Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan sedikit air. Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.
Manusia selalu ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkan sebaik atau sebanyak mungkin dengan cara mudah, efektif, efisien, cepat, dan murah, termasuk dalam dal teknologi budidaya belut. Para pembudidaya belut juga ingin dapat melakukan hal tersebut, walau masih dengan keterbatasan teknologi yang ada. Namun, dengan upaya teknis yang lebih baik, pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik pada yang lampau. Bagi Anda yang ingin membuka usaha budidaya belut berbagai jenis, berikut ini tips persiapan lahan untuk memelihara hingga pemanenan belut untuk pemula yang baik.
Budidaya Belut
- Lokasi usaha. Lokasi usaha sebaiknya dekat dengan sumber air, sumber media, sarana produksi, dan bahan bantu seperti bahan bakar.
- Transportasi. Tersedianya transportasi akan memudahkan pengangkutan kebutuhan produksi maupun pendistribusian/pemasaran produk.
- Kondisi masyarakat setempat. Masyarakat yang tidak begitumenyukai produk tersebut karena petimbangan tertentu dapat mengganggu jalannya usaha
- Tidak mengganggu lingkungan
- Kemudahan dalam mengakses fasilitas yang tersedia dari pemerintah seperti listrik, telepon, pdma,jalan, dan saluran.
- Kemudahan untuk mendapatkan kebutuhan bahan bangunan, jika usaha tersebut harus mendirikan bangunan terlebih dahulu
- Jika mendirikan usaha di luar daerah, peraturan atau regulasi daerah setempat perlu di pertimbangkan.
- Jika lokasi di nilai sebagai modal investasi maka lokasi yang di beli dengan harga murah dapat menekan perhitungan biaya produksi.
Perlengkapan Budidaya
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan da n merupakan prioritas untuk keberhasilan budidaya pembesaran belut.
- Ketersediaan pakan.
- Media budidaya.
- Pengelolaan kualitas air.
- Peneduh.
Wadah Budidaya
Pembesaran belut dapat dilakukan di wadah apa saja, asalkan dapat menampung belut dan mencegah belut lolos dari tempat budidaya.
Cara pembuatan wadah dan media budidaya telah di bahas pada bab sebelumnya.
Beberapa wadah yang dapat di gunakan untuk budidaya belut khusus pembesaran.
- Kolam tembok
- Kolam terpal
- Kolam jaring
- Dalam Drum/tong
- Kolam media air
- Kombinasi mina padi
Benih Belut
Pengadaan benih merupakan kegiatan yang sangat penting bagi budidaya belut. Budidaya dapat berjalan dengan baik jika kebutuhan terhadap benih terpenuhi.
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup budidaya adalah sebagai berikut.
- Ketersediaan benih. Benih hendaknya cukup mudah diperoleh dan tersedia secara kontinu dan terjamin kualitasnya.
- Kualitas benih. Benih berkualitas baik lebih memberikan jaminan keberhasilan dalam usaha budidaya.
- Ukuran benih. Benih yang berukuran seragam akan menekan angka persaingan dalam memperoleh pakan dan risiko kanibalisme.
- Asal benih. Benih yang berasal dari daerah yang memiliki kondisi lingkungan yang hampir sama memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik.
Untuk bisa mendapatkan benih belut yang baik, pembudidaya harus mengenal ciri-ciri yang baik secara fisik.
- Gerakan belut cukup lincah dan agresif, jika terkena sentuhan sedikit, belut akan langsung bereaksi.
- Tubuh belut secara fisik utuh, tidak ada luka, tida ada penyakit yang menempel, kulit halus, mulus, dan licin.
- Mempunyai umur di bawah empat bulan, untuk budidaya pembesaran.
Benih untuk budidaya belut dapat diperoleh dari hasil budidaya dan hasil penangkapan. Benih yang di hasilkan baik dari budidaya maupun dari penangkapan memiliki kesamaan, sesuai dengan jenis belutnya. Benih belut kualitas baik jika di budidayakan dengan baik akan menghasilkan panenan belut dengan baik pula.
Penebaran Benih
Setelah media budidaya dan benih belut yang akan di budidayakan siap, segera dilakukan penebaran. Agar budidaya belut dapat menghasilkan belut yang optimal, diperlukan kehati-hatian dan keseriusan dalam setiap segmen kegiatan, termasuk di antaranya adalah saat menebar benih. Penebaran belut di kolam budidaya harus di lakukan dengan hati-hati dan pada waktu yag tepat. Penebaran benih belut yang akan di ulas disini adalah penebaran benih belut untuk pembesaran, sehingga kegiatan disini adalah penebaran paska pendederan. Pada budidaya pembesaran belut, umumnya sering terjadi tingkat kematian benih agak tinggi pada minggu-minggu pertama setelah penebaran.
- Kesiapan media budidaya.
- Dapatkan penyuplaian dan sirkulasi air bersih terus terjaga dengan baik
- Yakinkan bahwa benih belut yang akan di tebar dalam kondisi baik.
- Sebelum di tebar di media budidaya yang baru, benih belut perlu di karantina terlebih dahulu dalam kolam khusus karantina.
- Pada saat transportasi, beberapa pembudidaya tidak memberikan banyak air untuk belut. Karena adanya goncangan pada air waktu transportasi.
- Setelah belut sampai di tujuan, berikan air dan larutan gula pasir secukupnya sambil diistirahatkan selama 30 menit hingga belut kembali segar.
Penebaran belut media di budidaya harus memperhatikan kemampuan toleransi populasi belut terhadap volume dan luasan bahan organik sebagai media budidaya. Pembesaran belut dapat dilakukan di wadah atau tempat pemanen maupun semi permanen.
Untuk benih belut dengan ukuran panjang sekitar 12-15 cm, padat penebaran sebanyak 25 ekor/m2 atau berat biomasa 1-1,5 kg/m2. Namun, tidak menutup kemungkinan padat penebaran belut 2-3 kg/m2, asal di imbangi dengan pemberian pakan yang optimal dan pengelolaan air yang baik.
Cara penebaran benih
Saat penebaran benih belut merupakan saat yang cukup rawan. Apalagi bagi belih belut yang telah mengalami transportasi yang relatif jauh. Perjalanan yang jauh dan lama membuat kondisi belut melemah. Penebaran benih belut sebaiknya dilakukan pada pagi hari 06.00-09.00 atau sore hari 15.00-17.00. Masukkan wadah belut ke dalam media secara perlahan dan biarkan benih keluar sedikt demi sedikit. Biarkan belut yang mulai keluar-masuk ke dalam kolam bergerak sendiri. Jangan benamkan benih belut ke dalam air atau media dengan paksa.Sebagai idikator bahwa media budidaya cocok atau tidak berbahaya untuk kehidupan belut, bila setelah belut di sebar dalam media budidaya dapat dengan mudah masuk ke dalam media budidaya. Pada proses budidaya belut, risiko terbesar adalah pada minggu pertama sampai kedua setelah kematian terjadi pada masa ini.
Pertumbuhan Belut
Pertumbuhan belut merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya. Pertumbuhan yang kurang optimal dapat menyebabkan usaha budidaya mengalami kerugian. Pertumbuhan pada belut dapat di artikan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat belut dalam satuan waktu tertentu. Pertumbuhan adalah pertambahan jaringan akibat pembelahan sel secara mitosis atau hipertrofi. Pertumbuhan merupakan proses biologi yang kompleks karena banyak faktor yang berpengaruh.
Pakan
Belut termasuk hewan air yang sangat rakus dalam memangsa pakan. Oleh sebab itu, pemberian pakan pada belut jangan sampai terlambat. Pada usaha pembesaran, laju pertumbuhan belut sangat pesat, terutama pada waktu belut berusia dua bulan setelah penebaran benih dari ukuran 12-15 cm. Keterlambatan pemberian pakan membawa akibat buruk pada belut. Pada belut dewasa, kondisi organ pencernaan sudah sempurna dan kuat sehingga jenis pakannya pun lebih bervariasi. Walaupun ukuran pakan sesuai dengan ukuran mulutnya, tetapi pakan yang lebih besar sudah dapat di santap dengan baik.
Jumlah pemberian pakan harus di sesuaikan dengan takaran atau porsi dan berat belut budidaya. Frekuensi pemberian pakan dapat dilakukan sehari sekali dengan waktu pemberian ideal pada sore/malam hari. Pada kondisi areal budidaya gelap atau memiliki naungan, pemberian pakan dapat dilakukan kapan saja.
- Setalah tebar hingga umur 11 hari, belut di beri pakan cincangan yuyu, untuk merangsang nafsu makan belut.
- Mulai umur 12 hari hingga 1 bulan, belut di beri pakan alami mati seperti keong, bekicot, atau hewan matu yang tidak tercemar penyakit.
- Pada umur 2-3 bulan, belut di beri pakan hidup seperti cacing, belatung, kecebong/berudu, cetol, dan ikan kecil.
- Selanjutnya umur 3-4 bulan atau lebih, belut dapat di beri kombinasi pakan alami hidup dan mati.
Perawatan Belut
Agar cara budidaya belut dapat memberikan hasil yang efektif, rawatlah belut dengan seksama. Perhatikan kualitas air, pemberian pakan secara teratur serta sesuai dengan takaran agar tidak menimbulkan air yang cepat kotor dan sifat kanibalisme belut. Perlu diketahui kebiasaan belut yang mengalami penyakit, yaitu ditandai dengan belut terus bergerak pada siang hari dan aktif menyerang belut lainnya.
Belut adalah binatang yang mengeluarkan lendir. Hal ini dikarenakan mekanisme tubuh untuk melindungi dirinya yang terbilang sensitif. Lendir yang keluar dari belut ini secara terus-menerus dapat mempengaruhi tingkat keasaman air atau pH air di kolam.
Sehingga ketika air kolam mencapai ambang batas pH 7, maka air harus segera dinetralkan atau segera disirkulasi. Maka dari itu media budidaya belut harus dilengkapi dengan sirkulasi air yang memadai.
Proses Panen Belut
Proses pemanenan belut sebenarnya tidak memiliki takaran dan masa panen, karena mau sekecil apapun belut tetap bisa dinikmati dan bergizi tinggi. Namun agar panen yang didapati dalam jumlah maksimal, maka bisa melakukan panen setelah 3 hingga 4 bulan masa pemeliharaan.
Belut yang memiliki kualitas yang baik, bisa seterusnya Anda jadikan untuk indukan dan menghasilkan bibit-bibit baru nantinya. Anda bisa melakukan pemanenan secara harian atau tidak secara sekaligus dengan penangkapan manual. Hal itu karena kebanyakan masyarakat menyukai ukuran belut yang beragam, tidak selalu harus ukuran yang besar.
Proses panen dengan cara budidaya belut tanpa lumpur ini lebih mudah dan praktis daripada metode lainnya. Apabila menggunakan kolam bisa dilakukan dengan menguras kolam atau menjaring belut yang ada di kolam.
Referensi
- Junariyata. M.F. 2012. Panen Belut 3 Bulan di Media Air Bening Tanpa Lumpur. Penebar Swadaya, Jakarta.
- Khairuman, A. 2002. Budidaya Sidat Pada Jaring Apung. Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sukamandi, Jawa Barat.
- Putra, W.K.A. 2010. Laju Pertumbuhan dan Konversi Pakan Belut Sawah dengan Pemberian berbagai Pakan Hewani dalam Media Air. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. UNSOED, Purwokerto.
- Sarwono. B. 2011. Budidaya Belut dan Sidat. Penebar Swadaya, Jakarta.
- Sundoro, R. M. S. 2003. Belut Budidaya dan Pemanfaatannya. Agromedia Pustaka, Jakarta.
- Titiana, A. 2009. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw) yang dipelihara pada Media Air dengan Jenis Pakan Berbeda. Skripsi. UNSOED, Purwokerto.
- Warisno & K. Dahana. 2010. Budidaya Belut Sawah dan Rawa di Kolam Intensif dan Drum. Lily Publisher, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar