Cacing tanah yang kita kenal sehari-hari dan kita tahu bahwa cacing tanah merupakan salah satu binatang yang hidup dibawah permukaan tanah. Hewan ini banyak dijumpai saat kita menggali tanah yang basah atau lembab serta tanah yang banyak mengandung pupuk. Memang bagi sebagian orang cacing tanah merupakan binatang yang terlihat menjijikkan. Ia juga dianggap sebagai sumber parasit dan penyakit. Namun tahukah anda bahwa ternyata cacing tanah ini memiliki banyak manfaat.
Cacing tanah ini ternyata memiliki banyak manfaat baik untuk pakan ternak maupun untuk obat bagi manusia. Kandungan protein yang tinggi dalam tuuh cacing tentu mampu menjadi sumber pakan protein yang baik bagi ternak seperti ikan. Selain itu ternyata cacing tanah juga dapat diolah menjadi obat mujarab penurun panas bagi manusia. Bahkan akhir-akhir ini industi kosmetik juga memanfaatkan cacing untuk bahan dasar produk pkosmetik mereka karena manfaat cacing untuk pelembab dan peremajaan kulit.
Karena tingginya permintaan pasar, harga cacing mencapai nilai ekonomis yang fantastis dan menggiurkan. Maka kini cacing tanah yang semula dianggap binatang menjijikkan malah justru mulai banyak dibudayakan masyarakat. Cacing tanah yang dibudidayakan ialah jenis Lumbricus Rubellus yaitu dengan ciri warna tubuhnya merah. Cacing tanah jenis lumbricus rubellus ini adalah yang paling cepat pertumbuhan serta perkembangbiakannya.
Tidak ada kesulitan yang berarti dalam cara budidaya cacing tanah lumbricus rubellus, Maka dari itu anda pun pasti juga akan bisa membudidayakan cacing tanah dengan baik. Agar hasilnya lebih optimal maka sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu cara budidaya cacing tanah yang baik agar nantinya budidaya cacing tanah anda berjalan lancar.
Secara ilmiah cacing merupakan hewan tidak bertulang belakang (invertebrate) yang hidup di dalam tanah. Tubuh hewan ini tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin (annulus). Setiap segmen memiliki beberapa pasang seta, yaitu struktur berbentuk rambut yang berguna untuk memegang substrat dan bergerak.
Cacing tanah merupakan makrofauna tanah yang berperan penting sebagai penyelaras keberlangsungan ekosistem yang sehat, baik untuk biota tanah, hewan maupun manusia. Hewan ini berevolusi menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Cacing tanah berguna untuk menyuburkan tanah dan dapat dijadikan pakan hewan ternak. Dalam dunia kesehatan cacing ini memiliki potensi untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti stroke, mengobati penyumbatan pembuluh darah jantung (ischemic) dan tekanan darah tinggi. Senyawa aktif cacing tanah mampu melumpuhkan bakteri patogen, khususnya Eschericia coli penyebab diare.
Cacing tanah yang tersebar di seluruh dunia berjumlah sekitar 1.800 spesies. Cacing tanah yang terdapat di Indonesia tergolong ke dalam famili Enchytraeidae, Glassocolicidae, Lumbricidae, Moniligastridae, Megascolicidae. Genus yang pernah ditemukan ialah Enchytraeus, Fridericia, Drawida, Dichogaster, Eudichaster, Pontoscolex, Pheretima, Megascolex, Perionyx dan Allolobophora.
Cacing tanah ini ternyata memiliki banyak manfaat baik untuk pakan ternak maupun untuk obat bagi manusia. Kandungan protein yang tinggi dalam tuuh cacing tentu mampu menjadi sumber pakan protein yang baik bagi ternak seperti ikan. Selain itu ternyata cacing tanah juga dapat diolah menjadi obat mujarab penurun panas bagi manusia. Bahkan akhir-akhir ini industi kosmetik juga memanfaatkan cacing untuk bahan dasar produk pkosmetik mereka karena manfaat cacing untuk pelembab dan peremajaan kulit.
Karena tingginya permintaan pasar, harga cacing mencapai nilai ekonomis yang fantastis dan menggiurkan. Maka kini cacing tanah yang semula dianggap binatang menjijikkan malah justru mulai banyak dibudayakan masyarakat. Cacing tanah yang dibudidayakan ialah jenis Lumbricus Rubellus yaitu dengan ciri warna tubuhnya merah. Cacing tanah jenis lumbricus rubellus ini adalah yang paling cepat pertumbuhan serta perkembangbiakannya.
Tidak ada kesulitan yang berarti dalam cara budidaya cacing tanah lumbricus rubellus, Maka dari itu anda pun pasti juga akan bisa membudidayakan cacing tanah dengan baik. Agar hasilnya lebih optimal maka sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu cara budidaya cacing tanah yang baik agar nantinya budidaya cacing tanah anda berjalan lancar.
Secara ilmiah cacing merupakan hewan tidak bertulang belakang (invertebrate) yang hidup di dalam tanah. Tubuh hewan ini tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin (annulus). Setiap segmen memiliki beberapa pasang seta, yaitu struktur berbentuk rambut yang berguna untuk memegang substrat dan bergerak.
Cacing tanah merupakan makrofauna tanah yang berperan penting sebagai penyelaras keberlangsungan ekosistem yang sehat, baik untuk biota tanah, hewan maupun manusia. Hewan ini berevolusi menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Cacing tanah berguna untuk menyuburkan tanah dan dapat dijadikan pakan hewan ternak. Dalam dunia kesehatan cacing ini memiliki potensi untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti stroke, mengobati penyumbatan pembuluh darah jantung (ischemic) dan tekanan darah tinggi. Senyawa aktif cacing tanah mampu melumpuhkan bakteri patogen, khususnya Eschericia coli penyebab diare.
Cacing tanah yang tersebar di seluruh dunia berjumlah sekitar 1.800 spesies. Cacing tanah yang terdapat di Indonesia tergolong ke dalam famili Enchytraeidae, Glassocolicidae, Lumbricidae, Moniligastridae, Megascolicidae. Genus yang pernah ditemukan ialah Enchytraeus, Fridericia, Drawida, Dichogaster, Eudichaster, Pontoscolex, Pheretima, Megascolex, Perionyx dan Allolobophora.
Cacing tanah umumnya memakan serasah (sampah) daun dan juga materi tumbuhan lainnya yang telah mati. Foto: wikimedia commons
Dari hasil penelitian Sudarmi (1999) diketahui tiga spesies cacing tanah yang karakteristik hidupnya berasal dari tumpukan sampah organik pasar yaitu spesies Megascolex sp, Peryonix sp dan Drawida sp. Cacing jenis ini mempunyai ukuran panjang bervariasi, berkisar antara beberapa milimeter hingga 15 cm bahkan lebih.
Cacing tanah bersifat hemaphrodit (berkelamin ganda). Populasi hewan ini sangat erat hubungannya dengan kondisi lingkungan yang ada. Faktor-faktor ekologis yang memengaruhi makhluk tanah antara lain keasaman (pH), temperatur, aerasi dan CO2, bahan organik, suplai dan nutrisi. Cacing tanah umumnya memakan serasah (sampah) daun dan juga materi tumbuhan lainnya yang telah mati. Kemampuan hewan ini dalam mengonsumsi serasah tergantung pada ketersediaan jenis serasah yang disukainya, juga kandungan karbon dan nitrogen serasah.
Pada tahun 2015 lalu, terjadi fenomena dimana banyak cacing keluar dari tanah saat terjadi gempa di Kabupaten Bantul. Fenomena tersebut langsung dianggap sebagai tanda-tanda terjadinya gempa. Namun menurut pakar kegempaan, kejadian keluarnya cacing ke permukaan tanah pada gempa Bantul tahun 2015 dikarenakan pergantian musim. Musim yang telah memasuki kemarau namun masih berpotensi hujan dapat menyebabkan suhu di dalam tanah lebih tinggi dari permukaan. Hal tersebut yang memicu cacing muncul ke permukaan.
Nah, berikut kami sajikan informasi mengenai cara budidaya cacing tanah yang baik sebagi panduan anda.
1. Persiapan Media dan Tempat Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus
1. Persiapan Media dan Tempat Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus
Jika pada budidaya burung puyuh atau budidaya lovebird kita membutuhkan kandang, begitu juga pada budidaya cacing. Hanya saja kandang untuk budidaya cacing ini sangat sederhana dan tidak perlu ditutup.
Kandang ini berbentuk box kotak yang diisi media tanah untuk memelihara cacing.
Pembuatan tempat dan media budidaya cacing ini juga cukup mudah.
Anda hanya perlu membuat box kayu dengan ukuran 90 x 50 x 30 cm dengan jumlah yang menyesuaikan luas lahan untuk memelihara cacing tanah.
Untuk efisiensi lahan maka buatlah rak untuk menyusun box tadi.
Tanah yang diisikan pada box adalah tanah yang kaya humus seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Isi box dengan tanah humus hingga ketinggian 5-10 cm dari batas atas box. Pastikan tempat budidaya tidak terpapar cahaya matahari langsung dan basahi sedikit media tanah menggunaka air.
2. Persiapan Bibit Cacing Lumbricus Rubellus
Kandang ini berbentuk box kotak yang diisi media tanah untuk memelihara cacing.
Pembuatan tempat dan media budidaya cacing ini juga cukup mudah.
Anda hanya perlu membuat box kayu dengan ukuran 90 x 50 x 30 cm dengan jumlah yang menyesuaikan luas lahan untuk memelihara cacing tanah.
Untuk efisiensi lahan maka buatlah rak untuk menyusun box tadi.
Tanah yang diisikan pada box adalah tanah yang kaya humus seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Isi box dengan tanah humus hingga ketinggian 5-10 cm dari batas atas box. Pastikan tempat budidaya tidak terpapar cahaya matahari langsung dan basahi sedikit media tanah menggunaka air.
2. Persiapan Bibit Cacing Lumbricus Rubellus
Jika anda haya ingin membudidayakan dalam skala kecil (kurang dari 10 box) maka anda bisa mencari bibit cacingnya langsung ditanah yang lembab dan banyak sampah/kotoran organik. Untuk 10 box anda bisa mencari antara 500 – 1000 cacing dengan berbagai ukuran. Agar bibit cacing menjadi lebih banyak, ikuti langkah berikut :
Cacing ini tergolong hewan hermaprodit yag mampu berubah jenis kelamin, namun ia tetap tidak bisa membuahi dirinya sendiri tanpa ada perkawinan dari cacing lain. Perkembang biakan cacing ini tergolong cukup cepat karena dari 100 ekor cacing bisa menjadi 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Sepasang cacing yang kawin akan menghasilkan 1 kokon (telur). Dalam 2 minggu kokon ini akan menetas menjadi sekitar 20 ekor cacing.
3. Pemindahan Bibit Cacing
Untuk memindahkan bibit cacing ke media box maka lakukan langkah berikut ini :
4. Pemberian Pakan Cacing
- Siapkan sebuah box khusus pembiakan bibit cacing lumbricus rubellus
- Isi dengan bibit cacing yang diperoleh dari alam bebas tadi
- Tunggu hingga 2 bulan sambil terus diberi makan berupa kompos seperti daun-daunan / sayuran kering.
- Setelah 2 bulan maka cacingnya sudah berkembang biak menjadi banyak dan bisa dipindahkan ke media budidaya yang sudah didiapkan sebelumnya.
Cacing ini tergolong hewan hermaprodit yag mampu berubah jenis kelamin, namun ia tetap tidak bisa membuahi dirinya sendiri tanpa ada perkawinan dari cacing lain. Perkembang biakan cacing ini tergolong cukup cepat karena dari 100 ekor cacing bisa menjadi 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Sepasang cacing yang kawin akan menghasilkan 1 kokon (telur). Dalam 2 minggu kokon ini akan menetas menjadi sekitar 20 ekor cacing.
3. Pemindahan Bibit Cacing
Untuk memindahkan bibit cacing ke media box maka lakukan langkah berikut ini :
- Basahi tanah dalam media box budidaya terlebih dahulu
- Pastikan pH tanahnya normal antara 5,5 – 7,5
- Isi tiap box dengan 50-100 ekor cacing
- Perhatikan pada hari pertama. Anda harus memeriksa tiap 3 jam sekali apakah ada cacing yang keluar atau tidak. Jika ada cacing yang keluar dan berusaha pergi dari box itu karena ia merasa tidak nyaman dengan kondidi tanah dalam box mungkin karena kadar pH yang tidak tepat atau suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin.
4. Pemberian Pakan Cacing
Cacing ini menyukai bahan-bahan organik sebagai makanannya. Kompos dan pupuk kandang bisa menjadi sumber pakan bagi cacing. Untuk kompos, anda bisa memanfaatkan sampah daun kering atau limbah sayuran dan pupuk kandangnya anda bisa mengambul dari berbagai jenis.
Namun yang paling bagus adalah kotoran sapi atau kerbau. Ada yang perlu diperhatikan yakni sebaiknya pakan yang diberikan sudah dalam keadaan gembur (halus). Hal ini untuk memudahkan pencernaan cacing nantinya. Utamanya ialah saat pemberian pakan kompos seperti limbah sayuran yang umumnya masih kasar.
Nah untuk menghaluskannya maka gunakanlah metode bokashi atau fermentasi. Caranya cukup mudah yakni :
Anda harus bisa memperkirakan jumlah pakan yang diberikan yaitu untuk berat 1 kg cacing maka pakannya juga sekitar 1 kg juga. Dan juga sebaiknya dilakukan selingan menu yakni diganti tiap beberapa hari menggunakan kompos sayur, lalu kompos buah, kompos daun kering, dan pupuk kandang.
5. Penggantian Media Tanah
Karena perkembangbiakan cacing ini sangat pesat, maka tanah yang sudah terlalu banyak cacing dan kokon (telur) harus diganti. Penggantian biasa dilakukan tiap 1-2 bulan sekali. Yakni Cacing dikeluarkan semuanya dari media tanah lalupindahkan ke media tanah yang baru. Nah, tanah kascing (bekas cacing) ini didiamkan agar kokon menetas dan mengembangkan cacing-cacing baru.
6. Pembuatan Media Sarang Bertelur
Agar telur cacing mudah dikumpulkan, buatlah sebuah media yang mana menjadi lokasi favorit cacing untuk bertelur. Caranya ialah dengan membuat campuran antara pupuk kandang, kompos kering, kertas dan jerami. Jangan dicacah terlalu lembut dalu tanam membentuk gundukan pada media box tanah. Cacing yang ingin bertelur akan menuju lokasi tersebut dan meletakkan telurnya disana. Anda akan lebih mudah mengumpulkan telur dari sarang tersebut ketika anda melakukan penggantian tanah.
7. Penanggulangan Hama
Sebagaimana budidaya lainnya semisal dalam teknik menanam semangka, cara budidaya ikan lele atau cara menanam rambutan yang tidak mungkin terlepas dari adanya hama pengganggu. Keberhasilan dan keoptimalan hasil panen dari cara budidaya cacing ini juga dipengaruhi oleh hama pengganggu. Hama pengganggu cacing berasal dari binatang lain yang kbanyakan dari jenis serangga.
Binatang yang mengganggu dan menyerang cacing diantaranya ialah semut, kumbang, lipan, tikus, ayam, bebek, kadal, kutu, lintah dl. Namun yang paling sering ialah semut, karena semut ini berusaha untuk memangsa cacing. Cara untuk mengendalikannya ialah dengan menempatkan media box dalam rak susun lalu pada setiap kaki rak kita beri kapur anti serangga.
8. Panen Cacing
Namun yang paling bagus adalah kotoran sapi atau kerbau. Ada yang perlu diperhatikan yakni sebaiknya pakan yang diberikan sudah dalam keadaan gembur (halus). Hal ini untuk memudahkan pencernaan cacing nantinya. Utamanya ialah saat pemberian pakan kompos seperti limbah sayuran yang umumnya masih kasar.
Nah untuk menghaluskannya maka gunakanlah metode bokashi atau fermentasi. Caranya cukup mudah yakni :
- Siapkan seember air lalu larutkan 1/4 kg gula atau tetes tebu
- Campurkan sebotol EM4 pada larutan gula tersebut.
- Simpan di tempat gelap minimal 24 jam (semakin lama semakin baik)
- Kumpulkan sisa sayuran / sisa buah-buahan / bahan kompos lalu percikkan larutan EM4 tadi secara merata.
- Tutup dan tunggu 1-2 hari.
- Kini limbah kompos siap diberikan pada cacing.
Anda harus bisa memperkirakan jumlah pakan yang diberikan yaitu untuk berat 1 kg cacing maka pakannya juga sekitar 1 kg juga. Dan juga sebaiknya dilakukan selingan menu yakni diganti tiap beberapa hari menggunakan kompos sayur, lalu kompos buah, kompos daun kering, dan pupuk kandang.
5. Penggantian Media Tanah
Karena perkembangbiakan cacing ini sangat pesat, maka tanah yang sudah terlalu banyak cacing dan kokon (telur) harus diganti. Penggantian biasa dilakukan tiap 1-2 bulan sekali. Yakni Cacing dikeluarkan semuanya dari media tanah lalupindahkan ke media tanah yang baru. Nah, tanah kascing (bekas cacing) ini didiamkan agar kokon menetas dan mengembangkan cacing-cacing baru.
6. Pembuatan Media Sarang Bertelur
Agar telur cacing mudah dikumpulkan, buatlah sebuah media yang mana menjadi lokasi favorit cacing untuk bertelur. Caranya ialah dengan membuat campuran antara pupuk kandang, kompos kering, kertas dan jerami. Jangan dicacah terlalu lembut dalu tanam membentuk gundukan pada media box tanah. Cacing yang ingin bertelur akan menuju lokasi tersebut dan meletakkan telurnya disana. Anda akan lebih mudah mengumpulkan telur dari sarang tersebut ketika anda melakukan penggantian tanah.
7. Penanggulangan Hama
Sebagaimana budidaya lainnya semisal dalam teknik menanam semangka, cara budidaya ikan lele atau cara menanam rambutan yang tidak mungkin terlepas dari adanya hama pengganggu. Keberhasilan dan keoptimalan hasil panen dari cara budidaya cacing ini juga dipengaruhi oleh hama pengganggu. Hama pengganggu cacing berasal dari binatang lain yang kbanyakan dari jenis serangga.
Binatang yang mengganggu dan menyerang cacing diantaranya ialah semut, kumbang, lipan, tikus, ayam, bebek, kadal, kutu, lintah dl. Namun yang paling sering ialah semut, karena semut ini berusaha untuk memangsa cacing. Cara untuk mengendalikannya ialah dengan menempatkan media box dalam rak susun lalu pada setiap kaki rak kita beri kapur anti serangga.
8. Panen Cacing
Panen cacing ini dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali. Ada dua keuntungan yang bisa kita peroleh yakni cacing itu sendiri dan tanah kascing yang bisa dijual sebagai pupuk organik mahal karena mengndung unsur hara yang terurai sempurna.
Untuk memisahkan cacing dari tanahnya anda takperlu mengaduk-aduk tanah tersebut. Anda cukup menggunakan lampi neon atau petromaks yang didekatkan diatas permukaan tanah box maka cacing akan keluar dengan sendirinya ke permukaan karena sifat cacing yang sensitif terhadap cahaya. Dengan begitu anda bisa mengambil cacing dengan mudah.
Setelah diambil cacingnya maka ambil kokon pada sarang lalu pisahkan dari tanah kascing untuk ditempatkan pada media box baru. Tanah kascing ini bisa dikumpulkan sebagai pupuk.
Untuk memisahkan cacing dari tanahnya anda takperlu mengaduk-aduk tanah tersebut. Anda cukup menggunakan lampi neon atau petromaks yang didekatkan diatas permukaan tanah box maka cacing akan keluar dengan sendirinya ke permukaan karena sifat cacing yang sensitif terhadap cahaya. Dengan begitu anda bisa mengambil cacing dengan mudah.
Setelah diambil cacingnya maka ambil kokon pada sarang lalu pisahkan dari tanah kascing untuk ditempatkan pada media box baru. Tanah kascing ini bisa dikumpulkan sebagai pupuk.
Tips Sukses Budidaya Cacing Agar Hasil Panen Melimpah
Setelah anda mengetahui cara budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) maka selanjutnya kami akan memberikan tips sukses budidaya cacing tanah bagi anda agar hasil panen semakin optimal. Berikut adalah tips suksesnya :
Setelah anda mengetahui cara budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) maka selanjutnya kami akan memberikan tips sukses budidaya cacing tanah bagi anda agar hasil panen semakin optimal. Berikut adalah tips suksesnya :
- Gunakan rak susun unntuk efifiensi tempat sekaligus memudahkan pengendalian serangan semut
- Pakai media box ukuran besar jika ingin interval penggantian tanah lebih lama.
- Pakan yang kasar bisa digiling terlebih dahulu lalu dijadikan bokashi
- Gunakan limbah sayuran dan buah yang banyak mengandung lemak seperti kacang-kacangan dan ampas kelapa agar perkembangan tubuh cacing lebih cepat dan gemuk.
Sumber :
............, 2019; https://www.greeners.co/flora-fauna/cacing-tanah-makrofauna-indikator-kesuburan-tanah/
............, 2019; https://paktanidigital.com/artikel/tahap-budidaya-cacing-tanah/
test
BalasHapusAJO_QQ poker
BalasHapuskami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
-bandar 66
-perang baccarat (new game )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
PROMO MENARIK
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856
Strange "water hack" burns 2lbs overnight
BalasHapusOver 160,000 women and men are hacking their diet with a simple and SECRET "liquids hack" to lose 1-2 lbs each night in their sleep.
It is simple and works on everybody.
This is how to do it yourself:
1) Hold a glass and fill it up half full
2) And then follow this awesome hack
you'll become 1-2 lbs thinner in the morning!