Penyakit ikan biasanya timbul berkaitan dengan lemahnya kondisi ikan yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain penanganan ikan, faktor pakan yang diberikan, dan keadaan lingkungan yang kurang mendukung. Pada padat penebaran ikan yang tinggi jika faktor lingkungan kurang menguntungkan misalnya kandungan zat asam dalam air rendah, pakan yang diberikan kurang tepat baik jumlah maupun mutunya, penanganan ikan kurang sempurna, maka ikan akan menderita stress. Dalam keadaan demikian ikan akan mudah terserang oleh penyakit (Snieszko, 1973 ; Sarig, 1971).
Pada perairan alami, penyakit dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Karena penyakit dapat menyebabkan kekerdilan, periode pemiliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah dan Sehingga dapat mengakibatkan menurunnya atau hilang produksi.
Timbulnya serangan penyakit adalah hasil interaksi yang tidak sesuai antara hospek, kondisi lingkungan dan organisme penyebab penyakit. Interaksi yang tidak serasi tersebut dapat menimbulkan stress pada ikan, nafsu makan menurun, yang selanjutnya menyebabkan mekanisme pertahanan tubuh tidak bekerja secara optimal, akhirnya infeksi dan infestasi penyakit mudah masuk (Afrianto dan Liviawati, 1992).
Kerugian akibat infestasi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian akibat infeksi organisme patogen lain seperti virus dan bakteri, namun infestasi ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme patogen yang lebih berbahaya. Kerugian non lethal lain dapat berupa kerusakan organ luar yaitu kulit dan insang, pertumbuhan lambat dan penurunan nilai jual (Bhakti, 2011).
Untuk mencapai target produksi perikanan sesuai dengan yang diharapkan, berbagai permasalahan menghambat upaya peningkatan produksi tersebut, antara lain kegagalan produksi akibat serangan wabah penyakit ikan yang bersifat patogenik baik dari golongan parasit, jamur, bakteri, dan virus.
Widyastuti et al (2002), menyebutkan penyakit pada ikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu ektoparasit dan endoparasit. Keduanya bersifat merugikan bagi pertumbuhan/perkembangan ikan. Serangan penyakit dapat dideteksi dari suatu jenis parasit yang menyerang ikan, maka perlu adanya identifikasi parasitenis parasit tersebut. Sehingga dapat diketahui cara penanggulangan yang tepat terhadap serangan spesies dari suatu jenis parasit tersebut. Secara fisik, efek negatif yang ditimbulkan dari serangan parasit lebih jelas terlihat pada serangan ektoparasit, sehingga penanganannya relatif lebih mudah.
Pengertian Penyakit
Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab, dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar (eksternal).
Penyebab Penyakit
Penyebab internal antara lain adalah akibat keturunan (genetic) , sekresi internal, imunodefisiensi, kelainan saraf dan metabolik.
Penyakit yang disebabkan oleh faktor eksternal terdiri dari:
1). Penyakit Non infeksius
a. Penyakit akibat lingkungan
Faktor lingkungan sering mengakibatkan kematian yang berlangsung sangat cepat dan tiba-tiba dan mematikan seluruh populasi ikan.
Penyebabnya antara lain adalah :
• Up welling,
• Keracunan akibat peledakan populasi plankton, pestisida/limbah industri, bahan kimia dan lainnya.
• Keracunan nitrit, hasil metabolisma ikan, dan keracunan ammonia karena pemberian pakan yang berlebihan atau bahan organik
• Polutan, yang bersifat racun yaitu Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co
b. Penyakit Malnutrisi
• Kekurangan vitamin A menyebabkan mata menonjol, buta dan terjadi pendarahan pada kulit juga ginjal,
• Kekurangan vitamin B-1 menyebabkan kehilangan nafsu makan, pendarahan dan penyumbatan pembuluh darah
• Kekurangan asam lemak essensial menyebabkan infiltrasi lemak pada kulit dan minimnya pigmentasi pada tubuh ikan.
• Kekurangan vitamin C menyebabkan broken back syndrome seperti scoliosis dan lordosis
c. Penyakit Genetis
Pemicunya adalah adanya faktor genetik terutama karena perkawinan satu keturunan (inbreeding). Akibat dari pemijahan secara inbreeding adalah:
• Pertumbuhan ikan lambat (bantet/kontet) dan ukuran beragam
• Lebih sensitif terhadap infeksi patogen
• Organ tubuh badan yang tidan sempurna serta kelainan lainnya
2). Penyakit Infeksi , disebabkan oleh patogen yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. penyakit jamur
2. penyakit parasit
3. penyakit bakteri
4. penyakit virus
Pengendalian Penyakit
Tindakan pengendalian terdiri dari 3 tindakan yaitu pencegahan, penyembuhan dan pemusnahan (eradikasi). Pada dasarnya tidak semua jenis penyakit dapat diobati seperti jenis virus yang sampai saat ini belum ditemukan cara pengobatannya, maka tindakan pencegahan merupakan alternatif tindakan yang harus dilakukan.
Dalam mengendalikan penyakit, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan dengan pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek sampingan, tindakan pencegahan juga tidak memerlukan biaya yang besar. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai atau pada saat tanda-tanda serangan penyakit mulai terlihat untuk mencegah meluasnya penyakit.
Beberapa upaya yang harus dilakukan dalam rangka pengendalian penyakit secara keseluruhan antara lain :
1. Persiapan lahan/wadah budidaya yang baik: pengeringan, pengapuran, pembalikan tanah dasar dll
2. Desinfeksi semua wadah dan peralatan sebelum dan selama proses produksi;
3. Menjaga kualitas air pemeliharaan tetap pada konsisi yang optimal untuk kehidupan ikan yang dibudidayakan
4. Melakukan penebaran dengan padat tebar yang sesuai untuk mengurangi terjadinya kontak antar ikan secara langsung dan untuk menghindari kanibalisme.
5. Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit seperti burung dan siput dll.
6. Seleksi induk dan benih dengan cara penggunaan benih yang sehat (melalui screening PCR) dan atau telah tersertifikasi;
7. Pemberian immunostimulan dan vitamin C untuk menjaga stamina dan meningkatkan ketahanan tubuh ikan secara rutin selama pemeliharaan;
8. Vaksinasi terhadap induk dan benih untuk meningkatkan kekebalan ikan. Saat ini vaksin untuk beberapa penyakit telah dikembangkan sebagai komoditas komersial. Pengobatan atau penyembuhan merupakan tindakan yang perlu dilakukan apabila alternatif penyembuhan lainnya sudah tidak memberikan hasil yang signifikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pengobatan adalah:
1. Dosis dan waktu pengobatan harus tepat (sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam label);
2. Pengobatan dapat dilakukan secara langsung pada ikan sakit atau melalui pakan dengan menggunakan obat yang sudah terdaftar;
Referensi:
- Hadiroseyani, Y. 1998. Metoda Dianogsa Parasit Ikan. Fakultas Perikanan, IPB.Bogor.
- Munajat A. dan Budiman, N. S.2003.pestisida Nabati untuk Penyakit Ikan.Penebar Swadaya. Jakarta. 87 hal.
- Susanti. I. 2004. EfektifitasPenggunaan Formalin Terhadap Dinoflagellata ikan Baronang (Siganussp). Skripsi. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan perikanan Universitas Hasanuddin Makasar.
- Zonneveld, N., E.A. Huisman dan J. H. Boon, 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan., Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
- Ghufran M. Kordi H. Panggulangan K,. 2004, .Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Bina Adiaksara. Jakarta.
- Donna Oc, 2017, Buku Saku Penyakit Ikan; milis-ipkani@googlegroups.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar