Pengelolaan pasca panen rumput laut sangat penting dilkukan untuk menjamin mutu produk rumput laut dan akan mendorong keberlanjutan Industri pengolah serta akan menjamin keberlangsungan kegiatan usaha budidaya rumput laut. Peningkatan produksi rumput laut Indonesia saat ini belum diimbangi dengan peningkatan kualitas hasil produksi, dimana hasil produksi kering yang berasal daripembudidaya belum sepenuhnya memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh industri pengolahan. Pihak industri pengolah sering mengeluarkan biaya produksitambahan untuk melakukan sortir ulang produk kering dari pembudidaya, sehingga sampai saat ini posisi tawar produk kering rumput laut dari pembudidaya masih belum mampu bersaing. Hal ini menjadi perhatian semua stakeholder mulai dari pembudidaya maupun pelaku usaha.
1. Pemanenan
Panen rumput laut dilakukan guna menjaga kualitas rumput laut yang akan diolah. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari panas matahari. Perlakuan panen memberikan pengaruh nyata terhadap mutu karaginan yang mencakup rendemen, viskositas (tingkat kekentalan), kekuatan gel (gelstrength) dan kadar abu.
Menurut Firdaus dkk (2015) tahapan – tahapan proses pemanenan rumput laut adalah sebagai berikut :
- Pemanenan dilakukan setelah rumput laut berumur 45 - 60 hari untuk mendapatkan kadar agar dan kekuatan gel yang optimal.
- Pemanenan dilakukan dengan mengangkat rumput laut Gracilaria dari dasar tambak kemudian rumput laut dicuci dengan air tawar bersih sebelum dimasukkan ke perahu untuk selanjutnya diangkut di darat, sedangkan untuk rumput laut Eucheuma cottoni dicuci dengan menggunakan air laut.
- Panen rumput laut sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar penjemuran langsung bisa dilakukan.
- Hindari panen pada saat hujan karena akan menurunkan kualitas rumput laut.
A. Melakukan sortir rumput laut hasil panen basah.
Pembahasan mengenai pengelolaan pasca panen rumput dalam modul ini adalah berlaku untuk jenis rumput laut penghasil karaginofit dalam hal ini Eucheuma cottoni yang telah mampudibudidayakan secara massal. Tipe karaginan ini dibagi menjadi 3 macam yaitu Iota karaginan, Kappa karaginan dan lamba karaginan. Iota karaginan dihasilkan oleh Eucheumaspinosum, kappa karaginan dihasilkan oleh Eucheuma cottoni atau Kappaphycus alvarezii sedangkan lamba karaginan dihasilkan oleh jenis Condrus crispus ketiga tipe karaginantersebut dibedakan karena sifat jelly yang terbentuk.
Perlu diketahui bahwa proses penyortiran pada pembahasan pada elemen komponen ini adalah bagi rumput laut hasil panen basah, yaitu perlakuan sesaat setelah melakukanpemanenan.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam melakukan proses penyortiran antara lain sebagai berikut :
1). Perlakuan Panen
Panen rumput laut dilakukan secara benar hal ini guna menjaga kualitas rumput laut yang akan diolah. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari panasmatahari. Perlakuan panen memberikan pengaruh nyata terhadap mutu karaginan yang mencakup rendemen, viskositas (tingkat kekentalan), kekuatan gel (gel strength) dan kadar abu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemanenan, antara lain :
Rumput laut yang dipanen harus sudah memasuki umur panen sebagaimana yang dipersyaratkan industri, yaitu 45 hari dengan pencapaian berat rumput laut minimal 4 kali lipat daribibit awal. Pada umur tersebut rumput laut mempunyai kualitas gel stength dan mengandung karaginan yang optimal.
Pemanenan dilakukan dengan jalan melepaskan rumpun rumput laut dari ikatan tali ris, atau dengan memotong bagian pangkal batang dengan menggunkanan pisau tajam agarmempertahankan rumput laut tetap utuh. Hal ini untuk menghindari penurunkan mutu rumput laut. Perlakuan panen dengan jalah diserut/dipatahkan pada bagian batang atauthallus akan menyebabkan keluarnya gel pada permukaan patahan, sehingga secara langsung akan menurunkan mutu rumput laut.
2). Seleksi Hasil Panen Rumput Laut Basah
Jenis produk rumput laut secara umum dibedakan berupa rumput laut kering dan rumput laut segar. Perlu diketahui bahwa pada sebagian pembudidaya proses pemanenan ada yangdilakukan dengan pemanenan total, artinya setelah mencapai umur 45 hari rumput laut dipanen untuk kemudian dilakukan seleksi untuk memisahkan thallus muda yang kemudian akandijadikan bibit untuk ditanam kembali.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan seleksi hasil panen basah antara lain :
1. Memisahkan antara rumput laut siap jemur/panen dengan thallus untuk dijadikan bibit rumput laut. Umur rumput laut siap panen dengan bibit dapat dilihat berdasarkan tampilan thallusrumput laut. Thallus yang muda cenderung mempunyai tampilan warna cerah/transparan serta bila dipatahkan akan langsung patah dengan mudah.
2. Memisahkan rumput laut dengan jenis rumput laut lain, biasanya tidak jarang pada saat proses budidaya rumput laut Eucheuma cottoni terdapat jenis lain yang menjadi competitormisalnya, Gracillaria, Spinosum sp maupun Sargassum yang menempel pada rumpun terutama pada budidaya dengan metode lepas dasar.
3. Memisahkan rumput laut dari kemungkinan menempelnya jenis ganggang/lumut, kotoran maupun jenis hewan air penempel lain
4. Hasil panen rumput laut basah harus dibersihkan dengan jalan dicuci sebelumnya dengan air laut sebelum dijemur.
3). Standar Mutu Hasil Panen Rumput Laut Basah
Seleksi hasil panen rumput laut basah dilakukan guna menjamin mutu rumput laut agar sesuai dengan standar yang diinginkan pihak industry pengolah. Secara umum standar hasilpanen rumput laut basah yang perlu diperhatikan, meliputi :
1. Umur panen harus memenuhi yaitu antara 45-50 hari. Umur panen tersebut telah memenuhi standar mutu terutama gel strength dan kandungan karaginan pada rumput laut.
2. Rumput laut tidak terjadi patahan pada batang maupun thallus yang disebabkan oleh perlakuan panen yang kurang benar. Mematahkan secara langsung dengan tangan apalagi dengancara diserut akan menyebabkan keluarnya gel secara berlebih melalui permukaan patahan, hal ini secara langsung akan berpengaruh tehadap gel strength rumput laut.
3. Rumput laut bersih dari penempelan antara lain ganggang dan kotoran lain serta thallus dan batang normal.
4. Mempunyai bau khas alamiah.
2. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk membersihkan kotoran, kerikil, dan lumpur yang masih ada. Pencucian rumput laut jenis Gracilaria menggukan air laut sedangkan untuk jenis rumput laut Eucheuma cottoni dibersihkan dengan menggunkan air tawar, pencucian ini diharapkan mampu memaksimalkan fungsi pencucian, sehingga diperoleh rumput laut yang bersih bebas dari lumpur, kerikil, remis, dan benda-benda lainnya (Firdaus dkk 2015).
Proses pencucian rumput laut (Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan (BBP2HP) adalah sebagai berikut :
- Pencucian rumput laut yang dibudidayakan dilaut dapat menggunakan air laut sedangkan rumput laut yang dibudiayakan di tambak dapat menggunakan air tambak yang bersih.
- Pencucian dan perendaman, untuk meningkatkan mutu rumput laut sebaiknya rumput laut dilakukan pencucian untuk membersihkan kotoran, kerikil, lumpur, dan garam, sehingga diperoleh rumput laut yang bersih
- Pencucian dapat dilakukan pada saat basah atau setelah dikeringkan
- Untuk meningkatkan mutu rumput laut Eucheuma cottoni dengan cara merendamnya dalam laruatan alkali KOH dengan konsentrasi 0,5-3,0 % selama 2 – 3 jam, sedangkan untuk rumput laut coklat (Sargasum) direndam dalam larutan KOH 0,1-0,2 %.
- Kemudian rumput laut dicuci sampai netral
- Perendaman dalam larutan alkali selain untuk meningkatkan kekuatan gell hasil ekstraksi rumput laut akan diperoleh rumput laut yang lebih kering dan bersih.
- Sedangkan untuk pencucian Gracilaria cukup dengan air tawar sampai rumput laut bebas dari kotoran yang melekat
3. Pengeringan
Rumput laut yang sudah netral dilakukan penjemuran disekitar pantai sampai mencapai kekeringan tertentu (optimum) biasanya 20-30%. Alas pengering yang sederhana dengan bahan plastik, agar cepat kering dan lebih bersih, dapat pula dengan pengeringan solar yang dipadu kompor dan untuk menjaga mutu pengeringan harus dikeringkan diatas para - para.
Proses pengeringan rumput laut (Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan (BBP2HP) adalah sebeagai berikut :
- Rumput laut dapat dikeringkan di pematang tambak atau di lahan khusus untuk pengeringan
- Pastikan tempat pengeringan bersih dan berikan alas seperti jaring, anyaman bambu dan bahan lainnya sehingga rumput laut yang dikeringkan tidak kontak langsung dengan tanah (pematang).
- Jagalah lokasi pengeringan dari binatang ternak Selama musim hujan, tempat pengeringan harus dalam kondisi tertutup untuk mencegah Gracilaria terkena hujan. Gracilaria bisa ditiriskan dengan ketebalan 5 - 10 cm dan angin-anginkan untuk mempercepat proses pengeringan ketika musim hujan. Penjemuran dilakukan 1,5 – 2 hari.
- Pembalikan rumput laut yang dijemur perlu dilakukan supaya pengeringan merata. Pada malam hari untuk menghindari rumput laut terkena air hujan maka rumput laut digulung dan disimpan. Penjemuran diteruskan pada hari berikutnya.Ketika rumput laut kering, akan ada butir-butir garam.
- Bersihkan butir-butir garam selama proses pengeringan dengan cara dikibaskan di atas saringan.Tingkat kekeringan Gracilaria yang diharapkan pada hasil akhir pengeringan adalah 13-15 % sehingga pada saat pengepakan dan pengiriman lebih mudah.
- Jika tingkat kekeringan rumput laut yang dijual pada pedagang lebih dari 15 %, maka pedagang yang memiliki gudang akan melakukan pengeringan kembali selama 1-2 hari untuk mencapai tingkat kekeringan 13-15 %. Tingkat kekeringan tersebut biasanya 7 ton basah : 1 ton panen kering, sedangkan kering tambak dengan kadar air 18 % rasionya 10 : 1 (10 ton basah menjadi 1 ton kering).
- Tingkat kekeringan (13 - 15 % ) diindikasikan dengan meremas Gracilaria kering dengan tangan. Jika tidak terasa lengket dan lemas, maka tingkat kekeringan sudah memenuhi persyaratan.
- Gracilaria yang sudah kering dipisahkan kadar garamnya dengan melakukan sortir manual atau dengan pengayak untuk menghilangkan atau menurunkan kadar kotoran dan benda asing. Kualitas Gracilaria kering yang baik memiliki kadar kandungan kotoran sebesar 2 - 4 %.
B. Menyiapkan Peralatan Pengering
Pada dasarnya proses pengeringan/penjemuran rumput laut Eucheuma cottoni dapat dilakukan dengan tiga metoda, antara lain :
1. Penjemuran dengan alas di atas permukaan tanah
2. Penjemuran dengan metode para-para jemur
3. Penjemuran dengan metode gantung
Spesifikasi peralatan dan sarana yang dibutuhkan hendaknya disesuakan dengan metode yang akan digunakan.
Langkah awal sebelum melakukan pengeringan rumput laut yaitu dengan membuat sarana pengeringan, sesuai metode yang akan digunakan. Beberapa kebutuhan peralatan yang harusdipersiapkan dalam membuat fasilitas pengeringan, antara lain :
§ Penjemuran dengan alas dipermukaan tanah.
Yang perlu dipersiapkan antara lain : alas plastic/terpal atau lantai semen yang digunakan sebagai alas untuk penyebaran rumput laut, dengan ukuran disesuaikan dengan kapasitas produksimaupun kapasitas lahan.
§ Penjemuran dengan metode para-para jemur
Kebutuhan antara lain : tiang bambu, alas dengan menggunakan bilahan bambu/anyaman bambu dengan lubang/rongga yang tidak terlalu besar, atau dapat pula dengan mengunakan jarringpoli ethylene ukuran lubang 2 cm sebagai alas, paku, gergaji, golok, tali, dan tutup terpal. Ukuran para-para jemur disesuaikan dengan kapasitas lahan. Biasanya yang cukup idealadalah dengan lebar 1-1,5 meter dan panjang 10-25 meter.
§ Penjemuran dengan metode gantung
Kebutuhan yang perlu dipersiapkan antara lain : Bambu, kayu, dan tali Polyethlen. Jumlah dan panjang gantungan disesuaikan dengan kapasitas produksi dan kapasitas lahan. Bambudigunakan sebagai tempat untuk menggantung rumput laut bersama tali ris pada saat penjemuran, sedangkan kayu digunakan sebagai penyangga atau tiang gantungan, tali PE digunakanuntuk mengikat kayu ataupun bambu.
Keterampilan dalam menyiapkan peralatan pengering, mencakup bagaimana melakukan inventarisir terhadap kebutuhan sarana/peralatan pengering sesuai metoda yang akan digunakan,serta keterampilan dalam mendesaign area jemur berdasarkan metode yang sudah ditentukan. Pada dasarnya keterampilan ini tiidak terlalu sulit untuk dilakukan.
C. Pengetahuan Dalam Melakukan Pengeringan
Pengeringan yang baik pada saat cuaca cerah dengan intensitas cahaya matahari yang optimal, factor ini secara langsung akan menjamin kualitas produk rumput laut kering. Sedangkanproses pengeringan pada saat cuaca mendung atau hujan akan mengakibatkan fermentasi sehingga akan menurunkan mutu rumput laut kering.
Perlakuan sebelum pengeringan hendakanya dapat mengikuti permintaan pasar, hal ini karena ada beberapa pembeli yang menginginkan dengan criteria tertentu, misalnya kering asin(keringasalan), kering tawar (dicuci dengan air tawar), dan hasil fermentasi (biasanya tampilan berwarna putih).
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menghasilkan criteria tersebut, antara lain :
· Untuk mendapatkan kering asalan, rumput laut setelah dipanen dikeringkan sampai dengan kadar air 38-35% (kering karet), pengeringan yang bagus dilakukan pada para-para jemurmaupun digantung. Untuk mencapai kering karet jika intensitas cahaya matahari normal biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 hari, tandanya jika rumput laut sudah ditempeli Kristalgaram warna putih dan jika digenggam terasa seperti menggenggam karet.
· Untuk menghasilkan kering tawar, setelah di panen rumput laut direndam dan dicuci dengan air tawar (biasanya sampai bau amis hilang) untuk kemudian dikeringkan dengan kadar airsesuai yang diminta.
· Untuk mendapatkan rumput laut hasil fermentasi, biasanya rumput laut dijemur dan ditutup plastic transparan, sehingga akan membuat tampilan warna rumput laut putih.
1). Metode pengeringan rumput laut
Seperti dijelaskan pada pembahasan awal, bahwa dalam melakukan pengeringan rumput laut ada 3 (tiga) metoda yang dapat digunakan, antara lain :
§ Pengeringan dengan alas, baik terpal plastic maupun lantai semen
§ Pengeringan dengan menggunakan para-para jemur
§ Pengeringan dengan metode gantung.
Bervariasinya teknik pengeringan disebabkan oleh beberapa factor antara lain factor sumberdaya manusia terkait pemahaman mengenai mutu rumput laut, factor alam, kapasitaslahan dan efesiensi biaya. Berikut akan dibahas mengenai prosedur pada masing-masing metoda di atas.
a). Pengeringan dengan alas
Metode pengeringan ini dengan melakukan penjemuran rumput laut di atas alas langsung di atas permukaan tanah. Sebagai alas dapat digunakan terpal plastic maupun lantai jemurdari semen dengan luas disesuaikan dengan biaya, kapasitas hasil panen maupun luasan lahan untuk penjemuran
Kelemahan teknik penjemuran dengan cara disebar dengan menggunakan alas plastic terpal/lantai jemur, antara lain :
- Kemungkinan tercampurnya rumput laut oleh kotoran
- Tingkat kekeringan yang tidak merata, hal ini disebabkan tidak ada nya sirkulasi udara, biasanya rumput laut akan berkeringat jika disebar di atas alas terpal plastik. Kondisi inimenyebabkan waktu pengeringan kurang efisien.
b). Pengeringan dengan para-para jemur
Metoda penjemuran ini rumput laut tidak disebar diatas alas langsung di permukaan tanah, namun dengan menggunakan bilahan bambu yang diberi alas jaring polietylen atauanyaman bambu dengan rongga. Pada penjemuran dengan menggunakan para-para alas diletakan dengan menggunakan tiang bambu sehingga tidak langsung menyentuh permukaan tanahsebagaimana pada metode pertama yang sudah dijelaskan di atas. Jumlah dan ukuran unit para-para jemur disesuaikan dengan biaya, kapasitas hasil panen dan kapasitas lahan.
Metode penjemuran ini juga dapat dipasang tidak hanya di darat namun bias dilakukan di laut, yaitu dengan menancapkan bamboo sebagai penyangga alas di dasar perairan. Biasanyapemasangan para-para jemur di laut dilakukan dekat rumah jaga.
Walaupun dari aspek biaya penggunaan metode ini cukup mahal, namun metoda ini lebih baik dibanding metode penjemuran di atas alas terpal. Sehingga rata-rata para pembudidayabanyak yang memilih metoda dengan para-para jemur. Adapun Keuntungan metode pengeringan dengan menggunakan para-para jemur antara lain :
Tingkat kekeringan yang merata dengan kadar air yang diinginkan, hal ini karena memungkinkan adanya sirkulasi udara melewati rongga pada alas jemur. Kondisi ini memungkinkanwaktu pengeringan lebih efisien. Kemungkinan rumput laut tercampur kotoran minim
c). Pengeringan metode gantung
Penjemuran dengan cara digantung dinilai lebih efektif dibanding ke dua metode di atas. Secara umum metode ini sudah biasa dilakukan oleh pembudidaya rumput laut di Provinsi NusaTenggara Timur. Teknik penjemuran dengan cara digantung dilakukan dengan menjemur rumput laut bersama tali ris pada tiang bambu yang dipasang secara horizontal. Cara ini dinilai baikkarena rumput laut tidak banyak mengalami benturan fisik apalagi pematahan thallus. Rumput laut yang diambil dari tali ris dengan cara dipatahkan bias menyebabkan luka fisik pada thallusdan disertai keluarnya getah/gel pada bagian tersebut, yang akan menyebabkan rendahnya kadar rumput laut kering.
Keuntungan melakukan penjemuran dengan cara digantung antara lain sebagai berikut :
§ Selain lebih murah, juga cara ini dinilai lebih baik karena dianggap memiliki kadar kotor yang lebih rendah. Dengan cara digantung kadar garam yang menempel akan minim, hal ini karenaair yang mengandung garam akan dengan cepat menetes ke bawah.
§ Tingkat kekeringan lebih merata dengan waktu pengeringan yang lebih efisien
§ Hasil rumput laut kering utuh. Namun demikian karena penjemuran ini juga dilakukan bersama tali ris, pada umumnya pembudidaya harus mempunyai tali ris dobel sebagai ganti untukpenanaman lagi.
2). Kontrol Kualitas selama Proses Pengeringan
Kegiatan control kualitas selama proses pengeringan dilakukan dalam rangka mempertahankan kualitas rumput laut kering agar sesuai standar terutama kadar air dan tingkatkekotoran. Pada beberapa kasus para pembudidaya kurang memperhatikan control kualitas pada saat penjemuran sehingga mutu rumput laut kering yang dihasilkan tidak sesuai standar yangdiinginkan oleh industry. Kondisi inilah yang menyebabkan posisi tawar produk rumput laut kering menjadi menurun.
Kontrol kualitas pada saat penjemuran dapat dilakukan melalui pembersiahan kotoran, pembalikan, dan melindungi rumput laut yang dijemur dari tingkat kelembaban yang tinggi dankontaminasi yang mungkin terjadi. Untuk mendapatkan tingkat kadar air yang optimal biasanya membetuhkan waktu pengeringan antara 3-4 hari tergantung dari tingkat intensitas matahari.Ciri atau warna rumput laut yang sudah kering adalah ungu keputihan dilapisi Kristal garam.
Sedangkan hal yang perlu dihindari terkait perlakuan pada saat melakukan pengeringan rumput laut, antara lain :
- Menghindari menjemur rumput laut di jalan atau dibahu jalan yang langsung tercemar oleh debu dan asap kendaraan, hal ini akan menjadi penyebab rumput laut terkontaminasi olehlogam berat.
- Menghindari penjemuran di atas pasir, rumput, tanah atau media lain yang dapat menurunkan tingkat kualitas hasil rumput laut kering. Pada beberapa kasus banyak pembudidaya yangmasih melakukan penjemuran di atas pasir di pinggir pantai, hal ini akan menyebabkan kerugian pada pihak pasar/industry sehingga posisi tawar produk menjadi rendah.
- Menghindari perlakuan pengeringan dengan penggaraman. Dampak penggaraman akan mempengaruhi perolehan ekstrak, mepergelap warna hasil panen sehingga menurunkan muturumput laut. Kondisi ini akan merugikan pihak industry pengolah.
Sebagai informasi bahwa hasil rumput laut dengan penggaraman (dibacem) dapat dibedakan dengan yang tanpa dibacem. Biasanya rumput laut hasil penggaraman jika disimpanbeberapa hari akan mengeluarkan air dan garam yang berlebihan (tingkat kekeringan tidak normal).
Keterampilan dalam melakukan pengeringan antara lain sebagaimana yang telah dibahas pada materi pengetahuan sebelumnya. Pelaku harus terampil dalam melakukan pengeringanmulai dari penentuan metode penjemuran, prosedur pengeringan yang menjamin kualitas rumput laut kering, dan mampu mengontrol dan memperlakukan rumput laut pada saatpenjemuran agar terjaga kualitasnya.
Prosedur pengeringan berdasarkan metoda penjemuran antara lain :
- Pengeringan dengan alas terpal plastic atau alas lantai semen
- Menyiapkan kebutuhan peralatan penjemuran yaitu alas jemur baik plastic maupun lantai semen
- Membersihkan area jemur dari kemungkinan kotoran penempel
- Rumput laut hasil panen terlebih dahulu dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Pencucian dengan menggunakan air laut.
- Menyebar rumput laut pada alas jemur dengan jalan mengatur ketebalan rumput laut agar tingkat kekeringan merata.
Pengeringan di atas para-para jemur
Siapkan sarana para-para yang dibutuhkan dengan jumlah dan ukuran sesuai kapasitas hasil panen
Sebelumnya bersihkan para-para dari kotoran penempelan
Rumput laut hasil panen sebelumnya dicuci air laut untuk menghindari penempelan kotoran
Letakkan rumput laut diatas para-para dengan mengatur ketebalan secara rata
Pengeringan dengan metode gantung
- Menyiapkan sarana jemur gantung dengan jumlah dan ukuran/panjang unit disesuaikan dengan pertimbangan biaya, kapasitas hasil panen dan kapasitas lahan. Untuk menampungkapasitas hasil panen yang lebih banyak tempat penggantungan dapat dibuat lebih banyak dalam bentuk kontruksi rumah
- Setelah pemanenan, sebaiknya mencuci rumput laut dan tali ris dengan air laut untuk meminimalisir penempelan kotoran
- Penjemuran dengan mengikat/menggantung rumput laut bersama tali ris pada tiang jemuran, atau menggantung tali ris dan rumput laut pada paku/pasak yang dipasang pada tiangbamboo/kayu horizontal
- Mengatur jarak antara ikatan rumput laut pada tiang jemuran agar tingkat kekeringan merata.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kualitas pada saat proses pengeringan, antara lain :
- Melakukan pembersihan/sortasi dari kemungkinan penempelan kotoran pada saat proses pengeringan
- Melakukan pembalikan secara kontinyu guna menjamin tingkat kekeringan merata sesuai tingkat kadar air yang diinginkan pihak industry.
- Menjaga kelembaban agar tetap stabil, kelembaban tinggi terjadi pada saat musim hujan. Rumput laut pada saat malam hari ditutup plastic untuk menghindari pengaruh embun, atausimpan sementara pada gudang yang kelembabannya rendah sebelum dijemur ulang.
- Melindungi rumput laut dari kontaminasi bahan kimia atau logam berat.
4. Penyimpanan
Setelah rumput laut kering dilakukan pengemasan dengan karung net atau plastik. Untuk lebih efisien tempat rumput laut kering dapat dipress (cetak) menjadi bentuk kotak-kotak padat per Kg atau 5 kg sehingga pengemasan selanjutnya menjadi lebih efisien dalam kotak- kotak kayu.dan dijaga agar sirkulasi udara baik. Hal ini disebabkan apabila sirkulasi udara dalam ruangan dan kemasan tidak baik, maka akan terjadi proses fermentasi, rumput laut menjadi apek dan timbul kapang/jamur yang akan menurunkan mutu rumput laut
Proses penyimpanan rumput laut (Balai Besar Pengembangan danPengendalian Hasil Perikanan (BBP2HP) adalah sebgai berikut :
- Gracilaria kering dapat dipress manual dengan tangan dan dikemas dalam karung dengan berat 30-40 kg/karung atau dikemas dengan mesin press dengan ukuran berat Gracilaria 50, 75 dan 100 kg. Hal ini disesuaikan dengan permintaan dari pembeli.
- Simpan Gracilaria di gudang dan pastikan gudang terjaga kebersihan dan kekeringannya serta sirkulasi udara yang baik.
- Pastikan atap dan ventilasi gudang tidak bocor ketika hujan serta tidak ada celah untuk binatang masuk ke lokasi gudang.
5. Pemasaran dan Pengiriman
Proses pemasaran dan Pengimirian rumput laut adalah sebagai berikut :
- Pemasaran Gracilaria kering dapat ditujukan ke pedagang lokal dan pedagang besar (eksporter) atau pabrik agar - agar. Jumlah atau besarnya volume disesuaikan sesuai dengan kapasitas kelompok petani.
- Kelompok pembudidaya dapat memperoleh informasi harga langsung dari pembeli yang potensial dengan meminta penawaran harga Gracilaria kering atau kesepakatan kerjasama jual beli Gracilaria berdasarkan kontrak dengan pengusaha.
- Setelah ada kesepakatan harga dan cara pembayaran (misalnya pembayaran dengan tunai, tidak ada pemberian uang di depan), pengiriman Gracilaria kering dapat menggunakan truk atau container ke gudang atau pabrik agar. Gracilaria dikirimkan dalam container dengan kondisi lantai kontainer kering dan bersih serta bebas dari bahan kimia untuk pengiriman ekspor. Kerjasama dapat dijalin dengan ekspedisi yang sudah punya pengalaman dalam pengiriman ekspor dan pengiriman antar pulau untuk memudahkan pengiriman kontainer.
- Astawan, I. 2007. Penanganan dan pengolahan hasil perikanan.Universitas terbuka, Jakarta
- Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan (BBPHP). 2011. Teknologi Penangan Rumput Laut.
- Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007.Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian Pascapanen Perikanan. Edisi Revisi. Balai Besar riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
- Firdaus Muhamad *, Prihanto A.A, dan Nurdiani Rahmi (2015) Peningkatan Mutu Rumput Laut (Gracilariasp) Kering Dengan Pencuci Drum Increasing The Quality Of Dry Seaweeds By Drum Washing Machine Program Studi Teknologi Hasil Perikanan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang-65145, Indonesia
- WWF Indonesia (2014) . Budiaya Rumput Laut Gracilaria sp di tambak. Seri Panduan Perikanan Skala Kecil. Versi 1 | Juni 201 4ISB N978-979-1461-375
Tidak ada komentar:
Posting Komentar