Siapa yang tidak mengenal ikan bawal? Ikan yang lezat dan gurih yang banyak diminati oleh masyarakat kita. Jika dibudidayakan dengan benar, ikan bawal tentunya akan menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa bawal tergolong omnivora. Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis hewan yang paling disukai adalah crustacea, cladocera, copepoda, dan ostracoda.
Pada umur dua hari setelah menetas, mulut larva mulai terbuka, tetapi belum bisa menerima makanan dari luar tubuh, makanannya masih dari kuning telurnya. Umur empat hari, kuning yang diserap oleh tubuh sudah habis dan pada saat itulah larva mulai mengonsumsi makanan dari luar. Apabila diamati kebiasaan makannya, bawal tergolong ikan yang lebih suka makan di bagian tengah perairan. Dengan kata lain, bawal bukanlah ikan yang biasa makan di dasar perairan (bottom feeder) atau di permukaan perairan (surface feeder).
Ikan Bawal sangat potensial untuk dibudidayakan karena mempunyai beberapa keistimewaan antara lain :
- Pertumbuhannya cukup cepat
- Nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (OMNIVORA) yang condong lebih banyak makan dedaunan
- Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik
- Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami
Dengan keistimewaannya tersebut ikan bawal menjadi mudah untuk dibudidayakan. Apalagi ikan bawal suka makan dedauanan sehingga dapat mengurangi konsumsi pakan pellet. Dengan demikian dapat mengurangi biaya tinggi pada pakan. Pakan sendiri adalah komponen utama yang saat ini harganya cukup mahal. Bila tidak diimbangi dengan pakan lain menyebabkan margin yang didapatkan menjadi semakin kecil.
Pemilihan benih yang baik adalah awal dari keberhasilan dalam berbudidaya ikan. Demikian pula dengan budidaya ikan bawal. Pemilihan benih yang baik mutlak dan penting karena menjadi titik awal keberhasilan dalam membudidayakan ikan. Ciri-ciri benih yang baik untuk proses budidaya ikan yaitu sehat, anggota tubuh lengkap, aktif bergerak, ukuran seragam, tidak cacat, tidak membawa penyakit, jenis unggul.
Proses budidaya ikan bawal, pertama-tama adalah dengan mempersiapkan wadahnya yang dapat menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. Berikut ini adalah tahapan persiapan wadah untuk budidaya ikan bawal, yaitu :
- Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya benar-benar kering. Tujuan pengeringan tanah dasar antara lain :Membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan).
- Mengurangi senyawa-senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam.
- Memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) dipelataran kolam, dalam proses ini gas-gas oksigen (02) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah.Sambil menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada.
- Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.
- Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 – 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan.
- Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedidit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).Keberhasilan dalam budidaya ikan bawal ukuran konsumsi diawali dari proses penebaran benihnya. Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stress saat berada dalam kolam.
Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.
Tahap selanjutnya adalah pemeliharaannya sampai dengan mencapai ukuran konsumsi. Pada tahap ini sangat penting diperhatikan pakan yang diberikan. Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan bawal, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diinginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet.
Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.
Proses budidaya ikan bawal yang tidak rumit dan memberikan margin keuntungan yang cukup tinggi ini menjadi salah satu faktor budidaya ikan bawal berkembang dengan sangat baik. Perkembangan ikan bawal di Indonesia beberapa tahun terakhir cukup baik. Bawal dapat dibudidayakan dengan wadah kolam, karamba, jarring apung bahkan dapat pula diintegrasikan dengan tanaman padi.
Produksi ikan bawal pada tahun ini mencapai puncaknya. Produksi tertinggi terdapat di provinsi Jawa Barat dan budidaya ikan bawal di jarring apung lebih banyak produksinya. Budidaya ikan bawal di kolam dapat dilakukan dengan system monokultur maupun polikultur.
Dengan kemudahan proses budidayanya dan margin keuntungan yang cukup tinggi ini, diprediksi bahwa produksi ikan bawal dari kegiatan budidaya akan terus meningkat. Prediksi peningkatan produksi ikan ini juga tidak terlepas bahwa ikan bawal termasuk salah satu ikan yang sangat diminati oleh pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor.
Ada beberapa jenis ikan bawal yang biasa dijual di pasaran. Dua di antaranya dikenal dengan nama bawal air laut atau bawal putih dan bawal air tawar atau bawal hitam. Walau memiliki nama yang sama, tapi kedua ini memiliki perbedaan. Khususnya pada warna tubuhnya.
1. Amati warnanya
Bawal air tawar umumnya memiliki warna abu-abu tua, sehingga sering disebut dengan nama bawal hitam. Sementara, ikan bawal air laut, warnanya lebih putih dan terang. Oleh karena itu, bawal air laut juga dikenal dengan nama bawal putih.
2. Perhatikan bentuk tubuh dan letak siripnya
Bentuk tubuh bawal air tawar agak bulat. Letak sirip dadanya tepat berada di bawah insang. Selain itu, sirip punggung bawal air tawar letaknya juga agak kebelakang. Serta mempunyai sirip perut dan dubur yang terpisah. Ciri-ciri tersebut berbeda dengan bawal air laut. Bawal air laut justru memiliki bentuk tubuh yang pipih dengan sirip dada yang terletak di belakang tutup insang. Kecap Untuk sirip punggungnya sendiri, berada di tepat di punggung ikan bawal. Lalu, sirip perut dan sirip duburnya pun menyatu, berbeda dengan bawal air tawar yang terpisah.
3. Cek warna ujung siripnya
Jika masih kesulitannya membedakannya, kamu dapat mengecek melalui warna ujung siripnya. Ikan bawal air tawar umumnya memiliki ujung sirip yang berwarna merah menyala. Sementara, ikan bawal air laut tidak demikian, ujung warna siripnya sama seperti warna badannya, yakni putih cerah. Umumnya, ikan bawal air tawar dijual dalam kondisi hidup atau disimpan dalam wadah berisi air, sedangkan bawal air laut dijual dalam kondisi beku. Walau berasal dari habitan yang berbeda, tapi dua ikan ini memiliki daging yang tebal dan rasa yang lezat. Oleh karena itu, kamu bisa memasak keduanya menjadi beragam hidangan.
sumber:
Ditjen Perikanan Budidaya – KKP
Khairuman dan Khairul Amri, 2019, Bisnis & Budidaya Intensif Bawal Air Tawar, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar