Kata parasit berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas dua suku kata, yakni para dan sites. Para berarti di samping (beside=bahasa Inggeris), sedangkan sites berarti makanan (feed=bahasa Inggeris). Parasit adalah suatu organisme hidup atau di dalam organisme hidup lain (yang berbeda spesiesnya) yang selain mendapat perlindungan juga memperoleh makanan untuk kelangsungan hidupnya.
Suatu organisme hidup dikatakan sebagai parasit apabila memenuhi ciri- ciri sebagai berikut:
a. Organisme hidup tersebut haruslah tinggal (sementara atau selama masa hidupnya) pada (organ tubuh bagian luar) atau di dalam (organ tubuh bagian dalam) organisme hidup lainnya.
b. Organisme hidup tersebut haruslah berbeda spesiesnya dari organisme hidup yang didiaminya.
c. Organisme hidup tersebut minimal memperoleh keuntungan berupa tempat tinggal dan makanan dari organisme hidup yang didiaminya.
Parasit hidup, tumbuh, dan berkembang biak pada berbagai macam lingkungan. Parasit dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan bergantung pada cara-cara penggolongannya. Berdasarkan tempat tinggalnya, parasit dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu:
1) Ekto parasit adalah parasit yang mendiami atau tinggal di bagian organ tubuh sebelah luar organisme hidup yang didiaminya. Misalnya, Ichthyopthirius multifilis, Argulus sp., dan lain-lain.
2) Endo parasit adalah parasit yang tinggal di dalam bagian organ tubuh sebelah dalam organisme hidup yang didiaminya. Misalnya, Aphanomyces invadans, Myxobolus sp. dan lain-lain.
Bila ditinjau dari segi siklus hidupnya, parasit dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
1) Parasit intermitten (intermitten parasites) adalah parasit yang siklus hidupnya secara periodik pada waktu-waktu tertentu berada pada atau di dalam, sedangkan pada waktu-waktu lainnya harus meninggalkan tubuh organisme hidup yang didiaminya. Parasit akan mati bila kondisi lingkungan yang sesuai dengan siklus hidupnya tidak didapatkan. Misalnya, Ichthyopthirius multifilis.
2) Parasit fakultatif (facultative parasites) adalah parasit yang di dalam siklus hidupnya dapat berfungsi sebagai parasit pada atau di dalam organisme hidup lainnya dan dapat hidup di alam bebas (tanpa ada organisme lain yang didiaminya). Misalnya, Argulus sp.
3) Parasit obigateri (obigatery parasites) adalah parasit yang siklus hidupnya penuh berfungsi sebagai parasit pada atau di dalam organisme hidup lainnya, sebagian atau seluruh masa hidupnya berada pada atau di dalam organisme hidup lainnya. Parasit ini tidak mungkin dapat hidup tanpa adanya organisme hidup lainnya (yang didiaminya). Misalnya, Cyclochaeta sp.
Dari segi bio taksonomi, parasit dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu:
1) Parasit tumbuhan (phyto parasites) adalah parasit yang secara bio taksonomi tergolong ke dalam dunia tanaman. Misalnya, Saprolegnia sp. dan Achlya sp.
2) Parasit hewan (zoo parasites) adalah parasit yang secara bio taksonomi tergolong kepada dunia hewan. Misalnya, Gyrodactylus sp., Lernea sp.
Benediasis
Penyebab: Benedinia sp. dan Neo Benedinia sp.
Bio –Ekologi Patogen:
• Pemakan darah “blood feeder”, menginfeksi ikan air laut, terutama kakap, dan kerapu.
• Parasit tergolong pada Capsalid monogenea, yaitu sejenis cacing trematoda.
• Kasus serius umumnya terjadi pada budidaya ikan di karamba jaring apung (KJA).
• Apabila pada mata dapat menyebabkan klebutaan, dan luka yang diakibatkannya merupakan pintu masuk bagi bakteri penginfeksi sekunder.
• Kematian akibat infeksi berat bisa mencapai 30%.
Gejala Klinis :
• Luka serta pendarahan pada tempat gigitan, dan secara visual parasit ini tampak menempel pada tubuh ikan terutama pada sisik atau pada sirip (nampak setelah ikan yang terinfeksi direndam dalam air tawar untuk beberapa menit)
• Pada infeksi berat parasit tersebut bisa menginfeksi mata, sehingga mata ikan akan kelihatan memutih.
Diagnosa :
• Secara visual terlihat adanya parasit yang menempel pada tubuh ikan, kalau ikan ditempatkan dalam air tawar
Gambar 1. Sirip ikan yang terserang penyakit benediasis,.
Gambar 2. Morfologi parasit Benedinia spp
Pengendalian :
• Merontokkan parasit dalam wadah terbatas dengan menggunakan air tawar selama 2-5 menit.
• Perendaman dalam larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 10-30 menit.
• Setelah parasit rontok, ikan dipindahkan ke wadah lainuntuk mencegah adanya infeksi sekunder oleh bakteri pada bekas gigitan parasit.
- Anonim., 1983. Petunjuk Ringkas Cara Penanggulangan Penyakit Parasit dan Bakterial pada Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.
- Prayitno, Budi; A.Sarono; Widodo;N.Thaib; S.Hariyanto; E.B.Sri Haryani; W.Novianti, dan S.Wardani., 1996. Deskripsi Hama dan Penyakit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Udang. Kerjasama Pusat Karantina Pertanian dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Semarang.
- Yuasa, Kei; N.Panigoro; M.Bahnan, dan E.B.Kholidin., 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan. Teknik Diagnosa Penyakit Ikan Budi Daya Air Tawar di Indonesia. Balai Budi Daya Air Tawar, Jambi. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
- Donna Oc, Buku Saku Penyakit Ikan; milis-ipkani@googlegroups.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar