Sabtu, 04 April 2015

Daya Tarik Budidaya Cacing Sutera

Seiring berkembangnya usaha pembenihan ikan, kebutuhan akan pakan alami dengan ukuran yang sesuai pun semakin naik. Tubifex adalah pakan alami yang paling tepat. ada usaha pembenihan ikan, pakan alami yang bergizi tinggi merupakan kebutuhan mutlak. Cacing sutera (tubifex) sebagai pakan alami yang murah dan bergizi pun semakin dicari. Tubifex juga pas ukurannya dengan bukaan mulut benih ikan, serta memiliki kandungan nutrisi yang sangat bagus untuk pertumbuhan benih.





Selama ini cacing sutera banyak didapatkan dari alam. Di musim kemarau jumlahnya berlimpah, tapi pada musim hujan menurun drastis. Dengan tingginya permintaan, budidaya pakan alami cacing sutera sangat menjanjikan keuntungan. Budidaya cacing sutera dapat dilakukan di kolam tanah yang subur dengan unsur hara, tidak mengandung cemaran bahan kimia berbahaya. Sumber air bisa berasal dari sumur atau air sungai yg telah diendapkan. Bibit cacing sutera dapat diambil dari sungai, selokan atau parit yang kaya bahan organik, ataupunbibit yang berasal dari hasil budidaya.

Budidaya cacing sutra dimulai dari persiapan kolam tanah, bisa berukuran 1,5 m x 1,5 m hingga 10 m x 10 m. Kolam harus memiliki lubang pemasukan dan pengeluaran air dari sisi yang berbeda, dengan lokasi yang sejuk. Dasar tanahnya harus dicangkul terlebih dahulu lalu digenangi air setinggi 5 cm selama dua hari. Selanjut dilakukan persiapan media kultur berupa lumpur selokan setebal 5 cm yang dicampur rata dengan pupuk kandang sebanyak 100 g/m2, atau dedak sebanyak 200­250 g/m2. Bisa kotoran kambing/ayam. Lalu direndam selama 3­4 hari. Kotoran kambing/ayam yang digunakan sebelumnya harus dilakukan treatment dengan cara dibersihkan dari bahan­bahan lain lalu dijemur di bawah terik matahari selama 1 hari. Selanjutnya dilakukan penebaran bibit dan pemeliharaan. Bibit yang ditebar dari budidaya atau Cacing Sutera alam yaitu berupa koloni. Sebelum penebaran wadah terlebih dahulu diberi aliran air dengan debit yang kecil hingga air terganti dalam waktu 30­ 35 menit. Untuk memastikan proses budidaya berjalan dengan baik, perlu dilakukan pengujian kualitas air untuk memastikan tidak adanya kandungan amoniak (pada penggunaan pupuk kotoran hewan). Penebaran bibit dilaku­ kan dengan cara membuat lubang kecil di tanah dasar kolam atau media. Bibit dimasukkan bersama dengan tanahnya ke dalam lubang tersebut.

Selanjutnya cacing tubifex akan berkembang dengan pesat setelah masa pemeliharaan 7­11 hari. Pertumbuhan cacing akan optimal bila aliran air tetap terjaga sepanjang waktu. Cacing sutera akan mencapai puncak populasi siap panen setelah masa pemeliharaan 1 bulan, selanjutnya setelah 2 bulan panen dapat dilakukan berturut­turut setiap 2 minggu.

Budidaya pakan alami cacing sutra banyak dilakukan masyarakat Godean, Sleman Yogyakarta. Kebutuhan tubifex di sana mencapai 600­800 liter per harinya. Masyarakat pun ramai­ramai membudidayakannya. Mereka yang berbudidaya di lahan seluas 1.000 m2 dapat memanen 20 liter per hari. Banyak dari penduduk berani menyewa lahan yang lebih luas lagi untuk budidaya cacing ini, karena permin­ taan tubifex terus naik seiring dengan berkembangnya usaha pembenihan ikan lele dan gurami di sana. (ah)

Sumber :
Majalah Akuakultur Indonesia, Edisi No.10 Th 2 Juli - Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar