Sabtu, 11 Juni 2022

Ikan Gurame - Standar Mutu Produksi



Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan dikolam dan merupakan ikan asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. 
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0 s/d 2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat (Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi, 2002).

Gurame juga memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar. Mulutnya kecil, letaknya miring tidak tepat dibawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Ujung mulut dapat disembulkan sehingga tampak monyong.

Penampilan gurame dewasa berbeda dengan yang masih muda. Perbedaan itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh, warna, bentuk kepala dan dahi. Warna dan perilaku gurame muda jauh lebih menarik dibandingkan gurame dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2001). Sedangkan pada ikan muda terdapat delapan buah garis tegak. Bintik gelap dengan pinggiran berwarna kuning atau keperakan terdapat pada bagian tubuh diatas sirip dubur dan pada dasar sirip dada terdapat bintik hitam (Susanto, 2001).

Ikan gurame mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa, situ, dan danau. Pada sungai yang berarus deras, jarang dijumpai ikan gurame. Kehidupannya yang menyukai perairan bebas arus itu terbukti ketika gurame sangat mudah dipelihara di kolam-kolam tergenang.Walau gurame dapat dibudidayakan di dataran rendah dekat pantai, perairan yang paling otimal untuk budidaya adalah yang terletak pada ketinggian 50 – 40 m diatas permukaan laut. Ikan ini masih bertoleransi sampai pada ketinggian 600 m diatas permukaan laut (Sitanggang dan Sarwono, 2001).

Ikan gurame merupakan ikan yang mengalami perubahan kebiasaan makan. Aslamsyah (2009) menyatakan bahwa ikan gurame pada fase bulan pertama kehidupannya merupakan ikan karnivora yaitu pemakan detritus. Fase remaja kebiasaan makannya berubah menjadi omnivora (pemakan detritus dan dedaunan) dan memasuki fase dewasa ikan gurame menjadi ikan dengan perubahan kebiasaan makan ini menjadikan pertumbuhannya menjadi lambat.

Gurami semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), tetapi kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia Di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara.

Induk gurami, untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara anak-anaknya. Telurnya dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Gurami terutama adalah pemakan tumbuhan, tetapi mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air di kolam-kolam.

Standar Mutu Produksi Gurame Export maupun Import
Standardisasi produk untuk ikan gurami dapat di kategorikan berdasarkan segmen pasar dan jenis produk. Segmen pasar yang di maksud adalah pasar local dan pasar ekspor.

Standar produk yang di nilai meliputi mutu telur, benih, dan gurami konsumsi.
Standarisasi untuk pasar lokal tradisional memang sangat abstrak, karena baik atau buruknya barang di nilai langsung oleh konsumen. Tidak ada aturan baku standarisasi produk yang didistribusikan untuk pasar tradisional. Pada pasar local, distribusi gurami berlangsung dengan mekanisme pasar murni.

Pembeli dan penjual bertemu langsung dan harga di tentukan berdasarkan kesempatan kedua belah pihak. Mekanisme seperti ini tentu berbeda dengan pasar modern (supermarket). Di supermarket, semua produk yang di jual sudah di beri label harga. Pada pasar ini, ada divisi yang mengawasi distribusi barang, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, jadi standar mutu produksi gurame secara reak akan nyata dimata konsumen. Karena itu, biasanya pasar ini membutuhkan produk yang berkualitas baik. Sementara itu, standar mutu gurame untuk ekspor di tentukan berdasarkan standar badan standardisasi nasional (BSN).

Standar Mutu Produksi Gurame
Standar ini diklasifikasikan secara kualitatif dan kuantitatif. Standardisasi gurami ekspor yang sudah di terapkan hanya untuk kelas indukan, benih, sebar, dan pedaging (konsumsi), tidak untuk telur gurami.

Standar Mutu Produksi Gurame - mutu gurami konsumsi mati segar

Ada beberapa penilaian yang harus di penuhi oleh pengusaha gurami untuk produk ikan konsumsi mati segar terutama jika jenis harga ekspor ikan gurame.
  1. Sisik dan kulitnya sehat dan cerah
  2. Mata ikan terang. Mata ikan yang tampak keruh menandakan ikan sudah mati cukup lama, sehingga sudah tidak segar lagi.
  3. Daging ikan kenyal. Daging yang sudah lembek menandakan ikan sudah tidak segar lagi.
  4. Warna insang merah terang. Jika sudah berubah pucat, berarti ikan sudah lama mati.
  5. Ikan tida mengeluarkan bau yang tidak sedap. Jika mengeluarkan bau tidak sedap, berarti ikan sudah busuk.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu gurami konsumsi hidup
Untuk ikan hidup, standar mutu yang di perhatikan hanya ukuran. Mengingat ikan masih hidup, tingkat kesegaran di anggap tidak menjadi pertimbangan mutu. Dengan demikian, penyedia gurami konsumsi hanya menerapkan standar berdasarkan ukuran yang diinginkan konsumen.

Ukuran gurami yang yang di pesan biasanya bervariasi. Ibu rumah tangga lebih suka gurami berukuran 2-3 ekor/kg. namun, ada juga yang memesan ukuran 1 kg/ekor. Sementara itu, untuk keperluan kenduri biasanya di gunakan gurami ukuran 2 kg/ekornya.

Standar Mutu Produksi Gurame - mutu induk
Induk yang di maksud adalah ikan dari keturunan pertama atau di sebut induk dasar (parent stock). Induk untuk ekspor harus memenuhi syarat seperti berikut berdasarkan penilaian pembeli ikan gurame.

1. Barasal dari hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari ikan kelas induk dasar.
2. Badan bagian atas berwarna kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan atau kekuningan.
3. Organ tubuh lengkap, tidak memiliki kelainan, alat kelamin tidak rusak, bebas pathogen, insang bersih, tubuh tidak memar, tidak berlumut, dan tidak berlendir.
4. Memenuhi criteria kuantitatif yang di tentukan BSN yaitu.
- Umur jantan 24-30 bulan dan betina 30-36 bulan.
- Panjang badan jantan 30-35 cm dan betina 30-35 cm.
- Bobot badan jantan 1,5-2,0 kg dan betina 2,0-2,5 kg.
- Jumlah telur yang di tetaskan 1.500-2,500 butir, dengan diameter telur rata-rata 1,4-1,9 mm.

Sementara itu, criteria cara pengukuran kuantitatif seperti berikut.
  • Untuk di hitung sejak telur menetas.
  • Pengukuran telur dilakukan terhadap sampel sebanyak 30 butir, dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi micrometer.
  • Panjang badan di ukur dari ujung mulut sampai pangkal ekor. Tinggi badan di ukur dari dasar perut sampai ke punggung. Secara tegak lurus.
  • Bobot badan di ukur dengan menimbang ikan per individu.
  • Pemeriksaan kesehatan di lakukan terhadap contoh ikan yang di ambil secara acak, lalu di amati secara visual dengan mikroskop. Pemeriksaan mikroskopis di tujukan untuk memeriksa jasad patogen berupa jamur, parasit, virus, dan bakteri.
  • Pemeriksaan kemurnian darah ikan dilakukan dengan pengujian laboratorium.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu benih sebar untuk ekspor
Penilaian kualitatif untuk benih sebar meliputi asal ikan, warna badan, bentuk badan, dan perilaku, serta cara pemasaran ikan gurame konsumsi.
Gurami benih sebar yang akan di ekspor harus merupakan keturunan pertama dari induk dasar.
Warna tubuhnya cerah, tidak memiliki banyak lender, badan tidak cacat, aktif, dan gesit. Perilaku benih harus normal.
Sementara itu, penilaian kuantitatif meliputi umur maksimal, panjang tubuh, bobot minimal, keseragaman ukuran, dan keseragaman warna benih.
Benih di ukur dari ujung kepala hingga pangkal ekor. Ada beberapa ukuran benih sebar, yakni 1-2 cm, 4-6 cm, 6-8 cm, dan 8-11 cm.
Umur benih di hitung sejak telur menetas. Sementara itu, bobot badan di ukur dengan menimbang ikan menggunakan timbangan analitis.

Pemeriksaan kesehatan ikan di lakukan terhadap sampel ikan sebanyak 10% dari populasi yang di ambil secara acak. Sampel ini lalu di amati secara visual mikroskopis. Pengamatan ini di tunjukan untuk mengetahui adanya pathogen seperti parasit, jamur, virus, atau bekteri.

Standar Mutu Produksi Gurame - mutu telur
Sampai saat ini belum ada standar mutu telur gurami. Biasanya calon pembeli mempercayakan begitu saja kepada petani mengenai kualitas telur yang di hasilkan. Penjualan telur biasanya di hitung per butir dengan harga bervariasi, antara 50-150 /butir. Penjualan telur gurami biasanya berdasarkan pesanan sebelumnya. Begitu telur selesai di lepaskan induk, langsung di ambil pemesan. Umumnya para pembeli telur gurami adalah petani gurami yang bergerak di bidang usaha pendederan benih.

Standar Mutu Produksi Gurame - Mencegah Berbau Lumpur
Kadang-kadang, gurami yang di panen berbau lumpur. Keadaan ini membuat harga jualnya turun karena konsumen enggan membelinya terutama harga ekspor ikan gurame.

Penyebabnya adalah kandungan pakan alami (plankton) dalam tubuh gurami sangat tinggi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya bau lumpur pada gurami.
1. Mengurangi intensitas sinar matahari
Plankton akan tumbuh subur jika terkena sinar matahari langsung. Untuk mengurangi sinar matahari dan menekan pertumbuhan plankton, sebaiknya di atas kolam di beri naungan.

2. Pemupukan
Pemberian pupuk N dan P dengan perbandingan 4;1 akan menghambat pertumbuhan plankton. Pemupukan dilakukan setiap minggu dengan dosis 7-14 mg/m2 air kolam.

3. Pengaturan jumlah pakan
Pakan ikan yang tersisa akan menjadi makanan plankton. Karena itu, pengaturan pemberian pakan harus dilakukan secara teratur, baik waktu maupun jumlahnya agar tidak meninggalkan sisa di dalam kolam.

4. Penebaran ikan pemakan plankton
Ikan mola, nilem, dan sepat memiliki kemampuan yang baik dalam pemangsa plankton. Namun, padat tebar ikan pemangsa plankton harus di perhatikan agar tidak menjadi pesaing gurami dalam memperebutkan pakan.

5. Pengendalian secara kimiawi
Munculnya plankton dapat di kendalikan dengan menebarkan planktonsida kuprisulfan dan kuprisandoz. Dosisnya di sesuaikan dengan petunjuk pakai di kemasan.

6. Pemberokan
Cara lain untuk menghilangkan bau lumpur pada gurami adalah dengan pemberokan. Setelah di panen, gurami di berok (di puasakan) selama 3-7 hari di dalam air tawar yang mengalir. Hasil penelitian membuktikan, dengan perlakuan ini gurami tidak berbau lumpur dan dagingnya menjadi lebih kenyal.

Standar Kualitas Air Budidaya Gurame
Ikan gurame merupakan jenis ikan yang banyak dibudidayakan dan kedepannya akan memiliki prospek yang baik. Ikan gurame banyak diminati karena memiliki daging yang tebal dan enak serta memiliki banyak manfaat untuk tubuh kita.


Dalam pembudidayaannya, ikan gurame banyak dibudidayakan pada kolam terpal, budidaya ikan gurame pada kolam tembok hingga budidaya ikan gurame pada kolam tanah dan lain – lain. Berbeda dengan jenis ikan lainnya yang tergolong cepat, budidaya ikan gurame membutuhkan waktu lama sebelum bisa dipanen. Dengan lamanya waktu panen serta keunggulannya tersebut membuat harga ikan gurame sendiri memang lebih mahal.

Namun dengan semakin berkembangnya teknik budidaya kini ada cara membuat ikan gurame yang dibudidayakan dapat cepat besar dan cepat dipanen. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah air yang digunakan dalam budidaya. Bila air yang digunakan dalam budidaya gurame sesuai maka ikan akan cepat besar dan dipanen, lalu bagaimanakah air yang baik untuk budidaya ikan gurame. Berikut adalah syarat air yang baik untuk ikan gurame :

Suhu air
Ikan gurame dapat tumbuh dengan baik bila air yang digunakan memiliki suhu antara 24 – 28 Celcius. Ikan gurame akan terganggu pertumbuhannya bila perbedaan suhu antara siang dan malam harinya terlalu besar. Kenaikkan suhu yang secara signifikan akan menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air kolam hingga dibawah angka ideal yaitu 4 – 6 mg/liter.

Selain itu suhu air yang terlalu dingin juga akan membuat ikan mudah terserang berbagai macam penyakit, oleh karena itu waspadailah suhu kolam saat musim hujan. Untuk mengantisipasi hal tersebut para pembudidaya sering menambahkan tanaman peneduh di pinggiran kolam untuk mengantisipasi air hujan sehingga suhu air kolam tidak turun terlalu jauh.

Debit Air
Ternyata debit atau aliran air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan gurame, oleh karena itu perhatikan pula aliran atau debit air kolam. Untuk kolam jenis polikultur yang digunakan untuk membudidayakan gurame dan jenis ikan lain membutuhkan debit air 5 – 12 liter/detik. Sedangkan untuk kolam monokultur yang khusus hanya untuk memelihara ikan gurame membutuhkan debit air idealnya sekitar 3 liter/detik.

Kedalaman Air
Kedalaman air kolam untuk ikan gurame yang ideal adalah sekitar 70 – 100 cm untuk membuat ikan dapat tumbuh dengan baik. Kolam dengan kedalaman air yang terlalu dangkal akan membuat perubahan suhu air kolam yang tidak stabil. Selain itu kedalaman kolam yang terlalu dalam juga dapat menyebabkan cahaya matahari tidak dapat menembus hingga ke dalam kolam yang akan menurunkan kesuburan kolam itu sendiri.

Derajat Keasaman Air (pH)
Pada dasarnya ikan gurame membutuhkan air dengan pH netral untuk pertumbuhannya yaitu sekitar 6,5 – 7,5 pH. Anda dapat memastikan pH air menggunakan kertas lakmus atau jika ingin lebih praktis Anda dapat menggunakan pH meter. Apabila nilai pH kurang dari angka tersebut berarti air kolam bersifat asam dan Anda perlu mencampurkan kapur (CaCO3) atau soda kue ke dalam air untuk menetralkannya.

Sedangkan bila air bersifat basa maka dilakukan penambahan asam fosfor untuk mentralkannya. Penambahan bahan – bahan tersebut haruslah sedikit demi sedikit agar didapatkan nilai pH yang tepat yang tidak terlalu asam maupun basa.Kandungan oksigen

Sama seperti ikan lainnya, ikan gurame juga membutuhkan kandungan oksigen terlarut yang cukup untuk pertumbuhannya. Kebutuhan oksigen yang ideal untuk pertumbuhan ikan gurame adalah sekitar 5 ppm. Apabila kadar oksigen terlarut kurang dari angka tersebut maka Anda dapat menjaga aliran air agar tetap lancar dan membiarkan permukaan kolam tetap terbuka.Baca juga yuk,.

Demikianlah beberapa cara meningkatkan standar mutu produksi gurame yang berawal dari pemeliharaan bibit sesuai kebersihan jasmani dan rohani ikan tersebut.


Referensi

  1. -------, 2000. Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac.) Kelas Induk Pokok (Parent Stock). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
  2. Nugroho, E., S. Jojo dan M. Sulhi. 2010. Optimasi Budidaya Ikan Gurami. Laporan Riset, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor. Bogor.
  3. Puspowardoyo, Harsono Abbas Siregar Djarijah. 1992. Membudidayakan Gurame Secara Intensif. Yogyakarta: Kanisius
  4. Sitanggang, B. Sarwono. 2007. Budi Daya Gurame. Jakarta: Penebar Swadaya
  5. Sumantadinata, Komar. 1981. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia.
  6. Sunarma, A., A. Surahman, E. Sadeli, Subandri, E. Miftah, 2002. Penelaahan Sistem Usaha Budidaya Gurame. Laporan Tinjauan Hasil Proyek Pengembangan Perekayasa Teknologi BBAT Sukabumi Tahun 2002. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Sukabumi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar