Minggu, 12 Juni 2022

Ikan Gurame - Budidaya Intensif dan Modern

Budidaya ikan gurame atau ikan guramih adalah salah satu budidaya ikan yang masih menjanjikan. Sebab masyarakat Indonesia sangat menggemari ikan yang satu ini. Apalagi sekarang banyak bermunculan warung-warung besar yang menjual sajian gurame bakar dan berbagai sajian ikan gurame lainnya.
Begitu juga di pasar-pasar tradisional dan pasar-pasar modern banyak tersedia ikan gurame mentah siap di masak. Hal inilah yang mneyebabkan ikan gurame masih membuka peluang usaha dan peluang bisnis yang bagus. Harga ikan gurame yang relative lebih mahal dari ikan lainnya membuat banyak yang memilih ikan gurame untuk di budidayakan. Usaha budidaya ikan gurame dapat di lakukan sesuai dengan kondisi modal. Dari modal kecil sampai yang modal besarpun bisa untuk mengembangkan usaha budidaya ikan gurame ini. Oleh karena itulah usaha budidaya ikan gurame ini terbuka untuk siapa saja.

Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
Menurut Khairuman (2008) ikan gurami (Osphronemus gouramy) memiliki klasifikasi sebagai berikut: Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii 
Ordo : Perciformes 
Subordo : Belontiidae 
Famili : Osphronemidae 
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy

Morfologi Ikan Gurami
Secara morfologi bentuk tubuh ikan gurami agak panjang, tinggi dan pipih kesamping. Panjang maksimum mencapai 65 cm. Ukuran mulut kecil, miring dan dapat disembulkan. Ikan gurami memiliki garis sentarl (garis gurat sisi atau linear literalis) tunggal, lengkap dan tidak putus, serta memiliki sisik berbentuk stenoid (tidak membulat secara penuh) yang berukuran besar. Secara umum, tubuh gurami berwarna kecoklatan dengan bintik hitam pada dasar sirip dada. Ikan gurami muda memiliki dahi berbentuk normal atau rata. Semakin dewasa, ukuran dahinya semakin tebal dan tampak menonjol (khairuman, 2008)

Tim Agromedia Pustaka (2007) menyatakan bahwa pada ikan gurami jari pertama sirip perut terdapat alat peraba berupa benang panjang dan memiliki labirin yang berfungsi untuk menghirup oksigen langsung dari udara. Ikan gurami berkembangbiak sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim kemarau. Kematangan kelamin biasanya dicapai saat ikan gurami berumur 2-3 tahun.

Habitat Ikan gurami
Menurut Rahmat (2005) ikan gurami dapat hidup di perairan payau dengan kadar garam rendah, dan juga menyukai perairan yang jernih. Ikan gurami hanya dapat hidup di kolam yang tidak padat ditumbuhi tumbuhan air dan bersifat pemalas. Ikan gurami sangat menyukai perairan yang tenang, sementara pada perairan berarus deras ikan gurami tidak ditemui. Hal ini dibuktikan dengan mudahnya ikan gurami dipelihara di kolam-kolam tergenang (Sitanggang dan Sarwono, 2011).

Makanan Ikan Gurami
Di alam bebas, ikan gurami mempunyai kebiasaan makan makanan yang spesifik pada stadium pertumbuhannya. Gurami stadium larva dan benih umumnya memakan jasad renik seperti fitoplankton, zooplankton, chlorella, kutu air, larva serangga, dan serangga air. Sementara itu, gurami dewasa cenderung lebih menyukai tumbuhan. Gurami dewasa biasanya memakan tumbuhan air yang lunak seperti azolla, hydrilla, kangkung air, genjer, dan apu-apu ( Tim Redaksi Agromedia, 2007).

Kualitas Air
Menurut Fikrih (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.

Suhu
Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota air. Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai ekstrim (drastis). (Kordi dan Andi,2009).

Kecerahan
Menurut Kordi dan Andi (2009), kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan dinyetakan dalam (%). Kemampuan cahaya matahari untuk tembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh, dan yang paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih, baik untuk kehidupan ikan dan udang budidaya.

Derajat Keasaman (pH)
Menurut Andayani (2005), pH adalah cerminan derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa 7. Makin banyak banyak ion OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak H+makin rendah PH dan cairan tersebut bersifat masam. Ph antara 7-9 sangat memadai kehidupan bagi air tambak. Namun, pada keadaan tertantu, dimana air dasar tambak memiliki potensi keasaman, pH air dapat turun hingga mencapai 4.2.2.4 Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO)

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter lain yang sering digunakan seperti BOD dan COD dalam suatu perairan (Hutabarat dan Evans, 2006).

Nitrat dan Nitrit
Konsentasi nitrogen organik di perairan yang tidak terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen tinggi pada kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya diberi pakan. Nitrogen juga mengandung bahan organik terlarut. Konsentrsi organik nitrogan umumnya dibawah 1mg/liter pada perairan yang tidak polutan. Dan pada perairan yang planktonya blooming dapat meningkat menjadi 2-3 mg/liter. (Andayani, 2005)

Parameter Kualitas Air Ikan Gurami
Suhu ideal bagi pertumbuhan gurami adalah 24-28 °C. Perbedaan suhu siang dan malam yang terlalu besar dapat menyebabkan kandungan oksigen di dalam kolam menurun dibawah ideal sehingga mengganggu pertumbuhan gurami. Suhu yang terlalu rendah memiliki risiko tinggi mendorong perkembangan penyakit ikan, hal ini tampak saat musim hujan tiba. Saat itu banyak petani yang mengeluh karena sering terjadi gagal panen. Untuk menghindari perbedaan suhu yang terlalu besar biasanya di pinggiran kolam ditanami pohon-pohon peneduh. Debit air untuk setiap tipe kolam berbeda-beda. Kolam pemeliharaan polikultur membutuhkan debit 5-12 L tiap detik, sedangkan kolam monokultur hanya dibutuhkan Idealnya kedalaman air untuk pertumbuhan gurami antara 70-100 cm.

Apabila kedalaman air terlalu dangkal akan menyebabkan perubahan suhu yang tidak stabil. Sebaliknya, kolam yang terlalu dalam akan mengurangi kesuburan kolam karena cahaya matahari sulit menembus sampai ke dasar kolam.

Kolam pemeliharaan gurami idealnya memiliki pH netral, yakni antara 6,5-7,5. Cara menetralkan pH yang terlalu asam adalah dengan pemberian kapur atau soda kue kedalam air. Sedangkan, untuk menetralkan pH yang terlalu basa dapat dilakukan dengan penambahan asam fospor. Penambahan bahan-bahan tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan sedikit demi sedikit, yaitu tidak lebih dari 0,3 unit tiap hari disertai pengecekan pH secara rutin.

Kandungan oksigen menentukan daya tahan tubuh ikan. Ikan gurami minimal memerlukan kandungan oksigen sebesar 5 ppm. Derajat kekeruhan mempengaruhu pernafasan ikan. Cara menentukan derajat kekeruhan secara sederhana dapat dilakukan dengan memasukan benda berwarna putih kedalam kolam hingga kedalaman 40 cm. Apabila benda tersebut masih terlihat, maka kekeruhan air belum mengganggu kehidupan ikan (Tim Redaksi Agromedia Pustaka, 2001).

Budidaya Intensif



Intensifikasi budidaya khususnya peningkatan padat penebaran membawa dampak kurang baik terhadap kelestarian dan kesehatan lingkungan yang berupa penurunan kualitas lingkungan budidaya. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan limbah organik dari sisa pakan dan kotoran, limbah tersebut umumnya didominasi oleh senyawa nitrogen anorganik yang beracun. Menurut Asaduzzaman et al. (2008) dan De Schryver et al. (2008) bahwa tingginya penggunaan pakan buatan berprotein tinggi pada budidaya intensif menyebabkan pencemaran lingkungan budidaya dan memberi peluang terjadinya penyakit.

Pertanian intensif dapat disebut juga sebagai pertanian modern. Budidaya intensif merupakan cara bertani yang memanfaatkan inovasi teknologi dengan penggunaan input yang banyak dengan tujuan memperoleh output yang lebih tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat (Mardikanto, 2009).

Keunggulan Kolam Terpal
Kolam terpal memiliki beberapa keunggulan, menurut Wagiran (2010) keunggulan kolam terpal adalah:
1. Hemat biaya
Hemat biaya adalah salah satu keunggulan kolam terpal sebagai sarana budidaya ikan gurami. Selain biayanya yang murah, kolam terpal terbilang cukup lama. Daya tahan kolam terpal bisa mencapai 4-5 tahun.

2. Dapat diaplikasikan di daerah kurang air
Kolam terpal dapat diaplikasikan di daerah yang minim air karena jenis kolam ini tidak menggunakan sistem penggantian air yang terus- menerus. Selain itu, air yang di dalam kolam setelah panen dapat digunakan kembali untuk siklus berikutnya.

3. Padat tebar tinggi
Penggunaan kolam terpal pada budidaya ikan gurami dapat meningkatkan padat tebar benih. Caranya dengan melakukan siphon kolam secara rutin untuk meminimalkan penumpukan zat organik pada kolam.

4. Suhu kolam lebih stabil
Menaburkan arang sekam pada kolam dapat mengurangi fluktuasi suhu. Fluktuasi suhu yang ekstrem dapat menyebabkan kematian pada ikan.

5. Panen lebih cepat
Kolam terpal agar lebih cepat panen harus dilengkapi dengan penambahan arang sekam untuk alas kolam dan penambahan probiotik

Budidaya Ikan Di Kolam Terpal
Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton. Terpal yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif (Ginting, 2018).

Imrantika (2017) mengemukakan bahwa kolam terpal dipandang lebih praktis, mudah dalam pembuatannya, harga terjangkau, tidak permanen sehingga dapat dipindahkan dan dialihfungsikan dengan mudah serta biaya pembongkarannya pun tidak besar. Hal ini menjadi alasan mengapa orang memilih budidaya ikan menggunakan kolam terpal.

Wagiran (2010) mengemukakakan bahwa periode pembesaran gurami menggunakan kolam terpal sekitar lima bulan. Padat tebarnya sebanyak 10 ekor/m2. Jika kolam terpal yang digunakan berukuran 4x8 meter dengan ketinggian 90 Cm, kolam dapat diisi 350 ekor bibit dengan ukuran 3-4 ekor/kg.

Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah gambaran perubahan bobot dan panjang rata-rata individu pada tiap perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan. Pertumbuhan panjang mutlak (cm) ditentukan berdasarkan selisih panjang akhir (Lt) dengan panjang awal (Lo) pemeliharaan (Effendi et al, 2006).

Abulias et al (2014) dalam penelitiannya mengatakan bahwa budidaya lele dapat dilakukan di kolam terpal. Ini dibuktikan pertumbuhan ikan lele dengan kolam terpal dengan memakai sistem bioflok dan non-bioflok dapat menunjang pertumbuhan ikan lele. Jumaryanto (2010) menyatakan bahwa dengan kolam terpal seluas 32 m2 dapat diisi ikan gurami berumur 2,5 bulan sebanyak 350 ekor dengan berat 7,5 gram/ekornya. Ikan gurami akan dipanen sekitar 5,5 bulan lagi hingga dipanen sebanyak 3,5 kuintal. Maka didapatkan Average Day Growth (ADG) atau pertumbuhan setiap harinya sebanyak 2,1 gram/hari. Sedangkan, wagiran (2010) mengemukakan bahwa untuk ikan berukuran 250 gram/ekor akan dibesarkan selama 5 bulan agar mencapai bobot 750 gram/ekor. Maka, didapatkan ADG sebesar 3,3 gram/hari. Ikan gurami ditebar pada padat penebaran sebanyak 10 ekor/m2.

Anda bisa membuat kolam ikan gurame dengan terpal secara fleksibel sesuai dengan lahan yang ada dan di mana saja. Misalnya di pekarangan rumah, di sawah, dan lain-lain. Jika kolam terpal buatan anda ukurannya tidak terlalu besar tentu saja tidak bisa menampung ikan gurame dalam jumlah yang besar. Jika dipaksakan tentu akan banyak mengalami kematian. Jadi jumlah ikan harus di sesuaikan dengan ukuran kolam. Untuk ukuran kolam 1m2 dengan kedalaman 90 cm kira-kira bisa diisi dengan 10 ekor guramih dengan berat 2.5 ons.

Jika ikan gurame sudah semaikn besar maka jumlahnya harus di kurangi. Jika tidak maka perlu penambahan filter air yang memadai, caranya adalah dengan mengalirkan air kolam terpal dengan pompa ke suatu sistem filter, setelah melalui filter air masuk kembali ke kolam.

Cara budidaya ikan gurame di kolam Tanah

Produksi telur
Untuk bisa mengasilkan telur gurame yang baik pertama kali harus dilakukan seleksi induk, dimana ciri Induk yaitu :

a. Induk jantan
* Dahi agak menonjol menyerupai cula
* Dasar sirip dada terang keputihan
* Dagu berwarna kuning dan agak menonjol
* Jika diletakan ditempat datar ekornya naik ke atas
* Jika ditekan perlahan kelaminnya mengeluarkan sperma
* Sangat baik untuk dijadikan induk berumur antara 3-7 tahun

b. Induk betina
* Dahi rata
* Dasar sirip dada gelap kehitaman
* Dagu kurang menonjol
* Ujung sirip ekor bundar
* Sangat baik dijadikan induk antara 2,5-6 tahun

Sangat berbeda dengan jenis ikan lain dimana untuk telur gurame sudah bisa di jual dengan harga Rp 40-50 / butirnya. Biasanya dalam 1 induk gurame yang berukuran 2.5kg sd 3.5kg bisa menghasilkan 2000 sd 5000 telur gurame.

Produksi hasil pendederan
Untuk ukuran hasil pendederan pada ikan gurame terbagi kedalam beberapa jenis ukuran diantaranya :
a.Ukuran 2-3 cm umur 40 sd 50 hari dari telur dengan harga jual Rp 300-Rp 400/ ekor
b.Ukuran 4-5 cm umur 50 sd 60 hari dari ukuran 2-3 cm dengan harga jual Rp 800-Rp1000/ ekor
c.Ukuran 6-7 cm Umur 50 sd 60 hari dari ukuran 4-5 cm dengan harga jual Rp 1700–Rp 2000/ekor.
d.Ukuran 7-9 cm Umur 50 sd 60 hari dari ukuran 6-7 cm dengan harga jual Rp 2500-Rp3000/ekor

Untuk fase produksi tersebut diatas sebenarnya tidak ada ketentuan khusus dalam masa pemanenan, dalam arti pada saat konsumen membutuhkan ukuran sesuai dengan keinginan walaupun belum berusia diatas 50 hari masa pemeliharaan pembudidaya bisa menjualnya.

Produksi hasil pembesaran
Tebar benih gurame masa pembesaran biasanya berukuran antara ukuran 2ons sd 3ons dimana jangka waktunya antara 3 sd 4 bulan masa panen. Ukuran masa panen pembesaran dalam jang ka waktu tersebut biasanya berukuran kisaran 5 ons sd 1 Kg.

Melihat hal tersebut diatas maka ada baiknya kita membagi kedalam 3 Kelompok budidaya diantaranya kelompok pembenihan, pendederan dan pembesaran. Dengan pembagian kelompok tersebut maka budidaya gurame tidak akan dirasa lama.

Jika kita lihat, memang gurame adalah jenis ikan yang masa pertumbuhannya relatif lamban dibanding jenis ikan lain seperti mas, nila dll, akan tetapi bila kita amati perbedaan masa pertumbuhan itu tidaklah mencolok, kalau kita ambil contoh budidaya ikan nila dari ukuran 2-3 cm sampai mencapai rata-rata 7ons sebenarnya kalau dihitung waktu pasti tidak cukup 6-7 bulan, yang membedakan lamanya waktu pemanenan tersebut yang paling menonjol adalah ukuran masa konsumsinya, dalam arti ikan nila bisa di konsumsi dengan besaran ukuran 2-5 ons sedangkan untuk gurame dikonsumsi dengan besaran ukuran minimal 5 ons sd 1kg.

Budidaya Ikan Gurame Di Kolam Terpal
Ikan gurame termasuk ikan labirin, yakni dapat hidup dalam air yang kekurangan oksigen, karena ikan gurame dapat menghisap oksigen dari udara babas. Dengan kondisi tersebut, petani dapat melakukan usaha pembenihan pendederan ikan gurame, meskipun tidak mempunyai air yang mengalir.

Ikan gurame termasuk ikan yang tidak banyak gerak, sehingga dengan area yang relatif sempitpun dapat ditanami ikan dalam jumlah banyak. Hal ini dapat menghemat lahan dan memberikan peluang kepada petani yang mempunyai lahan sempit untuk mempunyai kolam pendederan gurame sebagai sumber pendapatan keluarga. Selain itu, ikan gurame bernilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan jenis ikan lainnya benih maupun konsumsi.

Budidaya Ikan Gurame: Kolam plastik
Tasikmalaya memang sudah sejak lama dikenal sebagai sentra budidaya perikanan air tawar termasuk ikan gurami baik di tingkat provinsi maupun nasional, juga sampai ke luar negeri. Dan banyak petani ikan asal luar negeri yang berguru perikanan air tawar ke Tasikmalaya. Meskipun demikian, tidak semua wilayah di Kab. Tasikmalaya dapat melakukan kegiatan budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan air yang kurang.

Karena ketersediaan air yang minim, maka pendederan ikan gurame pada kolam plastik menjadi salah satu jawaban yang tepat bagi sub sektor perikanan. Dengan kolam plastik, lahan sempit dan air yang kurang, bukan suatu masalah lagi. Karena kolam plastik ini ” adalah usaha budidaya yang hemat lahan dan air, serta untungnya besar Dalam budidaya ikan, orang lebih mengenal tambak, karamba, jaring apung, kolam air tenang dan kolam air deras. Selain itu, adalagi kolam batu dan kolam plastik.

Kolam batu ada di daerah Kec. Cikatomas Kab. Tasikmalaya, yaitu kolam yang dibuat pada lahan cadas. Kolam batu dianalogkan dengan sawah, yakni kolam tadah hujan, karena mengandalkan air hujan sebagai sumber airnya. Kolam batu tersebut berfungsi sebagai bak penampungan air untuk sumber air di musim kemarau dan sebagai kolam tetenong.

Kolam plastik sebenarnya bukan istilah baru dan sudah digunakan meski terbatas di lingkungan lembaga. perikanan. Namun di Kab. Tasikmalaya, kolam plastik tersebut berkembang pesat baru-baru ini di Kec. Cineama dan Kec. Manonjaya.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 600 buah kolam plastik yang dibangun petani ikan di dua wilayah kecamatan tersebut. Kolam plastik bukanlah kolam khusus yang terbuat dari plastik tetapi tetap terbuat dari tanah. Namun, karena tanah di daerah tersebut adalah tanah yang porus/sarang (tidak dapat menahan air) dan airnya bukanlah air yang mengalir, maka air di kolam tersebut tidak cepat habis, dasar kolam dan pinggir kolam dilapisi plastik.

Luas kolam plastik kecil, rata-rata 14 meter persegi dengan kedalaman air antara 10-60 cm. Kecuali untuk kolam pendederan I dan pendederan II, luasnya cukup 2 meter persegi dengan kedalaman air 10 cm. Begitu pula untuk ukuran kaset, luasnya bisa 2-3 kali luas dibandingkan dengan kolam untuk ukuran benih yang lebih kecil dari ukuran kaset dan kedalamannya bisa sampai I meter. Ukuran panjang atau lebar kolam disesuaikan dengan keadaan lahan.

Analisa Usaha Budidaya Ikan Gurame
Khusus di kalangan petani ikan di Kab. Tasikmalaya dikenal sebagai istilah untuk ukuran benih ikan, mulai dari lepas baskom (lempung), biji ketimun, biji labu, kuku, paneker, silet, kotak, korek, garfit sampai kaset. Benih ikan mulai dari lempung sampai sebesar kaset membutuhkan waktu sekitar 8 bulan atau 8 periode pendederan. Sedangkan pendederan untuk masing-masing periode pendederan berkisar antara 17-30 hari.

Pendederan I menghasilkan benih ukuran biji mentimun lama pendederan 17-20 hari, pendederan 11 (biji Iabu) selama 17-20 hari, pendederan III (ukuran kuku) selama 30 hari, pendederan I (paneker) selama 30 hari, pendederan A (silet) 30 hari, pendederan (korek) 30 hari, pendederan VII (korek) 30 hari dan pendederan VIII (kaset) selama 30-45 hari. Namun dari berbagai periode pendederan, yang dinilai paling menguntungkan adalah pendederan I dan 11.

Analisa usaha budidaya pendederan I lepas baskom (1 -3 cm) pads kolam 2 meter persegi yakni, pembuatan kolam bayar upah I orang pekerja untuk I hari Rp. 20.000, beli plastik 2 meter @ Rp. 7.000 (Rp. 14.000) dan spin Rp. 7.000. jumlahnya Rp. 41.000. Bali benih 4.000 ekor kali Rp. 5 yakni Rp. 20.000 dan biaya lain-lain Rp. 50.000. Sehingga totalnya Rp. 131.500. Kemudian hasil produksi sebesar biji mentimun jumlah ikannya 3.000 ekor x Rp. 125/ekor menjadi Rp.375.000–Rp.131.000 = Rp.243.500 (keuntungannya).

Cara budidaya ikan gurame / gurami dalam kolam terpal
Cara budidaya ikan gurame / gurami dalam kolam terpal untuk ikan gurame dapat dibuat dengan dua model jenis :
1. Menggali tanah dengan kedalaman tertentu biasanya sekitar 90 cm, kemudian Terpal dipasang pada tanah galian tersebut.
2. Memasang terpal pada permukaan tanah ( tidak menggali tanah), dengan bantuan rangka dari besi atau kayu ,terpal dirangkai menyerupai bak. Cara pertama beban terpal tidak terlalu berat sewaktu diberi air, cara kedua memudahkan kita melakukan penggantian dan pembersihan kolam. Dengan selang kita bisa menyedot kotoran-kotoran kolam terpal dengan mudah. Pada budi daya ikan gurame kolam terpal ini kotoran ikan gurame perlu dikeluarkan (shiftpond), agar kesehatan dan kebersihan air tetap terjaga.

Kolam Terpal Budidaya Ikan gurame
Setelah kolam terpal selesai dibuat langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan ikan guramih, akan tetapi sebelum ikan guramih dimasukkan perlu dipastikan terlebih dahulu kolam dalam kondisi bersih dari penyakit dan zat-zat berbahaya.

Terpal mengandung unsur kimia untuk pewarnaannya, maka sebelum dipasang perlu dicuci dan dibersihkan. Untuk membunuh patogen kolam yang telah terisi air ditaburi garam 2 ons/m3. Pastikan juga ikan guramih yang akan dibudidayakan tidak mengandung bibit penyakit. Jika ada guramih yang terkena penyakit perlu dikarantina terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kolam.

Proses selanjutnya adalah memberi makan. Ikan guramih diberi makan 2 kali dalam sehari dengan pellet dengan kandungan protein 25% sampai dengan 30 %. Frekuensi pemberian makan lebih baik dalam frekuensi yang banyak tetapi dalam jumlah sedikit-sedikit daripada dalam frekuensi sedikit tetapi jumlahnya banyak. Selain Pelet makanan untuk ikan guramih bisa ditambahkan daun-daunan dan sayuran. Daun-daunan dan sayuran sangat bermanfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan ikan guramih.

Pada budi daya ikan guramih dengan terpal ini perlu dihindari pemberian makanan yang berlebihan, jika ada makanan yang tersisa harus segera dibuang. Makanan ikan dan kotoran ikan yang ada di kolam mengandung zat amoniak yang dalam jumlah tertentu bersifat racun bagi guramih. Selain memberi makan dengan jumlah dan frekuensi teratur hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas air.

Meski guramih cukup tahan dengan air yang tidak baik tetapi air perlu dibersihkan dan diganti sebagian(30%) secara periodik. Biasanya penggantian dilakukan satu minggu sekali dengan melakukan shift pond. Air disedot keluar dengan selang atau pompa, kotoran keluar melalui selang tersebut, kemudian diisi kembali dengan air baru. Lebih bagus lagi jika kolam diberi aerator atau filter untuk menambah kadar oksigen dan membersihkan kotoran secara otomatis.



Referensi
  1. Puspowardoyo, Harsono Abbas Siregar Djarijah. 1992. Membudidayakan Gurame Secara Intensif. Yogyakarta: Kanisius
  2. Rahmat, Riawan Putra. 2013. Budidaya Gurame. Jakarta: PT Agro Media Pustaka
  3. Rukmana, R. 2005. Ikan Gurami Pembenihan dan Pembesaran. Kanisius. Yogyakarta.
  4. Rusdi, Taufiq (1987). Usah Budidaya Ikan Gurame. Jakarta: CV. Simplek.
  5. Sani, B .(2014). Budi Daya Ikan Gurami, DAFA Publishing, Jakarta.
  6. Sitanggang, M. 1999. Budidaya Gurame. Jakarta: Penerbit Swadaya.
  7. Sunarma, A., A. Surahman, E. Sadeli, Subandri, E. Miftah, 2002. Penelaahan Sistem Usaha Budidaya Gurame. Laporan Tinjauan Hasil Proyek Pengembangan Perekayasa Teknologi BBAT Sukabumi Tahun 2002. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Sukabumi.
  8. Susanto , Danuri. 2015. Sukses Budidaya Gurame. Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar