Jumat, 27 Agustus 2021

Budidaya Ikan Tawes - 2 Cara Pemijahan


Ikan tawes adalah jenis ikan air tawar yang berwarna putih abu-abu, albino, berwarna abu-abu dengan bercak perak, dan ikan tawes dengan sirip perut relatif panjang. Ikan tawes merupakan salah ssatu jenis ikan herbivora. Pemijahan ikan tawes dapat dilakukan secara alami dan buatan. Induk yang digunakan dalam pemijahan mempunyai berat sekitar 300--500 g/ekor dan umur kematangan gonadnya 8--12 bulan. Jumlah telur yang dapat dihasikan sekitar 1000 butir/gram berat badan. Umumnya induk betina dapat menghasilkan telur hingga 20.000 butir/ekor/ Induk, pada umur produksi 2-3 tahun dengan berat 1 kg bisa menjapai jumlah telur 700.000 butir / induk.

Ikan tawes dalam habitat aslinya adalah ikan yang berkembang biak di sungai dan rawa – rawa dengan lokasi yang disukai adalah perairan dengan air yang jernih dan terdapat aliran air, mengingat ikan ini memiliki sifat biologis yang membutuhkan banyak oksigen. Jika ditempatkan dalam air yang miskin oksigen ia dengan mudahnya mati.Ikan tawes merupakan ikan air tawar asli Indonesia yang banyak terdapat di sungai-sungai besar di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Meski popularitasnya belum setinggi ikan air tawar konsumsi lainnya, ikan ini telah diprediksi akan menjadi salah satu komoditas penting dalam ketahanan pangan. Budidaya ikan tawes sendiri cukup mudah dan dapat dilakukan secara monokultur ataupun polikultur.

Pembenihan
Pembenihan ikan tawes dapat dilakukan di kolam ataupun bak. Induk yang digunakan untuk pemijahan sebaiknya memiliki berat 300—500 gram/ekor dan umur matang gonad 8—12 bulan. Umumnya, induk tawes dapat menghasilkan hingga 20 ribu butir telur/ekor.


Pemijahan
Proses pemijahan dapat dilakukan secara alami dan massal di kolam seluas 500 m2 dengan perbandingan jumlah betina 25 ekor dan jantan 50 ekor. Kolam pemijahan tersebut harus dilengkapi dengan pemberokan yang berukuran 2 m × 2 m di depan pintu air masuk. Induk yang akan dipijahkan harus dipuasakan terlebih dahulu selama 2—3 hari.

Pembenihan yang berlangsung di bak dapat dilakukan oleh 2 jantan dan 1 betina. Bak yang ideal untuk digunakan berukuran 2 m × 1 m × 1 m. Ketinggian air di dalam bak harus dikurangi secara bertahap. Mulanya, ketinggian air sekitar 85 cm, selanjutnya ketinggian tersebut dikurangi pada malam hari mencapai 70 cm sambil diberikan percikan di atas kolam sebagai air hujan tiruan. Cara tersebut dapat membuat induk memijah sekitar 10 jam kemudian.

Anda dapat merangsang pemijahan dengan menaikkan ketinggian air di dalam kolam saat sore hari. Induk tawes yang sudah memijah akan saling berkejaran di siang hari di dekat pintu air masuk.

Dua Cara Memijahkan Ikan Tawes
Ikan tawes merupakan salah satu jenis ikan sungai yang biasa dikonsumsi di daerah Asia Tenggara. Ikan ini termasuk satu dari lima jenis ikan air tawar terpenting dari pemeliharaan di Thailand. Sebagaimana ikan mas, tawes mudah dipelihara tanpa memerlukan teknik yang rumit dan mahal.

Namun, berbeda dengan ikan mas, pemijahan ikan tawes tidak memerlukan kakaban. Hal ini disebabkan oleh sifat telur ikan tawes yang menyebar di dasar kolam. Hal yang harus diperhatikan adalah jangan sampai dasar kolam retak sewaktu pengeringan. Sebab, hal itu bisa menutupi telur ikan tawes yang jatuh di dalamnya. Dikutip dari Buku Aneka Kolam Ikan, ada dua cara yang biasa digunakan untuk memijahkan ikan tawes, yaitu sebagai berikut.

1. Cara Tradisional atau Awipari
Cara ini menggunakan kolam dengan luas yang bervariasi antara 200-2.000 m2. Kolam pemijahan juga digunakan untuk penetasan dan pemeliharaan benih. Saluran tengah (kemalir) memiliki lebar 40 cm dengan kedalaman 20 cm yang menghubungkan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Kemalir harus disediakan untuk mempermudah ketika melakukan penangkapan benih. Dasar kolam yang baik adalah sedikit berpasir dengan air yang jernih dan mengandung sedikit zat organik

2. Cara Purbaratu
Dinamakan demikian karena menggunakan asal daerahnya, yaitu Purbaratu (bagian timur Jawa Barat). Kolam pemijahan terdiri atas dua buah kolam yang saling berhubungan. Petak sebelah atas berfungsi sebagai penampungan (reservoar) dan pengendapan air. Jika petak sebelah atas telah penuh, air yang sudah jernih akan mengalir ke petak yang berada di bawahnya. Induk dipijahkan di kolam sebelah bawah. Pematang dibuka jika benih telah berumur 7-10 hari. Dengan demikian, benih dapat berpindah ke petak pertama yang biasanya telah tersedia pakan alami. Benih ditangkap kembali pada umur 21 hari. Cara ini lebih baik dengan persentase lebih baik hingga 25-50% dari cara pertama.

Pemeliharaan larva
Setelah induk selesai memijah, kecilkan aliran air yang masuk ke kolam agar telur tidak terbawa arus. Telur tersebut akan menetas setelah 2—3 hari kemudian. Larva ikan tawes dipelihara pada kolam yang sama hingga berumur 20—21 hari, selanjutnya larva tersebut dipindahkan ke kolam pendederan kedua dan dipelihara selama 3—4 minggu. Selanjutnya, benih tawes dapat dijual atau dipindahkan ke kolam pembesaran.

Pembesaran
Padat tebar benih tawes ke dalam kolam pembesaran sekitar 10—15 ekor/m2 dengan ketinggian air kolam yang mencapai 60—80 cm. Ikan tawes termasuk ikan herbivora yang memakan tumbuhan dan memiliki pertumbuhan yang relatif cepat sehingga masa pemeliharaan hanya berlangsung selama 3,5—4 bulan lamanya. Ukuran ikan tawes yang siap konsumsi adalah 150—250 gram/ekor.

Anda juga dapat memberikan pakan tambahan berupa sisa sayuran atau limbah dapur untuk menghemat biaya produksi budidaya ikan tawes.

Referensi
  1. Kusmini II, Mulyasari, Widiyati A, Nugroho E. 2009. Karakter genetik ikan tengadak (Barbodes sp.), ikan tawes albino (Bar- bodes sp.) dan ikan tawes (Barbodes gonionotus). Prosiding Seminar Nasional Tahunan VI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Yogyakarta, Sabtu 25 Juli 2009, Jilid I Budidaya Perikanan. UGM. ISBN : 978-979-99781-9-6.
  2. Effendie, M.I. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor. 140 hal
  3. Susanto, H. 2000. Usaha pembenihan dan pembesaran ikan Tawes. Penebar Swadaya. Jakarta. Wirahadikusumah. 1985. Biokimia : Metabolisme energi, karbohidrat, dan lipid. Penerbit ITB. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar