Dalam upaya mendukung akselerasi dan mensukseskan Gemarikan, maka pada tahun 2006 Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membentuk Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (FORIKAN) Indonesia. Pembentukan FORIKAN Indonesia berdasarkan Kepmen Nomor: 29/MEN/2006 Tanggal 9 September 2006 dan dikukuhkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan pada tanggal 20 September 2006. FORIKAN Indonesia merupakan forum kerjasama yang beranggotakan unsur lintas lembaga, lintas sektoral, lintas profesi dan lintas budaya baik dari kalangan pemerintah, swasta maupun masyarakat. FORIKAN dibentuk dalam rangka menjalin koordinasi, keterpaduan langkah dan tindakan dari seluruh instansi terkait baik tingkat pusat maupun daerah sekaligus berperan sebagai inspirator, kreator, motivator, dan aktivator Gemarikan. FORIKAN Indonesia terdiri dari FORIKAN Pusat yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI dan FORIKAN tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Periode 2006-2014 telah terbentuk kepengurusan FORIKAN di 25 provinsi, 171 Kabupaten dan 153 Kecamatan. Upaya meningkatkan gizi masyarakat Indonesia serta minat untuk mengkonsumsi ikan perlu terus ditingkatkan, karena ikan diharapkan menjadi salah satu sumber protein utama dalam pola konsumsi dan budaya masyarakat Indonesia.
Menilik hal tersebut, pelaksanaan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) tidak hanya merupakan tugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan namun juga tugas bersama antar instansi terkait karena dengan meningkatnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia akan turut mendukung pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda yang berkualitas. Dalam upaya mendukung pelaksanaan gerakan nasional GEMARIKAN diperlukan suatu koordinasi lintas lembaga, lintas sektoral, lintas profesi dan lintas budaya. Langkah tersebut membutuhkan strategi baru yang melibatkan seluruh komponen bangsa, mampu membangunkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk memilih ikan sebagai sumber protein utama dalam menu makanan keluarga. Oleh sebab itu dibentuk Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (FORIKAN INDONESIA) sehingga mampu berperan dalam menggerakan unsur terkait untuk meningkatkan konsumsi ikan nasional sehingga tercipta generasi yang sehat, kuat dan cerdas. Berbagai terobosan dan strategi terus dilakukan untuk membangkitkan masyarakat gemar makan ikan. Sebagai agenda tahunan, tanggal 27 Maret 2013 dilaksanakan Rakor FORIKAN Indonesia yang dihadiri oleh seluruh anggota (stake holders) dan para wakil FORIKAN Provinsi dalam rangka merencanakan kegiatan 2013 sekaligus evaluasi kegiatan tahun 2012.  Acara Rakor ini dibuka secara langsung oleh Dirjen P2HP, Saut P. Hutagalung. Dalam sambutannya, Dia menyampaikan bahwa pelaksanaan gerakan nasional GEMARIKAN, perlu didukung dengan berbagai program, seperti program sistem rantai dingin, pembinaan mutu, rehabilitasi pasar ikan tradisional, kampanye larangan penggunaan bahan-bahan berbahaya, kampanye yang lebih intensif melalui media massa dan penguatan kemitraan dengan berbagai pihak, seperti dengan PKK, BKKBN serta organisasi kemasyarakatan lainnya. Dengan hadirnya pengurus FORIKAN daerah, beliau berharap agar pasca rakor ini jejaring kerja dan koordinasi antara FORIKAN Pusat dan Daerah menjadi lebih baik lagi. Langkah besar yang telah dilakukan FORIKAN adalah menginisiasi dan menginspirasi pencanangan Hari Ikan Nasional, yang bertujuan menggugah kesadaran masyarakat untuk memahami peran strategis ikan sekaligus mensyukuri potensi perikanan yang ada, memanfaatkan secara lestari. Dengan pencanangan tersebut diharapkan tidak hanya terjadi peningkatan konsumsi ikan sebagai bahan makanan yang bermanfaat bagi tubuh, tetapi juga meningkatkan industri perikanan sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan nelayan, meningkatkan persatuan nelayan dalam keamanan dan pertahanan Negara. Usulan peringatan Hari Ikan Nasional adalah tanggal 21 November, bertepatan dengan Hari Perikanan Dunia (World Fisheries Day) dari FAO. Hari Ikan Nasional tersebut diasumsikan sebagai bagian dari Hari Perikanan Dunia yang dilaksanakan di Indonesia, dengan program-program kegiatan yang disesuaikan. Gagasan munculnya kesepakatan Hari Perikanan Dunia (World Fisheries Day) sebagai ungkapan rasa keprihatinan dan kekhawatiran terhadap fakta semakin menurunnya produksi perikanan. Padahal sisi lain dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia akan diikuti meningkatnya kebutuhan pangan termasuk protein hewan ikani. Gagasan tersebut muncul pada saat para pelaku perikanan dunia berkumpul di New Delhi India pada 21 November 1997. Dalam forum telah dideklarasikan bahwa tanggal tersebut disepakati sebagai World Fisheries Day (WFD) atau Hari Perikanan Sedunia. Peringatan Hari Ikan Nasional direncanakan dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden. Penyelenggara utama Gerakan ini adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan, kementerian terkait lainnya serta didukung pihak swasta. Gerakan di daerah dipimpin oleh Gubernur, Bupati, dan Walikota beserta jajaran dibawahnya, dan didukung oleh institusi pemerintah, swasta serta segenap unsur pemangku kepentingan terkait lainnya. Selain pencanangan Hari Ikan Nasional, Program Gemarikan diselaraskan dengan program/gerakan 1000 Hari Kehidupan (HPK) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan didukung oleh BAPPENAS. Gerakan ini menjadi fokus perhatian pemerintah dalam upaya meningkatkan asupan nutrisi pada periode 3 bulan pertama usia kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Pada 1000 HPK, pertumbuhan dan dasar perkembangan anak sangat cepat, bahkan cetak biru otak anak akan terbentuk pada periode 3 bulan kehamilan. Karenanya dengan asupan gizi optimal akan mampu memberikan anak kehidupan yang lebih lama, lebih sehat, produktif dan berisiko rendah terhadap penyakit degeneratif pada usia dewasa seperti diabetes melitus, stroke, jantung koroner, obesitas dan lainnya. Ikan juga dikenal sebagai sumber pangan yang memiliki keunggulan dalam mengisi kebutuhan gizi anak selama periode 1000 HPK. Kandungan omega 3 pada ikan sangat baik untuk ibu selama hamil hingga masa menyusui. Saat anak mulai mendapat makanan tambahan, ikan juga menjadi makanan sehat bagi bayi yang usianya telah lebih 12 bulan. Sebab, sifat dagingnya yang berserat tipis dan lunak, mudah dicerna. Selain itu, proteinnya juga mudah diserap tubuh anak sehingga efektif menunjang pertumbuhan.
Sumber:
https://suksesmina.wordpress.com
http://www.kkp.go.id
http://www.p2hp.kkp.go.id
Sumber:
https://suksesmina.wordpress.com
http://www.kkp.go.id
http://www.p2hp.kkp.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar