Komoditas ikan hias saat ini telah berkembang dengan pesat. Ikan Diskus Symphysodon sp. merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar yang memiliki nilai jual yang tinggi. Disamping itu, tiga perempat bagian dari negara Indonesia merupakan perairan yang luas dan jumlah ikan hias air tawar Indonesia diperkirakan sekitar 400 spesies dari 1.100 spesies ikan hias yang ada di seluruh dunia (DKP, 2008). Salah satu dari spesies tersebut adalah ikan Diskus Symphysodon sp.
Apa yang akan Anda lakukan saat ingin memelihara ikan discus, tentunya kita inginkan jenis dan kondisi ikan discus yang baik bukan? dengan demikian maka Anda akan sangat mudah memelihara ikan tersebut dengan baik pula dan hasilnya tidak akan mengecewakan kita. Berikut ini adalah cara memilih ikan tersebut yang diambil dari berbagai sumber
Warna yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang hitam kusam menandakan kondisi discus yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan discus dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor discus, tetapi sebagai parameter kondisi discus akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi discus. Banyak jenis discus yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.
Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk discus bulat dan indah dipandang.
Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama
Bentuk tubuh ikan discus yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat discus. Discus yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang
Discus yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. Discus yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu discus yang sehat umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur dengan teman-temannya.
Umumnya discus yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. Discus yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. Discus yang sehat umumnya berenang dengan tenang, dasi/pectoral fin – sirip depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang.
Jangan mudah tertipu dengan warna. Warna merah membara pada mata dan warna yang menyolok, terutama pada discus kecil & remaja (antara 2-3 inci), bukan jaminan untuk mendapatkan discus yang baik. Pada saat ini ada sebagian kalangan yang menggunakan hormon untuk memaksakan keluarnya warna ikan, yang bertujuan untuk memudahkan penjualan dan meningkatkan daya tarik ikan. Warna ini tidak akan bertahan lama (kurang lebih 2 minggu – 1 bulan). Pemakaian hormon dapat mengakibatkan gagalnya pemijahan atau anakan yang dihasilkan sedikit dan biasanya tidak sehat.
Batik atau pattern ikan biasanya akan timbul mulai 2 inci ke atas dan bertahap. Berhati-hatilah jika membeli discus yang sudah keluar batik sejak ukuran kecil, karena kemungkinan adanya pemberian hormon untuk mengeluarkan batik ini agar terlihat indah. Adalah wajar batik yang keluar hanya setengah atau kurang pada ukuran 2 inci, namun terkadang kualitas discus yang rendah mengakibatkan batiknya tidak keluar secara sempurna hingga full satu badan.
Usahakan membeli ikan paling tidak ukuran 2 inci, karena pada ukuran inilah ciri-ciri ikan sehat dan baik dapat dilihat dibandingkan ukuran yang lebih kecil. Hindari untuk membeli burayak walaupun harganya murah, terutama jika anda seorang pemula. Jangan tergiur dengan keuntungan karena memelihara burayak tidak mudah. Selain itu, yang harus diterima oleh pemula adalah cacat fisik seperti mata besar sebelah, pertumbuhan fin tidak sempurna, dahi menonjol, bagian kepala meruncing dll. Kemudian yang terpenting adalah lakukan adaptasi secara perlahan sesudah tiba dirumah dan lakukan karantina pada setiap ikan yang dibeli.
Beberapa langkah yg dapat terapkan setiap akan mengkondisikan discus ke suhu dingin
Discus dibiasakan untuk mau makan dengan cara pakan yg masih dipegang. Ini sekaligus melatih mental discus agar akrab dengan majikannya. pakannya biasanya berupa bloodworm atau cacing beku. Biasanya discus akan mulai mengenali pakan dalam tangan setelah 2-4hari. Jangan melakukan gerakan yg bisa mengagetkan discus. Karena biasanya discus akan menjadi malas untuk makan (stress).
Setelah discus terbiasa diberi pakan dengan tangan cobalah pemberian pakan burger. pada awal 3-4 hari discus akan mogok makan,dan jangan karena dia mogok makan lalu kita berikan pakan lain,tapi paksa terus sampai dia mau,berikan sedikit demi sedikit. lama- kelamaan dia pasti akan mau juga (ramuan burger tergantung selera kita). Burger akan sangat mempengaruhi kecemerlangan warna discus. Berdasarkan hasil tersebut, discus menjadi jauh lebih sehat dan tidak mudah terserang penyakit, selain itu daya tahannya juga jauh lebih unggul dari discus yg dipelihara dengan suhu standar.
Penggunaan heater (jika menggunakan) mulai dikurangi intensitasnya. Sebagai contoh heater hanya digunakan selama paling lama 5 jam dan usahakan penggunaan heater hanya untuk kondisi tertentu saja, misalnya saat hujan atau malam hari.
Tahap diatas membutuhkan waktu aklimatisasi (adaptasi) 5-6hari. Lalu discus mulai dibiasakan dengan intensitas cahaya tinggi secara bertahap. Biasanya untuk jenis- jenis discus dengan warna yang solid (marlboro,blue diamond,pigeon,rising sun,red melon dll) akan timbul spot hitam yang biasa disebut pasir oleh hobies yg mulai muncul dari bagian kepala dan sirip. Ini disebabkan kualitas indukan yg memang sudah memiliki spot hitam sebelumnya atau juga karena penggunaan lampu dengan intensitas spektrum warna merah berlebih (contohnya lampu UV). Jika diskus anda memiliki hal demikian maka kualitas diskus anda termasuk kurang bagus,karena bila dikawinkan spot hitam itu akan menurun ke anaknya. Setelah discus terbiasa pada cahaya terang dan tanpa heater maka dia akan seterusnya seperti itu.
Referensi:
- Indarta D. 2002. Memelihara dan Membudidayakan Diskus Unggul. Jakarta: AgroMedia Pustaka
- Kuncoro, E.B. (2011). Sukses Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Yogyakarta: Lily Publisher
- Zen, M. (2018). Panduan Praktis Budidaya Discus. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar