Siapa sih yang tidak tahu dengan hewan licin panjang yang satu ini? Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang cukup tinggi penggemarnya. Belut sangat baik dikonsumsi karena memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh kita.
Kandungan nutrisi belut:
Sumber: direktorat gizi Depkes
Terlepas dari manfaat dan kandungan nutrisi belut, karena memang ikan yang satu ini juga cukup enak untuk dikonsumsi, rasa dagingnya yang kenyal dan gurih membuat siapa saja yang menikmatinya pasti ketagihan. Tidak heran kalau permintaan akan ikan belut semakin meningkat. Nah ini bisa menjadi peluang usaha untuk kita, kita bisa menjadikan ternak belut sebagai ladang untuk mengais rupiah.
Cara Ternak Belut
Berikut ini step by step untuk anda memulai ternak belut hingga panen dari syukur-syukur kalau bisa sukses besar, namun tentu saja semuanya butuh proses dan belajar.
Cara Ternak Belut untuk Pemula
1. Tempat Ternak Belut
Hal pertama yang harus kita persiapkan adalah sarana untuk budidaya belut. Ada banyak pilihan sarana ternak belut yang bisa kita gunakan. Semuanya tentu saja memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing.
a. Kolam Terpal
Sarana ternak belut yang pertama adalah dengan menggunakan kolam terpal. Untuk ukuran terpal yang kita gunakan disesuaikan dengan jumlah belut yang akan kita budidayakan. Untuk ukuran idealnya adalah 50-100 ekor/m perseginya. Perlu sama-sama kita ketahui, belut biasanya mengeluarkan semacam lendir yang merupakan metabolisme alamiahnya untuk bertahan hidup. Jika lendir ini menumpuk dan dalam jumlah yang banyak tentu akan merusak kualitas air. Maka dari itu, kita sebaiknya mengganti air jika kualitas air sudah rusak. Kita bisa melakukan sipon atau membuang air bagian bawah dengan pompa penyedot kemudian mengisi dengan air baru.
Nah, ini tips dari saya berdasarkan pengalaman pribadi, karena terlalu repot rasanya kalau harus membuang air dengan menggunakan pompa air, anda bisa membuat saluran pembuangan di bagian tengah. Kalau dalam budidaya istilah ini dikenal dengan sistem center drain.
Kolam kita buat mengerucut ke tengah, jadi bagian tengah kolam lebih dalam ketimbang bagian pinggir kolam. Untuk cara membuatnya sangat mudah. Intinya, air akan terbuang begitu pipa pembuangan kita cabut tanpa menggunakan pompa. Dengan sistem center drain pengontrolan air jadi sangat mudah sekali. Setelah air kita buang secukupnya kemudian kita tambahkan air baru.
b. Tong/Drum
Selain dengan menggunakan terpal, tong atau drum juga bisa menjadi sarana budidaya belut. Berikut ini cara membuat kolam tong untuk belut:
- Bersihkan tong / drum hingga bersih terutama pada bagian dalamnya
- Buat lubang memanjang pada drum
- Letakan drum pada tanah yang datar dan juga beri pengganjal pada kanan dan kiri agar drum tidak terguling
- Jangan lupa buat juga saluran pembuangan dibawah tong
- Yang terakhir buat juga peneduh dari sinar matahari agar belut tidak kepanasan
Cara Ternak Belut dalam Drum
Media tumbuh belut merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam budidaya belut. Dengan komposisi yang pas pada media tunbuh ini yang menentukan cepat atau lambat pertumbuhan belut diluar faktor pakan. Untuk kolam dari tong bekas menggunakan media berupa lumpur kering, kompos, jerami padi pupuk TSP, dan mikroorganisme stater.
Berikut ini tips membuat media tumbuh belut untuk kolam drum bekas
- Dasar drum diberi lapisan jerami dengan ketebalan 50 cm
- Lalu siram jerami dengan mikroorganisma stater. Komposisi 1 liter per drum
- Selanjutnya diberi lapisan kompos setinggi 5 cm, bisa juga menggunakan pupuk kandang atau tanah humus
- Lapisan yang terakhir adalah lumpur kering yang sudah dicampur dengan pupuk TSP 5kg. Lapisan yang terakhir ini setinggi 25 cm.
- Tinggal masukan air besih kedalam drum setinggi 15 cm dan diamkan selama 2 minggu sebelum dimasukan belut karena harus melalui proses fermentasi dahulu. c. Bak Semen
- Bak permanen merupakan sarana budidaya belut yang selanjutnya. Tentu saja kolam permanen membutuhkan modal yang lumayan untuk membautnya. Namun tentu saja dengan banyak keunggulan.
Nah, sama halnya dengan kolam terpal, sebaiknya anda membuat sistem pembuangan kotoran dengan sitem center drain.
d. Bak Fiber
Bak fiber juga bisa anda jadikan sebagai sarana untuk budidaya belut. Biaya yang kita keluarkan tentu saja lebih mahal untuk pengadaan bak fiber.
2. Pemilihan Bibit Belut
Setelah kita memiliki tempat yang sesuai dengan jumlah belut yang akan kita budidayakan, langkah selanjutnya adalah memilih benih belut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita memilih anakan yang akan kita besarkan. Berikut ini kriteria anakan belut yang bagus untuk diternak:
a. Pilih Bibit Belut yang Bebas Luka
Tips pertama memilih benih belut adalah usahakan agar bibit bebas dari luka baik itu akibat gesekan dengan benda kasar ataupun karena penyakit, karena bisa menular ke yang lainnya.
b. Tidak Lemas saat Dipegang
Pastikan bibit belut yang akan diternak tidak lembek, karen belut memiliki tubuh yang keras,
c. Pilih Belut yang Lincah
Belut memiliki sifat dasar agresif dan jarang diam bahkan saat kita pegang biasanya akan berusaha untuk melepaskan diri. Bila anda menemukan ada anakan yang upacara bendera (mendangak ek atas) sebaiknya di ambil pisahkan dari yang lainnya. Belut yang baik akan memiliki ciri tenang tapi lincah, belut akan mengambil oksigen keatas dengan cepat kamudian kembali kebawah lagi.
d. Usahakan Ukuran Benih Seragam
Hal ini cukup penting, karen dengan ukuran seragam biasanya tidak ada dominasi dalam makan nantinya. Bila ada belut yang berukuran lebih besar biasanya akan lebih dominan nantinya. Yang besar semamin besar dan yang kecil lambat besarnya. Sebaiknya anda mensortis belut paling tidak 3 minggu sekali agar ukuran tetap seragam.
3. Jumlah Tebar Belut Ideal
Belut membutuhkan space yang cukup untuk tumbuh optimal. Bila space atau ruang yang dimiliki kecil biasnaya tumbuh belut tidak akan maksimal, bisa kerdil, lambat pertumbuhan dan air cepat rusak. Untuk kepadatan optimal bibit belut sebaiknya ukuran panjang 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/m2.
Sedikit tips terbak belut, usahakan untuk menebarkan benih pada pagi atau sore hari agar ikan terhindar dari stres. Untuk bibit hasil tangkapan alam sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa kocokan telur selama dalam proses karantina. Aturlah sirkulasi air dengan seksama. Jangan terlalu deras (air seperti genangan sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur juga kedalaman air, hal ini berpengaruh pada postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk mengambil oksigen dari permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.
4. Pemberian Pakan Selama Ternak Belut
Jika bibit sudah kita tebarkan, kini saatnya kita membesarkan benih belut tersebut. Untuk persentase pakan, sebaiknya berikan 5-20% dari bobot tubuh /hari. Seiring berjalannya waktu biasanya kita akan terbiasa dan bisa menggunakan feeling saat ikan sudah kenyang atau masih lapar.
Usahakan agar pakan selalu tercukupi agar belut tidak kanibal. Pemberian pakan bisa pada sore karena belut biasa mencari mangsa di sore dan malam hari. Untuk pakan bisa diberi cacing lor, cacing merah, cacing lumbricus, ikan cere, ikan cithol, ikan guppy, anakan ikan mas, berudu (kecebong), lambung katak, keong mas/sawah, ulat hongkong dan masih banyak yang lainnya.
5. Proses Pemanenan Belut
Setelah kira-kira 3 – 4 bulan proses budidaya, maka belut biasanya sudah bisa dipanen. Dengan bobot rata-rata sekitar 3-5 ekor/perkilonya, dengan harga jual 32.000/kg. Untuk ukuran panen tergantung permintaan pasar. Kalau 3 -5 ekor terlalu besar bisa dikurangi lagi.
Untuk keuntungan sendiri bisa kita kalkulasikan dengan selurubuh biaya operasional dan modal awal untuk membeli benih, pakan serta peralatan pendukung serta sarana budidaya.
Harga bibit sendiri untuk belut rata-rata panjangnya 6-11cm dipasaran djual sekitar Rp.55.000/ kg (isi 75-110 ekor/kg). Nah jadi kita sudah bisa menghitung berapa kira-kira keuntungan yang bisa kita peroleh.
Referensi
- Affandi, R., Y. Ernawati, S. Wahyudi. 2003. Studi Bio-Ekologi Belut Sawah (Monopterus albus) Pada Berbagai Ketinggian Tempat di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor.
- Bahri F. 2000. Studi Mengenai Aspek Biologi Ikan Belut (Monopterus albus) di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skipsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB, Bogor.
- Muktiani. 2011. Menggeluti Bisnis Belut (Seri Perikanan Modern). Pustaka Baru. Yogyakarta.
- Ruslan, R. 2009. Buku Pintar Budidaya dan Bisnis Belut. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar