Kamis, 17 Februari 2022

Ikan Hias Discus - Pemeliharaan Larva dan Anakan

Ikan diskus (Symphysodon sp) merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar yang memiliki strain dan varietas bervariasi. Namun dalam pemeliharaannya ikan diskus termasuk ikan yang sulit untuk dibudidayakan dikarenakan masih rendahnya tingkat keberhasilan dalam pemeliharaan ditunjang dengan tingkat pertumbuhan diskus yang sangat lambat.

Pemeliharaan Larva Dan Anakan Ikan Discus
Ada hal yang unik dari ikan discus, telur-telur yang dihasilkan setelah menetas menjadi larva akan menempel pada tubuh induknya untuk memakan lendir dari tubuh induknya. Telur-telur ikan discus umumnya menetas setelah berumur 2 – 3 hari. Anakan ikan discus dibiarkan menempel pada tubuh induknya sampai berumur +- 1 bulan. Setelah usia satu bulan anakan ikan discus dipisahkan untuk ditempatkan dalam aquarium pembesaran. Satu indukan ikan discus biasanya bisa menghasilkan telur sekitar 100 buah dalam sekali proses pemijahan.

Cara melewati dan lolos dari masa krisis burayak ikan discus yang sering di sebut 4 week syndrome Discus

Banyak breeder dan pecinta ikan hias discus indonesia yang sering mengalami burayak ikan discus meretel setelah usia 3 (tiga) – 4 (empat miggu) yang sering di bahas sebagai 4 week syndrome discus.
Perlu di ingat juga cara penanganan tersebut juga perlu di perhatikan parameter air dan suhu air dan kwalitas air di farm anda.


Cara cara melewati four week syndrome atau masalah setelah usia 4 minggu discus, yakni
  1. Persiapkan terlebih dahulu aquarium atau tank untuk sapih burayak ikan hias discus
  2. Di tank atau aquarium untuk pembesaran burayak yang baru dipisahkan dari induk discus siapin power head dengan watt kecil, kemudian di bagian penyedotnya kita pasang bio foam untuk cegah burayak kesedot mesin power head.
  3. Di bagian keluar air power head kita pasang pipa dapat menggunakan pipa paralon listrik.
  4. Di siapin juga aerasi di tank sapih pembesaran burayak discus.
  5. Setelah settingan power head selesai makai isi air yang telah di endapkan.
  6. Ketinggian air untuk tank sapih pembesaran burayak ikan hias discus ideal di ketinggian 25-30cm.
  7. PH pembesaran burayak ideal di PH 6-7.2
  8. TDS pembesaran burayak ideal di minimal TDS 150.
  9. Setelah semua selesai di siapkan maka besoknya sudah dapat diisi burayak ikan hias discus yang telah siap untuk di sapih.
  10. Setelah burayak ikan hias discus masuk ke tank atau aquarium untuk di sapih maka anda perlu siapkan antibiotik yang bersifat soft yakni OXYTETRACYCLINE atau dapat gunakan MEDFISH antibiotic
  11. Takaran OXYTETRACYCLINE yakni 5-10gr per-100 liter air. Dan kalau menggunakan MEDFISH antibiotic 3-5ml per-100 liter air.
  12. Selama burayak di tank sapih pembesaran untuk menjaga kwalitas air kita cukup sifon kotoran dan isi kembali sebanyak yg kita sifon tidak perlu di tambah dulu OXYTETRACYCLINE
  13. OXYTETRACYCLINE di tambahkan apabila air sudah keliatan mulai bening.
  14. Untuk penerapan ini di lakukan sampai burayak discus berukuran 2.5cm (1″up) atau selama ±6 minggu
  15. Setelah penerapan selesai maka sudah dapat kita melakukan pembesaran anaka ikan hias discus seperti pada umumnya lagi bermain air bening tanpa OXYTETRACYCLINE
Pakan Ikan Discus
Di alam liar, ikan diskus merupakan omnivora oportunistik yang memakan inverterbtara serta tumbuhan. Saat mereka makan, mereka akan mengulum makanan mereka, meludahkannya, kemudian menangkapnya kembali lantas menelannya. Secara umum diskus tak punya persyaratan makan khusus. Mereka bisa tumbuh hanya dengan makanan ikan biasa yang kaya protein. Walau demikian, diskus kadang bersikap hati-hati terhadap makanan baru, mereka sudah biasa memilih untuk tak makan berhari-hari daripada mengkonsumsi makanan baru. Setelah berpuasa sekitar sebulan, umumnya diskus akan menerima makanan baru begitu saja, namun jangka waktu tersebut tentu akan menghambat pertumbuhannya.

Metode “membuat kelaparan” ini tak disarankan untuk memaksa diskus makan sesuatu.Sebaiknya, campurkan makan baru tersebut dengan makanan yang sebelumnya telah disukai diskus. Seiring dengan waktu, diskus akan mulai menerima makanan baru tersebut dan makanan lamanya bisa dihilangkan.

Hati sapi atau babi seringkali diberikan pada diskus guna memperindah warna tubuhnya serta mempercepat pertumbuhannya. Walau demikian, beberapa orang yang memikirkan dampak jangka panjang dari pemberian protein mamalia pada ikan mulai menggeser kebiasaan itu. Mereka mengganti hati sapi atau babi itu dengan diet berupa krill, yakni suatu krustasea mirip-udang.

Sebenarnya diskus menyukai mangsa yang hidup dan berukuran kecil, jadi makanan tersebut tepat jika diberikan dalam jangka panjang. Selain krill, makanan lain yang dsukai diskus adalah cacing hitam, cacing darah, udang air asin, dan larva nyamuk. Hal yang perlu diperhatikan saat memberi mangsa hidup adalah kemungkinan adanya parasit serta bakteri pada mangsa tersebut. Untuk alasan ini sangat disarankan untuk tidak memberi cacing tubifex hidup sama sekali, karena praktis menghilangkan semua bakteri dari tubuh mereka adahal hal yang tak mungkin. Disarankan untuk membeli makanan hidup di pengecer akuarium, dan jika hendak memberikan tubifex pun, pilihlah balok-balok tubifex freeze dried karena semua parasit dan bakteri telah mati dalam proses ini.

Jika makanan hidup tak tersedia, makanan buatan juga boleh. Sebaiknya pilih makanan berbentuk granula berkualitas tinggi. Makanan berbentuk serpihan (flakes) juga bagus namun yang berbentuk granula mampu menahan vitamin, mineral, dan berbagai unsur kelumit lainnya dengan lebih baik dari pada serpihan. Telur ikan diskus harus diberi makan cacing darah beku, hati sapi, Tetra Color Bits, udang air asin (hidup/beku), atau cacing putih hidup. Jika memberi makan hati sapi, perhatikan agar tak ada sedikitpun yang tersisa karena itu akan mengotorkan air dengan segera. Tubifex atau cacing hitam hidup tak boleh diberikan pada diskus kapanpun, karena mereka akan menghadirkan parasit ke dalam tengki.

Walaupun pakan dari larva berasal dari induknya, namun akan lebih baik lagi akan lebih baik lagi ditambahkan Nauplius artemia atau kutu air saring. Bila larva sudah pisah dari induknya, pakannya dapat diganti dengan kutu air besar. Namun, kualitas pakan tersebut harus di perhatikan, terutama pakan dari alam agar ikan terhindar dari penyakit. Diskus berumur sebulan atau lebih sudah bisa di beri pakan cacing sutera, cacing darah, atau jentik nyamuk. Bahkan peletpun dapat di berikan pada usia dewasa.

Cara Pembesaran Ikan Discus:
  1. Pindahkan anakan diskus berusia satu bulan dari induknya ke akuarium berukuran 120 X 50 X 50 Cm. Setelah besar pindahkan diskus ke akuarium yang lebih luas lagi.
  2. Agar terlihat bagus, diskus sebaiknya ditempatkan di akuarium standar (induk 50 X 50 X 40 Cm dan anakan diskus 50 X100 X 35 Cm)
  3. Agar ikan diskus tetap hidup dengan baik, sediakan pakan alami seperti dapmia, cacing sutera, cacing super, jentik nyamuk, udang, dan sejenisnya. Diskus juga suka mengkonsumsi pakan buatan campuran dari jantung, hati, daging, udang, ikan, dan sayuran.
Sebaiknya, budidaya ikan diskus dilakukan secara kelompok. Budidaya secara kelompok ini lebih efektif dan efisien. Budidaya secara kelompok juga memudahkan proses pemasaran dan distribusi ikan hias.

Tips atau cara merawat burayak ikan hias discus yang lepas dari induk ikan discus atau burayak ikan discus hasil artificial yang telah konsumsi artemia dapat kita rawat burayak ikan hias discus tersebut di tank burayak ikan hias discus.

Beberapa tips atau cara merawat burayak ikan hias discus yang telah konsumsi artemia yang baik dalam tank burayak ikan hias discus, sebagai berikut:
  1. Dalam Tank burayak ikan discus dapat kita gunakan breeding filter atau filter biofoam untuk menjaga kebersihan air dalam tank burayak ikan hias discus
  2. Untuk kebersihan air dalam tank burayak ikan hias discus maka setiap hari kuras kotoran burayak ikan discus dan tambahkan air sebanyak yang kita kuras
  3. Dalam tank burayak ikan hias discus apabila kita takut akan burayak ikan discus sakit atau meretel dapat kita gunakan obat pencegahan yakni medfish internal fee, medfish antibiotic ataupun dapat kita gunakan oxytetracycline.
  4. Apabila kita menggunakan obat ikan hias untuk pencegahan penyakit dalam tank burayak maka setiap 2 hari sekali kita lakukan kuras dan bersihkan tank burayak 2 hari sekali sebanyak 50-60% dan tambahkan obat pencegahan kembali sesuai dengan dosis.
  5. Pemberian pakan artemia yang baik yakni berikanlah pakan artemia secukupnya jangan sampai menumpuk di dasar tank.
  6. Pemberian artemia untuk burayak discus wualaupun diberikan secukupnya akan tetapi di berikan berkali kali yakni setiap 3 jam sekali atau 4 jam sekali.
  7. Dan perlu kita ingat artemia yang diberikan ke burayak ikan discus wajib di saring jangan sampai cangkang artemia terikut banyak ke dalam tank burayak ikan hias discus dan artemia yang telah kita saring wajib di bilas dengan air tawar bersih terlebih dahulu demi mencegah burayak ikan hias discus keracunan kadar garam.
Meracik Pakan untuk burayak ikan discus free swim (burayak baru renang) dalam teknik artificial ikan hias discus raising yakni:
  • Siapkan kuning telur mentah 1 butir
  • Siapkan fomula pakan artificial yang telah kita buat.
cara meracik fomula sebelum di berikan ke burayak ikan hias discus yakni kuning telur di campur dengan fomula pakan artificial di aduk hingga rata sampai berbentuk pasta odol atau cream seperti pada gambar. Pasta atau cream artificial discus raising hanya dapat bertahan 1.5-2 hari apabila simpan di kulkas dan di tutup rapat.Panen dan Pemasaran Ikan Discus

Ukuran 4 cm atau berumur sekitar 3 bulan ikan diskus sudah dapat di jual.Untuk menyalurkan produksi ikan hias terdapat tiga jenis pasar ikan hias, yaitu pasar perdagangan besar (pengumpul), pasar eksportir, dan pasar pengecer/konsumen. Pada pasar pedagang pegumpul bertemu petani ikan hias sebagai penjual dan pedagang pengumpul sebagai pembeli. Dalam hal ini terjadi hubungan dagang yang sangat kuat karena pedagang pengumpul aktif membina petani ikan hias dalam teknik budidaya dan pemasaran sehingga petani harus menjual produknya kepada pedagang pengumpul yang membinanya.


Referensi
  1. Aryanti Y. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Diskus Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
  2. Daniel,2002. Memelihara Dan Membudidayakan Diskus Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta
  3. S. Heru, 1989. DISCUS. Penebar Swadaya, Jakarta.
  4. Indarta D. 2002. Memelihara dan Membudidayakan Diskus Unggul. Jakarta: AgroMedia Pustaka
  5. Zen, M. (2018). Panduan Praktis Budidaya Discus. Jakarta: Penebar Swadaya.
  6. https://indodiscus.com/





Tidak ada komentar:

Posting Komentar