Kamis, 29 Desember 2022

Channa striata - Morfologi dan Klasifikasi

Ikan Gabus adalah salah satu jenis ikan air tawar yang bersifat karnivora (pemakan daging) yang banyak terdapat diperairan Asia Tenggara. Ikan air tawar yang memiliki nama ilmiah (Channa striata) ini belum banyak diketahui tentang sejarah dan sifat biologisnya. Anakan ikan gabus memiliki peampilan yang eksotis sehingga bayak dipelihara di aquarium sebagai ikan hias. Sedangkan ikan gabus dewasa dikenal sebagai ikan konsumsi yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak disukai masyarakat Indonesia. Ikan gabus biasanya dijual dalam keadaan segar maupun ikan olahan. Ikan yang dianggap hama bagi ikan budidaya ini kini mulai dilirik untuk dikembangkan secara komersial.



Nama Daerah (Nama Lokal) Ikan Gabus

Di Indonesia, ikan gabus dikenal dengan berbagai nama daerah (nama lokal), diantaranya yaitu kutuk, gabus (Jawa), kocolan (Betawi), haruan, aruan (Banjarmasin, Bajnarnegara), bayong, licingan (Banyumas), bogo (Sidoarjo), rajong (Sunda), deluk, kuto (Jawa, Madura), spunkat (Palembang), bace (Aceh), bado (Gaju). Di malaysia, ikan gabus dikenal dengan nama aruan, haruan, gabus.

Klasifikasi Ilmiah Ikan Gabus

Klasifikasi Ikan GabusKingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata
Sinonim : Ophiocephalus wrahl (Lacepede. 1801: 552)
Ophiocephalus wrahl (Hamilton. 1822: 60; 367)
Ophiocephalus chena (Hamilton. 1822: 62; 367)
Ophiocephalus planiceps (Cuvier. 1831: 424)
Ophiocephalus sowarah (Bleeker. 1845)
Ophiocephalus vagus (Peters. 1868: 260)
Ophiocephalus philippinus (Peters. 1868: 262)

Morfologi Ikan Gabus
Tubuh ikan gabus bagian atas umumnya berwarna coklat sampai hitam dan tubuh bagian bawah (bagian perut) berwarna coklat muda sampai keputih-putihan. Bentuk kepala agak pipih seperti kepala ular dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Bentuk kepalanya yang seperti ular inilah yang membuat ikan gabus di juluki sebagai “snake head“.
Sisi atas tubuh ikan gabus dari kepa sampai ekor umumnya berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Bagian bawah tubuh ikan gabus mulai dari bawah wulut sampai ekor berwarna putih. Bagian samping tubuh ikan gabus bercoret tebal (striata, bercoret-coret) agak kabur, warna tersebut seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Ikan gabus memiliki mulut yang besar dan bergigi tajam. Sirip punggung ikan gabus memanjang dengan sirip ekor membulat di bagian ujungnya.

Secara morfologis, bentuk tubuh ikan memanjang, permukaan tubuh dan kepala ditutupi oleh sisik tebal dan permukaannya kasar. Sirip punggung panjang yang dasarnya mencapai pangkal ekor, permulaan sirip ini di atas atau sedikit di belakang sisip dada. Kepala berbentuk seperti kepala ular. Antara dasar sirip punggung dan linea lateralis terdapat 4 - 5 baris sisik, Dorsal 38 - 43, Anal 23 - 27, Linea lateralis (Lt) 52 - 57. Pada sisi badan mempunyai pita warna berbentuk > mengarah ke depan. Sirip dada lebih pendek dari pada bagian kepala di belakang mata. Umumnya bagian punggung tubuh berwarna gelap dan bagian perut (abdominal) berwarna putih. Sirip ekor berbentuk bundar (rounded) (Saanin, 1986; Pulungan et al., 1986; Kottelat et al., 1993 dan Pulungan 2000). Komposisi kimia dari ikan gabus menurut Sayuti dalam Rizki (2005) adalah kadar air sebanyak 75,01%, protein 17,06%, lemak 0,44% dan abu 1,43%. Sugito dan Hayati (2006), menambahkan ikan gabus mempunyai kandungan protein yang tinggi (17%), kandungan lemak yang rendah (1%) dan memiliki daging yang putih.

Ikan gabus merupakan ikan labirin yang mampu bertahan di luar air, karena mempunyai alat pernafasan tambahan yang berupa lipatan kulit tipis yang berliku- liku seperti labirin (Soeseno, 1988). Ikan ini biasa hidup di sungai, danau, dan kolam/tambak, serta biasa membuat sarang di daerah rawa-rawa atau diantara belukar yang terdapat pada tepi tambak dan sungai. Di Indonesia, ikan gabus penyebarannya sangat luas, mulai dari Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Flores, Ambon dan Halmahera (Weber dan Beaufort 1922). Di beberapa daerah, ikan gabus dikenal pula dengan nama ikan rayong(Sunda), Kuto (Madura), Bace (Aceh), Sepungkat (Palembang), dan di Bajarmasin dengan nama ikan Haruan (Weber & Beaufort 1922).

Ikan gabus merupakan ikan karnivor yang cukup buas. Di tambak pedalaman, yang salinitasnya lebih rendah/tawar, ikan gabus merupakan hama yang amat merugikan karena kebuasannya melebihi ikan kakap. Ikan ini tidak hanya memangsa ikan bandeng, tetapi juga ikan-ikan liar lainnya (Soeseno 1988). Ikan gabus sangat kaya akan albumin yaitu salah satu jenis protein penting. Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 %. Menurut Astuti (2008), albumin berada di dalam darah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengatur keseimbangan air dalam sel, mengeluarkan produk buangan, dan memberi gizi pada sel untuk pembentukan jaringan sel baru sehingga mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah pasca operasi atau pembedahan dan luka. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beragam penyakit, dari kekurangan gizi, diabetes, autis, hingga HIV-AIDS.

Penyebaran Ikan Gabus
Ikan gabus menghuni kawasan perairan air tawar Asia hingga Afrika. Channa adalah jenis ikan air tawar dengan 30 spesies yang tersebar di kedua wilayah tersebut. Di kawasan Asia, ikan gabus tersebar dari Afganistan, Pakistan bagian barat, Nepal bagian selatan, India, Bangladesh, Srilangka, Myanmar, Indo-China, Cina, Jepang, Taiwan, Philipina, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Asia Tenggara merupakan pusat penyebaran ikan gabus terbesar dengan 10 spesies di dalamnya. Lima spesies tersebar di singapura, malaysia, dan Indonesia antara lain Channa micropeltes, Channa striata, Channa lucius, Channa melasoma, dan Channa gachua.

Beberapa spesies Channa yang tersebar di Malaysia, Singapura, Sumatera, Kalimantan (Borneo) antara lain Channa sp. (Scopoli, 1777), Channa bankanensis (Bleeker, 1852), Channa gachua (Hamilton-Buchanan, 1822), Channa lucius (Cuvier & Valenciennes, 1831), Channa marulioides (Bleeker, 1851), Channa melanoptera (Bleeker, 1855), Channa melasoma (Bleeker, 1851), Channa micropeltes Cuvier & Valenciennes, 1831), Channa pleurophthalma (Bleeker, 1851), dan Channa striata (Bloch, 1793).

Habitat Ikan Gabus
Ikan gabus terdapat pada perairan yang dangkal, seperti sungai dan rawa dengan kedalaman 40 cm dan menyukai tempat yang gelap, berlumpur, berarus tenang, ataupun wilayah bebatuan untuk bersenbunyi. Ikan gabus juga sering didapati di danau, saluran air atau sawah. Ikan gabus termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai penyebaran yang luas, dan secara alami dapat hidup di danau, sungai, rawa air tawar, dan sawah dan benih ikan gabus banyak ditemukan di daerah perairan yang banyak rerumputan atau tanaman air dan belukar yang terendam air.


Ikan gabus merupakan ikan labirin yang mampu bertahan di luar air, karena mempunyai alat pernafasan tambahan yang berupa lipatan kulit tipis yang berliku- liku seperti labirin (Soeseno, 1988). Ikan ini biasa hidup di sungai, danau, dan kolam/tambak, serta biasa membuat sarang di daerah rawa-rawa atau diantara belukar yang terdapat pada tepi tambak dan sungai. Di Indonesia, ikan gabus penyebarannya sangat luas, mulai dari Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Flores, Ambon dan Halmahera (Weber & Beaufort 1922). Di beberapa daerah, ikan gabus dikenal pula dengan nama ikan rayong (Sunda), Kuto (Madura), Bace (Aceh), Sepungkat (Palembang), dan di Bajarmasin dengan nama ikan Haruan (Weber & Beaufort 1922).

Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera dan Kalimantan, ikan gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini sering kali ditemui berjalan di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa labirin.

Pemijahan ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember. Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang diantara tumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan berwarna merah jingga bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama untuk mencari makanan.

Kebiasan Hidup Ikan Gabus
Ikan gabus (Channa striata) memiliki pola pertumbuhan allometrik atau pertambahan bobot lebih cepat daripada pertambahan panjang badan, hal ini berkaitan dengan sifat agresifnya dalam mencari makan. Ikan karnivora ini memangsa ikan-ikan kecil/anak ikan, serangga, insekta air, berudu, kodok/katak dan berbagai hewan air.

Ikan gabus memiliki kemampuan bernafas langsung dari udara dengan menggunakan semacam organ labirin yaitu divertikula yang terletak di bagian atas insang sehingga mampu menghirup udara dari atmosfir. Sebagaimana ikan-ikan yang mempunyai labirin, ikan gabus mampu bertahan dalam kondisi perairan rawa dengan kandungan oksigen terlarut rendah dan pH berkisar 4,5–6.

Dalam proses pemijahan spesies ini memiliki kebiasaan membangun sarang berbusa di antara vegetasi di lingkungan hidupnya. Djajadireja et al., (1977) dalam Muflikhah (2007) menyatakan bahwa ikan gabus membuat sarang yang berbentuk busa di sekitar tanaman air di rawa dan perairan dangkal dengan arus lemah. Busa tersebut berbentuk semacam lingkaran yang berfungsi sebagai area pemijahan dan untuk melindungi telur yang telah dibuahi.

Referensi
  1. Almaniar, S. Taqwa, F. H. dan Jubaedah, D. 2012. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan benih Ikan Gabus (Channa striata) pada Pemeliharaan Dengan Padat Tebar Berbeda. Majalah Ilmiah Sriwijaya, 21 (15) : 46-55
  2. Baalu, N. M, Indris. Yusnaini. A, Kurnia. 2018. Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Keong Mas(Pomacea canaliculata) Segar dan Kering. Media Akuatika. 3 (1)
  3. Extrada, E. H.T, Ferdinand dan Yulisman. 2013. Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) Pada Berbagai Tingkat Ketinggian Air Media Pemeliharaan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :103-114.
  4. Hidayatullah, S. Muslim dan F, H, Taqwa. 2015. Pendederan Larva Ikan Gabus (Channa striata) di Kolam Terpal dengan Padat Tebar Berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan. ISSN : 0853-7607. 20 (1).
  5. Muflikhah, N., N.K. Suryati dan S. Makmur. 2008. Gabus. Balai Riset Perikanan Perairan Umum.
  6. Muslim. 2012. Perikanan Rawa Lebak Lebung Sumatera Selatan. Palembang. Unsri Press.
  7. Syafei, D.S., Malik, Suherman dan H, Asnawati. 1995. Pengenalan Jenis-Jenis Ikan Perairan Umum .Laporan. Dinas Perairan Provinsi Jambi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar