Senin, 24 Oktober 2022

Belut - Pemberian Pakan


Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.

Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa);

Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut) Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.

Persyaratan Lokasi
  1. Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
  2. Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
  3. Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
  4. Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm.
Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.

Penyiapan Sarana dan Peralatan Budidaya
  1. Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
  2. Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
  3. Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
  4. Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
  5. Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
  6. Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50cm (bahan organic + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah.
Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.

Menyiapkan Bibit
  1. anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
  2. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bias juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
  3. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan.
  4. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
  5. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2.
Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5¬2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

Perlakuan dan Perawatan Bibit Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.

Pemeliharaan/Pembesaran
  1. Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organic utama.
  2. Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
  3. Pemberian Vaksinasi
  4. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

Pemberian Pakan 
Dalam budidaya perikanan, biaya pakan memiliki persentasi yang sangat tinggi yaitu diatas 50% dari biaya produksi. Sehingga manajemen pakan harus benar-benar dioptimalkan, agar bisa mendapatkan keuntungan sesuai dengan harapan. Pemilihan pakan, pengadaan dan pemberian pakan, memerlukan menejement yang baik.

Makanan Asli Belut di Alam Bebas
Memang sulit untuk menentukan makanan asli dari belut yang hidup di alam bebas. Karena memang belut itu sendiri kehidupannya sangat sulit untuk diperhatikan, sebab hidupnya selalu bersembunyi di dalam lumpur-lumpur. Akan tetapi berkat penyelidikan yang teliti dan juga pengawasan yang dilakukan dengan sangat intensif. Maka dapatlah diketahui akan kehidupan yang serba tersembunyi itu.

Belut yang memang pada dasarnya Carnivoor, bila mereka itu masih kecil-kecil makanan yang dimangsanya adalah jenis renik-renik yang merupakan Zooplankton dan juga Zoobenthos, ini dicari pada sawah bagian dangkal. Akan tetapi kalau belut sudah beranjak dewasa, atau katakana belut yang remaja mereka selain makan renik-renik juga makan larva, serangga, cacing, siput, berudu katak, serta benih ikan yang masih lemah.

Cara Belut Mendapatkan Makanan
Untuk mendapatkan makanan ini, belut memang mempunyai cara yang lebih unik. Memang ada kalanya mereka itu langsung dengan aktif mencari makan. Akan tetapi yang sering dilakukan dalam mencari makan tersebut adalah dengan cara bersembunyi di lubang-lubang yang digalinya sendiri di dalam lumpur, akan tetapi juga dibuat di pertengahan sawah juga.

Kalau kita perhatikan seksama maka akan tampak bahwa lobang-lobang jebakan yang dibuat oleh belut mempunyai garis tengah sekitar 5 cm. Lubang jebakan itu dibuat memanjang seperti terowongan yang mula-mulanya vertikal kemudian lama-lama menuju ke bawah. Namun, tidak seterusnya menuju ke bawah, akan tetapi kemudian membuat belokan lagi yang akhirnya mendatar.

Fungsi Lubang Jebakan yang Dibuat Belut
Dengan adanya lubang-lubang jebakan ini, maka hanya hewan yang menjadi mangsanya itu masuk ke dalam lubang. Begitu masuk, belut yang telah siap di dalamnya itu mulai berpesta pora untuk menyikat habis makanan-makanan yang datang.

Belut termasuk kedalam hewan karnivora dan belut lebih suka pakan alami dan segar, namun demikian belut juga bisa diberikan pakan buatan. Cara makan belut dimedia lumpur adalah dengan menunggu mangsa didalam lubang dan akan aktiv keluar luar lubang untuk mencari makan ketika malam hari. Dalam budidaya belut, diperlukan pakan sekitar 2 – 5 % perhari dari bobot tubuh belut. 

Berikut beberapa pakan belut serta cara pemberianya:
1. Cacing Lumbricus rubellus (cacing tanah)
Cacing tanah merupakan salah satu pakan alami terbaik, yang memiliki nilai protein yang sangat tinggi. Cacing tanah jenis lumbricus rubellus adalah cacing tanah yang dapat dibudidayakan dengan mudah. Kandungan nutrisi cacing lumbricus menurut laverach (1963), dalam bentuk segar atau basah: Protein 16,3%, karbohidrat 17%, lemak 4,5%. Sedangkan dalam keadaan kadar kering 15% – 20%, kandungan protein 53,5 – 71,5 %.

Cara pemberian pakan belut dengan cacing tanah adalah sebagai berikut:
  • Timbang cacing sesuai bobot kebutuhan pakan perhari.
  • Bersihkan cacing dari sisa-sisa media dengan cara disiram air
  • sebaiknya cacing dipotong – potong atau digunting agar tidak terlalu besar dan disesuaikan dengan ukuran mulut belut.
  • Taburkan potongan cacing tersebut tepat disaluran air (kamalir) pada kolam belut. Tidak boleh menbur pakan pada sembarang tempat. Karena belut hanya akan mencari makan disaluran air (kamalir) saja.
2. Keong mas atau keong sawah
Keong mas atau keong sawah (pila ampullacea)adalah jenis siput air tawar yang mudah ditemukan diperairan air tawar Asia tropis, seperti disawah, danau, kali, dll.

Keong sawah memiliki kandungan gizi yang tinggi, menurut Positive Deviance Resource Centre : kondisi segar/basah memiliki protein 12 %, kalsium 217 mg, rendah kolesterol, 81 garam air dalam 100 gram keong dan sisanya mengandung energi, karbohidrat dan posfor. Sementara kondisi kering kandungan protein 57,76%. Selain mudah didapat dan ketersediaanya melimpah dialam, keong mas meupakan salah satu pakan yang baik untuk perkembangan belut.

Cara pemberian pakan belut dengan keong adalah:
  • Pisahkan daging keong dengan cangkanya, dengan cara masukan keong kedalam air mendidih sekitar 5 menit, kemudian angkat dan dinginkan. Kemudian daging keong akan dengan mudah dicongkel/dikorek dari cangkangnya.
  • Timbang daging keong sesuai kebutuhan bobot pakan belut perhari.
  • Cincang keong kecil – kecil atau sesuaikan dengan mulut belut.
  • Taburkan cincangan keong tersebut tepat disaluran air (kamalir) pada kolam belut. Tidak boleh menabur pakan pada sembarang tempat. Karena belut hanya akan mencari makan disaluran air (kamalir) saja.
3. Bekicot (Achatinafulica. sp)
Bekicot merupakan jenis siput darat yang dapat diperoleh dengan mudah dan ketersediaanya sangat berlimpah. Bekicot merupakan salah satu jenis pakan belut yang baik dengan kandungan gizi yang sangat tinggi: Kondisi kering protein 54,29 % – 64,5%, lemak 4,18%, karbohidrat 30,45%, fosfor dan kalsium.

Cara memberikan bekicot untuk pakan belut sebagai berikut:
  • Pisahkan daging bekicot dengan cangkanya, dengan cara masukan bekicot kedalam air mendidih sekitar 5 menit, kemudian angkat dan dinginkan. Kemudian daging bekicot akan dengan mudah dicongkel/dikorek dari cangkangnya.
  • Timbang daging bekicot sesuai kebutuhan bobot pakan belut perhari.
  • Cincang bekicot kecil – kecil atau sesuaikan dengan mulut belut.
  • Taburkan cincangan bekicot tersebut tepat disaluran air (kamalir) pada kolam belut. Tidak boleh menabur pakan pada sembarang tempat. Karena belut hanya akan mencari makan disaluran air (kamalir) saja.
4. Cacing Sutera (tubifex)
Cacing sutera biasa digunakan sebagai pakan benih belut. Cacing sutera memiliki warna tubuh merah darah dengan panjang 1 – 3 cm, bentuk seperti rambut dan biasa hidup berkelompok/berkoloni.
Cacing sutera merupakan pakan alami terbaik seperti cacing tanah (lumbricus rubellus). Cacing sutera memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi, yaitu : kondisi kering protein 51,9%, karbohidrat 20,3%, dan lemak 22,3%. Cara pemberian cacing sutera untuk pakan belut, yaitu cukup dengan menakar berat cacing sutera sesuai kebutuhan, kemudian langsung dimasukan kedalam kolam.

5. Kepiting Air Tawar
Kepiting air tawar biasa dikenal denga nama yuyu, merupakan jenis kepiting air tawar yang hidup di air tawar. Kepiting air tawar merupakan salah satu pakan alami yang baik untuk belut dan sebagai perangsang nafsu makan belut.
Cara pemberian kepiting sebagai pakan belut, yaitu dengan mencincang kepiting kemudian tabur cincangan kepiting tepat disaluran air / kamalir kolam belut.

6. Pasta
Pasta merupakan pakan belut buatan yang diolah dari campuran berbagai macam bahan. Pasta merupaka pakan buatan yang sangat baik untuk mendongkrak pertumbuhan belut dengan cepat. Kandungan nutrisi bisa kita sesuaikan, dengan meracik komposisi bahan – bahan pasta.

Berikut cara pembuatan pasta dan cara pemberian pasta untuk pakan belut:
a. Bahan – bahan untuk membuat 1 kg pasta
– Daging (ikan rucah atau keong atau bekicot) 750 gr
– Pelet ikan 200 gr
– Tepung tapioka 1 sendok makan untuk setiap 1 kg pasta yang akan dibuat.
– air secukupnya

b. Cara pembuatan
– Giling Daging (ikan rucah atau keong atau bekicot) sampai halus
– Basahi pelet ikan dengan air secukupnya agar pelet lunak
– Campurkan gilang daging dengan pelet yang sudah lunak dan tambahkan tepung tapioka 1 sendok makan. Kemudian aduk sampai rata.
– Giling campuran daging dan pelet tadi agar lebih halus dan tercampur merata.

c. Cara pemberian pasta untuk pakan belut
– bentuk pasta seperti adonan cireng
– taruh pada tempat seperti para-para atau wadah pakan yang terbuat dari jaring atau tali rapia.
– taruh wadah pakan pada aliran/ kamalir kolam belut
– Pasta tidak bisa digunakan sebagai stock pakan dan hanya bisa digunakan dalam waktu maksimal 12 jam penyimpanan didalam lemari es.

7. Pakan awal
Sebelum bibit belut ditanam, sekitar 2 minggu sebelumnya, kolam belut sudah diberikan pakan hidup seperti, ikan-ikan kecil (ikan cetol), kecebong, udang air tawar, dll. Pakan hidup digunakan sebagai pakan cadangan belut dan juga digunakan sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk pada kolam.

8. Jasad Renik
Jasad renik atau yang lebih sering kita kenal adalah plankton. Pada budidaya belut media lumpur, jasad renik yang dihasilkan dari proses fermentasi dan pengolahan media belut yang subur sangat berlimpah. Hal ini yang menyebabkan budidaya belut media lumpur lebih efisien dari segi pakan, karena cadangan pakan alami sangat berlimpah. Plankton memiliki nilai protein yang tinggi sehingga dapat memicu pertumbuhan belut menjadi lebih cepat.

Perhitungan sederhana Jumlah Kebutuhan Pakan budidaya belut media lumpur:
Jika :
– Bibit yang ditanam 100 kg dengan size 30 – 40 ekor/kg
– Target panen menjadi size 10 – 15 ekor/kg.
– Lama pemeliharaan 4 bulan.
– Bobot pakan 5% perhari

Maka kebutuhan pakan perbulan sebagai berikut:
– Bulan I :
Untuk pakan pada bulan pertama sebaiknya menggunakan pakan alami segar seperti cacing tanah atau keong. Bobot tanam awal 100 kg x 5% pakan/hari, maka dibutukan pakan 5 kg/hari. Sehingga dalam 1 bulan membutuhkan pakan 150 kg (cacing atau keong)/bulan.

– Bulan II :
Bobot pakan pada bulan ke II dinaikan menjadi 10 % dari bobot tanam awal. Jenis pakan pada bulan ke II selain cacing tanah, disarankan sudah diselang dengan pakan jenis pasta. Bobot tanam awal 100 kg x 10% pakan/hari, maka dibutukan pakan 10 kg/hari. Sehingga dalam 1 bulan membutuhkan pakan 300 kg (cacing atau pasta)/bulan.

– Bulan III :
Bobot pakan pada bulan ke III dinaikan menjadi 15 % dari bobot tanam awal. Jenis pakan pada bulan ke III disarankan diberi pakan full jenis pasta. Bobot tanam awal 100 kg x 15% pakan/hari, maka dibutuakan pakan 15 kg/hari. Sehingga dalam 1 bulan membutuhkan pakan 450 kg (pasta)/bulan.

– Bulan IV :
Bobot pakan pada bulan ke IV dinaikan menjadi 20 % dari bobot tanam awal. Jenis pakan pada bulan ke IV disarankan tetap menggunakan pakan jenis pasta. Bobot tanam awal 100 kg x 20% pakan/hari, maka dibutukan pakan 20 kg/hari. Sehingga dalam 1 bulan membutuhkan pakan 600 kg (pasta)/bulan.

Kembali kami tekankan, bahwasannya dalam budidaya belut atau ikan lainnya, faktor penting untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan belut, sehingga hasil panen sesuai dengan harapan adalah dengan menjaga kualitas dan kuantitas pakan yang baik.Sementara itu pakan alami seperti plankton dan ikan-ikan kecil didalam kolam, hanya digunakan sebagai pakan cadanganketika terjadi kekurangan pakan dan bukan merupakan pakan utama belut, hal ini karena jumlah pakan alami dikolam budidaya yang terbatas.






Referensi
  1. Bahri F. 2000. Studi Mengenai Aspek Biologi Ikan Belut (Monopterus albus) di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skipsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB, Bogor.
  2. Handojo, D.D. 1986. Usaha Budidaya Belut Sawah. Penerbit CV. Simplex. Jakarta.
  3. Harteti, S. 1996. Studi Kebiasaan Makanan Ikan Belut Sawah di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Skripsi. MSP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan).
  4. Kuncoro, B. 2010. Budidaya Belut Sistem Organik. IPB Press. Bogor.
  5. Muktiani. 2011. Menggeluti Bisnis Belut (Seri Perikanan Modern). Pustaka Baru. Yogyakarta.
  6. Ruslan, R. 2009. Buku Pintar Budidaya dan Bisnis Belut. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar