Kegiatan perikanan budidaya meliputi pembenihan dan pembesaran. Strategi pengembangan usaha budidaya dapat diterapkan dengan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal untuk meningkatkan produksi ikan air tawar guna memenuhi kebutuhan pasar ( Rahmawati 2012). Komoditas ikan konsumsi yang dibudidayakan saat ini mengalami peningkatan . namun masih terdapat jenis ikan konsumsi yang belum populer dan perlu untuk dibudidayakan. Hal ini terjadi karena informasi potensi dan peluang budidayanya masih sangat sedikit. Salah satu jenis komoditasnya yaitu ikan tawes ( Barbonymus gonionotus).
Ikan tawes termasuk ke dalam family Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan nilem.Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi, kepala kecil, moncongmeruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau rudimeter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5 ½ buah dan 3-3 ½ buah diantara garis rusuk dan permulaan sirip perut.
Ikan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia. Ikan tawes dalam habitat aslinya adalah ikan yang berkembang biak di sungai, danau dan rawa-rawa dengan lokasi yang disukai adalah perairan dengan air yang jernih dan terdapat banyak aliran air, mengingat ikanini memiliki sifat biologis ang membutuhkan banyak oksigen dan hidup di perairan tawar dengan suhu tropis 22-28 C, serta ph 7 (Didik 2015).
Ikan tawes adalah salah satu ikan favorit bagi pemancing air tawar, karena ikan tawes memiliki daging yang kenyal dan sedikit lemak, bahkan menduduki nomor dua sebagai ikan konsumsi di negara –negara Asia Tenggara. Kelebihan dalam budidaya ikan tawes yaitu mudah dipelihara diberbagai jenis media dan tidak membutuhkan lahan yang terlalu istimewa, tidak memerlukan modal yang banyak, serta mudah dikembangbiakan.
Ikan tawes adalah ikan yang termasuk herbivore atau pemakan tumbuhan, namun ikan tawes yang sudah dikembang biakkan di kolam dapat diberi makan pelet atau makanan alami berupa daunt talas. Perkembangan ikan di kolam akan jauh lebih cepat karena pola makan yang cukup dan teratur dan tujuannya adalah sebagai ikan konsumsi menyebabkan ikan tawes jarang di gunakan sebagai ikan pancingan di kolam– kolam pancing ( Hanief, 2014).
PENGEMBANGAN USAHA
Pengembangan budidaya ikan tawes sangat langkah dikalangan petani, oleh karena itu pengembangan ini berperan untuk memberikan wawasan dan keinginan masyarakat supaya lebih memperhatikan dan memperkenalkan komoditas lokal seperti ikan tawes. Misi dari pengembangan yaitu membuka wawasan masyarakat dalam budidaya ikan lokal dan memanfaatkan SDM sebagai tenaga kerja yang handal.
Proses Produksi
Pemiliihan induk
Perbandingan induk ikan tawes jantan dan betina 2:1 dengan jantan 50 ekor dan betina 25 ekor, dan dipijahkan secara alami di bak pemijahan dan pemeliharaan. Meskipun ikan tawes sudah diketahui bisa dipijahkan pada umur 6 bulan untuk jantan dan setahun untuk ikan betina, namun sebaiknya mempergunakan induk yang berumur lebih dari sepuluh bulan untuk jantan dan 14 bulan untuk betina. Induk jantan yang di pergunakan untuk pemijahan sebaiknya jangan terlalu tua dan tidak terlalu sering dikawinkan, sebagai batas yang ideal maka sebaiknya induk betina tidak lebih 6 kali perkawinan.
Untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan jumlah yang banyak dalam pembenihan Tawes perlu dipilih induk yang baik dengan ciri-ciri :
a. Letak lubang dubur terletak relatif lebih dekat ke pangkal ekor
b. Kepala relatif lebih kecil dan meruncing
c. Sisik-sisiknya besar dan teratur d. Pangkal ekor lebar dan kokoh
Pada umumnya ikan tawes jantan mulai dipijahkan pada umur kurang lebih 1 tahun, dan induk tawes betina pada umur kurang lebih 1,5 tahun. Untuk mengetahui bahwa induk ikan tawes telah matang kelamin dan siap untuk dipijahkan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
Induk betina
- Perutnya mengembang kearah genetal (pelepasan) bila diraba lebih lembek
- Lubang dubur berwarna agak kemerah-merahan
- Tutup insang bila diraba lebih licin
Induk jantan
-Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan kehitam-hitaman. induk jantan.
-Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih-putihan (sperma)
- Tutup insang bila diraba terasa kasar.
Persiapan wadah pemijahan
Tahap awal yang harus dilakukan adalah persiapan wadah/ bak pemijahan dan pemeliharaaan. Sebelum dipakai bak dibersihkan terlebih dahulu dicuci tanpa menggunakan sabun, disiram air dan dibersihkan menggunakan spons/sikat, kemudian dilakuakn pengerinangan sekitar 1 hari untuk menghindari adanya pengaruh bahan kimia yang larut dalam air.
Selesai pengeringan bak pemijahan dan pemeliharaan diisi air, selanjutnya pemasangan aerasi di setiap sisi bak pemeliharaan. Bak pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan bak penetasan dan kolam pendederan. Sebelum dipergunakan untuk pemijahan, kolam dikeringkan. Perbaikan pematang dan dasar bak dibuat saluran memanjang (caren/kamalir) dari pemasukan air kearah pengeluaran air dengan lebar 40 cm dan dalamnya 20-30 cm.
Induk ikan tawes yang telah terpilih untuk dipijahkan kemudian diberok, pemberokan dengan penempatan induk jantan dan betina secara terpisah selama 4-5 hari, Setelah diberok kemudian induk ikan dimasukkan ke kolam pemijahan yang telah dipersiapkan, Pemasukan induk ke kolam pada saat air mencapai kurang lebih 20 cm,
Jumlah induk yang dilepas induk betina 25 ekor dan induk jantan 50 ekor, Pada sore hari kurang lebih pukul 16.00 air yang masuk ke kolam diperbesar sehingga aliran air lebih deras. Biasanya induk ikan tawes memijah pada pukul 19.00-22.00, Induk yang akan memijah biasanya pada siang hari sudah mulai berkejarkejaran di sekitar tempat pemasukan air.
Penetasan Telur
Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga, Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar kolam atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar kolam, Telur ikan tawes biasanya menetas semua setelah 2-3 hari, Dari ikan hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari.
Pendederan
Terlebih dahulu dilakukan pengeringan bak/ kolam selama 2-3 hari, perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran. Dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 1 0 gr/m2 dan pupuk kandang 1 - 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
Setelah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm, kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2. Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu - 1 bulan. Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.
Manajemen Pakan
Manajemen pemberian pakan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan usaha budidaya, dengan manajemen pemberian pakan diharapkan agar pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh ikan secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal.
Pada masa perawatan larva, selama 3 hari larva tidak diberi pakan karena masih memiliki cadangan makanan berupa yolk sack atau kuning telur.setelah cadangan makanan habis kemudian larva tawes diberi pakan buatan yang memiliki kandungan protein tinggi. Pakan buatan yang diberikan pada larva tawes menggunakan kuning telur ayam, dengan cara telur ayam direbus terlebih dahulu hingga matang, kemudian diambil kuning telurnya, selanjutnya kuning telur dicampur dengan air dan kemudian disaring menggunakan kassa atau kain untuk mengambil sari kuning telur. Pengambilan sari kuning telur agar tidak terjadi penurunan kualitas air dan kekeruhan yang mengakibatkan ikan stress ( Didik 2015).
Pemberian pakan dilakukan selama 8 jam sekali. Ada pun pemberian pakan larva menggunakan pakan alami berupa plankton seperti Daphnia spp. pada saat proses pendederan dikolam tanah. Keunggulan dari pakan alami seperti ukuran sesuai dengan bukaan mulut benih ikan, mudah dicerna oleh benih ikan, nilai nutrisi yang tinggi, kandungan asam amino esensial dan asam lemak esensial Daphnia sp. hampir sama dengan Artemia sp. dan pemberian pakan dilakuakan dengan menebar langsung kedalam kolam pemeliharaan pada pagi dan sore.
Dan metode pemberian pakan yang sosok untuk ikan tawas menurut Hanief (2014) metode at satiation bertujuan agar setiap pakan yang diberikan habis termakan oleh ikan, hal ini menyebabkan pakan akan dapat dikonsumsi secara optimal dan mencegah menumpuknya sisa-sisa pakan yang tak termakan oleh ikan sehingga diharapkan menghasikan pertumbuhan yang optimal.
Pembudidaya pada umumnya memberikan pakan pada ikan budidaya hanya menurut kebiasaan, tanpa mengetahui tentang kebutuhan nutrisi masing-masing ikan budidaya, baik itu kualitas, kuantitas dan waktu pemberian pakan yang tepat. menyebabkan pakan yang diberikan kurang memberikan pertumbuhan yang optimal bagi ikan karena tidak sesuai dengan kebutuhan ikan. Manajemen pemberian pakan mengharuskan pakan yang diberikan kepada ikan harus tepat secara kualitas, kuantitas dan tepat waktu pemberiannya demi keberhasilan usaha budidaya.
Konsumsi pakan ikan dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya adalah ukuran tubuh, stadia, ketersediaan pakan, laju pengosongan lambung, suhu air, aktifitas dan kesehatan tubuh ikan. Wardhani et al. (2011) berpendapat bahwa pemilihan pakan untuk ikan air tawar tidak hanya melibatkan kriteria nilai gizi dan efisiensi biaya saja namun juga harus mempertimbangkan kriteria lainnya seperti kecernaan, kandungan racun dan ketersediannya.
Penyakit dan Hama
Penyakit yang sering menyerang larva maupun benih ikan tawes antara lain lernea sp dan jamur. Sedangkan hama pada pemeliharaan larva tidak ditemukan karena pada pemeliharaan larva dalam kondisi terkontrol. Namun ada banyak ditemukan dikolam indukan ikan tawes, seperti siput, katak dan lintah.
Manajemen Panen
Panen dilakukan pada pagi hari karena menjaga kestabilan suhu dan ikan tidak stress. Menyurutkan/mengeringkan kolam, Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan waring atau seser, Benih ditampung di hapa yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran air tidak deras, Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual. larva yang sudah berumur sekitar 7-9 hari dapat dipanen unntuk didederkan ke bak/kolam tanak pendederan,dengan cara menggunaka scoopnet.
Setelah ikan berumur 6 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan atau dijadikan ikan lauk di meja makan, jika produksi ikan tawes meningkat maka jalan penyelamatanya selain sebagian di ambil sebagai induk baru, dapat juga diawetkan sebagai ikan asin yang sangat digemari oleh masyarakat, untuk pemasaran ikan tawes ini tidak begitu susah karena ikan inisudah lama dikenal oleh masyarakat dan cukup banyak peminatnya
ANALISIS USAHA
Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha. Biaya investasi digunakan untuk menganalisa biaya pengadaan peralatan, proses produksi dan sarana penunjang. Biaya investasi pengembangan pembenihan ikan tawes pada tabel berikut :
Tabel 1. Biaya investasi pembenihan ikan tawes.
Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan setiap bulan tetapi tidak dipengaruhi oleh kegiatan produksi. Berikut merupakan tabel biaya tetap untuk pengembanagan pembenihan ikan tawes.
Tabel 2. Biaya tetap pembenihan ikan tawes
Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya saat ada kegiatan produksi. Berikut merupakan tabel biaya variabel untuk pengembangan pembenihan ikan Tawes.
Tabel 3. Biaya variabel pembenihan ikan tawes
Komponen Biaya
Tabel 4. Komponen Biaya keselurahan selama proses produksi pembenihan ikan tawes.
Referensi
- Didik Moch Arianti. 2015. Teknik Pemeliharaan Ikan Tawes. ADLN- Perpustakaan Universitas Airlangga. Jakarta.
- Hanief M.A.R, Subandiyono dan Pinandoyo. 2014. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Tawes. [Journal of Aquaculture Management and Technology] Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 67-74.
- Rahmawati H dan Dede Hartono. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar. [Jurnal Penelitian Pengolahan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (NATURALIS)]. ISSN 2302-6715. Volume 1 Nomor 2 sep 2012.
- Wardhani, L.K, M. Safrizal dan A. Chariri. 2011. Optimasi Komposisi Bahan Pakan pada Ikan Air Tawar menggunakan metode multi-objective genetic algorithm. dalam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) di Yogyakarta Tanggal 17-18 Juni 2011. pp. 112-117
- Savni Retalia Sababalat, 2016. Pengembangan Industri Pembenihan Ikan Tawes, FPIK-IPB Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar