusahaan Ikan Bawal Air Tawar Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Studi Kasus di Sabrina Fish Farm). Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.
  5. Kordi, M. Ghufron h. 2011. Budidaya Bawal Air Tawar di Kolam Terpal. Andi. Yogyakarta. 102 hal.
  6. Mahyuddin. 2011. Usaha pembenihan ikan bawal diberbagai wadah. Jakarta. Penebar Swadaya.
  7. Zonneveld, N., Huisman, E. A., J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan.Terjemahan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar