Minggu, 23 Oktober 2022

Belut - Teknik Pembesaran

Sejarah Singkat Budidaya belut di Indonesia bergaung mulai tahun 1997 ketika krisis moneterpada perkembangannya, maka bermunculan peternak belut yang lahir dari seminar / pelatihan tetapi kebanyakan gagal.mereka yang masih tetap eksis bertahan adalah sebagai petani pemijahan belut, supplier belut, pengepul dan pengrajin belut olahan.Ciri khas belut
Ciri khas belut yang lain adalah tubuh licin berlendir, tidak bersisik, dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik, bermata kecil.Ukuran tubuh belut bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah Monopterus albus sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa).Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur (tempat persembunyian). Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil dan juga ada yang bersifat kanibalisme.

Klasifikasi belut adalah sbb:
Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.

Prospek usaha 
Herman Susilo, pembudidaya belut super asal Malang, Jawa Timur, menyatakan, bobot tiga ekor belut super bisa mencapai 1 kg.sebaiknya belut super lebih banyak diberikan pakan alami, seperti keong, katak, atau cacing ketimbang pakan buatan. "Pakan alami membantu pertumbuhan lebih cepat," panen 3-4 bln, sd pakan buatan panen 6-7 bln. .panen, kolam 2x5 meter menampung 50 kg bibit bisa menghasilkan 250 kg belut super/3-4 bln. Harga setiap kilonya sekitar Rp Rp Dengan harga tersebut, omzet yang didapatnya sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta setiap kali panen. Adapun laba bersihnya 50%.Setelah pakan tambahan siap (gedebok pisang dan jerami + pupuk kandang, 2 minggu setelah air masuk 15 cm / terjadi pembusukan), berilah lumpur kering, maka benih siap dimasukkan.

Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.Dari bibit satu kintal bisa menghasilkan 1 ton belut panen. Modal 25juta dalam empat bulan dapat menghasilkan uang 60jutaan keuntungan bersih setelah dikurangi beban bisa mencapai 20juta, jumlah angka yang menggiurkan.

Manfaat & Nutrisi belut
Sebagai sumber protein hewaniKhasiatnya dikatakan setanding dengan ikan tengiri dan selar, mengandungi 18.6 % protein dan 15 % lemak.Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin D dan zat besi. Tidak heranlah banyak yang percaya belut boleh membantu mengobati penyakit seperti sakit pinggang, lelah, darah tinggi, lemah tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan.Spesies ikan ini jika dikonsumsi secara rutin miniman 100 gram/hari dikatakan dapat menguatkan daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit, mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah hepatitis, Selain itu, belut juga terbukti mampu membantu kelancaran produksi air susu ibu ( ASI )Beberapa sinshe mengatakan bahwa belut membantu perkembangan otak dan fisik anak serta remaja.

Kegiatan Pembesaran 
Persiapan Kolam Pengisian Air
Pengadaan Benih dan Penebaran BenihPemberian PakanPengelolaan Kualitas AirPengendalian Hama dan PenyakitPengamatan PertumbuhanPengamatan Kelulus-hidupan

Persyaratan lokasi
1. Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
2. Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun. Air yang kurang layak/tidak bagus untuk budidaya belut di air bersih air PDAM karena banyak mengandung zat-zat kimia (kaporit), air yang langsung diambil dari sumur bur karena sangat minim kandungan oksigennya dan air limbah
3. Suhu udara/temperatur optimal untuk pertumbuhan belut yaitu berkisar C.
4. Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan oksigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
5. Kolam budidaya harus ada sirkulasi air walau dengan debit yang sangat kecil (ada yang masuk dan ada yang keluar). Dengan adanya aliran air kedalam kolam budidaya maka akan menambah kandungan oksigen didalamnya sehingga sangat berpengaruh dalam untuk perkembangan serta pertumbuhan belut serta tidak terlalu repot untuk penggatian air. Jika kolam budidaya belut tidak ada sirkulasi air dan pembuangan, air akan cepat kotor/keruh kecoklatan, maka kita harus sering mengganti air paling tidak selama 2 atau 3 hari sekali.

Penyiapan Sarana dan Peralatan
Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran cm sampai menjadi ukuran cm.Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran cm.

Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.Kolam belut bisa berupa terpal, Seng, drum yang tidak digunakan atau kolam permanen dan lain-lain.Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.

Peralatan & media kolam
Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi, gedebok pisak dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi gedobok pisang dan sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik+ air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam. Setelah satu bulan di taruh di kolam mediasi itu kemudian bulan keduanya Lumpur dikurangi tiap hari sampai habis, belut tidak kaget serta jadi terbiasa hidup diair jernih.

Persiapan Kolam 

Ternak belut dalam tong
Caranya adalah dengan melubangi sisi drum tersebut selebar +/- 30 cm secara memanjang dari atas ke bawah. Kemudian, drum yang sudah dilubangi sisinya tersebut direbahkan dengan posisi lubang di atas. Anda juga dapat menyambung drum-drum tersebut untuk mendapatkan kolam yang panjang. Tentu saja Anda harus mengelas sambungan drum agar drum tidak bocor saat diisi air.Ada hal penting dalam cara ternak belut, bahwa sebelum drum diisi air, drum harus dicat terlebih dahulu agar terhindar dari karat saat terisi air. Baru setelah catnya kering, drum diisi dengan lumpur dengan sampai dengan ketebalan +/- 50 cm. Kemudian drum dapat diisi air sampai permukaan air kurang lebih 5 – 10 cm di atas lumpur.Langkah selanjutnya adalah mengkondisikan kolam drum agar seperti habitat belut sebenarnya. Caranya dengan menanami eceng gondok di dalam kolam drum. Eceng gondok ini juga berfungsi untuk memproduksi oksigen bagi belut yang Anda pelihara di dalam drum. Sebagai acuan, jumlah ideal eceng gondok dalam drum adalah kurang lebih 30% dari luas permukaan air di dalam drum.lebih baik drum tidak diletakkan di tempat yang langsung terkena sinar matahari.

Pengisian Air
Pengisisan air dilakukan sekitar 10 cm dari permukaan lumpur diusahakan air tetap terus mengalir untuk membawa kotoran yang keluar dan menghindari akumulasi amoniak yang dapat meracuni belut.Budidaya yang dilakukan mempunyai kisaran suhu air 25º-27º C dan pH berkisar 6–7 dengan oksigen terlarut 4–5 mg/ L.

Pengadaan Benih dan Penebaran Benih
Asal: SukabumiJumlah: 50 kg/ kolam (10-15 cm,25–30gr/ ekor)kepadatan :100 ekor/ m².Kriteria:utuh dan mulus , tdk ada bekas gigitanmampu gerak lincah dan agresifSehat :tubuh yang keras, tidak lemas saat dipegangtubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatanusia berkisar 2-4 bulan

Bibit belut1
. Pilih bibit belut yang berukuran “fiberling” yaitu seukuran batang rokok/pena, seragam waktu pengiriman jangan terlalu lama maksimal 1 jam mengurangi stressing.

Induk Belut 
Ciri Induk Belut Jantan
1. Berukuran panjang lebih dari 40 cm. 
2. Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu. 
3. Bentuk kepala tumpul. 
4. Usia diatas sepuluh bulan

Ciri Induk Belut Betina
1. Berukuran panjang cm 
2. Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda 
3. Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut 
4. Bentuk kepala runcing 
5. Usia dibawah sembilan bulan.

Ciri-ciri bibit
Pilih bibit belut yang berukuran “fiberling” yaitu seukuran batang rokok/pena, seragam waktu pengiriman jangan terlalu lama maksimal 1 jam mengurangi stressing.Pilih belut yang berwarna cokelat kekuningan (oranye) berdada kuning, atau kecoklatan bening dan bertutul hitam. Apabila dipegang/ diangkat tidak melengkung lemas.
Ditempat penampungan kepala tidak mendongok ke atas dan tenang tetapi bergerak aktif posisi tetap dibawah dan dalam air. Kalau mau mengambil nafas mereka menjulurkan hidungnya keluar air langsung kembali ke dalam air dengan cepat. Warna disekitar insang cerah. Posisi perutnya masih dibawah jangan memilih belut yang sudah terlentang dipastikan tidak lama akan mati. Tidak luka atau cacat karena terkena penjepit/ pancing atau alat waktu menangkap.
Pilihlah bibit belut yang dapat besar yakni berwarna kekuning-kuningan, coklat cerah bening, ada toto-totol hitam samar-samar, coklat agak kehijauan disekujur tubuhnya, kepala jendol dan dipunggug bagian ekor bergaris berwarna kuning cerah ada batikan/ motif terlihat jelas dibagian ekor. Bagian kepala ada corat coret berwarna kuning terlihat jelas, bibit yang punggungnya berwarna coklat kehitaman tetapi berdada kuning.

Perkembang-biakan Belut
Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan suhu sekitar 28° C atau lebih. 

Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. Lubang berbentuk “U” dimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.

Penetasan
Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.Perlakuan dan Perawatan Bibit Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.

Menyiapkan Bibit
Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.

Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. 

Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

Hama belut
Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya (ular, burung belibis, bebek, serangga, musang air, ikan gabus, berang-berang dan kucing) sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.

Kehadiran predator sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali.Perlu diingat selain pakan, yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut di kolam atau tong ialah kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. 

Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Bila terjadi perubahan, segera beri penetralisir.Suhu air optimal untuk beternak belut perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Hanya dalam waktu 4 bulan sudah siap panen.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang paling sering menyerang belut (Monopterus albus) adalah burung dan ular sehingga untuk mencegahnya adalah dengan memasang paranet di atas kolam untuk mencegah burung masuk area kolam.

Pertumbuhan dan Kelulus-hidupan
  • laju pertumbuhan 1.46% per hari
  • mortalitas 15% dengan jumlah produksi 510 kg setiap kali panen.
Pemberian Pakan 
  • Waktu: jam 5 sore 
  • Jumlah dan jenis : Pakan buatan (pakan lele) 500gr/kolam (1%), pakan alami dua hari sekali sebanyak 500gr/kolam
Makanan dan kebiasaan makan 
Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan berdiameter 5 cm.

Jenis pakan yang baik untuk ternak belut adalah cacing sutra, bekicot, ikan kecil, atau keong emas. Selain itu untuk menambah kandungan, Anda bisa mencampurkan pelet atau pakan buatan dengan perbandingan 1 : 1. Misalnya, apabila Anda memberikan pakan berbahan 1 kg bekicot maka sebaiknya Anda campurkan pelet atau pakan buatan sebanyak 1 kg. Selanjutnya tinggal disesuaikan dengan jumlah populasi ternak belut yang dibudidayakan.Untuk memperkaya nutrisi guna membantu mempercepat pertumbuhan ternak belut dan mempersingkat masa budidayanya, Anda bisa tambahkan produk suplemen dari Natural Nusantara VITERNA + POC NASA. Setiap 1 tutup VITERNA dan 1 tutup POC NASA bisa digunakan sebagai campuran pakan antara 2 – 3 kg. Selanjutnya tambahkan sedikit air sebagai pelarut.Sebelum diberikan kepada belut, pakan yang sudah tercampur nutrisi dari VITERNA dan POC NASA tersebut didiamkan sejenak sekitar 10 – 15 menit agar vitamin meresap sempurna ke dalam pakan. Baru setelah itu diberikan kepada ternak belut Anda. Agar ketersediaan pakan kontinyu mk lebih baik bddy sendiri.

Sifat Kanibalisme Belut
Sifat kanibalisme belut. Terutama pada saat belut mengalami perubahan kelamin. Belut cenderung menjadi hewan kanibal atau pemakan sesamanya yang berukuran lebih kecil. Oleh karena itu, pemberian pakan harus tepat waktu dan dalam jumlah yang cukup.

Pakan Belut Alternatif
Pakan Organik Cair, 
Bahan yang harus disediakan adalah sebagai berikut : 
  1. Kotoran hewan sebanyak 10 KG (bisa menggunakan kotoran sapi atau kambing bisa juga kohe kerbau) 
  2. Batang pisang (gedebog) dicacah sebanyak 2kg atau disesuaikan saja banyaknya 
  3. Jerami padi kering dicacah (banyaknya disesuaikan saja) 
  4. Dedak halus sebanyak 5kg 
  5. Tumbuhan air (bisa berupa azolla atau eceng gondok atau kayambang) di cacah (banyaknya disesuaikan saja) 
  6. Gula putih sebanyak 1kg (dicairkan terlebih dahulu) 
  7. Probiotik ikan 1/2 liter
cara meramu bahan pakan cair organik untuk belut
  1. Bahan pakan cair organik nomor satu (1)sampai dengan nomor 5 dicampurkan semuanya sampai merata 
  2. Masukan campuran bahan tadi kedalam wadah (bisa ember atau tong plastik) 
  3. Gula yg sudah dicairkan (sudah dingin) campurkan dengan probiotik ikan yang sudah kita sediakan, aduk sampai rata. 
  4. Siramkan campuran cairan gula dan probiotic tadi ke bahan campuran yang sudah ada di dalam wadah secara merata dan aduk kembali. 
  5. Tutup rapat wadah tersebut, usahakan untuk memberikan pentilasi udara agar gas yang ada pada bahan yang ada dalam wadah bisa terbuang (bisa menggunakan selang kecil atau dibolongi di bagian atas dengan diameter 1,5 cm atau lihat gambar tutup tong di bawah) 
  6. Simpan adonan bahan pakan tambahan cair organik untuk ikan belut tadi selama 1 minggu.

Setelah semua persiapan di atas selesai dan bahan pakan tambahan cair organik telah kita simpan kini saatnya kita membuat kolam untuk pematangan hasil permentasi bahan di atas, ukuran kolam yang ideal untuk pematangan bahan tadi yaitu 1 x 3m x 50cm atau bisa juga ukuran 2 x 4m bahan kolam bisa menggunakan terpal atau kolam tembok. pada persiapan kolam untuk bahan pupuk organik cair pakan belut ini kita isi dengan air sampai ketinggian 40 cm dan kita tabur dengan probiotik ikan sebanyak 1/2 liter. setelah permentasi bahan akan cair organik belut dalam tong mencapai 1 minggu maka kita taburkan semuanya kedalam kolam tadi dan kita biarkan lagi selama 3 minggu. biasanya setelah mencapai 3 minggu maka akan tumbuh hewan kecil dalam kolam seperti jenitik kutu air dan lain sebagainya, bila hewan kecil tersebut sudah tumbuh maka itu menandakan bahwa pakan alternatif pupuk cair ikan belut sudah siap kita berikan. Adapun untuk cara pemberiannya yaitu dengan mengambil airnya sebanyak 5-10liter setiap 3 hari sekali untuk pakan belut budidaya.

Lanjutan:sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. “Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga bibit,”Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan kecil, cacing tanah, belatung, yuyu, bekicot dan Bangkai sesekali. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak 200 gram ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. “Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi,” Pelet diberikan maksimal tiga kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit

Panen Belut 3 Bulan Di Air Bening Tanpa Lumpur
Budidaya belut di Media Air Bersih tanpa lumpur terbilang lebih effektif dibandingkan dengan budidaya belut di media lumpur. Khususnya kemudahan dalam melakukan pengontrolan terhadap belut yang dibesarkan, selain itu jika ada belut yang terlihat sakit atau mati, akan mudah terlihat sehingga bisa segera diambil dari kolam budidaya.jumlah penebaran bibit belut di air bersih bisa lebih besar (bisa 10 bahkan sampai 30 kali lipat dibanding dengan penebaran benih di media lumpur). 30 kg/m3 bahkan bisa sampai 50 kg/m3.

Tidak usah repot lagi mencari gedebong pisang, jerami, lumpur sawah, pupuk kandang dan yang lain-lainnya untuk dijadikan sebagai media.tidak diperlukan lagi tempat atau lahan yang luas.Lebih efektif dan efisien dari segi waktu, tata laksana pekerjaan dan tempat.

4 faktor yg mempengaruhi keberhslan pembesaran belut 
  1. media air
  2. Pakan
  3. Bibit
  4. kepadatan
1. Air Bersih
Air harus selalu jernih, memiliki suhu antara derajat celcius, pH antara 5-7, tidak mengandung zat kimia berbahaya dan selalu menggunakan air yang telah diendapkan, minimal selama 24 jam. Jangan menggunakan air PAM karena mengandung kaporit, air yang langsung diambil dari sumur bor (pantek) karena sangat minim kandungan oksigennya dan air limbah.Pada setiap kolam pemeliharaan wajib memiliki sirkulasi meskipun debitnya sangat kecil. Sirkulasi tersebut berfungsi untuk menambah kandungan oksigen dalam air dan menjaga kebersihan air. 
Kolam akan keruh kalau tidak ada sirkulasinya, dengan demikian harus sering diganti, paling tidak selama 2 atau 3 hari sekali.Air harus diganti apabila memenuhi salah satu ketentuan berikut:
1. Terlihat kotor/keruh atau warnanya sudah kuning kecoklatan.
2. Di dasar kolam sudah terdapat endapan kotoran yang tebal.
3. pH air melebihi ambang batas akibat lendir yang dihasilkan dari tubuh belut.

2. Pakan
Berilah pakan secukupnya, jangan sampai kekurangan atau berlebihan dan berilah pakan yang paling disukai belut. Jika dalam pemberian pakan terlalu banyak akan menyebabkan air cepat kotor dan dapat berakibat buruk pada belut sehingga belut mudah sakit dan lama-kelamaan bisa mengalami kematian. Begitu juga bila pemberian pakan kurang, maka bisa menimbulkan sifat kanibalisme dan pertumbuhannya lambat.Pakan yang paling baik adalah pakan alami bukan buatan seperti pelet. Jenis-jenis pakan yang disukai belut diantaranya cacing sawah (root/lor), cacing merah, cacing lumbricus, ikan cere, ikan cithol, ikan guppy, anakan ikan mas, anakan ikan lele, berudu (kecebong), lambung katak, keong mas/sawah, dan ulat hongkong.

3. Bibit 
Pilihlah bibit yang berkualitas baik. Bibit yang ditangkap dengan cara alami menggunakan perangkap, seperti bubu atau posong, merupakan bibit yang cukup baik karena tidak mengalami perlakuan yang dapat menurunkan kualitasnya.Sebaliknya, bibit yang diperoleh dengan cara tidak baik, seperti disetrum, bukan termasuk bibit berkualitas. Bibit yang diperoleh dengan cara disetrum pertumbuhannya tidak akan maksimal (kuntet).adaptasi ≥ 1 bln.Memang yang paling baik adalah yang berasal dari hasil budidaya. Selain ukurannya seragam bibit ini jarang terserang penyakit. Sayangnya, bibit belut hasil budidaya untuk saat ini masih sangat sedikit.

Ciri-ciri benih belut hasil Setruman antara lain:
Pada bagian dubur berwarna kemerahan, padabagian insang juga berwarna kemerahan.jika stik setrum mengenai badan belut, pada badan belut tersebut dalam waktu 2 hari atau lebih akan timbul luka seperti koreng dan lama-lama belut akan mati.

Warna belut & pertumbuhannya
Benih belut yang warna hitam dari kepala sampai ekor , benih ini tidak dapat besar.Benih belut yang berwarna kemerah-merahan terang disekujur tubuhnya,benih ini tidak dapat besar.Benih belut yang berwarna hitam dan panjang, lambat pertumbuhannya atau kemungkinan tidak dapat besar walau lama dipelihara.Benih belut warna hitam kepala lebih besar (tidak proporsional) tidak baik untuk dibudidayakan karena tidak dapat besar. Benih ini kalau dipegang terasa agak keras.Benih belut yang berwarna abu-abu paling besar seukuran jempol tangan namun perkembangannya sangat lambat.Benih yang berwarna dominan coklat dan kehijau-hijauan seluruh tubuhnya,benih ini dapat besar bila di budidaya dan Benih ini kebanyakan di dapat dari sawahBenih belut yang dominan warna “coklat bening” dan totol-totol hitam sangat bagus untuk dibudidayakan karena cepat besar dalam waktu singkat.Benih yang paling bagus, warna rata-rata punggung kuning kecoklatan dan ada batikannya di bagian ekor, Di bagian Kepala ada “coretan-coretan” warna kuning, dada berwarna kuning / oranye. benih ini dapat mencapai ukuran sebesar pergelangan tangan orang dewasa.

4. kepadatan
Namun metode pembesaran belut tanpa lumpur ini sangatlah berbeda dengan penebaran bibit jenis-jenis ikan yang lainnya. Penebaran bibit yang padat, justru sangat baik untuk perkembangan belut itu sendiri dan juga dapat menekan tingkat kematian, karena belut akan menggunakan tubuh belut yang lainnya sebagai pengganti lumpur untuk tempat bersembunyi sehingga sesama belut akan saling melindungi. Dalam hal ini, yang penting suplai makan mencukupi.

Panen & pasca panen
Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor.Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan.Perlakukan pasca panen pun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.


Referensi
  1. Handojo, D.D. 1986. Usaha Budidaya Belut Sawah. Penerbit CV. Simplex. Jakarta.
  2. Muktiani. 2011. Menggeluti Bisnis Belut (Seri Perikanan Modern). Pustaka Baru. Yogyakarta.
  3. Ruslan, R. 2009. Buku Pintar Budidaya dan Bisnis Belut. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
  4. Warisno, K. Dahana. 2010. Budidaya Belut Sawah dan Rawa di Kolam Intensif dan Drum (Edisi 1). Penerbit And. Yogyakarta.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar