Ikan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia. Ikan tawes banyak terdapat disungai-sungai besar didaerah jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Penyebarannya ikan tawes cukup luas, meliputi laos dan Vietnam. Beberapa jenis ikan tawes yang dikenal dimasyarakat yaitu ikan tawes abu-abu, albino, abu-abu dengan bercak perak, dan ikan tawes dengan sirip perut yang relatif panjang.
Ikan tawes termasuk golongan ikan herbivore. Oleh sebab itu, ikan ini diperkirakan akan menjadi salah satu kandidat untuk dikembangkan dimasa mendatang sebagai salah satu komoditas ketahanan pangan. Hal tersebut disebabkan biaya produksinya yang relative lebih murah dibandingkan ikan karnivora.
Adapun teknik budidaya ikan tawes relative mudah, pemijahan ikan tawes secara alami maupun buatan. Berikut ini tahap pembenihan dan pembesaran ikan tawes yang baik dan efisien.
Pembenihan
Pembenihan ikan tawes dapat dilakukan dikolam maupun bak. Adapun teknik pembenihan meliputi beberapa tahap kegiatan berikut.
Pemilihan induk
Induk yang digunakan dalam pemijahan mempunyai berat 300 - 500 g/ekor dan umur matang gonad 8 - 12 bulan. Jumlah telur yang dihasilkan berkisar 1000 butir/g berat badan. Umumnya, induk betina mampu menghasilkan 20 ribu butir telur/ekor. Induk yang digunakan tidak cacat fisik, baik bentuk badan maupun sisiknya.
Pemijahan
Pembenihan secara alami dilakukan secara masal dikolam. Adapun jumlah induk betina dan jantan yang digunakan yaitu 25 betina dan 50 pemberokan berukuran 2 m x 2 m di depan pintu air masuk. Sebelum dipijahkan, induk diberok atau di puasakan terlebih dahulu selama 2 - 3 hari. Umumnya, kolam pemijahan juga merangkap sebagai kolam pendederan. Dengan begitu, kolam perlu diolah terlebih dahulu secara standar yang dimulai dari pengeringan sampai pemupukan.
Habitat Ikan Tawes
Sebelum budidaya ikan tawes berlanjut, untuk mempercepat pemijahan, induk dirangsang dengan menaikkan ketinggian air dikolam. Induk-induk dimasukkan saat ketinggian air kolam mencapai 20 cm dipagi hari. Pada saat sore hari, air mulai dimasukkan hingga ketinggiannya mencapai 80 - 100 cm. Berdasarkan habitat kebiasaannya di alam bebas, biasanya, induk tawes akan memijah pada pukul 19.00 - 22.00.
Ciri induk yang memijah yaitu berkejar - kejaran pada siang hari didekat pintu air masuk. Pembenihan di bak dilakukan dengan memasangkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1 betina : 2 jantan. Kepadatan yang digunakan yaitu 3 ekor/bak ukuran 2 m x 1 m x 1 m. Mula - mula, air dimasukkan ke dalam bak secara bertahap hingga mencapai ketinggian 85 cm. Bersamaan dengan itu, percikkan air ke permukaan kolam sebagai tiruan air hujan. Induk akan memijah sekitar 10 jam kemudian.
Rangsangan lain yang juga umum digunakan untuk ikan tawes yaitu penggunaan hipofisa atau hormone ovaprim. Perbandingan antara donor dan resipien yang digunakan hipofisa yaitu 1:1,5. Sementara hormone ovaprim diberikan dengan dosis 0,35 ml/kg induk betina. Penyuntikan dapat dilakukan satu sampai dua kali. Penyuntikan hormone hanya diberikan pada induk betina. Pemijahan akan terjadi pada saat 6-14 jam setelah penyuntikan pertama.
Pemijaan dapat dilakukan secara buatan dengan cara mengumpulkan telur-telur lewat pengurutan perut induk betina. Sementara sperma diperoleh dengan cara mengurut perut induk jantan. Telur dan sperma yang terkumpul dicampur, diaduk dengan bulu ayam, dan diaktifkan dengan air. Selanjutnya, telur-telur ditetaskan dicorong penetasan yang terbuat dari fiber.
Pemeliharaan larva
Setelah induk tawes selesai memijah, kecilkan air masuk ke kolam agar telur tidak terbawa arus. Telur di monitor agar tidak terkumpul disatu tempat. Telur akan menetas setelah 2-3 hari. Larva diberikan hingga mencapai umur 20-21 hari. Selanjutnya, benih dipindahkan ke kolam pendederan kedua yang telah diolah secara standar. Padat tebar benih yang digunakan yaitu 10 - 20 ekor/m2. Pemeliharaan dilakukan selama 3-4 minggu. Kemudian benih dijual atau dipindahkan ke kolam pendederan berikutnya.
Budidaya Ikan Tawes - Pembesaran
Umumnya, pembesaran ikan tawes dilakukan dikolam tanah atau sawah, baik secara monokultur maupun polikultur. Polikultur dapat dilakukan dengan mencampur ikan tawes dengan ikan mas dan nila. Masukkan benih ikan tawes ke kolam pembesaran dengan kepadatan sekitar 10 - 15 ekor/m2. Adapun ketinggian air kolam atau sawah antara 60-80 cm. Ikan tawes termasuk ikan pemakan tumbuhan dan pertumbuhan badannya relative cepat.
Dalam masa pemeliharaan sekitar 3,5 - 4 bulan, benih ikan tawes dapat mencapai ukuran konsumsi, yaitu 150-250 g/ekor. Selama pemeliharaan, umumnya ikan tawes hanya diberi pakan tambahan berupa sisa sayuran atau limbah dapur. Hal ini diperkirakan akan menjadikan ikan tawes sebagai kandidat ikan konsumsi berbiaya produksi rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar