Minggu, 23 Oktober 2022

Belut - Proses Pemijahan Alami


Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Tapi berbeda dengan jenis ikan lain, belut dapat hidup dalam lumpur dengan sedikit air karena belut memiliki dua sistem pernapasan. Jenis belut yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah belut sawah atau Monopterus albus dan juga belut rawa atau Synbranchus bengalensis. Perbedaan belut sawah antara belut rawa yang paling mencolok adalah belut sawah memiliki tubuh yang pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa memiliki tubuh yang lebih panjang dan ramping.
Terdapat 2 segmen dalam usaha budidaya belut yaitu pembibitan dan pembesaran. Pembibitan memiliki tujuan untuk menghasilkan anakan, sedangkan pembesaran memiliki tujuan untuk menghasilkan belut ukuran siap konsumsi.Sudah tau teknik pemijahan belut yang mudah? atau ingin tau cara sukses ternak belut dalam drum di halaman rumah? Siapa sih yang kenal belut, yang masih salah satu jenis ikan konsumsi Tentang pendapat kalau di daerah yang beriklim subtropics, berlakukan masa perkawinan belut itu antara musim penghujan sampai dengan permulaan musim kemarau, didasarkan pada pengawasan-pengawasan dan kebiasaan jenis-jenis ikan dalam melakukan perkawinan.

Karena belut atau moa ini memnag termasuk jenis ikan, maka tidaklah sangat menyimpang dari kebiasaan ikan-ikan lainnya. Begitu juag dengan mas perkawinannya itu. Untuk keperluan perkawinan belut dan penetasan telur, belut ini memerlukan lubang-lubang yang strukturnya mirip dengan lubang-lubang jebakan. Akan tetapi memang mempunyai perbedaan sedikit, yaitu kalau kalau lubang untuk perkawinan dibuat agak sedikit ke dalam dan selalu di daerah tepian yang dangkal. Atau kira-kira dibuat 10 cm di bawah permukaan air. Kemudian lubang-lubang tersebut selalu mempunyai dua mulut lubang, hingga membentuk huruf “U”. Bagian yang mendapat bentuk U yang mendatar menurut penyelidikan biasanya dibuat sekitar 10 – 26 cm, sedangkan lubang yang berbentuk tegak biasanya hanya sekitar 5 – 10 cm.

Setelah membuat lubang perkawinan, maka belut jantan akan membuat busa-busa untuk menutup lubangnya, akan tetapi lubang yang ditutupi busa buatan hanya sebelah saja. Busa tersebut dibuat di atas permukaan air. Karena dengan adanya busa yang menutupi lubang itulah, maka kita dapat mengetahui dengan jelas, atau katakanlah sebagai pertanda yang konkrit bahwa di balik gumpalan busa-busa itu terdapat sarng belut. Juga bisa kita pergunakan untuk menelusuri dimana letak lubang perkawinan tersebut.

Perbedaan Perkawinan Belut dengan Ikan Lainnya
Memang belut dengan iakn sepat adalah sama-sama jenis ikan. Namun kalau ikan sepat menggunakan busa-busa tersebut untuk menetaskan telurnya, maka untuk belut, busa tersebut sebagi penutup lubang saja. Akan tetapi semata-mata dipergunakan sebagai bahan penarik perhatian para belut betina. Biasanya memang belut-belut betian akan segera mendekat dan minta dikawini oleh belut-belut jantan yang telah menyusun rumah dengan pertanda busa-busa itu.

Tanda busa tersebut menandakan kalau belut jantan siap menghadapi perkawinan. Rumah sudah ada 2 tempat, untuk kawinpun siap dikerjakan. Hingga dengan demikian maka para belut jantan itu hanya tinggal menunggu kedatangan calon mempelai betina.


Waktu Perkawinan Belut
Pembuatan rumah perkawinan, atau lubang perkawinan ini dimulai saat musim penghujan datang. Hingga dengan demikian untuk darah tepian yang dangkal pada musim penghujan tiba, akan dipenuhi oleh para belut jantan yag mulai membangun lubang perkawinan. Dan dibentuk mirip huruf U.


Cara Belut Melakukan Perkawinan
Suatu hal lagi yang paling manarik dan patut diketahui oleh para peternak belut. Bahwa perkawinan belut di alam bebas tidak langsung kawin begitu saja. Akan tetapi meraka itu terlebih dahulu mengadakan cumbu rayu atau pacaran untuk saling meningkatkan gairan nafsunya. Kemudian pada malam hari atau menjelang subuh barulah para belut yang pacaran itu meningkatkan kemesraannya dengan jalan bersatu, kawin. Hingga dengan demikian maka kebanyakan karena satu sama lainnya telah terangsang nafsunya, lalu dari perkawinan itu bisa menelorkan bibit kemesraan yang berupa telur. Yang menarik untuk diperhatikan, kalau mereka sedang pacaran, belut jantan dan betina sering kelihatan bergulatan saling melilit dan kadang-kadang kepala sama kepala saling bersentuhan, berciuman.

Saat Belut Bertelur
Belut jantan memang voleh dikatakan sebagai binatang jantan yang penuh tanggung jawab. Betapa tidak? Sebelum kawin, terlebih dulu para belut jantan telah membuat rumah dan menyediakan kamar. Kamar pengantin buat mereka bercumbu dan kemudian melakukan perkawinan belut tersebut secara sembunyi. Dikatakan sebagai binatang jantan yang sporti juga bisa. Sebab sebelumnya mereka sudah memberi tanda terlebih dahulu. Walaupun punya lubang-lubang perkawinan, akan tetapi kalau belum jantan belum siap benar maka ia tak akan mau membuat busa-busa di atas permukaan air untuk menarik perhatian para belut bentina.

Tapi Bagaimana dengan Belut Betina?
Ternyata di dalam penyelidikan dan pengamatan para ahli, perkawinan belut terutama belut betina ini termasuk binatang yang paling tidak setia. Walaupun pejantan-pejantan sudah berbuat sedemikian setianya, akan tetapi meraka itu (belut betina) dengan mudah saja meninggalkan jantan, serta meninggalkan telur untuk mengurus belut jantan juga. Belut betina setelah keluar dari lubang satu, akan terus mencari lubang-lubang lain yang masih terdapat busa-busa di atasnya. Disana belut betina kawin lagi dan meninggalkan beberapa puluh telur, lalu pergi lagi untuk mencari pejantan lain. Tapi itu semua sudah menjadi kondrat mereka. Hehehe

Belut jantan dan belut betina setelah bertemu di satu lubang, setelah mereka bercumbu, berpacaran, lalu kawin. Telur-telur akan dikeluarkan di sekitar lubang di bawah busa-busa yang mengapung di atas permukaan air. Belut betina membiarkan saja telurnya berserakan. Memang kemudian menjadi tugas dari belut-belut jantan untuk mengumpulkan telur-telur tadi.

Belut jantan dengan sigap lalu mencakup telur-telur tersebut di dalam mulutnya dan kemudian menyemprotkan ke dalam lubang di bawah permukaan lumpur. Ada kalanya di dalam usahanya mengumpulkan telur-telur tadi, ada juga telur yang ikut tertelan oleh para pejantan. Butir-butir telur yang tidak sengaja termakan oleh belut jantan, kemudian di dalam pemeriksaan diketemukan sebagai makanan. Jika kita yang memeriksa dari dalam ususnya.

Mengapa Begitu Banyak Perbedaannya perkawinan Belut?
Karena memang bentuk dan postur tubuh belut betina itu kecil, paling juga 25 cm. dan dari belut-belut betina itu, akan didapatkan telur kurang lebih 50 an. Inipun tidak dapat dikeluarkan sekaligus, hingga dikeluarkan di beberapa lubang. Hingga dengan demikian tidak mengherankan bila ada lubang yang hanya menetaskan telur sedikit saja, dan ada lagi lubang yang menetaskan telur sangat banyak. Sebab mungkin saja lubang yang sedikit mentaskan telur tadi hanya disinggahi beberapa belut betina, sedangkan yang bisa menetaskan telur banyak, karena banyak pula belut betina yang datang untuk minta kawin.

Para belut jantan ini akan menjadi semakin ganas dan galak sewaktu menunggu telur dan anak-anak belut yang baru lahir. Hingga kalau ada binatang lain yang mendekat, akan langsung diserang. Yang lebih hebat lagi, belut jantan tersebut dengan amat telaten dan penuh perhatian terus menjaga dan melindungi anak-anaknya. Mengasuh terus-menerus hingga anak-anak belut tersebut bisa berdikari.

Waktu Telur Belut Menetas
Menurut penelitian perkawinan belut, telur-telur belut itu memerlukan waktu kurang lebih 8 sampai 10 hari untuk menetaskan. Juga diperlukan suhu sekitar 28 derajat C sampai 32 derajat C. Sedangkan untuk anak-anaknya akan biasanya akan hidup berdikari sendiri, kurang lebih setelah berumur 2 minggu.

Karena belut-belut jantan ini sangat galak sewaktu menunggu telur-telur yang ditinggalkan oleh betinanya, maka ia sering membuat ulah yang aneh-aneh, sering berkelahi dengan binatang yang berani mendekat. Juga kadang-kadang membuat busa-busa untuk menutupi telurnya yang berserakan keluar. Namun, biasanya telur yang telah dimasukkan ke dalam lubang penyimpanan telur, bila sampai kelur maka banyak dipastikan akan mati terapung. Kalau tidak juga bisa menjadi santapan jenis ikan besar lainnya.

Inilah beberapa uraian singkat tentang perkawinan belut dan saat belut bertelur di alam bebas yang dapat Anda amati sebelum melakukan usaha ternak belut di kolam. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba dengan hasil yang berbeda.





Referensi
  1. Bahri F. 2000. Studi Mengenai Aspek Biologi Ikan Belut (Monopterus albus) di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skipsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB, Bogor.
  2. Kuncoro, B. 2010. Budidaya Belut Sistem Organik. IPB Press. Bogor.
  3. Riani, E. Dan Y. Ernawati. 2004. Hubungan Perubahan Jenis Kelamin dan Ukuran Tubuh Ikan Belut Sawah (Monopterus albus). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Jilid 11, No. 2: 139-144.
  4. Yamin, L. 1997. Kemampuan Reproduksi Ikan Belut (Monopterus albus, Zuiew) pada Dua Tipe Sawah di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Skripsi. MSP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. 85 hal.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar