Kamis, 17 Juni 2021

Penyakit Ikan - Branchiomycosis

Jamur adalah suatu group organisme yang disebut dengan organisme heterotrop yang membutuhkan bahan hidup atau bahan mati untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Tidak seperti tumbuhan lainnya, mereka tidak mampu membuat makanannya sendiri dengan proses fotosintesis. Jamur berada di mana- mana, baik di air tawar atau air asin, pada suhu dingin atau panas. Jamur dapat menjadi masalah jika ikan mengalami stress akibat sakit, kondisi lingkungan yang buruk, atau nutrisi yang tidak baik. Jamur juga dapat menghambat daya tetas telur ikan.Secara umum, disebut dengan Mycology, dari kata myco dan logy. Myco yang berarti fungi/s (Latin), mykes (Yunani), mashroom/mold (English), atau jamur/cendawan/kapang/khamir.

Ada beberapa istilah tentang jamur, yaitu jamur atau cendawan adalah organisme yang memiliki dinding sel dari kitin atau selulosa, tidak berklorofil, dan membentuk struktur buah (fruiting structure). Kapang adalah organisme yang tidak memiliki struktur hifa yang jelas, sedangkan khamir adalah organisme yang tidak membentuk hifa, tetapi pseudomycelium.

Jamur merupakan organisme yang eukariotik, nonvascular, nonmotil, bereproduksi dengan spora, menyebar melalui angin atau air, memproduksi spora secara seksual dan aseksual, tergantung pada spesies dan kondisi. Seperti halnya tumbuhan, jamur memiliki pergantian generasi, memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin. Bersifat heterotropik, yakni memanfaatkan material organik untuk kehidupannya, tidak berklorofil, sehingga tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Jamur memproduksi exoenzim, menyimpan sediaan makanan dalam bentuk glikogen, membran sel memiliki sterol dan ergosterol sebagai pengganti

Infeksi jamur pada ikan terbagi atas dua kelompok, yaitu infeksi internal dan infeksi eksternal. Penyakit infeksi jamur merupakan infeksi sekunder (oportunistik) yang dapat mengakibatkan trauma, stress, masuknya bahan organik ke dalam perairan, suhu yang ekstrim, penanganan yang buruk, dan infeksi parasit atau bakteri atau virus.

Di Indonesia penyakit oleh jamur eksternal pada ikan air tawar pada umumnya termasuk dalam genus Achlya sp. dan Saprolegnia sp. Genus Aphanomyces yang patogenik, penyebab penyakit EUS (Epizootic Ulcerative Syndrome atau sindrom borok yang menyebar) merupakan infeksi primer yang disebabkan oleh jamur internal, yaitu Aphanomyces invadans. Di Indonesia, EUS diduga muncul sejak tahun 1982 dan pada tahun 1984 diperoleh bukti secara histologis yang diambil dari ikan betutu (Oxyeleotris marmoratus) yang luka (Taukhid et al., 1997).

Branchiomycosis merupakan penyakit jamur internal yang disebabkan oleh jenis jamur Branchiomyces sp. Jamur Branchiomyces sp. Dapat menginfeksi semua jenis ikan air tawar. Penyebarannya dilaporkan masih di Eropa, Taiwan, dan USA. Suhu optimum pertumbuhan jamur Branchiomyces sp. sekitar 20-35 derajat celcius, masa inkubasi 2-4 hari, bergantung suhu. Jamur ini memiliki ketebalan dinding hifa 0,2 um, diameter spora 5-9 um (sanguinis). Ketebalan dinding hifa 0,5-0,7 um, diameter spora 12-17 um (demigrans).

Jamur Branchiomyces sp. memiliki hifa bercabang, aseptat, reproduksi secara syncytium (pembesaran hifa untuk memproduksi aseksual spora). Trigger melimpahnya jamur Branchiomyces sp. berupa bahan organik, kelimpahan alga, oksigen terlarut dan pH yang rendah.Branchiomycosis adalah penyakit cendawan internal yang bersifat per-akut, akut atau kronis pada beberapa jenis ikan air tawar termasuk sidat. Infeksi B. sanguinis biasanya hanya ditemukan pada pembuluh darah dan jarang menginfeksi lamella insang. Spora memproduksi hifa yang berkembang pada filamen dan di dalam pembuluh darah insang ikan, Insang mengalami nekrosis yang disebabkan oleh proses trombosis pada pembuluh darah di insang. Pada stadium lanjut, sering terlihat adanya garis berwarna merah gelap pada filamen insang. Garis tersebut adalah saluran darah yang tersumbat oleh hifa cendawan. (Pusat Karantina Ikan, 2012)
Penyebab : Branchiomyces sanguinis dan B. demigrans .

Bio – Ekologi Pathogen :
• Menginfeksi semua jenis ikan air tawar, dan target organnya adalah insang ikan (filamen dan pembuluh darah di lamella insang). Apabila jaringan dan/atau sel insang mengalami kematian atau lepas, maka spora jamur akan keluar dan menginfeksi inang lainnya.
• Suhu optimum pada kisaran 25 - 31 oC dengan masa inkubasi 2-4 hari (tergantung suhu air).
• Infeksi bersifat kronis hingga akut dengan mortalitas mencapai 100% dalam tempo yang relatif singkat (1-2 minggu).

Gejala klinis :
• Ikan bernafas dengan tersengal-sengal di permukaan air dan malas.
• Insang berwarna merah dan tampak adanya bercak-bercak putih (penetrasi hifa cendawan ke dinding pembuluh darah).
• Insang mengalami nekrosa berat, berwarna merah menghitam dan akhirnya membusuk (gill rot)

Diagnosa :
• Pengamatan secara mikroskopis terhadap keberadaan hifa cendawan dari organ filamen dan pembuluh darah di lamella insang ikan.
• Isolasi pada media cair dan/atau semi solid dan diidentifikasi secara morfometris.


Gambar 1. Ikan rohita (Catla catla) yang terserang penyakit branchiomycosis, insang berwarna merah menghitam.


Gambar 2. Ikan mas (Cyprinus carpio) yang terserang Penyakit branchiomycosis, (lihat bagian insangnya)

Pengendalian :
• Menetralkan kadar keasaman dan/atau alkalinitas air melalui pengapuran.
• Mengisolasi ikan sakit dan/atau membuang ikan yang telah mati.
• Hifa cendawan yang masih terdapat di dalam pembuluh darah organ insang tidak dapat diobati, sedangkan sporanya yang ada dipermukaan tubuh ikan dapat diberantas dengan perendaman menggunakan beberapa desinfektan, antara lain:
- Kalium Permanganate (PK) pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit.
- Formalin pada dosis 100-200 ppm selama 1-3 jam.
- Garam dapur pada konsentrasi 1-10 promil (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60 menit.
- Methylene blue pada dosis 3-5 ppm selama 24 jam.

Referensi
  1. Afrianto E. dan Evi L. 1992.Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius.Yogyakarta. 89 hal.
  2. Daelami D. 2001.Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta 30 hal.
  3. Dalimunthe SY,. ( Januari 2006)., Manajemen Penyakit Ikan (Diktat Kuliah) Universitas Brawijaya,. Malang.
  4. Ghuffran H. dan Kordi K. 2004. Penanggulangan Hama dan Pnyakit Ikan. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta.
  5. Donna Oc, Buku Saku Penyakit Ikan; milis-ipkani@googlegroups.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar