Kamis, 17 Juni 2021

Penyakit Ikan - Cryptocaryasis

Parasit adalah suatu organisme lebih kecil ruang hidup dan menempel pada tubuh organisme yang lebih besar yang disebut host. Keberadaan parasit dalam tubuh host dapat bersifat sebagai parasit sepenuhnya dan tidak sepenuhnya sebagai parasit. Hal tersebut tergantung dari jumlah, jenis, tingkat kesakitan yang ditimbulkan oleh parasit serta ketahanan tubuh dan nutrisi dalam tubuh host. Hubungan host dan parasit dapat bersifat simbiosis, mutualisme, parasitis, dan parasitosis (Bowmans, 1999).Parasit-parasit yang dapat mendatangkan kerugian kepada induk semangnya biasanya dengan beberapa cara antara lain menghisap darah, cairan limfe, memakan jaringan padat secara langsung, menyebabkan penyumbatan secara mekanis pada usus, saluran empedu, pembulu darah, menghancurkan sel- sel tubuh dengan berlangsungnya pertumbuhan didalamnya, memproduksi subtansi bearcun seperti hemolisin, merangsang pertumbuhan kanker dan juga menurunkan induk semangnya terhadap penyakit lain dan parasit (Levine, 1990).

Parasitologi adalah suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes,arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, serta patologi dan epidemeologi penyakit yang ditimbulkannya (Bowman, 1999).

Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada suatu golongan benda atau komponen tertentu. Identifikasi memiliki tugas untuk membedakan komponen- komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana (Nawawi, 1996).

Infeksi yang terjadi pada ikan karena serangan parasit merupakan masalah yang cukup serius dibanding dengan gangguan yang disebabkan oleh faktor lain. Sebab parasit bisa menjadi wabah bila diikuti oleh infeksi sekunder. Kolam yang tidak terawat merupakan tempat yang baik bagi organisme penyebab infeksi penyakit yang mungkin telah ada pada kolam atau juga berasal dari luar. Selama kolam terjaga dengan baik serta lingkungan yang selalu mendapat perhatian, parasit dalam kolam maupun yang diluar tidak akan mampu menimbulkan infeksi (Afrianto dan Liviawaty, 1992).

Kematian karena parasit biasanya berjalan lambat dan bertahap. Gejala biasanya dapat dilihat dengan mata, oleh karena itu infeksi yang disebabkan oleh parasit dapat langsung diketahui di lapangan. Parasit-parasit yang hidup dapat menyebabkan efek yang berbeda terhadap inang yang berbeda. Parasit dapat dijumpai pada tempat atau bagian tubuh tertentu dari inang. Parasit yang hidup pada bagian permukaan tubuh ikan (kulit, sirip, insang) disebut ektoparsit dan sedangkan parasit yang hidup pada tubuh internal ikan dan otot daging disebut endoparasit (Lukistyowati, 2005)

Menurut Widyastuti et al (2002), pada umunya tiap jenis parasit mempunyai inang tertentu (inang spesifik). Spesifik ini sangat jelas pada jumlah besar parasit ikan. Parasit yang menyerang ikan dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu :

1. Ektoparasit
Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya ditubuh ikan bagian luar seperti pada kulit, sirip, sisik, anus, mata, operculum dan insang. Ektoparasit khususnya merupakan kelompok besar organisme patogen didaerah iklim sedang dan daerah tropis. Ektoparasit yang sering menyerang atau menyebabkan kematian pada ikan budidaya maupun ikan aqurium antara lain : ichthyophthirius multifilis, Trichodina sp, Oodum sp, Gyrodactilus sp, Dactilogyrus sp dan Lerneae.

a. Gyrodactyliasis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit helmin yang termasuk kedalam kelas monogenia, Sub klas Polyonchoinea, ordo Gyrocylidea, dan famili Gyrodactylidae. Parasit ini ditemukan pada kulit dan sirip ikan. Bentuk tubuhnya kecil dan memanjang (oval), bagian posterior terdapat ophisthaptor dengan 16 kait tepi dan sepasang kait tengah (anchor), serta tidak mempunyai bintik mata, pada ujung anterior terdapat dua tonjolan/cuping.

b. Dactylogyriasis
Penyebab penyakit ini adalah cacing golongan Monogenia, genus Dactylogyrus. Biasanya parasit ini bersama-sama dengan Gyrodactylus menyerang benih ikan mas terutama yang berukuran 3 – 10 cm. Infeksi parasit ini biasanya tidak fatal, kecuali bila intensitas penyerangan sangat tinggi.

Parasit ini memiliki ciri khas yaitu; bentuk tubuh pipih dorsoventral dan bilateral simetris, mempunyai ophistaptor yang dilengkapi dengan 14 kait tepi dan sepasang kait pusat (anchor), warna transparan, mempunyai bintik mata 2 pasang, panjang tubuh 1 – 2 mm, pada bagian anterior mempunyai empat lekukan.

2. Endoparasit
Endoparasit adalah parasit yang hidupnya di organ dalam tubuh ikan seperti: saluran pencernaan, hati, otot dan darah. Endoparasit yang sering menyerang ikan adalah : parasit dari phylum tremotoda (Sanguinicola Sp), dan phylum Plathihelminthes (Lytocestus sp).

a. Sanguinicolosis
Penyebabnya adalah parasit trematoda yang ditemukan didarah ikan. Cacing dewasa hidup didarah ikan tanpa memiliki succer, bahkan berenang aktif dengan cara gerak bergelombang didalam tubuh. Banyak ditemukan di jantung, dan pembulu darah di insang. Ikan yang terenfeksi akan terlihat inang berwarna pucat atau lembaran insang tembus cahaya. Selanjutnya penggerakan menjadi lambat.

b. Lytocestusiasis
Penyebabnya adalah parasit Plathyhelmintes, kelas Cestoidea, genus Lytocestus, spesies Lytocestus parvulus. Biasanya menyerang usus ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ciri-ciri dari parasit ini adalah; tubuh pipih memanjang dorsoventral dan berbentuk seperti pita.

Penyakit parasitik dapat berupa trematoda insang dan kulit, trematoda insang, trematoda kulit, Cryptocaryasis, Oodiniasis dan Trichodiniasis. Untuk obat-obatan dan bahan kimia yang dipakai sebaiknya menggunakan yang telah terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Cryptocaryasis (Marine White Spot)

Penyebab : Cryptocaryon irritans
Bio – Ekologi phatogen :
• Berbentuk bulat atau oval berukuran antara 0.3-0.5 mm, dan memunyai silia.
• Bersifat obligat parasitik (memiliki karakter biologi yang hampir sama dengan parasit “Ich”)
• Sangat ganas, pada infeksi berat dapat mematikan hingga 100% dalam tempo beberapa hari
• Menginfeksi jenis ikan budidaya air laut (kerapu, kakap, baronang, dll.) terutama ukuran benih, meskipun ukuran dewasa juga rentan apabila kekebalan tubuhnya merosot

Gejala Klinis :
• Nafsu makan menurun, kurus, warna tubuh gelap, gelisah, lesu dan lemas
• Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya
• Frekwensi pernapasan meningkat (megap-megap), mendekat ke air masuk
• Bintik-bintik putih atau kecoklatan di sirip, kulit atau insang, produksi mukus berlebih, dan sirip menguncup
• Pada infeksi berat, bintik-bintik putih atau nampak seperti salju yang disertai pendarahan, dan mata buram hingga menyebabkan kebutaan
• Infeksi sekunder oleh bakteri akan memperparah kondisi kesehatan hingga mempercepat proses kematian.

Diagnosa :
• Pengamatan secara visual terhadap adanya bintik putih (parasit) pada kulit, sirip dan insang ikan
• Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.


Gambar 2. Ikan kerapu yang terinfeksi parasit Cryptocaryon irritans, bintik-bintik putih tampak di seluruh permukaan tubuh ikan


Gambar 2. Insang ikan yang dipenuhi oleh infestasi parasit Cryptocaryon irritans

Pengendalian :
• Mempertahankan suhu agar selalu > 29o C
• Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit sebanyak 2-3 kali dengan interval 2-3 hari.
• Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit dapat dilakukan melalui perendaman dengan menggunakan:
- Air bersalinitas rendah (0-8 promil) selama beberapa jam (tergantung spesies dan ukuran), dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3 hari
- Larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari
- Larutan kupri sulfat (CuSO4) pada dosis 0,5 ppm selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat, dan air harus diganti setiap hari.
- Larutan formalin 25-50 ppm selama 12-24 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari


Referensi
  1. Anonim., 1983. Petunjuk Ringkas Cara Penanggulangan Penyakit Parasit dan Bakterial pada Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.
  2. Donna Oc, Buku Saku Penyakit Ikan; milis-ipkani@googlegroups.com
  3. Fardi Kallang, 2019, https://www.kompasiana.com/fardikallang/pengendalian-penyakit-parasit-pada-ikan
  4. Prayitno, Budi; A.Sarono; Widodo;N.Thaib; S.Hariyanto; E.B.Sri Haryani; W.Novianti, dan S.Wardani., 1996. Deskripsi Hama dan Penyakit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Udang. Kerjasama Pusat Karantina Pertanian dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Semarang.
  5. Yuasa, Kei; N.Panigoro; M.Bahnan, dan E.B.Kholidin., 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan. Teknik Diagnosa Penyakit Ikan Budi Daya Air Tawar di Indonesia. Balai Budi Daya Air Tawar, Jambi. Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar