Senin, 24 Oktober 2022

Belut - Hama dan Penyakit

Tingkat keberhasilan dalam budidaya belut atau ikan lainnya, tidak terlepas dari masalah hama dan penyakit yang sangat merugikan bagi para pembudidaya. Penyakit yang menyerang kolam belut dapat menyebabkan kematian masal dan sangat merugikan. Sehingga perlu penanggulangan sejak dini dan antisipasi kemungkinan terserang hama dan penyakit.
Hama
Hama pada belut adalah binatang atau hewan yang langsung menggangu kelangsungan hidup belut. Dialam sering dijumpai beberapa jenis binatang yang menjadi hama belut diantaranya:
– Berang-berang
– Ular
– Tikus
– Burung
– Ikan gabus
– Kucing
– Itik
– Biawak
– Kura-kura
– Kepiting

Pada umumnya hama pada kolam budidaya belut secara intensive, sangat jarang terjadi. Akan tetapi untuk mengantisipasi hadirnya hama pada kolam budidaya, maka:
  • Jaga kebersihan kolam dengan mengganti air secara berkala, agar tidak menimbulkan bau yang dapat mengundang hama belut.
  • Lakukan pembersihan area kolam dari sampah, rumput liar, ilalang, dll.
  • Jika diperlukan pasang penutup kolam dengan menggunakan terpal atau yang lainnya.
  • Pemagaran area kolam lebih baik karena selain untuk mengantisipasi masuknya hama belut, juga untuk mengantisipasi pencurian belut oleh manusia.
Pengendalian Hama
Merupakan organisme yang tidak di kehendaki kehadirannyadikolam budidaya karena bersifat kompetitor atau predator. Hama yang tidak di kehendaki tersebut harus di tanggulangi. Adapun cara penanggulangan hama dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu.
-Penanggulangan secara mekanis
-Penanggulangan secara kimiawi.

Selama ini hama yang sering menyerang belut dapat di glongkan menjadi dua kelompok besar.
a.Kompetitor, yaitu organisme yang menimbulkan persaingan dalam mendapatkan media hidup dan pakan.
b.Predator, yaitu organisme yang bersifat memangsa belut seperti kepiting, belang-belang, anjing air, biawak, katak, ular, kura-kura, burung, dan itik.

Jenis Hama Belut
Berdasarkan jenis, hama baik kompetitor maupun predator dapat dikendalikan dengan cara berikut.
  • Serangga, dikendalikan dengan membersihkan semak atau rerumputan serta memasang lampu di sekitar kolam. Serangga dapat ditangkap dengan jaring bermata kecil.
  • Ular, dapat dikendalikan dengan cara di tangkap dan di bunuh.
  • Katak, dikendalikan dengan cara menangkap dan membuang telur-telurnya yang ada di perairan kolam
  • Gangkrangan atau linsang, dikendalikan dengan cara di tangkap atau di bunuh.
  • Belut, dapat memangsa belut lain yang berukuran lebih kecil.
  • Burung, di tangkap dengan perangkap atau di usir dengan memasang tali-tali rumbai yang di bentangkan di sekitar kolam dan di gerak-gerakan dari tepi kolam
  • Itik, dapat dikendalikan dengan cara mengusirnya. Selain itu, pasang pagar atau penghalang di sekitar kolam
Penyakit
Penyakit pada belut seringkali banyak menimbulkan kerugian seperti kematian masal. Saat itulah kondisi terburuk bagi para pembudidaya. Bagaimana tidak, kerugian tampak jelas didepan mata.
Sebenarnya kerugian akibat penyakit pada belut dapat dihindari sedini mungkin, dengan cara :
– menjaga kebersihan kolam.
– menjaga kualitas dan kuantitas air.
– pembersihan sisa-sisa pakan.
– menjaga serta pemberian pakan yang baik dan teratur.
– Pembersihan peralatan (wadah pakan, seser/jaring, ember, baskom, selang, dll.)
– Menjaga kenyamanan hidup belut agar tidak setres.

Dengan memberikan pakan yang baik dan teratur akan meningkatkan daya tahan tubuh belut, sehingga belut tidak mudah sakit. Penyakit yang sering menyerang belut seperti:

– Parasit
Belut yang terserang ditandai dengan bercak putih (white spot), yang umumnya pada kulit tubuh, ekor dan insang belut.
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Ichthyophthirius multifiliis. Bintik putih pada kulit belut ini sebenarnya merupakan koloni dari ratusan protozoa Ichthyophthirius multifiliis.
Belut yang terserang penyakit ini diobati dengan cara direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) selama 10 menit, dengan dosis 10 – 30 ppm.

– Bakteri
Jenis bakteri yang menyerang belut umumnya Aeromonas Hydrophila dan Pseudomonas Flourescens.
Belut yang terserang bakteri ini menunjukan gejala-gejala: borok pada kulit, insang, mulut dan dapat meluas kejaringan otot, serta adanya pembengkakan pada ginjal dan limfa. Permukaan tubuh belut yang terserang penyakit ini berwarna merah darah, lendir berkurang, dan adanya luka borok, sehingga belut terlihat lemas dan kehilangan keseimbangan.

Pencegahan terhadap bakteri ini yaitu dengan menjaga kesehatan belut sehingga kekebalan tubuh dapat meningkat, serta menjaga kenyamanan belut agar tidak setres.
Pengobatan belut yang terserang bakteri ini yaitu dengan merendamnya dilarutan kalium permangat (KMnO4) dengan dosis 20 ppm. Caranya campurkan 20 gr KMnO4 pada 1m³ air dan belut direndam selam 30 menit. Ulangi sebanyak 3 – 4 kali dalam sehari.

– Jamur
Serangan jamur umumnya merupakan serangan sekunder dimana, jamur akan menginfeksi ketika terdapat luka pada belut atau setelah terinfeksi oleh penyakit lain.
Jamur yang menginfeksi belut adalah jenis Saprolegnia sp dan Achlya sp. Belut yang terserang jamur ini ditandai dengan adanya benang putih seperti kapas pada tubuh, insang dan kepala. Dari gejala luka dipermukaan tubuh jamur ini akan menginfeksi menembus hingga jaringan tubuh dan selanjutnya dapat meluas hingga tulang belakang.
Belut yang terserang jamur ini dapat diobati dengan merendamnya dilarutan garam dapur selama 1 jam dengan dosis 20 mg/liter.

Sering kali, pembudidaya mengalami kegagalan dalam budidaya. Hal tersebut di sebabkan hasil panen yang tidak sesuai dengan harapan, yang sering kali di sebabkan belut mati atau hilang. Jika di telusuri, kematian pada awal-awal penebaran belut di sebabkan oleh.
  • Proses fermentasi media budidaya belum sempurna
  • Benih belut berasal dari hasil penangkapan menggunakan setrum atau penanganan saat penangkapan kurang baik
  • Perlakuan yang tidak baik pada saat pengangkutan serta
  • Belut tidak di beri pakan sesuai porsinya.
Penanganan Penyakit
Penyakit adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada belut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun gangguan terhadap belut dapat di sebabkan oleh.
-Organisme lain, baik sebagai pesaing atau penyakit seperti protozoa, bakteri, jamur, dan virus.
-Pakan yang kurang baik atau kurang kuantitasnya
-Kondisi lingkungan yang tidak menunjang kehidupan belut seperti kondisi lingkungan yang ekstrim atau adanya pencemaran.

Masing-masing jenis mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit.
-Kekhasan bentuk
-Siklus hidup yang berbeda
-Cara penularan yang berbeda
-Cara penyerangan yang berbeda.

Adapun penyakit dapat melalui beberapa cara, di antaranya:
-Media air tempat hidup belut
-Aliran air
-Kontak langsung antara belut sakit dengan belut sehat
-Kontak tidak langsung melalui peralatan yang telah terkntaminasi
-Kontak dengan agen atau carrier suatu penyakit

Penyakit yang di sebabkan pparasit dapat di bedakan berdasarkan wilayah penyerangan
-Kulit, di tandai dengan kulit terlihat pucat atau terdapat luka, serta lendir bertambah atau berkurang
-Saluran pernapasan, menyebabkan saluran pernapasan pada daerah insang membengkak sehingga belut sulit bernapas.
-Organ dalam, di tandai perut belut terlihat membengkak karena terjadi peradangan.

Secara fisik, belut yang terserang penyakit dapat dikenali dari tanda-tanda:
1.Tingkah laku seperti gerakan renang tidak seperti biasanya atau belut keluar dari sarangnya.
2. Tanda eksternal tubuh
- Perubahan warna pada kulit
- Tubuh terlihat kurus
- Pembengkakan pada kulit.
- Deformasi skeletal, misalnya tulang bengkok
- Tanda pada kulit seperti kulit mengelupas, sisik merenggang, dan terdapat bercak

3.Tanda internal tubuh, terlihat dari adanya pendarahan di sekeliling organ serta adanya pembengkakan hati atau limpa.

Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan lebih baik dan lebih mudah di badingkan mengobati. Adapun langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari belut dari penyakit.
-Hindari masuknya bibit penyakit pada saat membuat media pemeliharaan.
-Tuntaskan fermentasi media pemeliharaan hingga sempurna
-Alirkan air media yang bersih dan terhindar dari pencemaran ke dalam kolam
-Pastikan kesehatan benih belut dan lakukan tindak karantina sebelum memasukkannya ke dalam kolam pemeliharaan.
-Gunakan pakan yang segar atau baru, jangan memberikan pakan yang rusak dan busuk.

Pengobatan penyakit
Terdapat beberapa cara pengobatan untuk menyembuhkan ikan yang terserang penyakit.
1. Perendaman
Dengan cara perendaman sering di gunakan pada hewan air yang terserang penyakit pada tubuh bagian luar.

2. Melalui pakan
Pengbatan melalui pakan lebih di rekomendasikan untuk ikan yang belum lama terserang penyakit nafsu makanya masih relatif baik.

3.Penyuntikan
Pengobatan dengan cara penyuntikan cukup efektif jika dilakukan pada induk ikan dan populasi ikan yang sedikit.

Dengan mengetahui semu jenis hama dan penyakit belut serta cara pengatasi dan mengobatinya di atas, diharapkan untuk Anda dapat menjaga kebersihan dan memeliharanya supaya tetap sehat.

Hal-hal yang Berhubungan dengan Penyakit Belut
Karena belut memiliki beberapa keistimewaan mulai dari sex dan perkembangbiakan serta tempat / habitat hidup yang berada dalam tanah dengan membuat lobang / sarang , menyebabkan ikan ini (belut) sulit terinfeksi oleh penyakit maupun hama, bahkan belut merupakan Pest, Competitor serta sebagai Predator bagi ikan ikan air tawar lainnya.

Sampai saat ini belum ada referensi / literature yang mengindentifikasi tentang Hama dan Penyakit yang menyerang belut, dan tidak jarang terjadi hama/predator sebangsa atau jenis crusteceae yang berfungsi sebagai patogen pembawa penyakit menjadi makanan empuk bagi ikan ini (belut).

Dari hasil pengamatan pengalaman dilapangan penyebab kematian belut mendadak atau belut mengalami kematian yang cepat, disebabkan hanyalah karena factor perlakuan/penanganan saat penangkapan atau panen, yang mengakibatkan belut sering stress (penurunan system kekebalan tubuh), hilangnya keseimbangan serta produksi Mucus pada tubuh yang tidak normal.

Tindakan Preventif untuk Mencegah Kematian Belut
KEADAAN/ KONDISI
PENYEBAB/DIAGNOSA
PENCEGAHAN
KEMUNGKINAN PENCEGAHAN SECARA ALAMI
 Stress
Dalam melakukan penangkapan / panen dialam sering memakai alat yang dapat melukai atau racun dari getah tanaman dan sejenis belerang.
*Hindarkan terjadinya iritasi atau luka saat melakukan penangkapan / panen.
*Jangan biasakan melakukan penangkapan belut dengan bahan beracun atau sejenisnya yang juga dapat merusak kelestarian/
lingkungan.
*Setelah melakukan penangkapan / panen tempatkan belut dalam bak penanmpungan yang terlindung cahaya dan banyak kandungan oksigen.
* Kalau terjadi luka /iritasi dapat diberi anti septic dengan daun sirih atau dengan merendam dalam larutan FK
* Jika menangkap dengan mempergunakan getah akar setelah ditangkap segera masukan kedalam air yang jernih dan banyak mengandung oksigen .

Referensi
  1. B. Sarwono, 1987. Budidaya Belut dan Sidat Seri Perikanan XVIII/77/87. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
  2. Departemen Pertanian, 1984. Penyakit Ikan Air Tawar oleh Badan Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian, Jakarta.
  3. Gufri dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Belut Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
  4. R.H.Simanjuntak B.Sc.1988. Budidaya Belut. Penerbit Bhratara Karya Aksara Jakarta 1988.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar