Kamis, 09 April 2020

Penanganan Hasil Perikanan - Metode Pendinginan

PENYIMPANAN BAHAN PANGAN SUHU RENDAH (PENDINGINAN & PEMBEKUAN ...
Proses pendinginan ikan dapat dilakukan dengan cara penggunaan udara dingin (chilling in cold air), pemberian es (icing) atau penggunaan air dingin (chilling in water). Banyak bahan pendingin yang dapat digunakan untuk menurunkan temperatur tubuh ikan, diantaranya es kering, air laut yang didinginkan atau es batu. Dari cara pendinginan di atas, penggunaan es batu lebih banyak dilakukan oleh masyarakat untuk menurunkan suhu ikan dan mempertahankan kondisi tersebut selama diperlukan, sedangkan penggunaan air laut yang didinginkan dilakukan oleh nelayan.

1. Cara Pendinginan Ikan Dengan Es
Petani ikan dan nelayan pada umumnya melakukan proses pendinginan ikan dengan menggunakan es batu karena alasan kemudahan. Cara penanganan ikan dengan es sangat beragam tergantung tempat, jenis ikan, dan tujuan pendinginan. Faktor yang penting dalam proses pendinginan ikan adalah kecepatan. Semua pekerjaan harus dilakukan secara cepat agar suhu ikan cepat turun. Es yang digunakan harus berukuran kecil, makin kecil ukuran es maka makin banyak permukaan yang bersinggungan dengan es sehingga proses pendinginan akan berlangsung lebih cepat.

Cara ideal mencampur ikan dengan es yaitu membuat lapisan es pada dasar, kemudian diatasnya selapis ikan, dilanjutkan dengan lapisan es lagi, demikian seterusnya.

Fungsi es dalam hal ini :
a. Menurunkan suhu daging sampai mendekati 0˚C.
b. Mempertahankan suhu ikan tetap dingin.
c. Menyediakan air es untuk mencuci lendir, sisa-sisa darah, dan bakteri dari permukaan badan ikan.
d. Mempertahankan keadaan berudara (aerobik) pada ikan, selama disimpan dalam palka.

Ada dua cara pendinginan ikan dengan menggunakan es batu. Yaitu:

a. Tumpukan
Es batu yang telah disiapkan segera ditebarkan ke dasar wadah penyimpanan ikan sehingga membentuk lapisan es setebal 5 cm. Kemudian ikan yang telah dicampur es batu dimasukkan ke dalam wadah tersebut. Pada lapisan ikan paling atas ditutupi dengan hancuran es batu setebal 7 cm, lalu wadah ditutup agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara diluarnya. Es batu dan ikan ditumpuk sedemikian rupa sehingga semua ikan tertutup es batu.

b. Berlapis
Es batu ditaburkan ke dasar wadah penyimpanan ikan hingga membentuk lapisan es setebal 5 cm. Selanjutnya diatasnya disusun ikan secara teratur degan bagian perur menghadap ke bawah agar cairan es batu yang meleleh tidak tergenang di bagian perut ikan. Di atas lapisan ikan tersebut ditaburkan es setebal 3-5 cm. Usahakan agar seluruh tubuh ikan tertutup lapisan es tersebut. 

Penyusunan lapisan es dan ikan tersebut dilanjutkan terus hingga mencapai permukaan wadah. Pada bagian paling atas ditaburkan kembali lapisan es setebal 7 cm dan kemudian tutup wadah sebaik mungkin agar tidak terjadi kontaminasi dengan lingkungan sekelilingnya.

Jumlah es yang digunakan
Jumlah es yang di gunakan harus di sesuaikan dengan jumlah ikan yang akan di tangani akan di peroleh suhu pendinginan yang optimal. Jika jumlah es terlalu sedikit dibandingkan jumlah ikannya maka suhu pendinginan yang dihasilkan tidak cukup dingin untuk mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu yang di tentukan.

Lama pemberian es
Perkiraan lama pendinginan ikan dengan es harus di perhitungkan dengan cermat. Hal yang menyangkut jumlah es yang digunakan untuk mengatasi es yang mencair. Kecepatan es mencair atau melebur di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Volume kotak atau wadah yang di gunakan.
2. Bahan atau material wadah.
3. Penggunaan isolasi dan jenis isolasi.
4. Suhu lingkungan di luar wadah atau kotak pendinginan.

Kondisi fisik ikan
Kondisi fisik ikan sebelum penanganan ( sebelum di eskan ) harus di perhatikan. Ikan-ikan yang kondisi fisiknya jelek, misalnya lecet-lecet, memar, sobek, atau luka pada kulit, sebaiknya dipisahkan dari ikan yang kondisi fisiknya baik. Hal ini di sebabkan darah dari ikan yang luka akan mencemari atau mengontaminasi ikan yang masih baik kondisinya.

Ukuran dan jenis wadah yang digunakan
volume kotak yang lebih luas akan mempercepat pencairan es. Hal ini dengan jumlah panas yang masuk ke dalam kotak melalui permukaannya. Semakin besar luas permukaan maka panas yang masuk ke dalam kotak semakin besar pula.

Pendinginan Ikan dengan Es & Garam
Media pendinginan es yang di tambah garam (NaCl) juga banyak di gunakan dalam penanganan ikan segar. Media pendinginan ini terutama digunakan oleh para pedagang pengencer ikan untuk menyimpan ikan yang tidak terjual pada penjualan hari pertama. Es yang ditambah garam dapat menyerap panas dari tubuh ikan lebih besar dari pada media es saja. Oleh karena itu, ikan yang diberi perlakuan dengan media pendingin es di tambah garam mempunyai suhu yang sangat rendah dan bahkan dapat lebih rendah dari 0ºC.

Pendinginan Ikan dengan Es dan Es Kering (CO2 padat)
Penggunaan media pendingin es di tambah es kering dalam penanganan ikan segar masih terbatas di kalangan tertentu saja. Umumnya penggunaan es di tambah es kering hanya untuk pengangkutan udang windu dan jenis ikan bernilai ekonomis tinggi saja.hal ini di sebabkan harga es kering masih relatif mahal.

Media es ditambah es kering mempunyai kemampuan menyerap panas ikan lebih besar dibandingkan media es saja.dengan demikian,suhu ikan akan menjadi sangat rendah sampai dibawah 0ºC dan kecepatan penurunan suhunya pun lebih cepat.

Pendinginan dengan Air Dingin
Air dingin merupakan media pendingin yang memanfaatkan air yang di dinginkan untuk menyerap panas. Sebagai media pendingin, air mempunyai kemampuan lebih besar daripada es untuk bersinggungan atau melakukan kontak langsung dengan seluruh permukaan ikan.

Ada 6 jenis pendinginan ikan dengan air dingin:
1. Air tawar di dinginkan dengan es (chilled fresh water,CFW),
2. Air laut di dinginkan dengan es (chilled sea water,CSW),
3. Air laut di dinginkan secara mekanis (refrigerated sea water,RSW),
4. Air tawar di dinginkan secara mekanis (refrigerated fresh water,RFW),
5. Air garam di dinginkan dengan es (chilled brine, CB),
6. Air garam di dinginkan secara mekanis (refrigerated brine, RB).

2. Cara Pendinginan Ikan Dengan Udara Dingin
Metode pendinginan dengan udara dingin atau disebut juga dengan istilah Chilling in cold air. cara ini tidak jauh beda dengan cara pendinginan dengan menggunakan es. sebab pelaksanannya antara es dengan uadara dingin dikombinasikan menjadi satu, sehingga tercipta suatu keadaan yang bena baik untuk melakukan pengawetan pada ikan. ikan yang akan di awetkan diberi hancuran es dan disusun secara berlapis-lapis di dalam suatu ruangan atau peti khusus penyimpanan. kemudian didalam peti atau ruangan tersebut dialiri udara dingin agara temperatur tetap rendah dan tak berubah. 

Pendinginan ikan ini merupakan salah satu proses yang umum digunakan untuk mengatasi masalah pembusukan ikan, baik selama penangkapan, pengangkutan, maupun penyimpanan sementara sebelum diolah menjadi produk lain. keuntungan yang diperoleh dari proses pendinginan ikan adalah bahwa sifat asli ikan relatif tidak berubah seperti tekstur, rasa, bau dsb terutama pada jenis ikan tuna, tenggiri, bawal, kakap dan lemuru. Oleh karena itu ikan yang belum mengalami proses apapun masih dapat dianggap sebagai ikan segar. selain itu pendinginan adalah cara termurah, cepat dan efektif.
Penggunaan median pendingin dengan udara dingin banyak digunakan untuk pengangkutan ikan dengan mobil-mobil boks, kontainer, atau gerbong-gerbong kereta. Penggunaan media udara dingin di atas kapal hanya terbatas pada kapal-kapal ikan yang berukuran besar yang lama berlayarnya sampai berbulan-bulan.

Kelebihan cara pendinginan adalah sifat asli ikan masih dapat dipertahankan. Ikan dengan sifat asli (tekstur, rasa, bau, dsb) terutama jenis-jenis ikan tuna, tenggiri, bawal, kakap dan lemuru, dsb dapat dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi. Selain itu pendinginan adalah cara yang murah, cepat, dan efektif.

Efisiensi pendinginan sangat bergantung pada tingkat kesegaran ikan sesaat sebelum didinginkan. Pendinginan dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara berikut
1. Pendinginan dengan es
2. Pendinginan dengan es kering
3. Pendinginan dengan air dingin
4. Pendinginan dengan udara dingin

Bentuk es ada lima kelompok yaitu:
a) Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12-60 kg per balok. Sebelum dipakai, es balok harus dipecahkan.
b) Es tabung ( tube ice), berupa tabung kecil-kecil yang siap pakai
c) Es keping tebal (plate ice), berupa lempengan besar dan tebal (8-15 mm), kemudian dipecahkan menjadi potongan kecil (diameter 5 cm)
d) Es keping tipis (flake ice), berupa lempengan tipis (5 mm, diameter 3 cm), merupakan hasil pengerukan dari lapisan es yang terbentuk di atas permukaan pembeku yang berbentuk silinder.
e) Es halus (slush ice), berupa butiran yang sangat halus (diameter 2 mm) dan lembek, umumnya berair.

Cara pendinginan dengan es batu ada 2, yaitu:
a. Tumpukan, es batu ditebarkan ke dasar wadah peyimpanan ikan hingga membentuk lapisan es setebal 5 cm. Kemudian ikan dicampurkan ke dalam wadah tersebut. Pada lapisan ikan yang paling atas ditutupi dengan hancuran es setebal 7 cm, lalu wadah ditutup agar tidak terjadi kontak dengan udara disekitarnya.

b. Berlapis, es batu ditebarkan di dasar wadah penyimpanan hingga membentuk lapisan stebal 5 cm. Selanjutnya di atas lapisan es batu tersebut disusun ikan secara teratur dengan bagian perut menghadap ke bawah agar cairan es batu yang meleleh tidak tergenang di bagian perut ikan. Pada bagian atas ditaburkan kembali es batu sehingga membentuk lapisan setebal 7 cm, selanjutnya wadah ditutup agar tidak terjadi kontak dengan udara luar.




Cara penyusunan ikan ada 3 sebagai berikut :
1. Bulking
Bulking diartikan bahwa ikan dan es disusun selapis demi selapis dalam sebuah wadah. Dasar wadah diberi lapisan es setebal 5 cm. Tebal antara lapisan ikan dan lapisan es sebaiknya sama dan usahakan agar setiap tubuh ikan terbungkus oleh es sehingga lebih cepat dingin. Bila jumlah ikan yang didinginkan sangat banyak sebaiknya wadah dilengkapi dengan sekat hidup (sekat yang mudah dibongkar pasang) terbuat dari kayu. Pada setiap dasar sekat sebaiknya diberi lapisan plastik agar cairan es batu tidak jatuh ke lapisan ikan di bawahya tetapi mengalir ke dasar melalui sisi wadah.

2. Shelfing
Prinsip kerja ini sama dengan bulking yang dilengkapi dengan sekat hidup. Jarak antar sekat sekitar 20 cm dan setiap sekat hanya menampung 1 lapis ikan. Cara ini hanya digunakan untuk ikan berukuran besar karena dianggap menghabiskan banyak waktu,tenaga, dan tempat. Namu mutu ikan dapat lebih baik karena kehilangan berat akibat tekanan lebih sedikit jika dibandingkan dengan cara bulking.

3. Boxing
Penyusunan ikanmenggunakan kotak atau boks yang terbuat dari kayu, aluminium, atau plastik. Ikan disusun di dalam kotak kemudian dicampur dengan es batu secukupnya. Keuntungan cara ini jika dibandingkan dengan dua cara penyusunan ikan lain yaitu ikan tidak banyak mengalami luka, tingkat kesegaran ikan tidak banyak mengalami perubahan, penyususnan dan pembongkaran ikan dari dalam kotak dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat.






REFERENSI:

Afrianto, E. dan Evi Liviawati. 1991. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 123 hal.

Murniyati AS dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 220 hal.

Masyamsir, 2001. Modul Penanganan Hasil Perikanan. Departemen Pendidikan Nasional, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.

Sumber : 

Purnomo, G., 2019; https://www.slideshare.net/GeryPurnomoAjiSutris/penanganan-hasil-perikanan-materi-pendinginan

Muthmainnah, 2019; ttps://www.academia.edu/30020373/Media dan Teknik Pendinginan Ikan



1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus