Sabtu, 21 Mei 2022

Ikan Sepat - Penanganan Hama dan Penyakit

Ikan sepat sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Karena ikan ini sering dikonsumsi dan dijadikan lauk pauk teman nasi. Ikan ini sering digoreng maupun dijadikan ikan asin yang memiliki cita rasa sangat enak dan khas. Popularitas ikan sepat di tanah air sebanding dengan ikan mas, mujaer dan ikan nila.Seiring dengan perkembangan yang ada, saat ini mulai banyak orang yang menjadikan ikan sepat sebagai ikan hias. Ikan sepat mempunyai beberapa jenis. Diantara banyak jenis itu, terdapat ikan sepat yang mempunyai bentuk yang indah. Sehingga dijadikan ikan hias untuk dipelihara di akuarium maupun kolam ikan bersama ikan hias lain.

Penampilan ikan sepat di akuarium dan kolam tak kalah menawan dengan ikan hias lain. Bahkan terkadang penampilan jenis ikan sepat lebih cantik dari jenis ikan hias lain. Hal inilah yang membuat ikan sepat populer juga sebagai ikan hias di kalangan para pecinta ikan hias.

Menurut silsilah, ikan sepat memiliki bahasa latin Trichopodus Trichopterus. Ikan ini berjenis ikan air tawar yang mempunyai daya tahan hidup yang sangat baik di perairan. Tubuhnya sangat pipih membuat ia dapat bergerak sangat lincah dan sangat sulit untuk ditangkap.

Ikan sepat disebut juga ikan labirin. Karena ikan ini menggunakan sistem pernafasan seperti labirin. Bentuk pernafasan serupa dengan membran yang dilipat kemudian menutupi tulang.

Ikan sepat adalah ikan asli negara Thailand. Di habitat aslinya, ikan ini hidup di rawa - rawa yang banyak ditumbuhi tanaman airnya, karena ikan ini butuh substrat sebagai tempat melatakkan busa untuk telur - telurnya.

Meskipun ikan ini tidak begitu populer dikalangan masyarakat luas, namun ikan ini cukup dikenal di Indonesia. Meskipun ikan ini adalah ikan untuk konsumsi, tapi pada ukuran kecil ikan ini bisa dijadikan sebagai ikan hias, karena bentuk tubuh dan warnanya sangat menarik.


Ikan sepat siam merupakan ikan asli negara Thailand, dan hidup di rawa-rawa. Ikan ini di datangkan ke Indonesia pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka.

Sistematika
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Trichogaster
Species : Trichogaster pectoralis

Ciri-ciri
Badan memanjang, pipih kesamping (compressed), tinggi badan 2,2 sampai 3 kali panjang standar. Sirip punggung mempunyai 7 buah duri dan 10-11 jari-jari sirip lemah, sirip dada lebih panjang daripada kepala, mulut sangat kecil dan dapat disembulkan.

Jari-jari sirip perut yang pertama mengalami modifikasi menjadi filamen yang panjang mencapai sirip ekor. Linealateralis (1.1.) terdiri dari 42-47 sisik. Pada daerah punggung badan hijau kegelapan sedangkan pada bagian badan sebelah sampaing sisik lebih terang. Pada kepala dan badan terdapat garis-garis yang melintang dan dari mata sampai ke ekor terdapat garis memanjang yang terputus. Pada sirip dubur terdapat 2-3 garis hitam yang memanjang (longitudinal). Panjang ikan maksimum yang dapat dicapai ± 250 mm. Rumus jari-jari sirip sebagai berikut : D.VII. 10-11; A. IX-XII. 33-38; L.1. 55-63.

Sifat-Sifat
Sepat siam merupakan ikan sungai dan rawa yang cocok sekali di pelihara di kolam-kolam. Jenis ikan ini dapat hidup pada perairan yang pH-nya berkisar antara 4 - 9. Jenis ikan ini mudah dibiakkan di sawah dan kolam. Kematangan kelamin mulai terjadi pada umur 7 bulan. Pembiakan terjadi dengan terlebih dahulu ikan tersebut membuat sarang berupa gelembung-gelembung (busa) yang bergaris tengah ± 5 cm. Telur yang dihasilkan akan terapung berada pada sarang tersebut. Seekor induk yang bertelor dapat menghasilkan 7000-8000 butir telor, sedangkan larva yang hidup biasanya tidak lebih dari 4000 ekor.

Telur berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan, mengandung globul minyak sehingga mempunyai sifat mengapung, dan embrio menetas setelah 36-48 jam dari pembuahan. Kantong kuning telur diserap dalam waktu 3-7 hari. Pemijahan dikolam terjadi sepanjang tahun. Lava dan benih memakan plankton. Ikan-ikan dewasa memakan phytoplankton seperti Bacillariphyceae, Cyanophyceae, plagellata, Zooplankaton seperti Cilliata, Rotifera, Cladocera, Copepoda, Cholorophyceaedan tumbuh-tumbuhan tinggi yang membusuk.

Pertumbuhan di kolam dan di sawah mencapai 7-9 cm dalam waktu 3 bulan, 10-12 cm dalam waktu 6 bulan dan 16-18 cm dalam waktu 12 bulan. Berat ikan yang besar antara 130-160 gram. Pemeliharaan yang baik adalah di daerah-daerah ketinggian sampai 800 meter dpl.

Penyebaran Tempat asal ikan sepat siam adalah Thailand. Indonesian mendatangkan ikan ini pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka. Kemudian jenis ikan ini karena habitat asalnya adalah rawa-rawa, ditebarkan pula didaerah rawa-rawa diperairan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Di Sumatera Selatan ikan ini berbiak dengan cepatnya dan kini jenis ikan ini merupakan ikan penting yang mendominasi daerah rawa. Hasil penangkapan suatu perairan umum di sumatera selatan, 60% adalah sepat siam. Jenis ikan ini ditangkap dengan macam-macam alat seperti pangilar (sejenis perangkap) dibuat dari kawat atau rotan, pukat (gill net) dan empang - lulung terbuat dari bambu dengan rotan sebagai pengikatnya. Demikian pula halnya di perairan Kalimantan, jenis ikan ini mempunyai peranan penting. Jenis ikan ini telah dibawa pula ke Bali, Lombok, Flores dan Ambon. Pada umumnya jenis ikan ini diolah sebagai ikan asin yang diekspor ke Jawa.

Pemeliharaan ikan sepat siam di kolam-kolam di Jawa kurang popular, meskipun di daerah daratan rendah banyak pula yang memelihara.

Pemeliharaan
Pemeliharaan ikan sepat siam dilakukan di kolam atau di sawah, terutama di daerah-daerah dataran rendah atau di rawa-rawa yang pH-nya sedikit asam atau di kolam-kolam tergenang tanpa adanya aliran air sehingga zat asam minimal. Ikan sepat siam adalah ikan yang mempunyai alat labyrinth sehingga kekurangan zat asam tidak merupakan masalah besar.

Di Kalimantan Selatan pemeliharaan sepat siam dilakukan dalam beje-beje yang dibuat di sawah atau di rawa berupa saluran-saluran berukuran lebar  2 m dan tinggi 1 - 1,5 m sedangkan panjangnya tidak tertentu. Saluran ini pada musim hujan tergenang air bila air hujan turun pada musim kemarau maka ikan akan berkumpul dan dapat dilakukan penangkapan dengan mudah.

Pemeliharaan ikan sepat siam di sawah biasanya dikombinasikan dengan ikan jenis lain atau poli kultur. Pada pemeliharaan di sawah sebaiknya saluran pinggir atau saluran tengah diperdalam, agar plankton yang dihasilkan cukup tersedia.

Perkembangbiakan
Untuk membiakan jenis ikan ini tidak diperlukan perlakuan khusus seperti pada halnya ikan-ikan mas, tawes atau gurame. Ikan sepat dapat berbiak di kolam pemeliharaan dengan sendirinya. Tumbuh-tumbuhan air seperti Hydrilla persicillata dan air yang cukup zat asam diperlukan.

Kolam pemijahan hendaknya agak dalam yaitu sekitar 70 - 100 cm, dan pada waktu pemijahan terjadi kolam hendaknya berair diam sehingga pemasukan air cukup untuk mengganti air yang hilang karena penguapan atau merembes. Tumbuh-tumbuhan air yang mengapung baik sekali disediakan untuk menutup sebagian kecil permukaan saja. Pada waktu pemijahan maka ikan jantan akan membuat sarang terlebih dahulu.

Pembuatan sarang dilakukan selama 1 - 2 hari. Gelembung - gelembung udara (buih) yang membentuk sarang tersebut bergaris tengah 1,5 - 3 mm. Pada waktu pembuatan sarang tersebut ikan - ikan lain tidak diperkenankan mendekat. Jika ada ikan yang mendekat maka akan dikejarnya sehingga keluar dari daerah territorial tempat sarang dibuat. Sarang biasa dibuat dari bagian tepi atau di sudut - sudut. Setelah sarang siap maka ikan jantan memikat betina dan pemijahan terjadi di bawah sarang.

Telur yang telah dibuahi tadi mengapung sampai mencapai sarang tersebut. Telur menetas setelah 2 - 3 hari. Telur kemudian dijaga oleh jantan, terutama dari gangguan-gangguan lain yang mendekat.

Untuk mengembangbiakkan ikan sepat siam ini sebaiknya kolam dipersiapkan dengan pengeringan, pemupukan dan sebagainya, agar hama benih dapat hilang dan benih cukup mendapat makanan terutama makanan alami (Zooplankton).

Pembesaran benih ikan bisa dilakukan pada saat anakan ikan sepat, mulai masuk pada usia 2 bulan. Kisaran ukuran untuk pembesaran anakan ikan sepat, dapat dilakukan pada saat ikan sepat telah mencapai panjang antara 5 sampai 6 cm. Pada usia tersebut, ikan sepat bisa dikatakan mampu tumbuh mandiri dan mencari makan sendiri. Dan berikut beberapa tahapannya.

Persiapan Kolam Pembesaran
Faktor kolam hendaknya diperhatikan untuk pembesaran anakan ikan sepat yang lebih optimah. Persiapan kolam, dilakukan hampir mirip pada saat membuat kolam untuk pemijahan. Hendaknya dalam memelihara ikan sepat pada masa pembesaran, menggunakan kolam yang bersih. Pemeliharaan yang maksimal, akan membuat ikan sepat bisa tumbuh dengan baik dan cepat.

Pemberian Pakan
Pemberian pakan untuk pertumbuhan ikan sepat, dapat dilakukan dengan menyesuaikan umur ikan. Hendaknya anda tidak mengandalkan pemberian pakan alami, seperti halnya plagton dan jentik nyamuk saja. Mulai mengaplikasikan pakan buatan, bisa mendukung pertumbuhan ikan sepat.

Menggunakan pakan berupa tepung ikan, bisa memudahkan ikan sepat untuk makan. Dikarenakan, tepung ikan memiliki tekstur seperti tepung dengan butiran kecil sehingga memudahkan ikan sepat makan dengan mulutnya yang relatif kecil.

Pemberian makanan lainnya seperti pelet, kangkung, dan dedak juga menjadi makanan alternatif yang bisa anda gunakan untuk pembesaran ikan sepat. Makanan yang berkualitas dan memiliki nutrisi tinggi, membuat ikan sepat mampu tumbuh dengan baik dan dapat meminimalisir kematiannya.

Ikan sepat akan mampu tumbuh mencapai ukuran 7 sampai 9 cm, apabila anda menggunakan pakan yang sesuai. Memelihara ikan sepat dengan pertumbuhan tersebut, bisa anda capai dalam kurun waktu tiga bulan saja.

Masa Pemanenan Ikan Sepat Hasil Pemeliharaan
Setelah melakukan berbagai tahapan dalam memelihara ikan sepat, anda bisa mulai memanen ikan sepat untuk dijual sebagai ikan hias. Tepatnya adalah setelah usia ikan mencapai umur 3 sampai 4 bulan. Sebelum mulai melakukan pemanenan, hendaknya terlebih dahulu anda bisa menguras air dalam kolam. Setelahnya, bisa dilakukan penjaringan dengan baik sehingga tidak melukai tubuh ikan.

Waktu pemanenan juga harus diperhatikan sengan seksama. Waktu yang tepat untuk memanen ikan sepat adalah dilakukan pada sore hari atau pagi hari. Waktu pemanenan yang tepat, akan bisa mempengaruhi kondisi dari ikan sepat yang dipanen. Sehingga, apabila akan dijual dipasaran kondisi ikan sepat cukup sehat dan siap untuk mengisi aquarium ikan hias.

Pemanenan bisa dilakukan dengan memisahkan ukuran ikan sepat, agar nantinya lebih mudah dalam menjualnya ke toko-toko ikan hias. Hal ini dikarenakan harga ikan sepat dipasaran dipengaruhi oleh panjang dari tubuh ikan tersebut.

Beberapa cara dan tips dalam memelihara ikan sepat di atas dapat anda pelajari dan praktekkan sesuai dengan langkah-langkah yang ada. Perawatan ikan sepat yang baik dan benar, bisa berdampak pada kesehatan ikan dan warna dari sisik ikan. Kualitas ikan sepat yang baik, akan dapat terlihat dari bentuk tubuh dan warna cerah pada sisik ikan tersebut.

Pastinya dalam setiap pemeliharan anda akan menginginkan hasil maksimal dan pastinya juga menguntungkan. Oleh sebab itu, pastikan anda pun serius dalam melakukannya dan mulai memikirkan penerapan langkah-langkah yang tepat sehingga hasilnya pun memuaskan dan membawa keuntungan besar.

PENANGANAN PENYAKIT



Referensi
  1. Azis D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
  2. Daelami, Deden A.S. 2002. “Agar Ikan Sehat” Jakarta: Penebar Swadaya.
  3. Dalimartha, S. 2004. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, Anggota IKAPI, Puspita Swara.
  4. Suyanto, S. Rachmatun. 1995. “Parasit Ikan dan Cara-cara Pemberantasannya”. Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.
  5. http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/search?q=sepat
  6. https://mai.or.id/archives/3959






Tidak ada komentar:

Posting Komentar