Sabtu, 31 Oktober 2015
Mengenal Rotifera sebagai Pakan Alami
Tanaman Air pada Budidaya Ikan Hias
Tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar. Tanaman mengapung misalnya enceng gondok (Eishornia crassipes), kubis-kubisan (Pistia stratioes), dan mata lele (Lemna minor).
Tanaman tumbuh didasar dibagi atas tanaman berdaun jarum atau pita seperti Vallisnera spiralis dan Myriophyllum mattogrossense, tanaman berdaun lebar seperti Dracena variegata, Echinodorus micheli dan Macrosorium pteropus, serta tanaman bercabang seperti ganggang (Hydrilla verticillata)
Mengenal Tanaman Air Hydrilla
Chlorella sebagai Pakan Alami
Budidaya Artemia sebagai Pakan Alami
Budidaya Azolla sebagai Pakan Alami Ikan
Azolla adalah tumbuhan paku-pakuan yang hidup diperairan, tumbuhan ini dapat hidup di permukaan air. Tumbuhan ini bersimbiosis dengan Anabaena azollae, alga biru hijau (Cyanobacteria) dan Azolla sebagai inangnya atau rumah bagi alga. Alga hidup di bawah rongga daun Azolla.
Analisis Usaha Budidaya Ikan Lele
10 Langkah Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal
Memilih bisnis ternyata tidak menjadi modal sesuatu yang besar. Banyak peluang binis besar, Anda bisa mendapatkannya dari sesuatu yang tampak sepele contoh budidaya ikan lele. Ikan berkumis masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis.Bahkan, ketentuan yang dijanjikan cukup besar. Gerai supermarket besar tenda di kios-kios pinggir jalan membutuhkan pasokan lele dalam jumlah besar secara teratur.
Membuat Pakan Pelet
Tips Memancing Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan jenis ikan predator yang hidup di air tawar seperti rawa-rawa, danau, sungai, parit dan kanal. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di Berbagai daerah, kutuk (Jw.), kabos (Mhs.) dan lain-lain. Bahasa Inggris juga mempunyai berbagai julukan seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead bahasa ilmiahnya ; Channa striata (Bloch, 1793).
Pembenihan pada Budidaya Ikan Gabus
Rabu, 14 Oktober 2015
Hidrografi
Alur pelayaran dan rambu rambunya yang ada sekarang ini perlu dilakukan pemantauan dan pemeliharaan secara rutin untuk menjaga keselamatan dan kelancaran kapal yang melakukan pelayaran tersebut. Bahaya terjadinya kecelakaan pada pelayaran memberikan dampak yang sangat luas, bukan hanya faktor nyawa manusia di kapal yang bersangkutan namun pada kapal pengangkut bahan-bahan cair lainnya yang mengalami musibah tenggelam dan terbawa arus laut, sehingga pengotoran/polusi laut akan menyebar luas ketempat lain yang jauh dari tempat kejadian.
Telur Emas si Ikan Terbang
HACCP – Dasar Penerapan Sistem Manajemen Keamanan dan Mutu Pangan
Bagi pembaca yang berkecimpung di sebagai praktisi pangan, tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah HACCP. HACCP merupakan singkatan dari Hazard Analysis Critical Control Pointatau apabila diterjemahkan langsung adalah Analisa Bahaya Titik Kendali Kritis. Berdasarkan dari kepanjangannya sensiri ada dua hal yang penting di dalam HACCP, yaitu: analisa bahaya dan titik kendali kritis. Secara definisi, menurut Codex Alimentarius (Annex to CAC/RCP1-1969, rev. 4-2003), HACCP adalah suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya (hazard) yang signifikan terhadap keamanan pangan. Dengan demikian, diharapkan dengan penerapan HACCP ini, suatu industri pangan dapat menjamin bahwa produk pangan yang dihasilkannya aman dikonsumsi manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, konsep HACCP ini masih digunakan sebagai konspe dasar dalam pelaksanaan sistem manajemen keamanan pangan.
Pemanfaatan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI/Fishing Map)
Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) merupakan salah satu produk nyata Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk masyarakat nelayan di Indonesia. PPDPI telah dibuat dan didistribusikan sejak tahun 2000, saat itu masih dilakukan langsung oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Dari awal diproduksi hingga saat ini, PPDPI terus mengalami perkembangan dan perbaikan.
Penangkapan Ikan yang Merusak dan Tidak Ramah Lingkungan
Degradasi ekosistem terumbu karang secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alami (autogenic causes) seperti bencana alam dan aktivitas manusia (antrophogeniccauses) baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa aktivitas manusia di darat sepertipertanian yang menggunakan pupuk organik, anorganik dan pestisida dapat mempengaruhikehidupan organisme yang hidup dalam ekosistem ini karena sebagian dari bahan-bahan tersebuthanyut ke laut melalui aktivitas run-off.
Selain itu, penebangan hutan yang tidak terkontrol jugamengakibatkan erosi dimana akan berdampak pada tingginya laju sedimentasi yang masuk kedalam perairan laut sehingga menutupi polip-polip karang. Aktivitas manusia lainnya yang jugamerusak ekosistem terumbu karang secara langsung adalah penangkapan ikan tidak ramahlingkungan dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti sianida dan bahan peledak yangdapat menyebabkan kematian hewan-hewan karang dan kerusakan secara fisik terumbu karang.Penggunaan bahan peledak dan racun dalam penangkapan ikan karang menimbulkan efek samping yang sangat besar. Selain rusaknya terumbu yang ada di sekitar lokasi peledakan, jugadapat menyebabkan kematian organisme lain yang bukan merupakan target. Sementara praktek pembiusan dapat mematikan zooxanthella hewan penyusun karang sehingga karang menjadiberubah warna yang akhirnya mati serta ikan-ikan lainnya ikut mati yang tidak menjadi target.Oleh sebab itu, penggunaan bahan peledak (bom) dan bahan beracun (potas) berpotensimenimbulkan kerusakan yang luas terhadap ekosistem terumbu karang.
Selain itu, penebangan hutan yang tidak terkontrol jugamengakibatkan erosi dimana akan berdampak pada tingginya laju sedimentasi yang masuk kedalam perairan laut sehingga menutupi polip-polip karang. Aktivitas manusia lainnya yang jugamerusak ekosistem terumbu karang secara langsung adalah penangkapan ikan tidak ramahlingkungan dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti sianida dan bahan peledak yangdapat menyebabkan kematian hewan-hewan karang dan kerusakan secara fisik terumbu karang.Penggunaan bahan peledak dan racun dalam penangkapan ikan karang menimbulkan efek samping yang sangat besar. Selain rusaknya terumbu yang ada di sekitar lokasi peledakan, jugadapat menyebabkan kematian organisme lain yang bukan merupakan target. Sementara praktek pembiusan dapat mematikan zooxanthella hewan penyusun karang sehingga karang menjadiberubah warna yang akhirnya mati serta ikan-ikan lainnya ikut mati yang tidak menjadi target.Oleh sebab itu, penggunaan bahan peledak (bom) dan bahan beracun (potas) berpotensimenimbulkan kerusakan yang luas terhadap ekosistem terumbu karang.
Minggu, 04 Oktober 2015
Petunjuk Praktis Budidaya Kepiting Bakau
Kepiting bakau sangat diminati oleh berbagai pihak terutama yang suka wisata kuliner, selain rasanya enak juga memiliki gizi yang tinggi, namun tahukan anda jika kepiting bakau ini sangat perlu dibudidaya? Jelas jika mengandalkan kepiting yang ada di alam pastinya tidak akan mampu menyaiki pesanan yang sangat banyak di pasaran, maka dari itu perlu adanya inovasi baru mengenai budidaya kepiting tersebut.
Teknik Pembenihan Kepiting Bakau
Tehnik Pembenihan kepiting bakau telah berhasil di coba kan pada tahun 1992 -1994 di Balai Budidaya Air Payau Jepara dan di Balai Besar Budidaya Pantai, Gondol, Bali. Namun demikian sampai sekarang tehnologi pembenihan komoditi yang sebenarnya mendapat pasaran cukup besar dan menjanjikan di luar negeri ini, ternyata juga masih belum mendapat tanggapan dari para pengusaha swasta, sehingga belum dikembangkan. Disamping Kendala yang dihadapi pada waktu itu , sudah diidentifikasi dan masih perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Teknologi Budidaya Kepiting Bakau
Tehnologi budidaya kepiting bakau itu telah diperkenalkan dan dipraktekkan di banyak negara seperti Jepang, Australia, China, India, Sri Langka, Philippina, Malaysia, dan tentu saja Indonesia. Khususnya di Negara kita sendiri, usaha ini masih bersifat kecil-kecilan dan tidak berkesinambungan karena kendala sumber benihnya mengingat di Indonesia belum ada yang mendirikan usaha Panti Pembenihan Kepiting.
Mengenal Kepiting Soka
Kepiting Bakau (Scyla serrata) adalah salah satu jenis biota yang sumberdaya alamiahnya sebenarnya sangat luas mengingat habitatnya meliputi seluruh wilayah hutan bakau dan daerah estuaria. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lebih 17 000 pulau itu, mempunyai panjang pantai 81 000. Km , semua merupakan wilayah estuaria , dengan hutan bakau yang luasnya 4,2 juta ha. tersebar di seluruh kepulauan Nusantara .
Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Memelihara Ikan
Pemanfaatan lahan pekarangan dengan memelihara ikan.
Pada kesempatan ini saya mengajak kepada anda untuk mengisi kehidupan ini dengan melakukan aktifitas yang ada disekitar kita.
Kita semua tahu bahwa disekitar kita khususnya dilingkungan perumahan; kita dapat melihat yang namanya pekarangan atau lahan pekarangan. jika kita memiliki lahan pekarangan yang masih kosong marilah kita manfaatkan sebaik mungkin.
Sebab jika tidak dimanfaatkan maka itu adalah suatu kerugian bagi kita yang memilikinya. Oleh karena itu marilah kita manfaatkan lahan pekarangan yang ada disekitar kita untuk dimanfaatkan sebaik mungkin.
Langganan:
Postingan (Atom)