Kamis, 17 Februari 2022

Ikan Hias Discus - Penanganan Penyakit


Bentuk ikan diskus unik seperti cakram atau kue dadar oleh karena itu disebut dengan nama discus. Warnanya sangat unik dan menarik sesuai dengan strain dan keturunannya. Bentuk badannya pipih tipis dan bundar mirip ikan bawal dengan corak warna tubuh menarik dan memiliki keragaman warna layaknya ikan hias air tawar lainnya. Terkadang memiliki corak warna batik di seluruh tubuhnya. Memiliki sirip yang lengkap. Sirip ventralnya panjang dan menjuntai. Bentuk badan pipih dan seperti lingkaran jika dilihat dari samping. Pola warna disepanjang tubuhnya berupa gari-garis pendek dengan warna garis berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
Ikan discus adalah ikan tropis yang berasal dari daerah Amazon. Ikan ini mempunyai corak pada tubuh yang beraneka warna. Ikan discus jika dipelihara akan membutuhkan perhatian cukup banyak, selain harus menjaga suhu dan air di akuarium, anda juga harus memperhatikan masalah kesehatan. Dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan ikan discus, begitu penting untuk mengetahui permasalahan yang mungkin saja menjadi hambatan. Salah satu hal yang menjadi alasan adalah penyakit pada ikan discus. Ikan Discus merupakan salah satu jenis ikan hias yang sangat diminati di indonesia, namun banyak yang menyatakan bahwa ikan ini sulit untuk dipelihara.

Ada banyak faktor yang membuat banyak yang berpendapat ikan hias discus sulit dipelihara, salah satunya adalah mati secara tiba tiba. Hal ini dikarenakan ikan ini tergolong ikan yang peka dan sangat rawan terkena penyakit. Penyebab penyakit yang menyeran pada ikan hias cantik ini adalah karena terjangkit mikroorganisme maupun parasit.

Penyakit Ikan Discus
1. Mata Berkabut ( Cloudy Eye )
Tanda tanda terkena penyakit ini adalah adanya bintik putih pada mata layaknya tertutup selaput, jika hal ini terus dibiarkan lama kelamaan akan menutupi seluruh mata dan mengakibatkan kebutaan.

Cara untuk mengatasi masalah ini adalah Larutkanlah gabungan antara chlorampenicol dengan dosis 1.5 gram /100 liter air dengan acriflavine dengan dosis 0,3 gram / 100 liternya selama 5 - 7 hari.

2. Penyakit NDD ( New Discus Disease )
Penyakit yang satu ini merupakan penyakit yang paling ditakuti para peternak ikan discus, hal ini dikarenakan jika salah satu ikan terjangkit penyakit ini, maka akan sangat mudah menular kepada ikan lainnya di dalam akuarium tersebut.

Maka dari itu setiap akuarium harus mempunyai peralatan tersendiri untuk menghindari kontaminasi. Pemicu penyakit ini adalah karena ph air yang terlalu tinggi dan banyak mengandung logam berat atau air kurang diinapkan. Selain itu suhu air di bawah 28 derajat celcius juga mengakibatkan penurunan daya tahan ikan secara signifikan.

Penyebab lain juga bisa ditimbulkan dari pemberian pakan alami yang dapat membawa berbagai microorganisme yang dapat menimbulkan penyakit, seperti halnya NDD ini.

Tanda tanda ikan discus sakit karena NDD adalah ikan terlihat terus bergerak seperti sedang stress dan sangat sulit untuk diam, warna ikan semakin lama semakin gelap, serta seluruh sirip akan menguncup. Dan akan terlihat selaput putih semakin menebal serta dapat melebar ke seluruh tubuh dan bisa mengakibatkan kematian jika tidak cepat ditangani.

Untuk menyembuhkan penyakit ini, caranya :
  1. Larutkan gabungan zat chlorampenicol (antibiotik) dengan dosis 2 gram dan ditambah dengan zat acriflavine (antiprotoza) dengan dosis 0,3 gram
  2. Serta dengan garam dapur dengan dosis 5 sendok makan.
  3. Kemudian larutkan secara bersamaan dengan aerasi yang cukup kuat dan pada suhu 32 derajat celcius.
  4. Apabila penyakit sudah masuk ke dalam stadium kronis, sebaiknya air dalam akuarium selalu dikuras setiap 3 hari sekali dan selalu berikan gabungan obat di atas.
3. Penyakit Insang
Penyakit insang ini juga merupakan salah satu penyebab kegagalan para peternak ikan discus, karena penyakit ini sangat mudah menyerang. Namun tanda tanda ikan ini terserang penyakit insang tidak terlihat pada tingkah laku sang ikan, namun dapat diketahui jika kita bisa melihat secara seksama pernafasan ikan. Ikan yang masih sehat akan membuka tutup mulutnya secara teratur dan dengan ritme yang sama dan nampak enjoy. Apabila ikan sudah terkena penyakit ini dalam bernafas ikan akan terlihat seperti ter engah engah alias megap megap.

Cara menyembuhkan serangan penyakit ini adalah dengan menggunakan larutan formalin dengan dosis 4ml / 100 liter dan dibiarkan selama 24 jam sebelum ikan dimasukan ke dalam akuarium.
Dan setiap harinya air harus diganti dengan air baru serta melarutkan formalin selama 3 hari, selain itu juga larutkan garam dapur (NaCL) dengan dosis 500 gram untuk setiap liternya. Air harus diberi aerasi agar zat lebih cepat larut.
Namun jika penyakit masih tak kunjung hilang, cobalah untuk menggunakan larutan pk, namun untuk pemberiannya tidak boleh sembarangan karena dapat menimbulkan kematian pada ikan.
Gunakan dosis 1 gram untuk setiap 175 liter air dengan tambahan aerasi yang kuat selama 2 jam lamanya.

4. Berak putih
Penyebab penyakit yang menyerang ikan discus yang satu ini ialah dikarenakan oleh bakteri bernama flagelata spironucleus yang menyerang ke bagian pencernaan ikan.

Tanda tanda ikan terkena penyakit ini adalah menurunnya nafsu makan dan efek yang lebih parahnya lagi akan mengganggu pencernaan ikan dan membuat ikan menjadi kurus. Selain itu gejala yang paling mudah dilihat adalah kotoran ikan akan berwarna putih dan memanjang seperti pita dan menjadi putus putus.

Cara menyembuhkan ikan discus yang terkena penyakit ini cukup lama, karena sulit disembuhkan dalam waktu yang singkat.
Dan ada sebagian orang, mengatakan jikalau ikan ini sembuh tidak dapat memiliki keturunan lagi. Namun tidak ada salahnya mencoba menyembuhkan ikan hias cantik ini, caranya dengan melarutkan metronidazole dengan dosis 2 gram untuk setiap 100 liternya dan dengan suhu air yang stabil pada 32 celcius.

5. Bintik Putih ( White Spot )
Penyakit ini merupakan penyakit yang hampir menyerang semua jenis ikan hias yang kualitas airnya kurang bagus, karena sumber bakteri atau parasit ini berasal dari kotoran ikan. Ciri ciri ikan discus terkena white spot adalah akan terlihat bintik purih pada bagian seluruh tubuh ikan, seperti pada bagian permukaan tubuh, ekor maupun siripnya

Cara untuk mengobati ikan yang terkena penyakit ini adalah dengan menggunakan 0,3 gram acriflavine per 100 liter air dengan car larutkan pada air akuarium yang baru diganti.
Dan untuk mencegah supaya white spot tidak bertambah parah selalu ganti air secara rutin, jika sudah terlihat mulai keruh.

Penyakit pada Ikan Discus yang Menular
Berikut di bawah ini beberapa penyakit pada ikan discus yang dapat menyerang secara eksternal maupun internal.

Penyakit yang menyerang ikan discus sama sekali tidak sulit untuk dikenali, jika anda secara rutin mengamati perkembangannya. Ini karena tanda-tanda penyakit akan terlihat jelas terlihat. Jika ikan discus peliharaan anda menunjukkan perilaku abnormal atau terdapat kelainan pada warnanya, kemungkinan besar ikan anda terserang penyakit.

Infeksi jamur
Ikan discus begitu rentan menjadi korban infeksi jamur pada tubuhnya. Spora jamur yang terdapat di dalam air dapat dengan mudah menempel pada tubuh ikan, apalagi jika terdapat luka. Infeksi jamur akan menjadi terlihat seperti terdapat kapas lembut pada tubuh ikan. Infeksi jamur selalu selalu menjadi parasit pada kulit ikan. Kondisi paling parah akibat infeksi jamur adalah akan membunuh ikan ini. Membersihkan air akuarium dengan teratur, memberi terapi garam untuk ikan atau menggunakan obat antijamur akan sangat berguna.


Aluminium beracun
Ikan discus memerlukan pengawasan atas keseimbangan pH dalam air akuarium. Kadar pH di atas atau di bawah batas seharusnya dapat meracuni ikan kesayangan anda. Ion aluminium akan menyumbat insang dengan lapisan yang berlendir. Hal ini sangat berbahaya bagi ikan discus, karena akan menghambat fungsi insang yang berguna sebagai alat untuk bernafas.

Kutu jangkar
Ini adalah bentuk infeksi yang jarang terjadi dalam akuarium ikan, meski anda masih tetap harus was-was terhadap parasit ini. Tanda-tanda yang terlihat dari infeksi kutu jangkar ini adalah adanya suatu partikel yang berbentuk benang dan menempel pada ikan dengan warna coklat gelap atau merah. Jika anda melihat ini, dapat dipastikan bahwa ikan hias anda terserang kutu jangkar. Permanganat kalium, garam, dan antiparasitics umumnya dipakai untuk mengobati serangan kutu jangkar pada ikan.

White spot pada ikan discus
Penyakit white spot pada ikan ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang dikenal dengan istilah ‘ichthyophthirius multifiliis‘. Penyakit ini biasanya meyerang ikan tropis tiada henti. Penyakit ini adalah penyakit yang menular, dan juga dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati secepatnya. Gejala yang ditunjukkan adalah adanya bintik-bintik putih pada kulit dan insang, turunnya aktivitas ikan dan insang yang bengkak dan pucat. Ikan discus dapat kehilangan nafsu makan dan terlihat lemah.

Infeksi mata
Infeksi yang terjadi pada mata ikan karena jamur atau bakteri dapat terjadi jika air mempunyai kualitas yang buruk. Mata pada ikan akan terlihat berawan dan tidak jelas. Penyakit ikan discus ini dapat disembuhkan dengan rutin mengganti air, menambahkan garam ke dalam akuarium, dan menambahkan bahan kimia seperti Acriflavine atau Methylene ketika infeksi semakin parah parah.

Kehilangan keseimbangan
Ikan discus dengan perilaku aneh seperti ingin melompat mungkin memiliki masalah internal. Kehilangan keseimbangan dapat disebabkan oleh buruknya kualitas air, penyumbatan sistem pencernaan, flagelata darah, dan reaksi terhadap obat-obatan. Untuk mengatasi masalah ini, garam epsom dapat digunakan untuk meredakannya.

Tuberkulosis
Tuberkulosis pada ikan discus disebabkan oleh mycobacteria tuberkulosis yang ditemukan di dalam akuarium terutama pada kerikil dan sisa-sisa makanan. Kondisi lingkungan yang buruk dan padatnya populasi ikan discus dalam satu tempat akan membuat rentan terhadap serangan penyakit yang dapat membunuh ikan dengan mudah. Beberapa gejala yang terlihat adalah ikan yang nampak kurus, gerakan tersentak-sentak saat berenang, dan luka pada kulit. Dalam mengobatinya harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena bakteri ini akan mudah menginfeksi anda melalui luka yang terbuka.

Hexamitiasis
Infeksi protozoa dapat mempengaruhi ikan discus. Kepadatan populasi ikan dalam akuarium, kondisi air yang buruk, kekurangan nutrisi dan stres dapat membuat ikan rentan terhadap infeksi hexamitiasis. Tinja berwarna keputihan dengan tekstur berlendir dan perilaku ikan yang tidak normal seperti berenang mundur, kehilangan nafsu makan merupakan tanda-tanda awal dari penyakit ini. Karena ini adalah penyakit ikan yang menular, maka ikan yang terkena penyakit harus dikarantina untuk sementara waktu. Metronidazole akan berguna sebagai obat untuk mengatasi masalah ini.

Cacing pita
Infeksi cacing pita menjadi penyakit yang telah umum pada ikan discus dan akan berakibat fatal jika tidak diobati secepatnya. Cacing pita tidak secara langsung menyebabkan kematian pada ikan, tetapi akan membuat ikan merasa lemah. Cacing pita akan melekat pada kulit ikan. Infeksi cacing pita dapat diobati dengan obat cacing ‘Prazikuantel‘.

Penyakit lainnya yang dapat menyerang ikan discus adalah infeksi nematoda, infeksi vibrio, infeksi parasit chilodonella dan costia, infeksi aeromonas, dan penyakit jamur lainnya.

Tips
  • Cara untuk mencegah ikan terserang penyakit adalah dengan menjaga air selalu bersih
  • Menjaga kadar amonia dengan melakukan pengecekan rutin.
  • Membatasi populasi ikan dalam akuarium.
  • Menjaga suhu air.
  • Mengatur keseimbangan pH dan tingkat oksigen dalam air.
Banyak sekali obat-obatan yang dapat anda beli untuk mengobati penyakit ikan discus yang beragam ini. Semua penggemar ikan hias discus juga harus mengetahui cara merawat ikan discus agar dapat melakukan pengobatan yang tepat.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pula bahwa pada masa penyesuaian suhu, penyakit yg paling umum menyerang adalah white spot dan velvet (new discus disease). Jika ini terjadi anda jangan langsung panik dengan penggunaan obat-obatan yg berbahan kimia (dapat meyebabkan resistensi). Cobalah mengatasi dengan garam obat yg dilarutkan (50mg/10lt air) .

Apabila ternyata ikan kita terkena penyakit white feces atau berak putih yang merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang discus (Penyakit ini ditularkan melalui air yang telah terkontaminasi oleh semacam telur parasit. Discus yang terkena white feces biasanya akan mengeluarkan kotoran berwarna putih) maka berikut ini cara yang biasanya (dan bisa) digunakan untuk mengobatinya:

1. Karantina discus yang terkena white feces.
2. Larutkan 2 gr Metronidazole / 100 liter.
3. Tambahkan garam 1-2 sendok makan.
4. Pasang heater 30 C.
5. Pasang aerator.
6. Sebaiknya, setiap 8 jam ganti air 1/2nya dan tambahkan Metronidazole 1 gr. Atau setidaknya 24 jam.

Untuk jenis penyakit lain seperti penyakit cacing pita, dapat diobati dengan Levamisol yang diberikan melalui pakan.Bintik putih (white spot) pada discus dapat diobati dengan cara merendam discus menggunakan acriflavin dengan campuran 50ml acriflavin/22,5 Liter air. Sirip rusak dapat diobati dengan melarutkan Clorampenicol 2 gr/100 liter air, lakukan selama 3-5 hari. Terakhir untuk velvet, ikannya emang warna badannya jadi gelap/hitam, sirip fin-nya menguncup, suka menggesekkan tubuhnya ke benda di sekitarnya dan biasanya ngumpul di sudut/mojok. biasanya dapat disembuhkan dengan cara:

1. Karantina discus yang diduga terkena velvet
2. Masukkan chlorampenicol 1,5 gram+ Acriflavine 20 ml + 1-2 garam ikan ke dalam tank berisi kurang lebih 100 liter untuk karantina.
3. Pasang aerator yang agak besar.
4. Pasang heater 30 C.
5. Kalau airnya keruh putih di esok lusa, sifon. Tambahkan larutan sama seperti sebelumnya. Lakukan seterusnya sampai discus terlihat sehat (biasanya 1 minggu).
6. Kasih makan dikit aja (puasa).



Referensi:
  1. Anonim. 2010. Berbagai Varietas Discus. Media Informasi Ikan Hias dan Tanaman Air. http://o-fish.com/Discus/discus. php, 3 pp.
  2. Indarta D. 2002. Memelihara dan Membudidayakan Diskus Unggul. Jakarta: AgroMedia Pustaka
  3. Kuncoro, E.B. (2011). Sukses Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Yogyakarta: Lily Publisher
  4. Zen, M. (2018). Panduan Praktis Budidaya Discus. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar