Jumat, 10 Juni 2022

Ikan Gurame - Mengenal Lebih Dekat

Ikan Gurami merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat, baik konsumen karena rasanya yang lezat dan gurih, dan pembudidaya karena memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi perikanan air tawar lainnya. Gurami merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarna kekuning-kuningan/ keperak- perakan. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia) dan menyebar ke Malaysia, Thailand, Ceylon dan Australia. Jenis ikan gurami yang sudah dikenal masyarakat yaitu gurami angsa, gurami jepun, bluesafir, paris, bestar dan porselin.

Ikan gurame adalah salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer dan memiliki banyak penggemar. Oleh karena itu nilai ekonomis ikan gurame juga sangat tinggi. Ikan ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Keunggulan ikan gurame antara lain mudah dipelihara, dapat berkembang biak secara alami, dapat hidup di air tenang, serta harganya relatif mahal.

Ikan ini memiliki organ pernapasan tambahan sehingga bisa mengambil oksigen dari luar air tetapi sangat peka terhadap terhadap suhu rendah sehingga budidaya ikan gurami akan lebih produktif jika dilakukan di dataran rendah.

Orang Jawa mengenal ikan gurame dan menyebutnya dengan istilah grameh atau brami, sementara itu orang Sumatra dan Kalimantan menyebut ikan yang satu ini dengan nama kalui, sialui, kalua, kalau, dan kalwe.

Ikan gurame tersebar luas di berbagai negara dari Asia hingga ke Australia. Beberapa negara yang dikenal sebagai daerah penyebaran ikan gurame antara lain Thailand, Sri Langka, Malaysia, Australia, Cina, India, dan Indonesia. Sementara itu, di Indonesia ikan gurame banyak dibudidayakan di berbagai tempat antara lain pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.

Ikan gurame memiliki ukuran tubuh yang relatif panjang. Bentuk tubuhnya yang pipih memberikan kesan bentuk tubuh yang lebar meninggi. Seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik-sisik yang besar, kasar, dan kuat. Pada tubuh bagian bawah terdapat sirip perut yang memiliki jari-jari dan berfungsi sebagai alat peraba. Jika dilihat dari samping, bentuk tubuh ikan gurame tampak meninggi dan terkesan membulat.

Ikan gurame tergolong jenis ikan yang hidup dengan habitat di perairan yang dalam dan tenang. Ikan gurami muda memiliki bentuk kepala yang lancip atau terkesan meruncing pada bagian depannya, namun bentuk tersebut akan berubah menjadi agak bulat saat ikan gurami telah tubuh menjadi ikan dewasa. Mulut ikan gurame berukuran kecil dengan bibir bagian bawa berukuran lebih panjang dan lebih menonjol ke depan sehingga bibir bagian bawah ini terkesan menutupi bibir bagian atas.

Pada ikan gurame jantan yang sudah berumur tua akan muncul tonjolan yang berbentuk seperti cula di bagian kepalanya. Ikan gurami yang masih muda memiliki tubuh yang berwarna biru kehitaman dengan bagian bawah tubuhnya, yaitu bagian perut, berwana putih. Warna tersebut akan berubah pada saat ikan gurame berada pada fase menjelang dewasa. Tubuh bagian atas, punggung, berubah menjadi kecokelatan dan tubuh bagian bawah, perut, berubah menjadi keperakan atau kekuningan.

Selain itu, ikan gurame muda juga memiliki garis tubuh yang berjumlah 7-8 buah, berwarna kehitaman dengan bentuk tegak vertikal, dan akan memudar setelah ikan gurami dewasa. Jari-jari pertama pada sirip perut ikan gurame berbentuk benang memanjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Ikan gurame juga memiliki sirip punggung yang yang terdapat pada bagian atas tubuhnya membentang dari tengah punggung hingga mencapai pangkal bagian atas ekor.

Sirip ekor berbentuk agak membulat seperti busur. Dibagian bawah depan sirip ekor terdapat sirip dubur yang membentang dari bagian perut hingga mencapai pangkal ekor bagian bawah. Ikan gurame juga memiliki sirip dada berjumlah dua buat. Pada ikan gurami betina, dasar atau pangkal sirip dada tersebut terdapat lingkaran hitam. Panjang tubuh ikan gurame dapat mencapai 65 cm dengan berat tubuhnya hingga 10 kg.

1. Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi ikan gurami sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01 – 6485.1 – 2000 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional adalah sebagai berikut:

Fillum : Chordata 
Kelas : Actinopterygii 
Ordo : Perciformes 
Sub Ordo : Belontiidae
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy Lac.

Secara morfologi ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid, memiliki gigi pada rahang bawah. Jumlah sirip punggung duri keras D.XII-XIII. Duri lunak 11-13, sirip dada P.2.13-14, sirip perut V.1,5 dan sirip anal duri keras A.IX-XI. Duri lunak 16-22. Jari-jari lemah pertama pada sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan ikan dewasa 2,0 – 2,1 cm lebih tinggi dari panjang standar. Pada fase muda, di sisi lateral terdapat garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 – 10 buah. Pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat (Badan Standarisasi Nasional , 2000).

Induk jantan ditandai dengan benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah tebal dan tidak adanya bintik hitam di kelopak sirip dada. Sedangkan induk betina ditandai dengan bentuk kepala atas datar, rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Jari-jari pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Ujung sirip punggung dan sirip dubur dapat mencapai pangkal ekor. Sirip ekor berbentuk busur. Pada dasar sirip dada ikan gurami betina terdapat tanda berupa sebuah lingkaran hitam. (Jangkaru, 1998).

2. Pengukuran Ikan Gurami

a. Cara Mengukur Panjang Standar, Panjang Kepala dan Tinggi Badan
1. Cara mengukur panjang standar dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal ekor yang dinyatakan dalam satuan centimeter.
2. Cara mengukur panjang kepala dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut samapai dengan ujung tengkorak bagian belakang yang dinyatakan dalam satuan centimeter.
3. Cara mengukur tinggi badan dilakukan dengan mengukur garis tegak lurus dari dasar perut sampai ke punggung dengan menggunakan mistar atau jangka sorong yang dinyatakan dalam satuan centimeter.

b. Cara Mengukur Bobot Badan
Cara mengukur bobot badan dilakukan dengan menimbang ikan per ekor yang dinyatakan dalam kilogram (kg).

c. Cara Memeriksa Kesehatan
1. Pengambilan contoh untuk pengujian kesehatan ikan dilakukan secara acak sebanyak 1% dari populasi dengan jumlah maksimal 10 ekor baik untuk pengamatan visual maupun mikroskopik.
2. Pemeriksaan visual dilakukan untuk pemeriksaan adanya gejala penyakit dan kesempurnaan morfologi ikan.
3. Pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (parasit, jamur, virus dan bakteri) di laboratorium uji.

d. Cara Memeriksa Kemurnian Ikan
Cara memeriksa kemurnian ikan dilakukan dengan pengabilan contoh darah/jaringan ikan untuk pengujian di laboratorium uji.

3. Syarat Hidup Ikan Gurami
  • Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Karena dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor hingga dapat diubah pematang/ dinding kolam.
  • Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  • Ikan gurami dapat tumbuh normal jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
  • Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurami.
  • Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/ detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur debit air yang ideal antara 6-12 liter/ detik.
  • Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
  • Ikan gurami akan tumbuh dengan baik pada suhu 25 – 28 º C. Ikan gurami sangat peka terhadap suhu rendah sehingga jika dipelihara dalam air dengan suhu kurang dari 15 º C, ikan ini tidak berkembang dengan baik.
Pertumbuhan Ikan Gurame
Ikan gurame banyak hidup di perairan-perairan di Indonesia. Pada habitat alaminya, ikan ini dapat hidup cukup lama. Laju pertumbuhan ikan gurame tergolong lambat jika dibanding ikan-ikan budidaya komersial lainnya, seperti ikan nila dan ikan mas.

Namun demikian, ikan gurame memiliki cita rasa daging yang sangat lezat dan banyak digemari masyarakat. Selain itu, ikan gurame juga memiliki pangsa pasar yang cukup besar dan tergolong ikan konsumsi papan atas. Sebagai gambaran umum laju pertumbuhan ikan gurami, pada umur satu tahun ikan ini dapat tumbuh hingga panjang mencapai 15 cm.

Pada tahun kedua, panjang tubuh ikan gurami mencapai 25 cm. Tetapi laju pertumbuhan tersebut mengalami penurunan pada tahun ketiga. Pada umur tiga tahun panjang tubuh ikan gurami kurang lebih 30 cm. Seperti ikan pada umumnya, ikan gurame juga memiliki kapasitas meneruskan pertumbuhan selama hidupnya, bila kondisi lingkungan hidupnya memenuhi persyaratan.

Pertumbuhan ikan gurame yang sudah berumur tua lebih lambat dibanding dengan ikan gurame yang berumur muda. Laju pertumbuhan ikan gurame akan berlansung cepat pada saat ikan gurame berumur 3-5 tahun. Setelah berumur lebih dari lima tahun, ikan gurame akan menggunakan sebagian besar energi dan nutrisi pada tubuhnya untuk pemeliharaan tubuhnya. Pada saat ikan gurame berada pada fase pematangan kelamin pertama kalinya, pertumbuhan tubuhnya akan mengalami perlambatan karena sebagian besar energi dan nutrisi yang tersedia pada tubuhnya digunakan untuk perkembangan kelamin.

Laju pertumbuhan ikan gurame juga akan mengalami penurunan selama preses pembuatan sarang dan selama periode mengasuh anak-anaknya. Selama periode tersebut ikan gurame hanya sedikit mencari makanan dan bahkan bisa tidak makan sama sekali.

Referensi
  1. -------, 2000. Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac.) Kelas Induk Pokok (Parent Stock). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
  2. Rohdianto, A. 1991. Budidaya Dijaring Apung, Cetakan 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Rusdi, Taufiq (1987). Usah Budidaya Ikan Gurame. Jakarta: CV. Simplek.
  3. Sitanggang, M. 1999. Budidaya Gurame. Jakarta: Penerbit Swadaya.
  4. Sulhi, M., 2002. Teknik Pendederan dan Pembesaran Ikan Gurami. Makalah Pada Temu Bisnis Prospek Usaha dan Pengembangan Budidaya Ikan Gurami, Yogyakarta.
  5. Sumantadinata, Komar. 1981. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar